DOSEN PENGAMPU :
WENY NURWENDARY,SE,M.Pd
NAMA MAHASISWA :
Winni rahmayani depari (7202442007)
MEDAN 2020/2021
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmatnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunaan makalah ini atas pemenuhan tugas makalah Mata kuliah
perencanaan pembelajaran akuntansi dalam bentuk maupun isinya sederhana.semoga tugas ini
dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedomanbagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca khusus nya saya sebagai mahasiswa , sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepanya dapat lebih baik dan dapat belajar dalam
mengerjakan tugas CBR dengan baik
Tugas ini saya akui masih banyak kekurangan karna pengalaman yang saya miliki sangat
kurang.oleh karna itu saya harapkankepada pembaca untuk memberikan masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehinga tugas- tugas CBR saya lebih baik
sebelumnya
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................3
1.1 Latar belakang.............................................................................................................. 3
1.2 Manfaat critical book review ....................................................................................... 3
1.3 Tujuan critical book review ......................................................................................... 3
2
BAB I
PENDAHULU
A. Latar belakang
Rasionalisasi Pentingnya CBR Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita
baca dan pahami. Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan kita.
Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan penerapan pasal-pasal yang mengatur
tentang Perencanaan pembelajaran di perguruan tinggi , oleh karena itu penulis membuat
Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih referensi,
3
BAB II
IDENTITAS BUKU
A. Definisi Perencanaan
Rumusan baru tentang perencanaan yang diambil dari beberapa rumusan dapat dikatakan
bahwa Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan
dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan
yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4
B. Perencanaan Pembelajaran
Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya
untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi
dengan guru sebagai sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber
belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh
karena itu, pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan
siswa”, dan bukan pada “ apa yang dipelajari siswa”.
D. Komponen-komponen system
Bagian suatu system yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan
system disebut komponen. Komponen yang melakukan proses transformasi disebut
subsistem, karena masing – masing bagian atau komponen itu sesungguhnyaadalah suatu
system pula.
5
Semua komponen dalam system pembelajaran haruslah saling berhubungan satu sama lain.
Penggabungan yang menimbulkan keterpaduan ini berdasarkan pada hokum Gestalt yang
menyatakan bahwa suatu keseluruhan itu mempunyai nilai atau kemampuan yang lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan jumlah bagian-bagian.
G. Proses Transformasi
Proses yang mengubah masukan (input) menjadi hasil (output). Hasil yang dikeluarkan oleh
suatu system kepada sebuah atau beberapa system lainnya sebagai masukan yang akan diproses
lebih lanjut, dan berlangsung secara berkesinambungan melalui tahapan transformasi.
Titik awal upaya memperbaiki kualitas pembelajaran diletakkan pada proses pembelajaran
atau pada metode pembelajarannya. Manipulasi variabel metode dalam interaksinya dengan
variabel kondisi pembelajaran akan menentukan kualitas hasil pembelajaran.
A. Metode Pembelajaran
Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
6
• Daya Tarik (appeal)
AND CARREY
A. Pendahuluan
Sebagai seorang tenaga pengajar (guru), aktivitas kegiatannya tidak dapat dilepaskan
dengan proses pengajaran. Proses pengajaran merupakan suatu proses yang sistematis,
yangtiap komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar anak didik. Desain
Pembelajaran Menurut Dick and Carrey Model pengajaran Dick and Carry (1985) dapat
disajikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
A. Pendahuluan
Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
7
• Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat Pokok
bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas
terlalu mendalam atau terlalu singkat.
• Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat disajikan dalam
setiapjam pelajaran.
• Guru dapat menetapkan urutan atau rangkaian materi pelajaran secara tepat
(memudahkan siswa mempelajari isi pelajaran)
• Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi mengajar yang
paling cocok dan menarik
• Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun
bahan dalam keperluan belajar
• Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar
• Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan
hasil belajar tanpa tujuan jelas
B. Arti Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan
dan keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.
8
C = Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat
dicapai
Paling tidak ada tiga (3) jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran,
yaitu:
Strategi pengorganisasian pembelajaran secara khusus merupakan fase yang amat penting
Dalam rancangan pengajaran, Synthezing akan membuat topic-topik dalam suatu bidang
studi menjadi lebih bermakna bagi siswa
PEMBELAJARAN
Teknologi pembelajaran adalah penerapan secara sistemik dan sistematis strategi dan
teknik yang diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu yang bersifat fisik serta
pengetahuan lain untuk keperluan pemecahan masalah pembelajaran. Salah satu isu yang
berkenaan dengan bidang garapan ini adalah siapakah yang menjadi sasaran layanan
teknologi pendidikan ? bagaimana model layanan yang cocok diberikan kepada sasaran ?
bagaimana karakteristik yang dilayani ? bagaimana mendesain layanan yang diberikan
pada sasaran layanan?
9
Dalam kawasan teknologi pendidikan terdapat lima (5) kawasan yang menjadi bidang
garapan penelitian.
C. Karakteristik Siswa
Variabel ini didefinisikan sebagai aspek – aspek berupa bakat, minat, sikap, motivasi
belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah
dimilikinya. Aliran Behaviorisme kaitannya dengan Karakteristik Siswa Aliran perilaku
stimulus dan respon (S – R) adalah suatu aliranperilaku yang menekankan antecendent
sebagai penyebab dari perilaku yang umumnya disebut metodologi aliran perilaku (Skiner,
1974). Salah satu aspek yang berbeda dari pendekatan metodologi behavioris adalah pada
permintaan untuk data – data eksperimental (manipulative) untuk membenarkan setiap
interpretasi dari perilaku adalah sebab akibat. Observasi secara alamiah, pengalaman
pribadi, penilaian harus berdasar pada bukti-bukti untuk mendukung setiap penjelasan
secara psikologis. Formula ini berarti bahwa setiap pendengar harus membuat respons yang
tepat ketika ada rangsangan (stimulus) yang tepat dan ketika terdapat suatu kondisi yang
diperlukan.
Kibler dkk (1974) mencatat ada banyak dasar-dasar yang rasional untuk menggunakan
Desain Saat Ini dan Model Penyampaian PSI (Personalized System of Intructional) Ada 5
karakter PSI, yaitu :
10
➢ Menyusun sendiri kecepatan belajarnya
➢ Guru sebagai motivator
➢ Menggunakan kata-kata tertulis
➢ Ketepatan Mengajar (Precision Teaching)
Suatu metode yang lebih menekankan monitoring kegiatan belajar di dalam kelas. Guru
yang tepat menjadi lebih lancer, akurat, dan cepat kinerjanya, suatu tujuan yang dapat
Lawrence Shapiro (1997), kecerdasan emosional anak dapat dilihat pada (a) keuletan,
(b)optimism, (c) motivasi diri, dan (d) antusiasme. Kecerdasan emosional pengukurannya
bukan didasarkan pada kepintaran seorang anak, tetapi melalui suatu yang disebut
dengan karakteristik pribadi atau “karakter”.
B. EQ Versus IQ
Korteks, yaitu bagian otak yang digunakan untuk berpikir. Kadang-kadang disebut
neokorteks sebagai bagian yang berbeda dari bagian otak yang mengurusi emosi yakni
system limbic (hippocampus), tetapi sesungguhnya hubungan antara kedua bagian inilah
yang menentukan kecerdasan emosional seseorang. Korteks terdiri atas empat lobus
(belahan otak), dan kerusakan pada lobus tertentu akan menyebabkan masalah tertentu
pula. Adapun belahan otak tersebut adalah: Lobus Oksipitalis terletak dibagian belakang
11
kepala merupakan bagian otak yang mengendalikan penglihatan. Lobus Temporalis
terletak tepat dibelakang telinga dikedua sisi kepala, kerusakan bagian ini akan
menyebabkan masalah pada memeori jangka panjang. Menjadi Orang Tua Ber – EQ
Tinggi Hasil penelitian mengungkapkan bahwa hubungan yang terbuka dan saling
menyayangi dengan anak akan memberikan efek jangka Panjang berupa meningkatnya
citra diri, keterampilan menguasai situasi, dan mungkin Kesehatan anak. Bagi anak – anak
dibawah 9 tahun, Barkley menganjurkan agar orang tua menetapkan wkatu khususu untuk
berpartisipasi dengan anak-anaknya dalam kegiatan bermain. Selama waktu itu orang tua
harus menciptakan suasana yang tidak menuntut penilaian tetapi menarik, menggairahkan,
dan menunjukkan penerimaan.
Ada dua kelompok emosi, yaitu: Emosi Negatif, sifatnya dapat memitivasi anak-anak
untuk belajar dan mempraktikan perilaku prososial, termasuk (a) takut dihukum, (b)
kekhawatiran tidak diterima oleh orang lain, (c) rasa bersalah bila gagal memenuhi harapan
seseorang, (d) malu bila berbuat sesuatu yang tidak dapat diterima orang lain.
Emosi Positif akan membentuk moral anak, adalah empati dan apa yang disebut dengan
naluri pengasuhan, yang meliputi kemampuan untuk menyayang.
Salah satu unsure dari emosional adalah empati. Empati merupakan suatu sikap
kepribadian seseorang dimana seseorang mampu menempatkan diri dalam posisi orang
lain.
Keterampilan memahami sesuatu dengan perspektif orang lain ini memungkinkan seorang
anak mengetahui kapan bias mendekati teman yang sedih dan kapan membiarkannya
sendiri.
Hal yang perlu diingat dalam keterampilan EQ ini adalah : Ajarkan nilai kejujuran kepada
anak sejak mereka masih muda dan konsisten dengan pesan anda waktu usia mereka
12
bertambah. Pemahaman anak mengenai kejujuran bias berubah, tetapi pemahaman anad
jangan berubah. Anda dapat menjadikan kejujuran dan etika sebagai bahan perbincangan
sejak anak masih sangat muda dengan memilihkan buku-buku dan video untuk menikmati
bersama anak, memainkan permainan kepercayaan, dan memahami berubahnya kebutuhan
anak atas privasi.
Rasa Malu dan Rasa Bersalah Membuat anak merasa malu atas perbuatan anti sosialnya
merupakan cara yang manjur untuk mengubah perilaku ini. Emosi negative rasa malu dan
rasa bersalah dapat dimanfaatkan secara konstruktif untuk membentuk perilaku moral
anak:
1. Perkembangan Emosional
Teori Freudianisme dan teori psikobiologi menekankan pada perlunya peran ego dalam diri
setiap individu. Jika ego lemah, emosi akan mudah terpicu sehingga dapat melakukan hal-
hal yang melanggar batas.
2. Perkembangan Mental
13
Mental ada kaitannya dengan daya inteligensi. Jika seseorang mempunyai daya inteligensi
yang tajam dan dapat menilai realitas, ia semakin mudah untuk menyesuaikan diri dengan
masyarakat, dan sebaliknya.
3.Anomi
Masa anomi ditandai dengan ditinggalkannya keadaan yang lama dan mulai menginjak
dalam keadaan yang baru. Sebagai ukuran orang akan menjadi anomi (kebingungan)
adalah (a) di kala ia berhadapan dengan suatu kejadian atau perubqahan yang belum pernah
dialaminya, dan (b) di kala ia berhadapan dengan situasi yang baru, ketika harus
menyesuaikan diri dengan cara-cara yang baru pula.
Proses emosi dapat dijelaskan dari proses fisiologik, yaitu terjadinya perubahan dalam diri
(visceral change)akibat dipengaruhi system saraf autonomic, kelenjar endokrin, dan system
saraf pusat. Hypothalamus bekerja mengontrol system saraf autonomic, selanjutnya
mengawali dan memulai terjadinya kondisi dasar dan emosi. Cerebral Cortex bertindak
sebagai penggerak perbuatan emosi yang keadaannya tidak teratur. Perubahan dalam reflek
kulit Galvanis – GSR ( Galvanis Skin Reflex), sirkulasi ( tekanan darah, perubahan kimiawi
dan distibusinya), aktivitas “Gastrointensinal”(panas badan), respirasi/berkeringat,
berdirinya bulu kuduk, ukuran pupil matadan sebagainya Kondisi bangkitnya
(Arousal State) emosi dan motivasi sangat mirip satu sama lainnya. Proses Cerebral
mempersepsi situasi dan menafsirkan sensasi selalu berbasis pada keadaan lingkungan.
Takut dan Marah, merupakan akibat dari proses fisiologik berbeda. Saat takut, adrenalin
berada pada aliran darah, respirasi meningkat, reflex kulit galvanis menurun dan tekanan
pada otot-otot terjadi dalam waktu singkat. Saat marah, nonadrenalin dibawa kealiran
darah, meningkatnya reflex skin galvanis, berkurangnya respirasi, tekanan otot menyeluruh
dan terjadi tekanan darah yang meningkat.
14
A. Pendahuluan
Aspek evaluasi sering diabaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar.jika membuat alat
evaluasi apakah memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Evaluasi hasil belajar merupakan proses mulai dan menentukan objek yang diukur,
mengukurnya, mencapai hasil pengukuran, mentransformasikan ke dalam nilai,
dan mengambil keputusan lulus tidaknya seseorang, efektif tidaknya guru mengajar atau
baik- buruknya interaksi antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar.
Suatu ujian dikatakan bermutu baik apabila ujian tersebut: Menguji apa yang hendak diuji.
Dengan perkataan lain, rancangan ujian harus relevan dengan fungsi evaluasi
yang diinginkan. Terdiri atas serangkaian soal ujian yang baik ( valid, relevan,
spesifik, representative dan seimbang)
Apapun materi yang diujikan, hakikatnya didasarkan pada materi perkuliahan dan buku
bacaan wajib serta sejumlah handout yang dibagikan. Struktur soal harus representative,
seimbang dan relevan dengan sasaran belajar. Perlu dibuat kisi-kisi spesifikasi soal untuk
tingkat kemampuan belajar, membuat pembobotan soal dan transformasi angka ke nilai.
E. Kriteria Evaluasi
15
• Validitas Isi, mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan isi pelajaran
yang diberikan Validitas Konstruksi, butir-butir soal membangun tes tersebut
mengukur setiap aspe berpikir sesuai tujuan instruksional khusus.
• Validitas “ada sekarang” , hasilnya sesuai dengan pengalaman.
• Validitas Prediksi, mampu meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang.
• Reliabilitas Instrumen
• Jenis Paralel, dua buah tes yang memiliki kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan
susunan,tetapi soalnya berbeda.
• Jenis Tes Ulang, jenis ini dilakukan untuk menghindari penyusunan dua seri test
• Jenis belah dua, jenis ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan
Sekali lagi
Seperangkat ini perlu disiapkan dengan tujuan pembelajaran yang jelas dan dapat
dilaksanakan sesuai kondisi setempat, secara konkrit dapat diukur sampai seberapa
jauh tujuan yang ditentukan tercapai.
16
PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan
B. Esensi KBK
• Guru dan siswa bersifat toleran dalam PBM
• Guru dan siswa belajar bersama menggali potensinya masing – masing secara
optimal.
• Guru harus mampu mengejawantahkan potensi diri dan bakat peserta didik. Guru
• harus mampu menyusun rencana pembelajaran yang mampu membangun,
membentuk serta aplikatif dalam kehidupan.
• Guru harus mampu mengubah dirinya sendiri
• Pendekatan yang dilakukan adalah konstruktivisme
• Sekolah berkewajiban menyelenggarakan bimbingan dan konseling
• Koordinasi antar personil dan kerjasama secara rutin berkesinambungan perlu
dijalin untuk mewujudkan peran guru.
C. Kompetensi yang diharapkan dalam Pembelajaran
17
• Evaluasi hasil penelitian
• Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya
• Pelaporan hasil penilaian
• Laporan untuk siswa dan orang tua
• Laporan untuk sekolah
• Laporan untuk masyarakat
• Pemanfaatan hasil penilaian
• Untuk siswa
• Untuk orang tua
• Untuk guru dan kepala sekolah
18
BAB II : KONSEP PENDEKATAN SISTEM DALAM PENGAJARAN
Pada bab ini menjelaskan sistem pengajaran dan komponen-komponen sistem
pengajaran dikemukakan oleh umar hamalik yang meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sitam pengajaran adalah suatu
kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi material, fasilitas,
perlngakapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai sesuatu tujuan serta
sebagain panduan dalam rangka perencanaan dan penyelenggaraan pengajaran. Sistem
pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsurmanusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untukmencapai suatu
tujuan. Sistem pengajaran dapat dilaksanakan dalam bentuk membaca buku, sistem belajar
dikelas atau disekolahan, diperguruan tinggi, atau disebuah kota. Sistem pengajaran
senantiasa ditandai oleh organisasi dan interaksi antar komponen dan mendidik siswa
Dengan demikian pendekatan sistem dalam pengajaran merupakan kebiasaan dalam
memandang benda atau peristiwa dalam hidup sebagai sistem yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang diawali dengan pemahaman dan pengetahuan tentang teori
umum sistem, filosofi sistem serta kemampuan keterampilan dalam menganalisis serta
melakukan sintesis sistem yang merupakan suatu paduan dalam rangka perencanaan dan
penyelenggaraan pengajaran.
Terdapat dua ciri pendekatan sistem pengajaran yaitu:
• Pendekatan sistem pengajaran merupakan suatu pemikiran-pemikiran tertentu yang
memberi arah kegiatan belajar mengajar.
• Pendekatan sistem pengajaran merupakan metodelogi khusus yang digunakan
untuk mendesain sistem pengajaran.
Adapun manfaat pendekatan sistem, diantaranya: (a) Melalui pendekatan sistem, arah dan
tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas (b) Pendekatan sistem menuntun
guru pada kegiatan yang sistematis (c) Pendekatan sistem dapat merancang pengajaran
dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumberdaya yang tersedia. (d) Pendekatan
sistem dapat memberikan umpan balik
19
Pada bab ini menjelaskan sistem instruksional adalah semua materi (konsep)
pembelajaran dan metode yang telah diuji dalam praktek yang dipersiapkan untu
mencapai tujuan dalam keadaan yang sebenarnya (Baker, 1971:16). Hal ini menunjukkan
bahwa materi pembelajaran yang akan guru sampaikan kepada warga belajar harus materi
yang telah teruji validitas dan reliabelnya. Materi pembelajaran yang valid dan reliabel
akan sangat mendukung pencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Di
samping itu, walaupun materi pembelajaran sudah valid dan reliabel, tetapi kalau cara
penyampainnya kurang baik, besar kemungkinan tujuan tidak akan tercapai. Oleh karena
itu, diperlukan cara penyampaian atau cara pembelajarannya, yaitu metode yang telah teruji
pula, yang memungkinkan dapat digunakan dengan baik pada pelaksanaan
pembelajaran
. Adapaun model - model Pengembangan Sistem Instruksional , secara garis besar dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
20
Pola instruksional menempatkan dimana dosen/guru mempunyai kedudukan ebagai
satu-satunya sumber belajar dalam sistem instruksional tetapi seiring berkembangnya
waktu, pola isntruksional ini mulai menggunakan sumber berupa media yang dipersiapkan
secara khusus oleh para dosen/guru. Pada bab ini menjelaskan ada beberapa model dalam
pengembangan instruksional, yaitu seperti: model pengembangan instruksional Briggs,
Banathy, PPSI, Kemp, Gerlach dan Ely, serta IDI. Pengembangan instruksional memiliki
tujuan dan fungsi, yaitu: Tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan sistem
instruksional yang efektif dalam rangka perbaikan pengajaran pendidikan. Sedangkan
fungsi dari pengembangan instruksional dalam belajar mengajar yaitu: Sebagai pedoman
bagi guru/dosen dalam melaksanakan proses belajarmengajar, pedoman dalam
mengambil keputusan instruksional, Sebagai alat pengontrol/evaluasi dan sebagai
balikan (Feed back) bagi guru tentang keberhasilan pelaksanaan belajar-mengajar.
Tujuan instruksional merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan dalam sistem undang
dasar 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Gambaran tentang ciri ciri kedewasaan
yang perlu dikembangkan pada anak didik dapat ditemukan dalam penentuanperumusan
mengenai tujuan pendidikan, baik pada taraf nasional maupun taraf pengelolaan
institusi pendidikan. Perumusan suatu tujuan pendidikan yang menetapkan hasil yang
harus diperoleh siswa selama belajar, dijabarkan atas pengetahuan dan pemahaman,
keterampilan, sikap dan nilai yang telah menjadi milik siswa. Adanya tujuan tertentu
memberikan arah pada usaha para pengelola pendidikan dalam berbagai taraf pelaksanaan.
Dengan demikian usaha mereka menjadi tidak sia sia karena bekerja secara profesional
dengan berpedoman pada patokan yang jelas. Perumusan tujuan Instruksional dalam desain
pembelajaran merupakan perumusan yang jelas dimana memuat pernyataan tentang
kemampuan dan tingkah laku peserta didiksetelah mengikuti suatu program pengajaran
tertentu untuk satu topik atau subtopik tertentu.
Dalam merumuskan tujuan instruksional, harus menetapkan jenis hasil belajar yang dapat
dibedakan menjadi tiga domain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotorik.Tujuan
instruksional ini dapat dibedakan menjadi tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan
instruksional khusus (TIK). Dalam merumuskan tujuan instruksional khusus hendaknya
21
harus mencakup unsur-unsur/komponen yang dikenal dengan singkatan ABCD (Audience,
Behavior, Condition, Degree).
Setiap TIK yang hendak dicapai menuntut prasyaratan kemampuan internal yang harus
dimiliki yang berupa salah satu dari lima hasil belajar (informasi verbal, kemahiran
intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan sikap dan motorik). Analisis tugas
belajar dikemukakan oleh Gagne karena menyangkut penyelidikan terhadap komponen
yang mungkin terdapat dalam tujuan instruksional dalam aspek jenis perilaku dan dalam
aspek isi terutama tentang pemahaman dan pengetahuan. Unsur pemahaman
menunjukkan pada konsep / dasar dan unsur pengetahuan menunjukkan pada informasi
verbal. Kedua unsur kiranya mutlak diperlukan karena tanpa pemahaman dan
pengetahuan yang memadai sulit memperoleh sikap yang mantap.
22
• Materi pelajaran mengandung segi-segi etik
• Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis
Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli dan
masyarakat Sebelum menentukan materi pembelajaran, terlebih dahulu perlu di
identifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai
peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan
kompetensi dasarmemerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan
pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah atif
23
sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai
tujuan tertentu.
Dalam merencanakan media pembelajaran tersebut, kita perlu memperhatikan kriteria
dan pertimbangan-pertimbangan dalam memilih media pembelajaran. Kriteria
pemilihan media, meliputi: tujuan, keterpaduan (validitas), keadaan peserta didik,
ketersediaan, mutu teknis dan biaya. Sedangkan pertimbangan-pertimbangan yang
perlu diperhatikan, yaitu pertimbangan produksi, pertimbangan peserta didik,
pertimbangan isi dan pertimbangan guru Terdapat dua pendekatan dalam memilih
media, yaitu pendekatan langsung (media jadi) dan pendekatan rancangan, melalui
tiga model, yaitu: model flowchart, model matriks danmodel checklist.
24
BAB IX : PENYUSUNAN SATUAN PELAJARAN
Pada bab ini untuk mencapai penyusunan satuan pelajar ini perlu ada penegasan
kembali dan penyederhanaan dalam hal Rencana mengajar atau persiapan mengajar
atau lebih dikenal dengan satuan pelajaran adalah program kegiatan belajar mengajar
dalam satuan terkecil Secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan
pelajaran adalah sebagai berikut :
• Identitas mata pelajaran
• Kompetensi dasar dan indicator
• Materi pokok
• Media yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
• Strategi pembelajaran
• Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi :
1. Kegiatan awal
2. Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal.
3. Menciptakan kondisi awal pembelajaran melalui upaya :
4. Kegiatan inti
• Penutup
Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut . tujuannya adalah untuk
mengetahui ingkat keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang dilakukan.
Berbagai contoh bentuk penilaian antara lain : tes, tes tulis, kinerja, penugasan
tergantung aspek apa yang akan diukur.
• Sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai
25
BAB III
PEMBAHASAN
26
intisarinya (tidak bertele-tele). Pada buku pembanding kedua buku ini
adalah bahan ajar (modul) mata kulaih perencanaan pembelajaran dan
buku ini juga menggunakan tata bahasa yang mudah untuk dipahami oleh
pembaca pemula seperti saya
3.2 KELEMAHAN/KEKUARANGAN BUKU
3.2.1 Buku utama
• bahasa yang digunakan juga agak rancu pada buku utam atau dengan kata
lain bahasa yang digunakan dalam penjelasan dari buku pembanding lebih
mudah dipahami oleh pembaca
• Dalam buku uatama pembahasan terjadi lompatan atau tidak runtun dari
sistematika penyusunan
• Buku utama langsung pada contoh dan tidak banyak menjelaskan mengenai
per elemen. Sedangkan buku pembanding menjelaskan terlebih dahulu
setiapa elemen hingga rinci dan setelah itu baru diberikan contoh
3.2.2 Buku pembanding
• Kelemahan pada buku utama terdapat pada pembahasan yang banyak dan
bertele-tele tidak pada intisarinya terus.
• pada buku pembanding pertama refrensi pembanding hanya sedikit,
buku ini tidak memberi pengatar pembahasan pada materi awal dan juga
tidak membahas materi pendekatan sistem dalam kegiatan
pembelajaran/pengajaran dan penggunaan bahasa yang masih salah eja atau
salah ketik dan pembahasan tidak mencatum pendapat oleh para ahli. Pada
pembanding kedua, buku ini tidak memuat daftar pustaka dari kutipan yang
termuat di dalamnya.
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Buku karangan Elliot Masie yang berjudul Perencaanaan Pembelajaranoleh
penulis Prof.Dr.Hamzah B.Uno, M.Pd ini sudah mempunyai tujuan yang bagus
dan sangat membangun untuk pembaca. Setelah membaca buku ini maka para
pembaca akan mendapat ilmu pengetahuan dan informasi yang peting dan
sangat berguna dan bermanfaat bagi dirinya yang belum diketahui
sebelumnya.Namun masih ada kekurangan dalam buku ini seperti penggunaan
bahasa yang kurangtepat dan beberapa kesalahan kalimat. Begitu pula dengan
peletakan tanda bacanya juga masih banyak yang kurang tepat lagi. Buku ini
juga tidak mempunyai rangkuman dan juga latihan sehingga pembaca tidak bisa
mengukur sejauh mana telah memahami materi yang telah ia kuasai.Jadi, apa
yang menjadi keunggulan ini maka hendaknya di tingkatkan lagagar kualitas
buku ini semakin meningkat dan para pembaca semakin semangat untuk
membacanya beberapa tahun kedepannya. Dan apa yang menjadi kelemahan
dari buku ini hendaknya diperbaiki agar kesempurnaan buku ini tercapai
4.2 SARAN
Setiap buku memiliki kelebihan dan kekurangan masing asig di setiap bukunya
saran penulis bahwa buku utama lebih cocok digunakan untuk mahasiswa
28