Anda di halaman 1dari 29

CRITICAL BOOK REVIEW (CBR)

MATA KULIAH : PERENCANAAN PEMBELAJARAN


AKUNTANSI

DOSEN PENGAMPU :

WENY NURWENDARY,SE,M.Pd

EFFI ASWITA LUBIS,Dra,M.Pd,M.Si

NAMA MAHASISWA :
Winni rahmayani depari (7202442007)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI – UNIVERSITAS NEGERI

MEDAN 2020/2021

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmatnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunaan makalah ini atas pemenuhan tugas makalah Mata kuliah
perencanaan pembelajaran akuntansi dalam bentuk maupun isinya sederhana.semoga tugas ini
dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedomanbagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca khusus nya saya sebagai mahasiswa , sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepanya dapat lebih baik dan dapat belajar dalam
mengerjakan tugas CBR dengan baik

Tugas ini saya akui masih banyak kekurangan karna pengalaman yang saya miliki sangat
kurang.oleh karna itu saya harapkankepada pembaca untuk memberikan masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehinga tugas- tugas CBR saya lebih baik
sebelumnya

Medan Oktober 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................3
1.1 Latar belakang.............................................................................................................. 3
1.2 Manfaat critical book review ....................................................................................... 3
1.3 Tujuan critical book review ......................................................................................... 3

BAB II IDENTITAS BUKU .................................................................4


2.1.Informasi bibliography................................................................................................. 4
2.1.1 Buku utama .............................................................................................................. 5
2.1.2 Buku pembanding .................................................................................................. 18

BAB III PEMBAHASAN .................................................................... 26


3.1 kelebihan/ keungulan buku ........................................................................................ 26
3.2 kelemahan/ kekurangan buku .................................................................................... 27

BAB IVPENUTUP ............................................................................ 28


A.Kesimpulan ................................................................................................................. 28
B.Saran ............................................................................................................................ 28

2
BAB I
PENDAHULU
A. Latar belakang
Rasionalisasi Pentingnya CBR Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita
baca dan pahami. Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan kita.
Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan penerapan pasal-pasal yang mengatur
tentang Perencanaan pembelajaran di perguruan tinggi , oleh karena itu penulis membuat
Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih referensi,

B. Tujuan Critical Book CBR


Tujuan pembuatan critical book report ini adalah :
1. Memenuhi tugas wajib mata perencanaan pembelajaran
2. Menanggapi atau mengkritisi isi buku
3. .Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
C. Manfaat Critical Book CBR
Manfaat pembuatan critical book report ini adalah :
1. Menambah wawasan pembaca tentang perencanaan pembelajaran
2. Menambah pengetahuan penyusun dan pembaca tentang critical book report
3. Untuk mengetahui materi apa saja yang dibahas untuk buku Bahasa Indonesia

3
BAB II

IDENTITAS BUKU

2.1 INFORMASI BIBLIOGRAPHY


2.1.1 Buku utama
Judul : Perencanaan Pembelajaran
Nama penulis : Prof.Dr.Hamzah B.Uno, M.Pd.
Tahun terbit : 2012
Jumlah halaman : 172 halaman
Cetak/edisi : edisi 9
Ukuran :-
Nomor ISBN : 9795262505

2.1.2 Buku pembanding


Judul : perencanaan pengajaran
Nama penulis : Drs. Harianto
Tahun terbit :2008
Jumlah halaman : 319 halaman
Cetak/edisi : edisi 8
Ukuran : 12 x 14 cm
Nomor ISBN : 978-979-518-720-2

2.2 Isi/Ringkasan buku


BAB 1 KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. Definisi Perencanaan

Rumusan baru tentang perencanaan yang diambil dari beberapa rumusan dapat dikatakan
bahwa Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan
dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan
yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4
B. Perencanaan Pembelajaran

Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya
untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi
dengan guru sebagai sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber
belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh
karena itu, pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan
siswa”, dan bukan pada “ apa yang dipelajari siswa”.

C. asar Perlunya Perencanaan Pembelajaran

Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:

• Untuk memperbaiki kualitas pembelajarn perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran


yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran
• Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan system
Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar
• Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan
• Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran,
dalam hal ini aka nada tujuan langsung pembelajaran dan tujuan pengiring dari
pembelajaran
• Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.
• Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran
• Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang
optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

D. Komponen-komponen system

Bagian suatu system yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan
system disebut komponen. Komponen yang melakukan proses transformasi disebut
subsistem, karena masing – masing bagian atau komponen itu sesungguhnyaadalah suatu
system pula.

E. Interaksi atau Saling Hubungan

5
Semua komponen dalam system pembelajaran haruslah saling berhubungan satu sama lain.

F. Penggabungan yang Menimbulkan Jaringan Keterpaduan

Penggabungan yang menimbulkan keterpaduan ini berdasarkan pada hokum Gestalt yang
menyatakan bahwa suatu keseluruhan itu mempunyai nilai atau kemampuan yang lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan jumlah bagian-bagian.

G. Proses Transformasi

Proses yang mengubah masukan (input) menjadi hasil (output). Hasil yang dikeluarkan oleh
suatu system kepada sebuah atau beberapa system lainnya sebagai masukan yang akan diproses
lebih lanjut, dan berlangsung secara berkesinambungan melalui tahapan transformasi.

BAB 3 TIGA VARIABEL PEMBELAJARAN

Titik awal upaya memperbaiki kualitas pembelajaran diletakkan pada proses pembelajaran

atau pada metode pembelajarannya. Manipulasi variabel metode dalam interaksinya dengan
variabel kondisi pembelajaran akan menentukan kualitas hasil pembelajaran.
A. Metode Pembelajaran

Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

• Strategi Pengorganisasian (organizational strategy)\


• Strategi Penyampaian (delivery strategy)
• Strategi Pengelolaan (management strategy)
B. Kondisi Pembelajaran
Regeluth dan Merril (1979) mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga
(3) kelompok, yaitu:
• Tujuan Pembelajaran
• Kendala dan karakteristik bidang studi
• Karakteristik si belajar
C. Hasil Pembelajaran
• Keefektivan (effectiveness)
• Efisien (efficiency)

6
• Daya Tarik (appeal)

BAB 4 SEPULUH LANGKAH MENDESAIN PEMBELAJARAN MENURUT DICK

AND CARREY

A. Pendahuluan

Sebagai seorang tenaga pengajar (guru), aktivitas kegiatannya tidak dapat dilepaskan
dengan proses pengajaran. Proses pengajaran merupakan suatu proses yang sistematis,
yangtiap komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar anak didik. Desain
Pembelajaran Menurut Dick and Carrey Model pengajaran Dick and Carry (1985) dapat
disajikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

• Mengidentifikasi tujuan umum pengajaran


• Melaksanakan analisis pengajaran
• Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
• Merumuskan tujuan performansi
• Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
• Mengembangkan strategi pengajaran
• Mengembangkan dan memilih material pengajaran
• Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
• Merevisi bahan pembelajaran
• Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif

BAB 5 TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan
Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran adalah sebagai

berikut:

7
• Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat Pokok
bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas
terlalu mendalam atau terlalu singkat.
• Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat disajikan dalam
setiapjam pelajaran.
• Guru dapat menetapkan urutan atau rangkaian materi pelajaran secara tepat
(memudahkan siswa mempelajari isi pelajaran)
• Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi mengajar yang
paling cocok dan menarik
• Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun
bahan dalam keperluan belajar
• Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar
• Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan
hasil belajar tanpa tujuan jelas
B. Arti Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan

dan keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.

C. Taksonomi Tujuan Pembelajaran

Benyamin S. Bloom dan D. Krathwolh (1964) memilah taksonomi pembelajaran dalam


tiga kawasan, yakni : kognitif tingkatpengetahuan(knowledge), tingkat pemahaman
(comprehension), tingkat penerapan (application),tingkat analisis (analysis), tingkat
sintesis (synthesis), tingkat evaluasi (evaluation), afektif ( sikap dan perilaku), kemauan
menerima, kemauan menanggapi,berkeyakinan,penerapan karya, ketekunan dan ketelitian,
psikomotor, persepsi, kesiapan, mekanisme, respons terbimbing, kemahiran, adaptasi,
originasi format untuk menulis tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran sebaiknya
dinyatakan dalam bentuk ABCD format, artinya:

A = Audience (petatar, siswa, mahasiswa, dan sasaran didik lainnya)

B = Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar)

8
C = Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat
dicapai

D = Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima)

BAB 6 STRATEGI PEMBELAJARAN

A. Sekilas tentang Strategi Pembelajaran

Paling tidak ada tiga (3) jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran,
yaitu:

• Strategi Pengorganisasian Pembelajaran


• Strategi Penyampaian Pembelajaran
• Strategi Pengelolaan Pembelajaran
• Strategi Pengorganisasian Pengajaran

Strategi pengorganisasian pembelajaran secara khusus merupakan fase yang amat penting
Dalam rancangan pengajaran, Synthezing akan membuat topic-topik dalam suatu bidang
studi menjadi lebih bermakna bagi siswa

BAB 7 DESAIN PESAN DAN KARAKTERISTIK SISWA DALAM

PEMBELAJARAN

A. Konsep Desain dalam Teknologi Pembelajaran

Teknologi pembelajaran adalah penerapan secara sistemik dan sistematis strategi dan

teknik yang diambil dari konsep ilmu perilaku dan ilmu yang bersifat fisik serta
pengetahuan lain untuk keperluan pemecahan masalah pembelajaran. Salah satu isu yang
berkenaan dengan bidang garapan ini adalah siapakah yang menjadi sasaran layanan
teknologi pendidikan ? bagaimana model layanan yang cocok diberikan kepada sasaran ?
bagaimana karakteristik yang dilayani ? bagaimana mendesain layanan yang diberikan
pada sasaran layanan?

B. Desain Pesan dalam Teknologi Pembelajaran

9
Dalam kawasan teknologi pendidikan terdapat lima (5) kawasan yang menjadi bidang
garapan penelitian.

C. Karakteristik Siswa

Variabel ini didefinisikan sebagai aspek – aspek berupa bakat, minat, sikap, motivasi

belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah
dimilikinya. Aliran Behaviorisme kaitannya dengan Karakteristik Siswa Aliran perilaku
stimulus dan respon (S – R) adalah suatu aliranperilaku yang menekankan antecendent
sebagai penyebab dari perilaku yang umumnya disebut metodologi aliran perilaku (Skiner,
1974). Salah satu aspek yang berbeda dari pendekatan metodologi behavioris adalah pada
permintaan untuk data – data eksperimental (manipulative) untuk membenarkan setiap
interpretasi dari perilaku adalah sebab akibat. Observasi secara alamiah, pengalaman
pribadi, penilaian harus berdasar pada bukti-bukti untuk mendukung setiap penjelasan
secara psikologis. Formula ini berarti bahwa setiap pendengar harus membuat respons yang
tepat ketika ada rangsangan (stimulus) yang tepat dan ketika terdapat suatu kondisi yang
diperlukan.

D. Analisis Tugas dan Tujuan Perilaku

Kibler dkk (1974) mencatat ada banyak dasar-dasar yang rasional untuk menggunakan

tujuan perilaku. Ini termasuk :

• Membantu mengevaluasi kinerja pendengar


• Mendesain dan merancang urutan-urutan dari instruksi
• Mengkomunikasikan persyaratan dan harapan-harapan
• Menyediakan dan mengkomunikasikan terlebih dahulu tingkat kinerja dari
instruksi

Desain Saat Ini dan Model Penyampaian PSI (Personalized System of Intructional) Ada 5
karakter PSI, yaitu :

➢ Menggunakan instruktur atau pengajar


➢ Penguasaan materi pelajaran

10
➢ Menyusun sendiri kecepatan belajarnya
➢ Guru sebagai motivator
➢ Menggunakan kata-kata tertulis
➢ Ketepatan Mengajar (Precision Teaching)

Suatu metode yang lebih menekankan monitoring kegiatan belajar di dalam kelas. Guru

yang tepat menjadi lebih lancer, akurat, dan cepat kinerjanya, suatu tujuan yang dapat

meningkatkan kemajuan murid.

Bab 8 PERLUNYA MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR EMOSINAL ANAK DALAM


MERANCANG PEMBELAJARANA

A. Konsep Dasar Emosional

Lawrence Shapiro (1997), kecerdasan emosional anak dapat dilihat pada (a) keuletan,
(b)optimism, (c) motivasi diri, dan (d) antusiasme. Kecerdasan emosional pengukurannya
bukan didasarkan pada kepintaran seorang anak, tetapi melalui suatu yang disebut
dengan karakteristik pribadi atau “karakter”.

B. EQ Versus IQ

Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, namun


keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkat konseptual maupun di dunia
nyata.Idealnya kedua keterampilan tersebut dapat dikuasai oleh seseorang.

C. Anatomi Saraf Emosi

Korteks, yaitu bagian otak yang digunakan untuk berpikir. Kadang-kadang disebut
neokorteks sebagai bagian yang berbeda dari bagian otak yang mengurusi emosi yakni
system limbic (hippocampus), tetapi sesungguhnya hubungan antara kedua bagian inilah
yang menentukan kecerdasan emosional seseorang. Korteks terdiri atas empat lobus
(belahan otak), dan kerusakan pada lobus tertentu akan menyebabkan masalah tertentu
pula. Adapun belahan otak tersebut adalah: Lobus Oksipitalis terletak dibagian belakang
11
kepala merupakan bagian otak yang mengendalikan penglihatan. Lobus Temporalis
terletak tepat dibelakang telinga dikedua sisi kepala, kerusakan bagian ini akan
menyebabkan masalah pada memeori jangka panjang. Menjadi Orang Tua Ber – EQ
Tinggi Hasil penelitian mengungkapkan bahwa hubungan yang terbuka dan saling
menyayangi dengan anak akan memberikan efek jangka Panjang berupa meningkatnya
citra diri, keterampilan menguasai situasi, dan mungkin Kesehatan anak. Bagi anak – anak
dibawah 9 tahun, Barkley menganjurkan agar orang tua menetapkan wkatu khususu untuk
berpartisipasi dengan anak-anaknya dalam kegiatan bermain. Selama waktu itu orang tua
harus menciptakan suasana yang tidak menuntut penilaian tetapi menarik, menggairahkan,
dan menunjukkan penerimaan.

D. Emosi dari Segi Moral

Ada dua kelompok emosi, yaitu: Emosi Negatif, sifatnya dapat memitivasi anak-anak
untuk belajar dan mempraktikan perilaku prososial, termasuk (a) takut dihukum, (b)
kekhawatiran tidak diterima oleh orang lain, (c) rasa bersalah bila gagal memenuhi harapan
seseorang, (d) malu bila berbuat sesuatu yang tidak dapat diterima orang lain.
Emosi Positif akan membentuk moral anak, adalah empati dan apa yang disebut dengan
naluri pengasuhan, yang meliputi kemampuan untuk menyayang.

E. Empati dan Kepedulian Kepada Anak

Salah satu unsure dari emosional adalah empati. Empati merupakan suatu sikap
kepribadian seseorang dimana seseorang mampu menempatkan diri dalam posisi orang
lain.

F. Mengembangkan Empati dan Kepedulian

Keterampilan memahami sesuatu dengan perspektif orang lain ini memungkinkan seorang
anak mengetahui kapan bias mendekati teman yang sedih dan kapan membiarkannya
sendiri.

G. Keterampilan EQ yang Harus Diingat

Hal yang perlu diingat dalam keterampilan EQ ini adalah : Ajarkan nilai kejujuran kepada
anak sejak mereka masih muda dan konsisten dengan pesan anda waktu usia mereka

12
bertambah. Pemahaman anak mengenai kejujuran bias berubah, tetapi pemahaman anad
jangan berubah. Anda dapat menjadikan kejujuran dan etika sebagai bahan perbincangan
sejak anak masih sangat muda dengan memilihkan buku-buku dan video untuk menikmati
bersama anak, memainkan permainan kepercayaan, dan memahami berubahnya kebutuhan
anak atas privasi.

H. Emosi Moral Negatif

Rasa Malu dan Rasa Bersalah Membuat anak merasa malu atas perbuatan anti sosialnya
merupakan cara yang manjur untuk mengubah perilaku ini. Emosi negative rasa malu dan
rasa bersalah dapat dimanfaatkan secara konstruktif untuk membentuk perilaku moral
anak:

• Memanfaatkan rasa malu


• Berpikir realistis
• Keuntungan optimis
• Mengubah kelakuan anak dengan mengubah pola piker mereka
• Mendefinisikan masalah sebagai “musuh”
• Membuat kerangka baru suatu masalah dan menuliskannya

Aplikasi Pertimbangan Faktor Emosional Anak dalam Perencanaan PembelajaranMasalah


kepribadian sering dapat menimbulkan kelakuan yang menyimpang, lebih-lebih jika
seseorang dikategorikan tertekan perasaannya. Orang yang tertekan perasaannya akan
cenderung untuk melakukan penyimpangan, mungkin terhadap system social ataupun
terhadap pola-pola kebudayaan. Ada beberapa sifat khusus yang dapat menimbulkan
kejahatan, yaitu sebagai berikut: Sakit Jiwa ( konflik mental yang berlebihan, cenderung
antisocial, pernah melakukan dosa besar/berat)

1. Perkembangan Emosional

Teori Freudianisme dan teori psikobiologi menekankan pada perlunya peran ego dalam diri
setiap individu. Jika ego lemah, emosi akan mudah terpicu sehingga dapat melakukan hal-
hal yang melanggar batas.

2. Perkembangan Mental

13
Mental ada kaitannya dengan daya inteligensi. Jika seseorang mempunyai daya inteligensi
yang tajam dan dapat menilai realitas, ia semakin mudah untuk menyesuaikan diri dengan
masyarakat, dan sebaliknya.

3.Anomi

Masa anomi ditandai dengan ditinggalkannya keadaan yang lama dan mulai menginjak
dalam keadaan yang baru. Sebagai ukuran orang akan menjadi anomi (kebingungan)
adalah (a) di kala ia berhadapan dengan suatu kejadian atau perubqahan yang belum pernah
dialaminya, dan (b) di kala ia berhadapan dengan situasi yang baru, ketika harus
menyesuaikan diri dengan cara-cara yang baru pula.

I. Aplikasi Emosi dalam Kehidupan Sehari – hari

Proses emosi dapat dijelaskan dari proses fisiologik, yaitu terjadinya perubahan dalam diri
(visceral change)akibat dipengaruhi system saraf autonomic, kelenjar endokrin, dan system
saraf pusat. Hypothalamus bekerja mengontrol system saraf autonomic, selanjutnya
mengawali dan memulai terjadinya kondisi dasar dan emosi. Cerebral Cortex bertindak
sebagai penggerak perbuatan emosi yang keadaannya tidak teratur. Perubahan dalam reflek
kulit Galvanis – GSR ( Galvanis Skin Reflex), sirkulasi ( tekanan darah, perubahan kimiawi
dan distibusinya), aktivitas “Gastrointensinal”(panas badan), respirasi/berkeringat,
berdirinya bulu kuduk, ukuran pupil matadan sebagainya Kondisi bangkitnya
(Arousal State) emosi dan motivasi sangat mirip satu sama lainnya. Proses Cerebral
mempersepsi situasi dan menafsirkan sensasi selalu berbasis pada keadaan lingkungan.

Takut dan Marah, merupakan akibat dari proses fisiologik berbeda. Saat takut, adrenalin
berada pada aliran darah, respirasi meningkat, reflex kulit galvanis menurun dan tekanan
pada otot-otot terjadi dalam waktu singkat. Saat marah, nonadrenalin dibawa kealiran
darah, meningkatnya reflex skin galvanis, berkurangnya respirasi, tekanan otot menyeluruh
dan terjadi tekanan darah yang meningkat.

BAB 9 MERANCANG EVALUASI HASIL BELAJAR

14
A. Pendahuluan

Aspek evaluasi sering diabaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar.jika membuat alat
evaluasi apakah memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

B. Pengukuran, Penilaian, dan Pengevaluasian Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar merupakan proses mulai dan menentukan objek yang diukur,
mengukurnya, mencapai hasil pengukuran, mentransformasikan ke dalam nilai,
dan mengambil keputusan lulus tidaknya seseorang, efektif tidaknya guru mengajar atau
baik- buruknya interaksi antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar.

C. Fungsi ujian sebagai Instrumen Evaluasi

Suatu ujian dikatakan bermutu baik apabila ujian tersebut: Menguji apa yang hendak diuji.
Dengan perkataan lain, rancangan ujian harus relevan dengan fungsi evaluasi
yang diinginkan. Terdiri atas serangkaian soal ujian yang baik ( valid, relevan,
spesifik, representative dan seimbang)

D. Struktur Soal Ujian

Apapun materi yang diujikan, hakikatnya didasarkan pada materi perkuliahan dan buku
bacaan wajib serta sejumlah handout yang dibagikan. Struktur soal harus representative,
seimbang dan relevan dengan sasaran belajar. Perlu dibuat kisi-kisi spesifikasi soal untuk
tingkat kemampuan belajar, membuat pembobotan soal dan transformasi angka ke nilai.

E. Kriteria Evaluasi

Penilaian tegas dimaksudkan:

• Membedakan secara jelas yang lulus dan tidak lulus


• Mengurangi daerah ketidak pastina
• Ada dua acuan penilaian dalam pengambilan keputusan:
• Penilaian Acuan Patokan (Criterion Reference).
• Penilaian Acuan Norma (Norm Reference).
• Beberapa Konsep yang berkaitan dengan Evaluasi.
• Validitas Instrumen

15
• Validitas Isi, mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan isi pelajaran
yang diberikan Validitas Konstruksi, butir-butir soal membangun tes tersebut
mengukur setiap aspe berpikir sesuai tujuan instruksional khusus.
• Validitas “ada sekarang” , hasilnya sesuai dengan pengalaman.
• Validitas Prediksi, mampu meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang.
• Reliabilitas Instrumen
• Jenis Paralel, dua buah tes yang memiliki kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan
susunan,tetapi soalnya berbeda.
• Jenis Tes Ulang, jenis ini dilakukan untuk menghindari penyusunan dua seri test
• Jenis belah dua, jenis ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan
Sekali lagi

BAB 10 MERANCANG KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Perlunya Penyiapan Rancangan Kegiatan Pembelajaran ( RKP )

Seperangkat ini perlu disiapkan dengan tujuan pembelajaran yang jelas dan dapat
dilaksanakan sesuai kondisi setempat, secara konkrit dapat diukur sampai seberapa
jauh tujuan yang ditentukan tercapai.

B. Bagaimana Menyusun Rancangan Kegiatan Pembelajaran

• Menuliskan pokok bahasan dan sub pokok bahasan


• Merumuskan TIU untuk tiap pokok bahasan
• Menyusun pokok bahasan dan subpokok bahasan dalam skema hubungan
• Menentukan frekuensi kuliah untuk setiap pokok bhasan
• Merumuskan sasaran belajar
• Membuat matriks rencana kegiatan perkuliahan (RKP)
• Menetukan ujian dan bobot soal
• Menyusun pedoman perkuliahan dan RKP
• Menyerahkan rencana kegiatan perkuliahan (RKP)

BAB 11 PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DALAM

16
PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan

Kurikulum berbasis kompetensi sebagai paradima baru dalam system pembaharuan

kurikulum pendidikan disekolah. Muncul akibat lemahnya lulusan dalam domain


pendidikandan kebijakan pemerintah untuk demokratisasi pendididkan.

B. Esensi KBK
• Guru dan siswa bersifat toleran dalam PBM
• Guru dan siswa belajar bersama menggali potensinya masing – masing secara
optimal.
• Guru harus mampu mengejawantahkan potensi diri dan bakat peserta didik. Guru
• harus mampu menyusun rencana pembelajaran yang mampu membangun,
membentuk serta aplikatif dalam kehidupan.
• Guru harus mampu mengubah dirinya sendiri
• Pendekatan yang dilakukan adalah konstruktivisme
• Sekolah berkewajiban menyelenggarakan bimbingan dan konseling
• Koordinasi antar personil dan kerjasama secara rutin berkesinambungan perlu
dijalin untuk mewujudkan peran guru.
C. Kompetensi yang diharapkan dalam Pembelajaran

Implikasi penerapan kurikulum berbasis kompetensi adalah perlunya pengembangan


silabus dan system penilaian yang menjadikan peserta didik mampu
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar yang
ditetapkan dengan mengintegrasikan Life Skill.

D. KBK Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika

• Karakteristik mata pelajaran matematika


• Standar kompetensi mata pelajaran matematika
• Pengembangan silabus dan system penilaian
• Penyusunan dan analisis instrument
• Analisis instrument

17
• Evaluasi hasil penelitian
• Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya
• Pelaporan hasil penilaian
• Laporan untuk siswa dan orang tua
• Laporan untuk sekolah
• Laporan untuk masyarakat
• Pemanfaatan hasil penilaian
• Untuk siswa
• Untuk orang tua
• Untuk guru dan kepala sekolah

2.2.2 Ringkasan buku pembanding


BAB I : PENGERTIAN DAN TUJUAN PERENCANAAN PENGEJARAN
Pada bab ini menjelaskan tentang pengertian dan tujuan perencanaan pengajaran.
Perencanaan adalah proses menetapkan tujuan dan menyusun metode, atau dengan kata
lain cara mencapai tujuan. Proses perencanaan merupakan proses intelektual seseorang
dalam menentukan arah, sekaligus menentukan keputusan untuk diwujudkan dalam bentuk
tindakan atau kegiatan dengan memerhatiklan peluang, dan berorientasi pada masa
depan.
Dalam pandangan saya, perencanaan pengajaran merupakan kegiatan merencanakan
atau merancang sebuah pengajaran dalam rangka mempersiapkan segala hal untuk
mencapai tujuan pengajaran. Perencanaan pada dasarnya bertujuan memberi pegangan
bagi para pihak yang terkait , mulai dari level makro (para pengambil kebijakan) sampai
mikro (pelaksana),dilapangan agar mengetahui arah yang dituju untuk mengurangi
dampak perubahan,mengurangi pemborosan dan kesia-siaan, serta menetapkan acuan
untuk memudahkan pengawasan. Dibuatnya perencanaan pengajaran bertujuan untuk
memberikan pegangan atau arahan serta memudahkan semua pihak yang terkait dalam
pelaksanaan pengajaran untuk mencapai tujuan pengajaran dengan tidak menyia-nyiakan
waktu.

18
BAB II : KONSEP PENDEKATAN SISTEM DALAM PENGAJARAN
Pada bab ini menjelaskan sistem pengajaran dan komponen-komponen sistem
pengajaran dikemukakan oleh umar hamalik yang meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sitam pengajaran adalah suatu
kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi material, fasilitas,
perlngakapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai sesuatu tujuan serta
sebagain panduan dalam rangka perencanaan dan penyelenggaraan pengajaran. Sistem
pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsurmanusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untukmencapai suatu
tujuan. Sistem pengajaran dapat dilaksanakan dalam bentuk membaca buku, sistem belajar
dikelas atau disekolahan, diperguruan tinggi, atau disebuah kota. Sistem pengajaran
senantiasa ditandai oleh organisasi dan interaksi antar komponen dan mendidik siswa
Dengan demikian pendekatan sistem dalam pengajaran merupakan kebiasaan dalam
memandang benda atau peristiwa dalam hidup sebagai sistem yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang diawali dengan pemahaman dan pengetahuan tentang teori
umum sistem, filosofi sistem serta kemampuan keterampilan dalam menganalisis serta
melakukan sintesis sistem yang merupakan suatu paduan dalam rangka perencanaan dan
penyelenggaraan pengajaran.
Terdapat dua ciri pendekatan sistem pengajaran yaitu:
• Pendekatan sistem pengajaran merupakan suatu pemikiran-pemikiran tertentu yang
memberi arah kegiatan belajar mengajar.
• Pendekatan sistem pengajaran merupakan metodelogi khusus yang digunakan
untuk mendesain sistem pengajaran.

Adapun manfaat pendekatan sistem, diantaranya: (a) Melalui pendekatan sistem, arah dan
tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas (b) Pendekatan sistem menuntun
guru pada kegiatan yang sistematis (c) Pendekatan sistem dapat merancang pengajaran
dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumberdaya yang tersedia. (d) Pendekatan
sistem dapat memberikan umpan balik

BAB III : BERBAGAI MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL

19
Pada bab ini menjelaskan sistem instruksional adalah semua materi (konsep)
pembelajaran dan metode yang telah diuji dalam praktek yang dipersiapkan untu
mencapai tujuan dalam keadaan yang sebenarnya (Baker, 1971:16). Hal ini menunjukkan
bahwa materi pembelajaran yang akan guru sampaikan kepada warga belajar harus materi
yang telah teruji validitas dan reliabelnya. Materi pembelajaran yang valid dan reliabel
akan sangat mendukung pencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Di
samping itu, walaupun materi pembelajaran sudah valid dan reliabel, tetapi kalau cara
penyampainnya kurang baik, besar kemungkinan tujuan tidak akan tercapai. Oleh karena
itu, diperlukan cara penyampaian atau cara pembelajarannya, yaitu metode yang telah teruji
pula, yang memungkinkan dapat digunakan dengan baik pada pelaksanaan
pembelajaran

. Adapaun model - model Pengembangan Sistem Instruksional , secara garis besar dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:

• Sistem instruksional adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran


yang terdiri atas empat komponen: penentuan tujuan-tujuan yang spesifik, penilaian
pendahuluan, pengajaran, dan penilaian.
• Model pengembangan sistem instruksional adalah se-perangkat prosedur yang
berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem instruksional.
• Dasar – dasar Pengembangan sistem instruksional adalah atas dasar pengalaman
empiris, dan prinsip-prinsip yang telah teruji kebenarannya.
• Prosedur atau proses yang ditempuh oleh para pengembang sistem instruksional
bisa meliputi dua cara: Pendekatan secara Empiris dan Dengan mengikuti
atau membuat suatu model (paradigm approach).
• Model – Model pengembangan instruksional, antara lain pengembangan
instruksional model Banathy, PPSI, model Kemp, model Briggs, model Gerlach &
Ely, model IDI (Instru)

BAB IV : APLIKASI BERBAGAI MODEL PENGEMBANGAN SISTEM


INSTRUKSIONAL

20
Pola instruksional menempatkan dimana dosen/guru mempunyai kedudukan ebagai
satu-satunya sumber belajar dalam sistem instruksional tetapi seiring berkembangnya
waktu, pola isntruksional ini mulai menggunakan sumber berupa media yang dipersiapkan
secara khusus oleh para dosen/guru. Pada bab ini menjelaskan ada beberapa model dalam
pengembangan instruksional, yaitu seperti: model pengembangan instruksional Briggs,
Banathy, PPSI, Kemp, Gerlach dan Ely, serta IDI. Pengembangan instruksional memiliki
tujuan dan fungsi, yaitu: Tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan sistem
instruksional yang efektif dalam rangka perbaikan pengajaran pendidikan. Sedangkan
fungsi dari pengembangan instruksional dalam belajar mengajar yaitu: Sebagai pedoman
bagi guru/dosen dalam melaksanakan proses belajarmengajar, pedoman dalam
mengambil keputusan instruksional, Sebagai alat pengontrol/evaluasi dan sebagai
balikan (Feed back) bagi guru tentang keberhasilan pelaksanaan belajar-mengajar.

BAB V : PERENCANAAN TUJUAN-TUJUAN INSTRUKSIONAL

Tujuan instruksional merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan dalam sistem undang
dasar 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Gambaran tentang ciri ciri kedewasaan
yang perlu dikembangkan pada anak didik dapat ditemukan dalam penentuanperumusan
mengenai tujuan pendidikan, baik pada taraf nasional maupun taraf pengelolaan
institusi pendidikan. Perumusan suatu tujuan pendidikan yang menetapkan hasil yang
harus diperoleh siswa selama belajar, dijabarkan atas pengetahuan dan pemahaman,
keterampilan, sikap dan nilai yang telah menjadi milik siswa. Adanya tujuan tertentu
memberikan arah pada usaha para pengelola pendidikan dalam berbagai taraf pelaksanaan.
Dengan demikian usaha mereka menjadi tidak sia sia karena bekerja secara profesional
dengan berpedoman pada patokan yang jelas. Perumusan tujuan Instruksional dalam desain
pembelajaran merupakan perumusan yang jelas dimana memuat pernyataan tentang
kemampuan dan tingkah laku peserta didiksetelah mengikuti suatu program pengajaran
tertentu untuk satu topik atau subtopik tertentu.

Dalam merumuskan tujuan instruksional, harus menetapkan jenis hasil belajar yang dapat
dibedakan menjadi tiga domain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotorik.Tujuan
instruksional ini dapat dibedakan menjadi tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan
instruksional khusus (TIK). Dalam merumuskan tujuan instruksional khusus hendaknya

21
harus mencakup unsur-unsur/komponen yang dikenal dengan singkatan ABCD (Audience,
Behavior, Condition, Degree).

Langkah-langkah dalam merumuskan tujuan instruksional secara garis besar adalah:

• merumuskan tujuan instruksional umum yang merupakan hasil belajar yang


diharapkan
• merinci tujuan-tujuan instruksional umum menjadi tujuan-tujuan instruksional
khusus
• memeriksa tujuan-tujuan instruksional untuk kejelasan dan kesesuaiannya

Setiap TIK yang hendak dicapai menuntut prasyaratan kemampuan internal yang harus
dimiliki yang berupa salah satu dari lima hasil belajar (informasi verbal, kemahiran
intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan sikap dan motorik). Analisis tugas
belajar dikemukakan oleh Gagne karena menyangkut penyelidikan terhadap komponen
yang mungkin terdapat dalam tujuan instruksional dalam aspek jenis perilaku dan dalam
aspek isi terutama tentang pemahaman dan pengetahuan. Unsur pemahaman
menunjukkan pada konsep / dasar dan unsur pengetahuan menunjukkan pada informasi
verbal. Kedua unsur kiranya mutlak diperlukan karena tanpa pemahaman dan
pengetahuan yang memadai sulit memperoleh sikap yang mantap.

BAB VI : PERENCANAAN BAHAN-BAHAN PENGAJARAN

Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru


merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian
tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang
akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran.Kriteria pemilihan materi pelajaran
yang akan dikembangkan dalam sisem instruksional dan yang mendasari penentuan
strategi belajar mengajar adalah sebagai berikut :

• Kriteria tujuan instruksional


• Materi pelajaran supaya terjabar
• Relevan dengan kebutuhan sisiwa
• Kesesuaian dengan kondisi masyarakat

22
• Materi pelajaran mengandung segi-segi etik
• Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis
Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli dan
masyarakat Sebelum menentukan materi pembelajaran, terlebih dahulu perlu di
identifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai
peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan
kompetensi dasarmemerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan
pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah atif

BAB VII : PERENCANAAN MEDIA PENGAJARAN


Pada buku menjelaskan media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
pada terima pesan yang berfungsi membangkitkan motivasi belajar mengulang apa
yang memberikan balikan dengan segera dan menggalakkan latihan yang serasi.
Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull
learning), misalnyan siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat
diberikan media dengan warna menarik. Demikianlah makalah yang dapat kami
uraikan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih banyak kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Pada bab ini menjelaskan pentingnya merencanaakan media sebagaimana
penunjang berkelanjutannya pembelajaran. Kegunaan media pembelajaran antara lain:
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis, Mengatasi keterbatasan
ruang, waktu dan daya indra, Dengan menggunakan media pembelajaran yang
tepat dan bervariasi, maka sikap pasif anak didik dapat diatasi, begitu juga mengatasi
perbedaanlatarbelakang antara pendidik dan peserta didik. Media pembelajaran
dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: media cetak, media elektronik, realia (objek
nyata) yang mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Sedangkan
pengertian dari perencanaan media pembelajaran yaitu suatu proses memikirkan
dan menetapkan program pengadaan media pembelajaran, baik yang berbentuk

23
sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai
tujuan tertentu.
Dalam merencanakan media pembelajaran tersebut, kita perlu memperhatikan kriteria
dan pertimbangan-pertimbangan dalam memilih media pembelajaran. Kriteria
pemilihan media, meliputi: tujuan, keterpaduan (validitas), keadaan peserta didik,
ketersediaan, mutu teknis dan biaya. Sedangkan pertimbangan-pertimbangan yang
perlu diperhatikan, yaitu pertimbangan produksi, pertimbangan peserta didik,
pertimbangan isi dan pertimbangan guru Terdapat dua pendekatan dalam memilih
media, yaitu pendekatan langsung (media jadi) dan pendekatan rancangan, melalui
tiga model, yaitu: model flowchart, model matriks danmodel checklist.

BAB VIII : PERENCANAAN EVALUASI PENGAJARAN


Didalam bab ini menjelaskan perencanaan evaluasi pengajaran, secara umum dapat
dikatakan evaluasi pengajaran adalah penilaian/penaksiran terhadapa pertumbuhan dan
kemajuan peserta didik ke a rah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum.
Hasil penilaian ini dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun kualitatif.
Adapun syarat dalam perencanaan tes evaluasi pembelajaran adalah validitas,
reliabilitas, objektivitas, praktisibilitas, dan ekonomis. Dan juga Memiliki tujuan yang
jelas, bersifat sederhana, memuat analisis-analisis terhadap pekerjaan yang dikerjakan,
bersifat fleksibel, memiliki keseimbangan, memiliki kesan bahwa segala sesuatu itu
telah tersedia sehingga dapat digunakan secara efektif dan berdaya guna serta memeuat
aspek yang ingin dicapai, teknik yang akan digunakan, alat pengukur kecapaian siawa,
tolak ukur yang dijadikan patokan dan juga frekuensi pengadaan tes.
Oleh karena itu dalam penyusunan sebuah tas perlu diperhatikan tes hasil belajar harus
dapat mengukur secara jelas hasil belajar, butir butir soal tes harus merupakan
sampel yang representatif dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan, bentuk
soaltes harus di buat bervariasi, tes hasil belajar harus di desain dengan kegunaannya,
tes harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan, tes disamping harus dapat
dijadikan alat ukur keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat
untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara
mengajar guru itu sendiri.

24
BAB IX : PENYUSUNAN SATUAN PELAJARAN
Pada bab ini untuk mencapai penyusunan satuan pelajar ini perlu ada penegasan
kembali dan penyederhanaan dalam hal Rencana mengajar atau persiapan mengajar
atau lebih dikenal dengan satuan pelajaran adalah program kegiatan belajar mengajar
dalam satuan terkecil Secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan
pelajaran adalah sebagai berikut :
• Identitas mata pelajaran
• Kompetensi dasar dan indicator
• Materi pokok
• Media yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
• Strategi pembelajaran
• Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi :
1. Kegiatan awal
2. Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal.
3. Menciptakan kondisi awal pembelajaran melalui upaya :
4. Kegiatan inti
• Penutup
Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut . tujuannya adalah untuk
mengetahui ingkat keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang dilakukan.
Berbagai contoh bentuk penilaian antara lain : tes, tes tulis, kinerja, penugasan
tergantung aspek apa yang akan diukur.
• Sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai

25
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KELEBIHAN/KEUNGULAN BUKU


3.1.1 Buku utama
• lihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview adalah buku
yang saya riview yang berjudul Perencaanaan Pembelajaranoleh penulis
Prof.Dr.Hamzah B.Uno, M.Pd ini sudah menarik jika di lihat karena warna
yang cocok untuk dilihat sehingga menarik perhatian jika melihatnya.
• Dari Aspek Layout Dan Tata Letak, Serta Tata Tulis, Termasuk Penggunaan
font Buku adalah buku yang saya riview yang berjudul Perencaanaan
Pembelajaranoleh penulis Prof.Dr.Hamzah B.Uno, M.Pd. ini sudah sangat
bagus dan sudah sesuai dengan kaidah penyusunan buku interanasional,
dilihatdari tata letak penulisan kata yang sudah rapi dan mudah di mengerti serta
tidak membuat si pembaca kebingungan dengan tata letak tulisan
• Dari Aspek Tata Bahasa Perencaanaan Pembelajaraoleh penulis
Prof.Dr.Hamzah B.Uno, M.Pd ini sudah sangat bagus karena sudah
menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan KBBI dan kaidah EYD
sehingga dengan begitu pembahasan setiap materi didalam buku ini mudah
dipahami oleh semua masyarakat dari tingkatan dan kalangan yang berbeda-
beda
3.1.2 Buku pembanding
• Kelebihan pada buku utama terdapat pada memberikan gambaran yang
tepat kepada seluruh pembaca mengenai bagaimana cara dan sistematika
anak ketika belajar,
• buku ini juga memaparkan pendapat oleh para ahli sebagai acuan
pembahasan atau pembahasannya melalui pola pikir oleh para ahli dan
hakikatnya. Pada buku pembanding pertama buku ini mempersingkat
pembahasan, setiap halaman buku memiliki tata letak yang cukup rapi
sehingga tidak membuat bingung pembaca. dan hanya membahas pada

26
intisarinya (tidak bertele-tele). Pada buku pembanding kedua buku ini
adalah bahan ajar (modul) mata kulaih perencanaan pembelajaran dan
buku ini juga menggunakan tata bahasa yang mudah untuk dipahami oleh
pembaca pemula seperti saya
3.2 KELEMAHAN/KEKUARANGAN BUKU
3.2.1 Buku utama
• bahasa yang digunakan juga agak rancu pada buku utam atau dengan kata
lain bahasa yang digunakan dalam penjelasan dari buku pembanding lebih
mudah dipahami oleh pembaca
• Dalam buku uatama pembahasan terjadi lompatan atau tidak runtun dari
sistematika penyusunan
• Buku utama langsung pada contoh dan tidak banyak menjelaskan mengenai
per elemen. Sedangkan buku pembanding menjelaskan terlebih dahulu
setiapa elemen hingga rinci dan setelah itu baru diberikan contoh
3.2.2 Buku pembanding
• Kelemahan pada buku utama terdapat pada pembahasan yang banyak dan
bertele-tele tidak pada intisarinya terus.
• pada buku pembanding pertama refrensi pembanding hanya sedikit,
buku ini tidak memberi pengatar pembahasan pada materi awal dan juga
tidak membahas materi pendekatan sistem dalam kegiatan
pembelajaran/pengajaran dan penggunaan bahasa yang masih salah eja atau
salah ketik dan pembahasan tidak mencatum pendapat oleh para ahli. Pada
pembanding kedua, buku ini tidak memuat daftar pustaka dari kutipan yang
termuat di dalamnya.

27
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Buku karangan Elliot Masie yang berjudul Perencaanaan Pembelajaranoleh
penulis Prof.Dr.Hamzah B.Uno, M.Pd ini sudah mempunyai tujuan yang bagus
dan sangat membangun untuk pembaca. Setelah membaca buku ini maka para
pembaca akan mendapat ilmu pengetahuan dan informasi yang peting dan
sangat berguna dan bermanfaat bagi dirinya yang belum diketahui
sebelumnya.Namun masih ada kekurangan dalam buku ini seperti penggunaan
bahasa yang kurangtepat dan beberapa kesalahan kalimat. Begitu pula dengan
peletakan tanda bacanya juga masih banyak yang kurang tepat lagi. Buku ini
juga tidak mempunyai rangkuman dan juga latihan sehingga pembaca tidak bisa
mengukur sejauh mana telah memahami materi yang telah ia kuasai.Jadi, apa
yang menjadi keunggulan ini maka hendaknya di tingkatkan lagagar kualitas
buku ini semakin meningkat dan para pembaca semakin semangat untuk
membacanya beberapa tahun kedepannya. Dan apa yang menjadi kelemahan
dari buku ini hendaknya diperbaiki agar kesempurnaan buku ini tercapai
4.2 SARAN
Setiap buku memiliki kelebihan dan kekurangan masing asig di setiap bukunya
saran penulis bahwa buku utama lebih cocok digunakan untuk mahasiswa

28

Anda mungkin juga menyukai