Anda di halaman 1dari 27

AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN CABANG

MATA KULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN I

DOSEN PENGAMPU :

WENY NURWENDARI
ULFA NURHAYANI
NAMA MAHASISWA :
Ela pasaribu (7203342025)
Sofia fahra rianda (7201142001)
Winni rahmayani depari (7202442007)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN

AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI –

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul Hubungan Antara Kantor Pusat Dan Cabang – Prosedur Umum.
Terima kasih saya ucapkan kepada IBU ULFA DAN WENY yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Medan , 18 April 20222

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………....iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...1
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perbedaan Agen Dan Cabang…………………………………………….2
B. Operasi Agen Penjual…………………………………………………….2
C. Akuntansi Untuk Agen Penjual…………………………………………..3
D. Operasi Cabang…………………………………………………………..6.
E. Akuntansi Untuk Cabang………………………………………..……….7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ….……………..…………………………………………….2

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Didalam perkembangan usaha, perusahaan dapat beroperasi bukan hanya
didalam lingkungan suatu kota, akan tetapi dapat juga beroperasi ke luar kota, keluar
daerah ataupun ke luar negeri. Pada umumnya sebagai titik tolak perkembangan suatu
usaha tersebut adalah perluasan daerah pemasaran.Pada saat meluasnya daerah
pemasaran, maka akan menimbulkan masalah bagi pimpinan perusahaan. Akan
tetapi masalah tersebut bisa diatasi denganberbagai cara yang paling efektif dan
ekonomis antara lain mengangkat pedagang keliling atau petugas bagian penjualan
yang langsung mendatangani para langganan,penggunaan katalogus dengan
pengiriman pesanan perpos dengan sistem konsinyasi dan lain -lain.Terkadang, cara
tersebut tidak sesuai harapan pimpinan berhubung sangat besarnya perkembangan
daerah pemasaran. Untuk mengatasi hal tersebut, dapatdibentuk pusat-pusat
penjualan di dalam daerah tertentu yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan
pemasaran. Pusat-pusat yang dibentuk dapat berupa agen ataucabang yang
mempunyai fungsi pembelian ataupun penjualan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan kantor pusat dan cabang – prosedur umum?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui hubungan kantor pusat dan cabang – prosedur umum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERBEDAAN AGEN DAN CABANG


Pembentukan unit penjualan yang menyalurkan dapat mengambil bentuk
sebagai agen penjualan atau pun sebagai cabang. Perbedaan antara kedua bentuk
ini didasarkan pada fungsinya dan pada kebebasannya (independensi) dalam
melaksanakan fungsi-fungsi ini. Organisasi penjualan yang hanya mengambil
pesanan untuk barang serta jada, dan yang beroperasi di bawa pengawasan langsung
pejabat dari kantor pusat disebut agen penjual. Sedangkan organisasi penjualan,
yang menjual barang-barang dari persediaan yang diselenggarakan sendiri dan yang
bekerja sebagai kesatuan usaha yang bebas (independen) disebut cabang.
B. OPERASI AGEN PENJUAL
Agen penjual yang beroperasi semata-mata hanya sebagai organisasi
penjualan local di bawah pengawasan langsung kantor pusat, pada umumnya tidak
menyelenggarakan persediaan kecuali contoh dari jenis produk yang ditawarkan
untuk dijual. Contoh barang dagangan yang ditawarkan sebagai promosi diberikan
oleh kantor pusat. Agen penjual biasanya diberi dana kerja yang digunakan untuk
membayar biaya yang dapat dibayar dengan lebih mudah melalui agen penjual.
System imprest seringkali digunakan untuk mengendalikan uang kas agen penjual.
Pesanan untuk barang dagangan yang diperoleh agen penjual dikirimkan ke
kantor pusat untuk disetujui. Jika harga jual dan syarat kredit dapat diterima, maka
kantor pusat mengisi pesanan ini dan mengirimkan barangnya kepada pelanggan
bersangkutan. Kantor pusat dalam mengemban tanggung jawab untuk memelihara
piutang usaha yang timbul dari penjualan, untuk memfaktur pelanggan, dan untuk
melakukan penagihan. Beban kerjaan dipenuhi oleh kantor pusat.

2
C. AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUAL
Agen penjual pada khususnya tidak membutuhkan penyelenggaraan
seperangkat buku yang lengkap. Biasanya agen penjual sudah cukup dengan
penyelenggaraan ikhtisar penerimaan dan pengeluaran dana kerja serta catatan
penjualan kepada pelanggan. Ikhtisar pengeluaran dana kerja yang disertai dengan
bukti pendukung dalam bentuk voucher yang dibayar dikirimkan ke kantor pusat.
Apabila manajer local atau tenaga penjual local diberi imbalan sesuai dengan
volume penjualan yang diselesaikan, maka catatan penjualan mendukung informasi
ini.
Dalam penggunaan system imprest untuk dana kerja agen penjual, kantor
pusat menulis selembar cek kepada agen penjual sebesar dana kerja. Pembentukan
dana ini dicatat dalam buku kantor pusat dengan mendebet perkiraan dana kerja
agen penjual dan mengkredit perkiraan Kas. Agen penjual akan meminta pengisian-
kembali dana kerja jika dana ini sudah menipis dan juga tiap akhir periode fiskal.
Permintaan ini biasanya disertai dengan laporan pengeluaran pos per pos dan
otentik serta voucher yang dibayar. Pada pengiriman cek kepada agen penjual untuk
mengisi-kembali dana kerja, kantor pusat mendebet perkiraan beban atau perkiraan
lainnya, yang menunjukkan pengeluaran dari dana dan mengkredit perkiraan Kas.
Apabila kantor pusat menyerahkan aktiva yang lain daripada uang kas kea
gen menjual, maka kantor pusat mendebet perkiraan aktiva yang ditetapkan pada
agen penjual, seperti “Perabotan Agen Penjual”, “Contohan Agen Penjual”; dan
“Supplies Agen Penjual” serta mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan
untuk harga pokok barang yang dikirimkan.
Kantor pusat dapat mencatat transaksi agen penjual dalam perkiraan
pendapatan dan perkiraan beban yang digunakan untuk transaksinya sendiri, jika
tidak dikehendaki pemisahan ikhtisar operasi agen penjual. Setelah perkiraan ini
ditutup, maka perkiraan ikhtisar rugi-laba melaporkan hasil operasi gabungan.
Jika kantor pusat ingin menetapkan laba bersih masing-masing agen
penjualannya dan laba bersihnya sendiri, maka kantor pusat dapat
menyelenggarakan perkiraan pendapatan dan beban tersendiri untuk masing-
masing unit penjualan. Catatan pelengkap mengenai harga pokok penjualan yang

3
dijual oleh masing-masing unit penjualan juga harus diselenggarakan. Catatan
pelengkap ini memberikan data-data untuk penyusunan ayat-ayat jurnal yang
membebani masing-masing agen penjual dan kantor pusat dengan harga pokok
barang yang ditetapkan pada masing-masing penjualan.
Ayat-ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mendapat pembentukan agen
penjualan dan ayat-ayat jurnal untuk mencatat kegiatan unit penjualan ini
selanjutnya, asumsikan bahwa pada tanggal 1 Maret, General Traders Inc.,
membentuk sebuah agen penjualan di Toledo. Pendapatan dan beban agen
penjualan ini di catat dalam perkiraan tersendiri untuk agen penjual ini, dan hasil
operasi agen penjual serta kantor pusat ditetapkan pada tiap akhir bulan Transaksi
agen penjualan untuk bulan Maret dan ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini
dalam buku kantor pusat adalah sebagai berikut:
Transaksi Agen Penjualan Buku Kantor Pusat
1 Maret Dana Kerja Agen Penjualan Toledo $1.000
Penerimaan dana kerja dari kantor
pusat
1-31 Maret
Pesanan yang dikirimkan oleh agen Piutang usaha…………………….... $5.000
penjual, yang disetujui dan diisi oleh Penjualan A. P. Toledo………... $5.000
kantor pusat.
Penagihan oleh kantor pusat terhadap Kas…………………………………. $3.000
agen penjual Piutang Usaha…………………. $3.000
Pengeluaran kas oleh kantor pusat Gaji dan Komisi A. P. Toledo S. 250
untuk kepntingan agen penjual. Sewa A. P. Toledo…………………. 200
Bahan-bahan Iklan A. P. Toledo….. 450
31 Maret
Pengisian kembali dana kerja oleh Gaji dan Komisi A. P. Toledo $ 350
kantor pusat, berdasarkan pembayaran Macam-macam biaya A. P. Toledo 200
voucher beban yang dikirimkan oleh Kas……………………………… $ 550
agen penjual
Ayat-ayat jurnal yang mengikhtisarkan Harga Pokok Penjualan A. P.
transaksi agen penjual Toledo………………………….. $5.500
Data untuk penyesuaian agen Pengiriman Barang Dagangan A. P.
penjualan Harga pokok barang yang Toledo…………………………. $3.500

4
ditetapkan pada penjualan oleh agen Pemakaian bahan iklan A. P
penjual $3.500. Bahan iklan yang ada Toledo…………………………. $ 150
mendekati 2/3 yang diterima. Bahan iklan A. P. Toledo……... $ 150
Penjualan A. P. Toledo……….. $5.500
Laba dan Rugi A. P. Toledo $5.500
Laba dan Rugi A. P. Toledo………. $4.650
Harga pokok Penjualan A. P.
Toledo………………………… $3.500
Gaji dan Komisi A. P. Toledo 600
Sewa A. P. Toledo…………… 200
Pemakaian Bahan Iklan A. P
Toledo………………………… 150
Macam-macam Biaya A. P.
Toledo………………………… 200
Laba dan Rugi A. P. Toledo……… $ 350
Ikhtisar Rugi Laba…………... $ 350

Perlu kita catat dalam contoh di atas, bahwa harga pokok barang yang dijual
oleh agen penjual dicatat dengan mendebet perkiraan Harga Pokok Penjualan –
Agen penjual dan pengkredit perkiraan Pengiriman Barang Dagangan – Agen
Penjual. Saldo perikaraan pengiriman barang dagangan dikurangkan dari jumlah
persediaan awal dan pembelian kantor pusat dalam menetapkan barang dagangan
yang tersedia untuk dijual di kantor pusat. Persediaan akhir, apabila dikurangkan
dari barang dagangan yang tersedia untuk dijual kantor pusat, menunjukkan harga
pokok barang yang ditetapkan pada penjualan kantor pusat.
Setelah ayat-ayat jurnal penyesuaian disusun, kemudian perkiraan
pendapatan dan beban agen penjual ditutup pada perkiraan Ikhtisar rugi-laba agen
penjual. Perkiraan ikhtisar rugi-laba masing-masing agen penjual, kemudian,
dipindahkan ke perkiraan ikhtisar rugi-laba umum, dimana laba atau rugi kegiatan
kantor pusat juga akan diikhtisarkan.

5
D. OPERASI CABANG
Meskipun suatu cabang teroperasi sebagai unit usaha tersendiri, namun
masih berada di bawah pengendalian kantor pusat. Tingkat manajemen sendiri yang
harus dilaksanakan oleh cabang ditentukan oleh kantor pusat Kebijakan dan standar
umum yang digunakan operasi perusahaan biasanya diterapkan pada semua cabang.
Akan tetapi di luar bidang ini, manajer cabang dapat diberi wewenang penuh,
sehingga keefektifan manajemen dan pengendaliannya ditetapkan berdasarkan
laporan keuangan cabang.
Kantor pusat memperlengkapi cabang dengan uang kas, barang dagangan,
dan aktiva lainnya yang mungkin dibutuhkan. Kantor cabang dapat membeli barang
dagangan dari pihak luar dalam memenuhi kebutuhan local tertentu, untuk barang-
barang yang tidak tersedia dari unit afiliasi. Cabang mengirimkan barang dagangan,
memfaktur pelanggannya, dan melakukan penagihan atas piutang usaha, dan
jumlah yang didepositokan ke rekening banknya sendiri. Saldo bank digunakan
untuk membayar pembelian barang dan jasa.
Meskipun fungsi-fungsi tersebut di atas khusus untuk kantor cabang, namun
ada hal-hal di mana kegiatan ini terkena pembatasan tertentu. Misalnya, dalam
beberapa hal, kantor pusat dapat mengemban tanggungjawab untuk menagih
piutang usaha cabang, atau cabang dapat diharuskan untuk menyetorkan
penerimaan kasnya ke kredit kantor pusat dan melakukan pembayaran per kas dari
suatu dana kerja yang diselenggarakan berdasarkan sistem imprest. Pembatasan
seperti ini atas wewenang suatu cabang menjadi ciri-ciri agen penjual. Sebaliknya,
beberapa agen penjual dibebani dengan fungsi-fungsi khusus yang berbeda di luar
ruang lingkup agen penjual khususnya, seperti penyelenggaraan penjualan kredit
kepada pelanggan dan penagihan atas piutang usaha. Prosedur akuntansi yang di
ilustrasikan dalam bab ini adalah prosedur akuntansi yang digunakan oleh agen
penjual tertentu atau kantor cabang tertentu. Prosedur ini dapat diubah sesuai
dengan kondisi-kondisi tertentu.

6
E. AKUNTANSI UNTUK CABANG
Sistem akuntansi cabang dapat menetapkan (1) penyelenggaraan catatan
cabang di kantor pusat, (2) penyelenggaraan catatan cabang baik di cabang maupun
di kantor pusat, dan (3) penyelenggaraan catatan cabang di cabang sendiri. Apabila
kantor pusat ingin menyelenggarakan catatan yang lengkap, yang mengikhtisarkan
kegiatan cabang maka transaksi cabang dapat dicatat dalam buku harian kantor
pusat dan buku besar atau dalam seperangkat catatan yang terpisah. Data-data yang
harus dicatat diberikan oleh cabang dalam bentuk dokumen asli yang membuktikan
transaksi cabang atau dalam bentuk catatan memorandum yang mengihktisarkan
transaksi cabang, yang didukung dengan Voucher asli, Salinan Voucher dan
ikhtisar yang dikirimkan di kantor pusat biasanya ditahan oleh cabang. Pemusatan
akuntansi dikantor pusat tepat dilakukan, terutama jika cabang mengemban fungsi
sebagai agen penjual.
Suatu sistem, di mana cabang maupun kantor pusat menyelenggarakan
catatan terinci mengenai transaksi cabang, kadang-kadang digunakan. Cabang
dapat menyelenggarakan buku pencatatan asli (books of original entry) untuk
semua transaksi sebagai salinan. Salinan buku pencatatan asli ini dikirimkan ke
kantor pusat, di mana data-data dibukukan pada perkiraan cabang yang
diselenggarakan tersendiri atau dibukukan dalam buku besar umum kantor pusat.
Pada akhir periode, kantor pusat menyesuaikan dan menutup perkiraan cabang dan
menetapkan pendapatan cabang.

Penyelenggaraan Catatan Cabang di Cabang Sendiri


Pada umumnya, sistem akuntansi cabang diselenggarakan di cabang itu
sendiri. Cabang menyelenggarakan buku pencatatan asli dan membukukannya
dlam catatan buku besar. Laporan keuaangan disusun oleh cabang secara berkala
dan dikirimkan ke kantor pusat. Laporan keuangan yang dikirimkan oleh cabang
biasanya diperiksa oleh auditor internal perusahaan.
Apabila cabang menyelenggarakan buku yang imbang sendiri atau yang
menutup sendiri yang lengkap, maka sebuah perkiraan yang disebut Kantor Pusat
berfungsi sebagai perkiraan modal biasa. Perkiraan ini dikredit untuk uang kas,

7
barang atau jasa yang diterima dari kantor pusan dan untuk rugi dari operasi.
Kemudian perkiraan ini menunjukkan sampai sejauh mana pertanggungjawaban
cabang kepala kantor pusat.
Dalam pada itu, kantor pusat menyelenggarakan sebuuah perkiraan silang,
yang disebut perkiraan Cabang atau perkiraan Investasi di Cabang. Perkiraan ini
didebet untuk uang kas, barang atau jasa yang dikirimkan ke cabang dan untuk laba
cabang; perkiraan ini dikredit untuk kiriman uang dari cabang dan untuk rugi
cabang. Kemudian, perkiraan cabang ini menunjukkan investasi di cabang. Apabila
dibuka sejumlah cabang, maka untuk masing-masing cabang dibuka perkiraan
cabang tersendiri.
Aktiva cabang yang dapat disusutkan kadang-kadang dicatat dalam buku
kantor pusat. Prosedur ini dapat kita ikuti apabila tariff penyusutan yang berbeda
ditetapkan pada sekelompok aktiva tertentu, baik yang digunakan oleh cabang
maupun oleh kantor pusat, dan apabila polis asuransi harus diperoleh kantor pusat
untuk semua aktiva.
Beban tertentu yang berkaitan dengan operaasi cabang kadang-kadang
dibayar oleh kantor pusat. Kantor cabang diberitahu mengenai beban yang
dikeluarkan oleh kantor pusat ini untuk kepentingan cabang, dan beban seperti ini
dicatat dalam buku cabang, sehingga perhitungan rugi-laba cabang dapat
memberikan ikhtisar yang lengkap mengenai operasi masing-masing agen
penjualan ini. Pos-pos tertentu dapat ditetapkan langsung pada masing-masing
cabang dan dibebankan langsung pada cabang-cabang ini. Pos-pos seperti ini
meliputi pajak dan asuransi yang dibayar oleh kantor pusat atas aktiva cabang.
Beban lainnya yang memberi manfaat tidak ditetapkan langsung pada cabang
tertentu, seperti iklan untuk jenis-jenis produk yang sedang dijual, dapat
diikhtisarkan dalam buku kantor pusat dan dibebankan secara berkala pada cabang
sesuai dengan volume penjualan cabang, volume pengiriman barang, dagangan oleh
kantor pusat ke cabang, atau dasar-dasar lainnya yang tepat. Apabila kantor pusat
tidak melakukan penjualan langsung kepada pelanggan melainkan semata-mata
bertindak sebagai pengawas, maka mungkin semua beban kantor pusat dibebankan
pada cabang. Beban yang tidak ditetapkan langsung pada cabang dapat distukan

8
dan dibagikan dalam totalnya sebagai beban tak langsung. Apabila beban yang
dilaporkan dalam buku kantor pusat diikhtisarkan dalam buku cabang, maka
perkiraan kantor pusat haus dibebaskan dari jumlah yang dipindahkan.
Bunga atas modal kerjaa serta sewa atas harta benda dan perlengkapan yang
diserahkan ke cabang, dapat dibebankan oleh kantor pusat pada cabang-cabang ini.
Pembebanan seperti ini dilakukan untuk memungkinkan pelaporan pendapatan
masing-masing unit penjualan dengan dasar yang sebanding, mengingat perbedaan
yang terdapat dalam investasi kantor pusat di unit penjualan ini. Apabila
pembebanan seperti ini dilakukan, maka cabang menetapkan beban inni sebagai
pos-pos beban, sedangkan kantor pusat melaporkan pendapatannya.
Untuk mengilustrasikan akuntansi bagi operasi cabang, bahwa pada
taanggal 1 Oktober Southern Supply Company of Los Angeles membuka cabang
pertamanya di San Diego. Cabang-cabang lainnya direncanakan untuk dibuka di
masa mendatang. Cabang harus menyelenggarakan buku tersendiri dan harus
mengirimkan laporan keuangan ke kantor pusat pada tiap akhir bulan. Barang
dagangan harus difaktur dengan harga pokok. Inventaris cabang harus dimasukkan
dalam buku kantor pusat di cabang ini pada tiap awal bulan. Transaksi cabang no.
1 dan ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi dalam buku cabang dan kantor pusat

9
diperlihatkan dii bawah ini. Penjelasannya diberikan kemudian.
Transaksi Kantor Cabang Buku Kantor Pusat Buku Kantor Cabang

1 Oktober Cabang No. 1 $ 6.000 Kas $ 6.000

(1) Penerimaan uang kas dari kantor pusat Kas $ 6.000 Kantor Pusat $ 6.000

Cabang No. 1 . . . . $ 12.000 Pengiriman Barang


(2) Penerimaan barang dagangan dari
kantor pusat, yang difakturkan dengan harga Dagangan dari Kantor Pusat $ 12.000
pokok Pengiriman barang dagangan ke
Kantor Pusat $ 12.000
cabang No. 1
(3) Pembelian inventaris oleh cabang per Inventaris cabang No. 1 $ 3.000 Kantor Cabang . . . . . $ 3.000
kas, yang harus dicatat dalam buku kantor
pusat Cabang No. 1 $ 3.000 Kas . . . . . . . . . . . . $ 3.000
2-31 Oktober Piutang Usaha $ 6.500
(4) (a) Penjualan dengan kredit Penjualan $ 6.500

(b) Penagihan atas piutang usaha Kas $ 3.500

Piutang usaha $ 3.500


Gaji dan komisi Tenaga Penjualan $ 400
Sewa $ 200
(5) Pembayaran beban
Macam-macam beban $ 150
Kas $ 750
Kas $ 2.000 Kantor Pusat $ 2.000
(6) Pengiriman uang ke kantor pusat
Cabang No. 1 $ 2.000 Kas $ 2.000
(7) Beban cabang yang dikirimkan oleh
Cabang No. 1 $ 500 Asuransi $ 35
kantor pusat:
(a) Asuransi aktiva cabang $ 35 Asuransi dibayar dimuka $ 35 Penyusutan inventaris $ 50

(b) Penyusutan inventaris $ 50 Akumulasi penysutan Pajak $ 25

(c) Pajak atas aktiva cabang $ 25 inventaris cabang No. 1 $ 50 Iklan $ 300

(d) Iklan $ 300 Hutang pajak $ 25 Beban bunga kantor

(e) Bunga 6% untuk satu beban Iklan $ 300 pusat $ 90


pada inventaris cabang sebesar Pendapatan bunga Kantor pusat $ 500

cabang No. 1 $ 90
$ 18.000 pada tanggal 1 Oktober $ 90
(8) Ayat-ayat jurnal penyesuaian dan
penutup data-data untuk penyesuaian Cabang No. 1 $ 1.650 Persediaan barang dagangan $ 8.400
cabang.
Persediaan barang dagangan 31/10 $ 8.400 Laba dan rugi Ikhtisar rugi-laba $ 8.400
cabang No.1 $ 1.650 Penjualan $ 6.500
Laba dan rugi Ikhtisar rugi-laba $ 6.500
cabang No. 1 $ 1.650 Ikhtisar rugi-laba $ 13.250
Ikhtisar rugi dan laba $ 1.650 Laba pengiriman barang dagangan

dari Kantor Pusat $ 12.000


Gaji dan komisi Tenaga Penjualan $ 400
Sewa $ 200
Macam-macam beban $ 150
Asuransi $ 35
Penyusutan inventaris $ 50
Pajak $ 25
Iklan $ 300
Beban bunga kantor pusat $ 90
Ikhtisar rugi-laba $ 1.650
Kantor pusat $ 1.650

10
Penjelasan untuk transaksi, yang digambarkan dengan angka, diberikan pada
pada paragraph berikut ini.
(1) Penyerahan Aktiva yang Lain daripada Barang dagangan Oleh Kantor
Pusat ke Cabang
Buku Kantor Pusat. Apabila kantor pusat menyerahkan aktiva yang lain
daripada barang dagangan aktiva ini harus dicatat dalam buku cabang, maka
kantor pusat mendebet perkiraan cabang dan mengkredit perkiraan aktiva
bersangkutan. Apabila kativa yang diserahkan harus dicatat dalam buku kantor
pusat, maka dibuka sebuah perkiraan aktiva untuk cabang, seperti perkiraan
Inventaris – Cabang; perkiraan ini didebet dan perkiraan aktiva yang
bersangkutan dikredit.
Buku Cabang. Pada penerimaan aktiva yang lain daripada barang
dagangan yang harus dicantuumkan dalam buku cabang, cabang mendebet
perkiraan aktiva dan mengkredit perkiraan kantor pusat. Apabila aktva yang
dikirimkan ini harus dicatat dalam buku kantor pusat, maka cabang tidak
membuat ayat jurnal apapun. Akan tetapi, cabang harus menyelenggarakan
catatan memorandum untuk aktiva ini.
(2) Penyerahan Barang Dagangan oleh Kantor Pusat ke Cabang
Buku Kantor Pusat. Apabila baran dagangan dikirimkan ke cabang,
maka kantor pusat mendebet perkiraan cabang dan mengkredit perkiraan
Pengiriman Barang Dagangan ke Cabang. Pada akhir periode, aldo perkiraan
Pengiriman Barang Dagangan ke Cabang dikurangkan dari jumlah persediaan
awal, pembelian, dan ongkos angkut masuk dalam menentukan barang
dagangan yang tersedia untuk dijual oleh kantor pusat. Apabila kantor pusat
menyelenggarakan sistem persediaan perpetual, maka perkiraan persediaan
yang bersangkutan dikredit untuk barang-barang yang dikirimkan ke cabang.
Sebagai ilustrasi dalam bab ini, asumsikan bahwa cabang hanya dibebani
dengan harga pokok barang atas pengiriman antar kantor. Harga pokok ini
harus mencakup setia beban pengangkutan dan transportasi yang dibayar oleh
kantor pusat dalam memperoleh barang dan dalam mengirimkan barang ini ke
cabang. Akan tetapi, kantor pusat dapat memfaktur cabang sebesar jumlah

11
yang melebihi harga pokok praktek seperti ini membutuhkan prosedur
akuntansi khusus yang akan diuraikan dalam bab berikutnya.
Buku Cabang. Atas penerimaan barang dagangan dari kantor pusat,
cabang mendebet perkiraan Pengiriman Barang Dagangan dari Kantor Pusat
dengan harga faktur dan mengkredit perkiraan kantor pusat. Pada akhir
periode, barang dagangan yang diterima dari kantor pusat beserta barang
dagangan yang dibeli dari pihak luar ditambahkan pada persediaan awal, dalam
menetapkan barang dagangan yang tersedia untuk dijual dicabang. Jika cabang
menyelenggarakan sistem persediaan perpetual, maka perkiraan persediaan
yang bersangkutan dikredit sebesar barang yang diterima dari kantor pusat.
(3) Pembelian Aktiva oleh Cabang yang Harus Dicantumkan dalam Buku
Kantor Pusat
Buku Kantor Pusat. Apabila kantor pusat diberitahu oleh cabang
mengenai pembelian aktiva yang harus digunakan di cabang tetapi haruus
dicatat dalam buku kantor pusat, maka kantor pusat mendebet perkiraan aktiva
yang dimaksud dan mengkredit perkiraan cabang.
Buku Cabang. Atas pembelian aktiva yang harus dicatat dalam buku
kantor pusat, cabang mendebet perkiraan kantor pusat dan mengkredit
perkiraan Kas atau perkiraan kewajiban yang bersangkutan.
(4) Transaksi Sekarang yang hanya Menyangkut Cabang dan PIhak Luar
Buku Kantor Pusat. Transaksi yang hanya menyangkut cabang dan pihak
luar selama periode yang berjalan tidak membutuhkan ayat-ayat jurnal dalam
buku kantor pusat.
Buku Cabang. Transaksi cabang dan ihak luar selama periode yang
berjalan dicatat dalam buku cabang dengan cara biasa.
(5) Pengiriman Uang oleh Cabang ke Kantor Pusat
Buku Kantor Pusat. Atas penerimaan uang kas dari cabang, kantor pusat
mendebet perkiraan kas dan mengkredit perkiraan cabang. Penerimaan aktiva
yang lain daripada uang kas dicatat dengan meendebet perkiraan aktiva yang
bersangkutan dan mengkredit perkiraan cabang.

12
Buku Cabang. Pada pengiriman uang kas ke kantor pusat, cabang
mendebet pekiraan kantor pusat dan mengkredit perkiraan Kas. Pengiriman
aktiva lainnya oleh cabang ke kantor pusat dicatat dengan mendebet perkiraan
kantor pusat dan mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan.
(6) Beban Cabang yang Diberitahukan oleh Kantor Pusat
Buku Kantor Pusat. Apabila kantor pusat membebani cabang untuk pos-
pos yang ditetapkan oleh cabang sebagai beban maka kantor pusat mendebet
perkiraan cabang dan mengkredit perkiraan aktiva, yang bersangkutan,
perkiraan pendapatan mana yang tepat; jadi (a) pembebanan pada cabang untuk
asuransi yang telah dibayar dalam panjar oleh kantor pusat yang harus disertai
dengan pengkreditan perkiraan Asuransi Yang Dibayar Di muka; (b) pembeban
pada cabang untuk penyusutan atas inventaris cabang yang dicantumkan dalam
buku kantor pusat, yang harus disertai dengan pengkreditan perkiraan
Akumulasi Penyusutan inventaris, Cabang; (c) pembebanan pada cabang untuk
pajak atas aktiva cabang yang harus dibayar oleh kantor pusat pada tanggal di
masa mendatang yang harus disertai dengan pengkreditan perkiraan Pajak yang
terhutang, (d) pembebanan untuk iklan cabang yang telah dibayar oleh kantor
cabang dan dimasukkan dalam perkiraan beban iklan, yang harus disertai
dengan pengkreditan perkiraan Beban Iklan; (e) pembebanan pada cabang
untuk bunga atas investasi di cabang, yang harus disertai dengan pengkreditan
perkiraan Pendapatan Bunga, Cabang.
Buku Cabang. Pada pemberitahuan beban yang harus ditetapkan dalam
buku cabang cabang mende bet perkiraan be ban yang bersangkutan dan
mengkre dit perkiraan kantor pusat.
(8) Penetapan Laba Bersih Atau Rugi Bersih Cabang.
Buku Kantor Pusat. Apabila cabang melaporkan laba bersihnya untuk
suatu periode maka kantor pusat mendebet perkiraan cabang dan mengkredit
perkiraan laba dan rugi cabang. Rugi bersih dicatat dengan mendebet perkiraan
laba dan rugi cabang dan meng- kredit perkiraan cabang. Perkiraan laba-rugi
untuk masing-masing cabang selanjutnya di- tutup pada perkiraan ikhtisar rugi-
laba kantor pusat.

13
Buku Cabang Pada akhir periode, dilakukan penyesuaian yang
diperlukan serta per- kiraan pendapatan dan beban ditutup pada perkiraan
ikhtisar rugi-laba dengan cara biasa Saldo dalam perkiraan ikhtisar rug-laba ini
kemudian dipindahkan ke perkiraan kantor pusat.

Penyusunan Perhitungan Rugi-Laba Cabang dan Kantor Pusat


Cabang biasanya menyusun neraca dan pehitungan rugi-laba pada akhir
periode fiskal. Kantor pusat juga menyusun perhitungan rugi-laba untuk
menunjukkan posisi keuangan dan hasil operasi. Perkiraan investasi cabang
tercantum sebagai aktiva dalam neraca kantor pusat. Neraca cabang dapat
dilampirkan sebagai skedul pendukung saldo perkiraan cabang. Laba masing-
masing cabang dapat dicantumkan dalam perhitungan rugi-laba segera setelah hasil
operasi kantor pusat dilaporkan sebagai berikut:

Laba bersih dari operasi sendiri……………………………………… $6.140


Ditambah: Laba cabang:
Laba bersih - Cabang No.1…………………………………… 1.650
Total laba…………………………………………………………………. $7.790

Perhitungan rugi-laba cabang dapat dilampirkan pada perhitungan rug-laba


kantor pusat sebagai skedul yang memberikan incian untuk mendukung jumlah
bersih yang di- laporkan dalam perhitungan rugi-laba kantor pusat.

Perhitungan Rugi-Laba Penyusunan Gabungan untuk Kantor Pusat dan


Cabang
Walaupun perhitungan rugi-laba tersendiri memberikan informasi yang
penting bagi peiabat kantor pusat dan cabang, namun untuk dapat menunjukkan
secara lengkap dan menyeluruh posisi keuan gan perusahaan dan hasil operasiny a,
perhitungan rug-laba seperti harus disatukan. Posisi keuangan perusahaan secara
keseluruhan dapat disajikan sepenuhnya hanya apabila masing-masing pos aktiva
dan kewajiban dari bermacam-macam cabang dinyatakan sebagai saldo investasi

14
cabang dan digabungkan dengan pos-pos kantor pusat. Hasil operasi perusahaan
secara keseluruhan dapat disajikan sepenuhnya hanya apabila pos-pos pendapatan
dan beban beberapa cabang dinyatakan dalam laba bersih atau rugi bersih cabang
dan disatukan dengan data-data kantor pusat. Para pmegang saham, para kreditor
dan kantor-kantor pajak membutuhkan perhitungan rugi-laba gaburngan. Pihak ini
biasanya tidak begitu memperhatikan atau bahkan samasekali tidak tertarik akan
status keuangan dan hasil operasi masing-masing de parte men atau masing-masing
cabang perusahaan.
Dalam menyatukan data-data cabang dengan data-data kantor pusat, pos-
pos berlawanan antar kantor tertentu perlu dieliminasi. Dalam menyusun neraca
gabungan, perkiraan kantor pusat dan perkiraan cabang dieliminasi karena
perkiraan ini tidak berarti apa-apa apabila unit-unit yang bersangkutan ditetapkan
sebagai kesatuan tunggal. Setiap saldo piutang dan hutang usaha antar cabang
lainnya, yang mungkin telah ditetapkan, juga tidak relevan dan tidak berarti apa-
apa dalam menyatakan posisi keuangan perusahaan dan, dengan demikian, perlu
dieliminasi.
Pada penyusutan perhitungan rugi-laba gabungan, perkiraan Pengiriman
Barang Da gangan Dari kantor Pusat dan perkiraan Pengiriman Barang Dagangan
Ke Cabang dieliminasi (dihapuskan), karena saldo perkiraan ini mengikhtisarkan
transaksi antar kantor yang tidak ada gunanya apabila kesatuan yang bersangkutan
dilaporkan sebagai kesatuan tunggal. Pos-pos pendapatan dan beban antar kantor
lainnya juga dieliminasi, sehingga perhitungan rugi-laba gabungan dapat
melaporkan hanya hasil dari transaksi perusahaan dengan pihak luar.
Penyediaan Neraca lajur akan memudah kan eliminasi pos-pos antar kantor
dan peng gabungan pos-pos yang sama. Neraca lajur untuk perusahaan contoh kita,
Southem Supply Company dan cabangnya ditunjukkan di bawah ini. Perhitungan
rugi-laba gabungan yang disusun dari Neraca lajur ditunjukkan pada halaman
berikutnya. Data-data cabang diperoleh dari informasi pada halaman 193 dan 194.

15
Eleminasi Neraca
Kantor Cabang
Gabungan
Debet Kredit
Debet
Kas………………………………. $ 6.250 $ 3.750 $ 10.000
Piutang…………………………... 18.000 3.000 21.000
Persediaan barang dagangan…….. 30.000 8.400 38.400
Asuransi yang Dibayarkan Dimuka 150 150
Cabang No.1…………………….. 15.150 $ 15.150
Inventaris Kantor Pusat…………. 14.000 14.000
Inventaris Cabang No.1…………. 3.000 3.000
$ 86.550 $ 15.150 $ 86.550

Kredit
Akumulasi Penyusutan Investaris
$ 9.100 $9.100
Kantor Pusat…………………….
Akumulasi Penyusutan Inventasis
50 50
Cabang No.1…………………….
Hutang Usaha…………………... 23.200 23.300
Pajak yang Terhutang…………... 200 200
Kantor Pusat……………………. $15.150 $15.150
Modal Saham…………………… 25.000 25.000
Laba yang Ditahan……………… 28.900 28.900
$86.550 $15.150 $15.150 15.150 $86.550

16
Southern Supply Comp any
Neraca Gabungan Untuk Kantor Pusat Dan Cabang
31 Oktober 1987
Aktiva Kewajiban Dan Modal Pemegang Saham

Kas……………………….………….. $ 10.000 Kewajiban

Piutang……………………...…………. 21.000

Persediaan barang dagangan…………… 38.400 Hutang usaha……………………..…… $23.300

Asuransi yang dibayar dimuka……….............150 Pajak yang terhutang………………..…...….200

Inventaris……....................... $17.000 Total Kewajiban $23.500


Dikurangi Akm.
Penyusutan………................ 9.150 7.850 Modal Pemegang Saham

Total Aktiva $ 77.400 Modal saham……… $25.000

Laba yang ditahan…. 28.900 53.900


Total kewajiban dan modal
pemegang saham $77.400

17
Southern Supply Company
Neraca Lajur Untuk Perhitungan Rugi-Laba Gabungan
Untuk Bulan Yang Berakhir Per 31 Oktober 1987
Kantor Cabang Eleminasi Perhitungan
Pusat No.1 Debet Kredit Rugi Laba
Penjualan…………………….. $24.000 $6.500 $30.500
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Dagangan
$38.000 $38.000
1 Oktober……………………
Pembelian…………………... 16.000 16.000
Pengiriman Barang Dagangan
$12.000 $12.000
Dari Kantor Pusat…………...
$54.000 $54.000
Dikurangi Pengiriman Barang
12.000 $12.000
Dagangan ke Cabang No.1….
Barang Dagangan yang Tersedia
$42.000 $12.000 $54.000
Untuk Dijual…………………
Dikurangi Persediaan Barang
30.000 8.400 38.400
Dagangan, 31 Oktober………
Harga pokok Penjualan…….. $12.000 $3.600 $15.600
Laba Kotor…………………… $12.000 $2.900 $14.900
Beban:
Gaji dan Komisi Tenaga Penjual $1.900 $400 $2.300
Sewa………………………… 1.000 200 1.200
Iklan………………………… 800 300 1.100
Penyusutan Inventaris………. 400 50 450
Asuransi…………………….. 250 35 285
Pajak………………………… 150 25 175
Macam-macam Biaya………. 1.450 150 1.600
Total Beban…………………. $5.950 $1.150 $7.110
Laba Operasi…………………. $6.050 $1.740 $7.790
Ditambah Pendapatan Bunga
Cabang 90 90
No.1…………………………...
Dikurangi Biaya Bunga Kantor Pusat 90 90
Laba Bersih………………….. $6.140 $1.650 $12.090 $12.090 $7.790

18
Sourthen Supply Company
Perhitungan Rugi-Laba Gabungan Untuk Kantor Pusat Dan Cabang
Untuk Bulan Yang Berakhir Per 31 Oktober 1987
Penjualan…..................................................................................... $30.500
Harga pokok penjualan :
Persediaan barang dagangan, 1 Oktober…..............................$38.000
Pembelian…........................................................................... 16.000
$54.000
Barang dagangan yang tersedia untuk dijual….......................... 38.400 15.600
Dikurangi persediaan barang dagangan, 31 Oktober…............ $14.900
Laba Kotor….........................................................................
Beban :
Gaji dan komisi tenaga penjual…............................................. $2.300
Sewa….................................................................................. 1.200
Iklan….................................................................................... 1.100
Penyusutan Inventaris….......................................................... 450
Asuransi…............................................................................. 285
Pajak….................................................................................. 175
Macam-macam biaya…............................................................ 1.600 $7.110
Laba Bersih $7.790

Penyesuaian dari Perkiraan Silang ( Adjustment of Reciprocal Accounts )


Saldo perkiraan cabang dalam buku kantor pusat dan saldo perkiraan
kantor pusat dalam buku cabang mungkin tidak menunjukkan saldo yang
bersilangan pada suatu saat, karena data data tertentu antar kantor yang telah
dicatat oleh kantor yang satu belum dicatat oleh kantor lain. Kantor pusat,
misalnya, mendebet perkiraan cabang segera setelah barang dagangan
dikirimkan ke cabang. Sebaliknya, cabang tidak mengkredit perkiraan kantor
pusat sampai cabang ini menerima barang dagangan, karena pengiriman dari
kantor pusat baru diterima beberapa hari kemudian. Kenyataan, bahwa saldo
perkiraan silang tidak bersilangan dan ini tidak menimbulkan masalah selama
periode fiscal. Akan tetapi pada akhir periode fiscal, sebab sebab yang
menimbulkan selisih dalam saldo perkiraan silang haruslah diselidiki dan ayat-
ayat jurnal yang tepat haruslah disusun untuk menyesuaikan perkiraan antar

19
kantor sebelum perkiraan ini dapat ditutup dan sebelum perhitungan rugi-laba
masing-masing dan gabungan disusun.
Data-data yang harus dipertimbangkan dalam merekonsiliasi
(mencocokkan) dua perkiraan silang tersebut dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1) Debet pada perkiraan cabang tidak disertai dengan kredit yang sama pada
perkiraan kantor pusat.
2) Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debet yang sama pada
perkiraan kantor pusat.
3) Debet pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan kredit yang sama
pada perkiraan cabang.
4) Kredit pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan debet yang sama
pada perkiraan cabang.
Untuk mengilustrasikan prosedur yang harus diikuti dalam merekonsiliasi
perkiraan cabang dan kantor pusat, asumsikan bahwa pada tanggal 31 Desember,
yaitu akhir periode fiscal, tetapi sebelum penutupan perkiraan, perkiraan cabang
dan kantor pusat terlihat sebagai berikut :

Dalam Buku Kantor Pusat


C a b a ng
30 Nop. Saldo ….................................................. $10.500 17 Des Diterima uang kas dari cabang…..... $1.500
(1) 28 Des. Dikirimkan barang dagangan ke cabang 3.000 (2) 22 Des. Penagihan piutang usaha cabang….. 750

Dalam Buku - Cabang


Kantor Pusat
15 Des. Dikirimkan uang kas ke kantor pusat $1.500 30 Nop. Saldo …................................. $10.500
(4) 26 Des. Koreksi- Laba bersih yang ditetapkan
terlalu rendah untuk tahun yang lalu 200
(3) 30 Des. Dikirimkan uang kas ke kantor pusat ….... 500

20
Analisis perkiraan silang ini mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :
1) Debet pada perkiraan cabang tidak disertai dengan kredit yang sama pada
perkiraan kantor pusat. kantor pusat telah mendebet perkiraan Cabang dan
mengkredit perkiraan Pengiriman Barang Dagangan ke Cabang sebesar
$3.000 untuk barang dagangan yang dikirimkan ke cabang pada akhir tahun
itu. Pengiriman ini belum sampai di cabang pada tanggal 31 Desember dan,
dengan demikian cabang belum membuat ayat jurnal dalam bukunya. Ayat
jurnal tersebut dibawah ini dibutuhkan dalam buku cabang pada tanggal 31
Desember :
Pengiriman Barang Dagangan dari kantor
Pusat – dalam perjalanan……………. $3.000
Kantor pusat……………..……………………. $ 3.000
Perkiraan pengiriman barang dagangan dari kantor pusat dalam
perjalanan ini ditutup pada perkiraan ikhtisar rugi-laba. Apabila perhitungan
rugi-laba untuk cabang disusun, maka saldo perkiraan pengiriman barang
dagangan dari kantor pusat – dalam perjalanan ditambahkan pada saldo
perkiraan pengiriman barang dagangan dari kantor pusat. kemudian total dua
perkiraan ini sama dengan saldo perkiraan pengiriman barang dagangan ke
cabang yang tercantum dalam buku kantor pusat, dan perkiraan silang ini dapat
dieliminasi dalam menyusun perhitungan rugi-laba gabungan.
Disamping ayat jurnal diatas, cabang dalam mencatat persediaan
akhirnya harus menambah barang dagangannya yang ada dengan jumlah barang
dagangan yang masih dalam perjalanan. Dengan demikian, barang dagangan
yang masih dalam perjalanan tercantum dalam neraca cabang dan akan
dimasukkan sebagai bagian dalam total persediaan dalam menyusun perhitungan
rugi-laba gabungan.
2) Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debet yang sama pada
perkiraan kantor pusat .kantor pusat telah mendebet perkiraan kas dan
menkredit perkiraan cabang sebesar $750 atas penagihan piutang usaha
yang dicatat dalam buku cabang. Transaksi ini belum dicatat dalam buku

21
cabang. Pada tanggal 31 Desember dibutuhkan penyusunan ayat jurnal
dalam buku cabang sebagai berikut :
Kantor Pusat ……………………………… $750
Piutang Usaha …………………………………. $750
3) Debet pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan kredit yang sama
pada perkiraan cabang. Cabang telah mendebet perkiraan kantor pusat dan
mengkredit perkiraan kas sebesar $500 atas pengiriman uang kas ke kantor
pusat. uang kas ini belum sampai di kantor pusat pada tanggal 31 Desember.
Ayat jurnal yang dibutuhkan dalam buku kantor pusat berbunyi :
Kas Dalam Perjalanan …………………… $500
Cabang…………..……………………..……. $500
4) Kredit pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan debet yang sama
pada perkiraan cabang. Cabang telah mengkredit perkiraan kantor pusat
pada waktu mengoreksi perkiraan sebesar laba bersih yang ditetapkan
terlalu rendah untuk periode yang lalu. Informasi ini belum dilaporkan
dalam buku kantor pusat. ayat jurnal yang dibutuhkan pada buku kantor
pusat per 31 Desember adalah :
Cabang ……………………………… $200
Laba yang Ditahan………..…………………. $200
Setelah ayat-ayat jurnal tersebut dibuat, maka perkiraan silang menjadi
cocok seperti terbaca berikut ini :

22
Buku Kantor Pusat Buku Cabang
Perkiraan Kantor
Perkiraan Cabang
Pusat
Saldo sebelum penyesuaian…................................ $ 11.250
Penyesuaian :
Penambahan :
Barang dagangan yang dikirimkan ke cabang 3.000
Laba bersih yang ditetapkan terlalu rendah 200
Cabang - tahun yang lalu….......................... $ 11.450 $ 11.700

Pengurangan :
Pengiriman uang kas ke kantor pusat 500
Penagihan piutang cabang oleh kantor pusat.. 750
Saldo yang dikoreksi $ 10.950 $ 10.950

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap Hubungan Kantor Pusat dan Cabang, akan ada persoalan-persoalan khusus
di dalam akuntansi yang terjadi di perusahaan tersebut. Dan persoalan-persoalan
yang terjadi didalam akuntansi akan dicatat dalam pembukuan dengan
menggunakan Sistem Desentralisasi yang artinya setiap susunan dan klasifikasi
rekening-rekening pembukuan pada tiap-tiap kantor cabang mengikuti dan sesuai
dengan susunan & klasifikasi yang dipakai pada kantor pusatnya

23
24

Anda mungkin juga menyukai