Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS JEMBER
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pembukuan Agen,
Kantor Cabang, Dan Kantor Pusat” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bapak Dr. Akhmad Toha, M.Si.pada
mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan. Makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pembukuan bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Akhmad Toha, M.Si. selaku dosen dari
mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan yang telah memberikan tugas ini sehingga
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama teman-teman
mahasiswa program studi D3 Perpajakan Universitas Jember yang telah meluangkan waktu
untuk bertukar pendapat dan membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB 2. PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1. Pembukuan Dan Bentuk Laporan Keuangan Pada Akuntansi Agen .................. 3
2.2. Pembukuan Dan Bentuk Laporan Keuangan Pada Akuntansi Kantor Cabang 8
2.3. Pembukan Dan Bentuk Perhitungan Pada Akuntansi Kantor Pusat ................ 13
BAB. 3 PENUTUP ................................................................................................................. 17
3.1. Kesimpulan .............................................................................................................. 17
3.2. Saran......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
Pembukuan merupakan bagian dari akuntansi. Pembukuan merupakan hal yang penting
bagi suatu perusahaan dan pasti dibuat oleh perusahaan skala besar, yang jumlah omsetnya
sesuai dengan Pasal 28 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU
KUP). Perusahaan skala kecil pun disarankan untuk membuatnya. Meskipun bentuknya
sederhana, pembukuan yang dilanjutkan dengan pembuatan laporan keuangan, khususnya
laporan laba/rugi dan neraca, dapat memberi informasi bagi yang membaca, baik pemilik
maupun pihak lain. Misalnya, informasi mengenai keuntungan / kerugian pada suatu
periode, jumlah piutang dan utang, jumlah kas dan setara kas, jumlah persediaan, dan lain-
lain. Pembukuan bermanfaat untuk mencatat setiap transaksi usaha dan berguna sebagai
sumber pembuatan laporan keuangan. Pelaku usaha dapat melakukan perencanaan
berdasarkan laporan tersebut.
Manfaat pembuatan laporan keuangan semakin terasa pada saat pelaku usaha
melakukan hubungan dengan pihak lain. Misalnya, saat meminta kredit ke bank, pelaku
usaha harus menyerahkan berbagai laporan keuangan, untuk beberapa kondisi, laporan
yang diserahkan harus telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) resmi. Contoh yang
lain adalah pada saat pelaku usaha melakukan pelaporan pajak bulanan ataupun tahunan
atas usaha yang telah dilakukan pelaku usaha tersebut.
Akuntansi dan perpajakan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan
pelaku usaha. Tidak semua pelaku usaha paham dengan aturan 2 pembukuan dan aturan
perpajakan yang sesuai dengan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ataupun
KUP. Kondisi ini melahirkan adanya usaha jasa akuntansi. Usaha semacam ini telah ada
sejak lama dan semakin berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Selain akuntansi, jasa perpajakan juga semakin berkembang dan
masih berpeluang.
Perusahaan-perusahaan besar atau yang sedang berkembang, selalu berusaha
meningkatkan volume penjualannya. Aspek pemasaran merupakan aspek penting dalam
usaha pencapaian tujuan ini. Oleh karena itu, bagian pemasaran merupakan ujung tombak
keberhasilan suatu perusahaan. Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, perusahaan
melakukan pemetaan wilayah sehingga dapat diketahui pasar potensial bagi produk atau
jasa yang dihasilkan/ditawarkan. Dengan cara ini dapat diketahui market share (bagian
pasar yang dapat dimasuki) dari produk atau jasa yang dihasilkan/ditawarkan perusahaan.
1
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menangkap peluang dari market share yang
sudah diketahui ini antara lain dengan cara membuka kantor agen atau bahkan membuka
kantor cabang.
Pada dasarnya kantor agen berbeda dengan kantor cabang dan kantor pusat. Kantor
agen hanya berfungsi mencarikan pembeli atau memperoleh order. Penjualan kepada
konsumen dilakukan langsung oleh kantor pusat. Pembayarannya juga diterima langsung
dari konsumen ke kantor pusat. Kantor cabang mempunyai wewenang yang lebih luas
dibandingkan kantor agen, karena selain berfungsi mencari pembeli kantor cabang dapat
melakukan transaksi penjualan secara langsung kepada konsumen. Wewenang yang lebih
besar lagi adalah kantor cabang dapat membeli barang dagangan dari luar.
1.3. Tujuan
2
BAB 2. PEMBAHASAN
3
A. Laba atau rugi aktivitas penjualan melalui tiap agen tidak ditentukan secara
terpisah. Cara ini menunjukkan bahwa seluruh transaksi penjualan ( rekening penjualan
) dan biaya -biaya ( rekening biaya ) yang terjadi di tiap agen, dicatat dalam rekening
pembukuan seperti halnya dengan transaksi – transaksi penjualan dan biaya reguler
yang terjadi di kantor pusat.
B. Laba atau rugi aktivitas penjualan melalui tiap agen ditentukan secara terpisah.
Cara ini menunjukan bahwa diperlukan rekening-rekening khusus pembukuan untuk
agen,terutama rekening penghasilan untuk mencatat semua transaksi penju
alan dan rekening biaya untuk mencatat semua biaya yang terjadi pada agen. Apabila
kantor pusat mempunyai beberapa agen, maka rekening penghasilan dan rekening
biaya diselenggarakan sebagai rekening kontrol ( buku besar), sedangkan rekening
penghasilan dan biaya untuk liap agen diselenggarakan sbg rekening rekening
pembantu (tambahan). Pada penutupan buku, saldo laba atau rugi menunjukan Catalan
hasil operasi tiap agen.
2.1.4 Contoh Akutansi Agen
Perbedaan paling mendasar pencatatan yang dilakukan kantor cabang dan
kantor agen berhubungan dengan kewenangan masing-masing dalam menangani
konsumen akhir. Kantor cabang mempunyai kewenangan penuh sehubungan dengan
transaksi penjualan termasuk menerima pembayaran secara langsung dari konsumen
akhir, sedangkan kantor agen tidak mempunyai kewenangan melakukan transaksi
penjualan. Pencatatan akuntansi hanya dilakukan oleh kantor pusat. Kantor cabang
melaksanakan pembukuan tersendiri karena Kantor cabang mempunyai kewenangan
dalam melakukan transaksi penjualan.
Kantor agen dalam melakukan kegiatannya memperoleh fasilitas dari kantor
pusat. Salah satu fasilitas tersebut adalah berupa uang yang merupakan modal kerja
bagi kantor agen. Oleh karena itu, pencatatan yang dilakukan oleh kantor agen hanya
sebatas pertanggung jawaban atas modal kerja dari kantor pusat. Karena modal kerja
dari kantor pusat diterima dalam bentuk uang tunai, maka dalam pengelolaannya seperti
mengelola kas kecil dengan sistem imprest. Bukti-bukti pemakaian modal kerja harus
dikumpulkan oleh kantor agen karena laporan ke kantor pusat dibuat berdasarkan bukti-
bukti yang dikumpulkan tersebut.
Metode yang dapat dipakai oleh kantor pusat dalam melakukan pencatatan
sehubungan dengan kegiatan di kantor agen, yaitu;
1. Laba atau rugi kantor agen tidak dipisahkan dengan laba atau rugi Kantor Pusat.
4
2. Laba atau rugi kantor agen dipisahkan dengan laba atau rugi kantor pusat.
Untuk tujuan pengendalian intern dan penilaian kinerja kantor pusat, sebaiknya
digunakan metode yang kedua yaitu laba atau rugi kantor agen dipisahkan dengan laba
atau rugi yang diperoleh kantor pusat sendiri. Apalagi bila kantor Agennya lebih dari satu.
Dalam praktik yang sering digunakan adalah metode yang pertama atau laba/rugi kantor
agen tidak dipisahkan dengan laba atau rugi kantor pusat.
1. Laba atau rugi kantor agen tidak dipisahkan dengan laba atau rugi kantor pusat
Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen tidak dipisahkan dengan
pendapatan dan biaya kantor pusat. Sehingga tidak bisa diketahui laba atau rugi kantor
agen secara tersendiri. Bila metode ini yang digunakan, kantor pusat hanya dapat
mengetahui laba atau rugi secara total/keseluruhan.
2. Laba atau rugi kantor agen dipisahkan dengan laba atau rugi kantor pusat
3. Dalam metode ini pendapatan dan biaya kantor agen dipisahkan dari pendapatan dan
biaya kantor pusat. Sehingga laba atau rugi kantor agen bisa diketahui secara individual.
Apabila metode ini yang dipakai maka diperlukan rekening tersendiri. Rekening-
rekening yang dibutuhkan bila digunakan metode ini antara lain:
a. Modal kerja kantor agen.
b. Penjualan kantor agen.
c. BPP kantor agen.
d. Biaya pemasaran kantor agen.
Biaya administrasi dan umum kantor agen Apabila kantor pusat mempunyai Kantor
Agen lebih dari satu, maka dapat digunakan salah satu dari cara berikut:a. rekening
masing-masing kantor agen disendirikan atau diberikan kode berbedab. Kantor pusat
hanya memakai satu rekening buku besar untuk seluruh Kantor Agen, sedangkan untuk
masing-masing kantor agen hanya dibuatkan rekening pembantu.
1. Kantor pusat mengirim kas senilai Rp10.000.000,00 sebagai modal kerja awal di kantor
agen.
5
2. Kantor pusat mengirim barang dagangan sebagai sampel dengan harga pokok
Rp2.500.000,.
3. Kantor pusat membeli barang dagangan untuk mengisi persediaan seharga
Rp400.000.000,00 secara kredit.
4. Transaksi penjualan selama tahun 2007 terdiri dari:- Penjualan langsung ke kantor pusat
Rp500.000.000,00 sedangkan beban pokok penjualan Rp300.000.000,00.- Penjualan
melalui kantor agen Rp200.000.000,00 dengan beban pokok penjualan
Rp160.000.000,00.
5. Piutang yang berhasil ditagih Rp350.000.000,00.
6. Pelunasan utang dagang Rp200.000.000,00.
7. Biaya-biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:- Biaya pemasaran kantor pusat
Rp 40.000.000,00.- Biaya pemasaran kantor agen Rp 12.000.000,00.- Biaya
administrasi dan umum kantor pusat Rp 16.000.000,00.- Biaya administrasi dan umum
kantor agen Rp 3.000.000,00.
8. Depresiasi gedung yang menjadi beban tahun ini adalah:- Kantor pusat Rp
7.500.000,00.- Kantor agen Rp 3.000.000,00.
9. Persediaan sampel tinggal Rp 30.00.000,00. Jurnal yang dibuat oleh kantor pusat dalam
satu periode untuk masing-masing metode disajikan dalam tabel pada halaman berikut
(asumsi pencatatan persediaan dengan metode perpetual).
6
L/ Kantor Agen Tidak Dipisahkan
Keterangan R (dlm ribuan (dlm ribuan rupiah)
rupiah)
1. Mencatat pembentukan modal kerja Modal kerja K. Agen 10.000 Modal Kerja K. Agen 10.000
Kas
Kas 10.000 10.000
Persed sampel K. Agen
2. Mencatat pengiriman barang Persed sampel K. Agen 2.500 Persed Brg Dgg 2.500
sampel Persed. Brg. Dg 2.500 Persed Brg Dgg 2.500
Utang Dg
3. Mencatat Pembelian Persed Brg Dg 400.000 Piutang Dagang 400.000
Utang Dagang 400.000 Penjualan K. Pusat 400.000
Penjualan K. Agen
4. Mencatat penjualan Piutang Dagang 700.000 BPP K. Pusat 700.000
Penjualan 700.000 BPP K. Agen 500.000
Persediaan Barang Dg
Kas 200.000
5. Mencatat BPP BPP 460.000 Piutang Dagang 300.000
Utang Dagang
Persed Brg 460.000 160.000
Kas
Bi. Pemasaran K. Pusat Bi. 460.000
6. Mencatat pelunasan piutang Kas 350.000 Pemasaran K. Agen Bi. 350.000
Adm & Umum K. Pusat Bi.
Piutang Dagang 350.000 Adm & Umum K. Agen 350.000
7. Mencatat pelunasan utang dagang Utang Dagang 200.000 Kas 200.000
Kas 200.000 Bi. Depre Gd. K. Pusat 200.000
Bi. Depre Gd. K. Agen
8. Mencatat pembebanan biaya Bi. Pemasaran 52.000 Akum Depre 40.000
operasional Bi. Adm & Umum 19.000 Bi. Pemasaran K. Agen Persed 12.000
sampel K. Agen
Kas 71.000 Penjualan K. Agen 16.000
BPP K. Agen 3.000
Bi. Pemasaran K. Agen Bi.
Adm & Umum K. Agen 71.000
9. Mencatat Penyusutan depresiasi Bi. Depresiasi Gd. 10.500 L/R K. Agen 7.500
Penjualan
gedung Akum. Depresiasi Gd. 10.500 3.000
L/R K.
Agen 10.500
10. Mencatat pserdiaan sampel yang Bi. Pemasaran 2.500 BPP 2.500
Bi. Pemasaran
sudah dipakai Persed. Sampel K. Agen 2.500 Bi. Adm & 2.500
11. Mengakui L/R K. Agen (Jurnal Umum L/R 200.000
Penutup) 160.000
12.000
3.000
25.000
12. Mengakui L/R Perusahaan Secara Penjualan 700.000 500.000
Keseluruhan BPP 460.000 25.000
Bi. Pemasaran 52.000 300.000
Bi. Adm & Umum 19.000 40.000
L/R 169.000 16.000
169.000
7
2.2. Pembukuan Dan Bentuk Laporan Keuangan Pada Akuntansi Kantor Cabang
8
kantor pusat. Agen penjualan biasanya diberi dana kerja yang digunakan untuk
membayar biaya yang dapat dibayar dengan lebih mudah melalui agen penjual. Sistem
sistem seringkali digunakan untuk mengendalikan uang kas agen penjual
Pesanan untuk barang dagangan yang diperoleh agen dikirimkan ke kantor pusat
untuk di setujui. Jika harga jual dan syarat kredit dapat diterima, maka kantor pusat
mengisi pesanan ini dan mengirimkan barangnya kepada pelanggan yang bersangkutan.
Beban operasi agen lainnya selain beban operasi yang dibayar oleh agen dari dana
kerjanya dipenuhi oleh kantor pusat.
2.2.3. Akuntansi Kantor Cabang
Akuntansi kantor cabang membagi sistem akuntansi perusahaan secara terpisah antara
kantor pusat dan kantor cabang. Kantor puat terdiri dari unit akuntansi pusat untuk
perusahaan, sedangkan kantor cabang terdiri dari tambahan sistem akuntansi untuk
mencatat kegiatan setiap cabang.Seperti dijelaskan di bagian sebelumnya bahwa kantor
cabang mempunyai kewenangan dalam melakukan transaksi penjualan. Oleh karena
itu, kantor cabang melaksanakan pembukuan tersendiri. Jadi baik kantor pusat maupun
kantor cabang menyelenggarakan pencatatan akuntansi sendiri-sendiri. Pencatatan ini
hanya berguna untuk pihak intern kantor pusat maupun kantor cabang. Untuk
kepentingan pihak ekstern kantor pusat menyiapkan laporan konsolidasi yaitu laporan
keuangan yang berisi kinerja keuangan gabungan dari kantor pusat dan kantor cabang.
Berbeda dengan investasi kantor pusat di kantor agen yang hanya berupa modal
kerja awal saja, investasi yang ditanamkan oleh kantor pusat ke kantor cabang meliputi
semua kebutuhan awal kantor cabang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kantor
pusat bertindak sebagai Investor (pihak penyandang dana) dan kantor cabang sebagai
Investee (pihak penerima dana). Oleh karena itu, diperlukan rekening yang bersifat
Resiprokal (timbal balik) antara kantor pusat dan kantor cabang untuk menampung
transaksi yang bersifat resiprokal ini, kantor pusat menggunakan nama rekening kantor
cabang, sebaliknya kantor cabang menggunakan rekening kantor pusat. Rekening
kantor cabang merupakan hak kantor pusat sedangkan rekening kantor pusat
merupakan kewajiban kantor cabang. Dalam membuat laporan konsolidasi rekening
resiprokal harus dieleminasi.
Kantor Cabang mempunyai kewenangan dalam melakukan transaksi penjualan.
Oleh karena itu Kantor Cabang melaksanakan pembukuan tersendiri . Jadi baik Kantor
Pusat maupun Kantor Cabang menyelenggarakan pencatatan akuntansi sendiri-sendiri.
Pencatatan ini hanya berguna untuk pihak intern Kantor Pusat maupun Kantor Cabang.
9
Untuk kepentingan pihak ekstern Kantor Pusat menyiapkan laporan konsolidasi yaitu
laporan keuangan yang berisi Kinerja Keuangan Gabungan dari Kantor Pusat dan
Kantor Cabang. Berbeda dengan investasi kantor Pusat di kantor Agen yang hanya
berupa modal kerja awal saja, investasi yang ditanamkan oleh Kantor Pusat ke Kantor
Cabang meliputi semua kebutuhan awal kantor Cabang . Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa kantor Pusat bertindak sebagai Investor (pihak penyandang dana ) dan
Kantor Cabang sebagai Investee (pihak penerima dana). Oleh karena itu diperlukan
rekening yang bersifat Resiprokal (timbal balik) antara Kantor Pusat dan Kantor
Cabang untuk menampung transaksi yang bersifat resiprokal ini, Kantor Pusat
menggunakan nama rekening Kantor Cabang, sebaliknya Kantor Cabang menggunakan
rekening Kantor Pusat. Rekening kantor cabang merupakan hak kantor pusat sedangkan
rekening kantor pusat merupakan kewajiban kantor cabang. Dalam membuat laporan
konsolidasi rekening resiprokal harus dieleminasi.
2.2.4. Contoh perhitungannya
Berikut ini adalah contoh transaksi-transaksi yang ada di kantor cabang dari PT. ”Dewi
Ratih” berkedudukan di Malang dan bergerak dalam bidang alat-alat kesehatan, pada
awal tahun 2007 membuka Kantor Cabang di Jember. Ikhtisar transaksi keuangan
selama tahun 2007 diringkas sebagai berikut:
1. Kantor Cabang menerima uang Rp 150.000.000,00 dari kantor pusat
2. Kantor Cabang membeli peralatan secara tunai senilai Rp 75.000.000,00.
Peralatan ini mempunyai umur ekonomis 5 tahun
3. Menerima barang dagangan senilai Rp 115.000.000,00 dari kantor pusat
4. Membeli barang dagangan dari supplier luar Rp 30.000.000,00 secara tunai
5. Menjual barang dagang seharga Rp 200.000.000,00 secara tunai
6. Mengembalikan barang dagang yang diterima dari kantor pusat seharga Rp
7.500.000,00 karena barang tersebut rusak.
7. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh kantor cabang sebagai berikut: - Gaji Rp
30.000.000,00 - Bunga Rp 25.000.000,00 - Lain-lain Rp 15.000.000,00
8. Mengirim uang Rp 100.000.000,00 ke kantor pusat
9. Pada akhir tahun diketahui utang gaji sebesar Rp 7.000.000,00 dan biaya
depresiasi Rp 15.000.000,00 10. Persediaan barang dagangan yang diterima dari
kantor pusat pada akhir tahun Rp 6.000.000,00. Persediaan barang dagangan
yang dibeli dari supplier luar pada akhir tahun Rp 35.000.000,00.
10
11
Percatatan Persediaan Secara Fisik
12
2.3. Pembukan Dan Bentuk Perhitungan Pada Akuntansi Kantor Pusat
13
sehingga kantor pusat dapat membedakan penerimaan laba/rugi dari setiap agen yang
ada.
2.3.5. Laporan Keuangan Kantor Pusat
Di dalam kantor pusat menggukan Rekening Timbal Balik (Reciprokal
Account). Laporan keuangan kantor pusat meliputi;
3. Penyusunan dilakukan setiap akhir periode fiskal untuk memperlihatkan hasil
operasi(perhitungan rugi laba) dankondisi keuangan (neraca).
4. Rekening investasi pada kantor cabang (Invesment in Branch) terlihat sebagai
aktiva(Assets) pada neracakantor pusat.
5. Penghasilan masing-masing kantor cabang dapat diperlihatkan pada laporan
pendapatan(perhitungan rugilaba) kantor pusat.
2.3.6. Studi Kasus
PT. Aneka Batik di Yogyakarta, mengirimkan sejumlah barang kecabang di
Semarang seharga Rp. 500.000 Ongkos angkut barang tersebut dari Yogyakarta ke
Semarang adalah Rp.25.000.Beberapa hari kemudian oleh karena ada perubahan
kebijaksanaan, kantor pusatmemerintahkan kepada cabang Semarang, agar barang-
barang yang baru diterima dikirimkankecabang Bandung seluruhnya, cabang Semarang
melaksankan perintah tersebut dan membayarongkos angkut sebesar Rp.
60.000.Apabila kantor pusat langsung mengirim barang-barang tersebut dari
Yogyakarta ke Bandung seluruhnya, cabang Semarang melaksankan perintah tersebut
dan membayarongkos angkut sebesar Rp. 60.000.Apabila kantor pusat langsung
mengirim barang-barang tersebut dari Yogyakarta ke Bandung hanya memerlukan
ongkos angkut Rp.70.000 Pencatatan pada buku-buku kantor pusat, cabang Semarang
dan Cabang Bandung akan nampak sebagai berikut:
14
15
Keterangan:
Didalam laporan keuangan kantor pusat secara individual saldo rekening “Selisih
ongkos angkut antar barang antar cabang” dapat dicantumkan sebagai pengurang daripada rugi-
laba cabang penerima yang terakhir. Akan tetapi dalam laporan keuangan gabungan
(Perhitungan rugi-laba gabungan), saldo “Selisih ongkos angkut barang-barang antar cabang”
tersebut dapat dicantumkan/dicatat sebagai bagian dari: harga pokok yang dijual, biaya
penjualan, ataupun biaya administrasi & umum. Masalah alokasi pembebanan ini tergantung
kepada bagian yang bertanggung jawab atas transfer barang-barang tersebut.
16
BAB. 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Agen merupakan suatu bentuk organisasi yang diberi fungsi untuk menerima
pesanan barang-barang dan bekerja di bawah pengawasan langsung kantor pusat (Home
Office), dan transaksi dengan pihak ketiga dilaksanakan secara langsung oleh kantor
pusat. Kantor cabang dikelola oleh seorang pimpinan cabang atau direktur cabang yang
bertanggung jawab langsung kepada direktur utama (top management) di kantor pusat.
Untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan cabang, pimpinan cabang harus
melaporkan setiap aktivitas cabang setiap waktu tertentu agar kantor pusat bisa
mengambil keputusan tertentu. Laporan-laporan keuangan cabang bisa digunakan oleh
kantor pusat untuk menilai kinerja cabang atau alat control terhadap cabang, meskipun
disadari sebagai unit bisnis bahwa kantor cabang berdiri sendiri. Kantor pusat adalah
bagian dari sebuah perusahaan dengan tanggung-jawab operasi mencakup wilayah
suatu negara atau suatu wilayah regional tertentu atau seluruh dunia. Kantor pusat
sebuah perusahaan beroperasi dengan dibantu berbagai cabang yang dimiliki
perusahaan tersebut dengan tanggung-jawab operasi pada wilayah yang lebih sempit,
seperti wilayah propinsi atau wilayah kabupaten.
3.2. Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah ini para pembaca dapat memahami
isi dari materi yang telah dibahas dalam makalah ini, agar pembaca dapat
mempraktikan ilmu yang didapat dikehidupan sehari-harinya. Kami sebagai penyusun
makalah mengcapkan banyak permohonan maaf atas kekurangan dari penulisan
makalah ini, oleh sebab itu kami berharap kritik dan saran dari para pembaca.
17
DAFTAR PUSTAKA
Afifahandini14. 2016. Akuntansi Keuangan Lanjutan : Kantor Pusat dan Kantor Cabang.
https://afifahandini14.wordpress.com/2016/11/22/akuntansi-keuangan-lanjutan-kantor-pusat-
dan-kantor-cabang/ . [Diakses pada tanggal 15 November 2021]
Hadiman Veronika. Kantor Pusat Dan Kantor Cabang. https://slideplayer.info/slide/12116462/.
[Diakses pada tanggal 15 November 2021]
IkaRosyida. 2018. Akuntansi Pusat, Agen & Cabang (Bagian I).
https://id.scribd.com/doc/307621563/Akuntansi-Pusat-Agen-Cabang-Bagian-I-
ppt#fullscreen&from_embed. [Diakses 14 November 2021]
Mahmudah Dewi. 2017. Sistem Akuntansi Kantor Cabang.
https://www.slideshare.net/khatijahtj/makalah-akuntansi-cabang. [Diakses 15 November
2021].
Novi Aini. 2017. Makalah Studi Kasus Hubungan Kantor Pusat Dan Cabang Pt Aneka Batik
Yogyakarta.
https://www.academia.edu/37683330/MAKALAH_STUDI_KASUS_HUBUNGAN_KANT
OR_PUSAT_DAN_CABANG_PT_ANEKA_BATIK_YOGYAKARTA . [Diakses pada
tanggal 15 November 2021].
Xu Melisa. 2018. Akuntansi Pusat Dan Cabang-Akuntansi Keuangan Lanjutan 1.
https://id.scribd.com/doc/208683318/Akuntansi-Pusat-Dan-Cabang-akuntansi-keuangan-
lanjutan-1. [Diakses 14 November 2021]
18