Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

“AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG”

Di susun oleh:

Kelompok 2

1. Laila Najmi (18101155110264)


2. Annisha Feriaska (19101155110265)
3. Fadlun Mubarok (19101155110272)
4. Lidia Sartika (19101155110278)
5. Nurul Utari (19101155110286)
6. Siti Aisyah (19101155110295)
7. Zakia Salsabila (19101155110302)

Dosen pengampun: Anatia Agusti, SE, M.Si

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Putra Indonesia (YPTK) Padang

Tahun Akademik 2021-2022


KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang melimpahkan rahmat, taufik,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Akuntansi Kantor Pusat dan Kantor Cabang. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan oleh Dosen Anatia Agusti, SE, M.SI. dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan
Lanjutan I di Universitas Putra Indonesia YPTK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi akuntansi.

Makalah ini telah kami susun secara maksimal atas bantuan dari berbagai pihak sehingga
makalah ini dapat selesai dengan lancar. Untuk itu, kami sebagai mengucapkan terimakah
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

 Kami menyadari makalah yang kami buat jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca, guna menghasilkan karya yang lebih baik. Kami berharap makalah Akuntansi Kantor
Pusat dan Kantor Cabang yang kami susun dapat memberikan manfaat bagi pembaca. 

Padang, 20 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................


1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................
1.3 TUJUAN ...................................................................................................................
1.4 MANFAAT................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................

2.1 BERBAGAI BENTUK CABANG...........................................................................

2.2 SISTEM AKUNTANSI CABANG..........................................................................

2.3 AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN CABANG................................................

2.4 AKUNTANSI ATAS KEGIATAN OPERASI CABANG LANJUTAN..............

2.5 HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG.................................................

2.6 PENCATATAN TRANSAKSI KANTOR PUSAT DAN CABANG....................

BAB III PENUTUP.........................................................................................................

3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam perkembangan usaha, perusahaan dapat beroperasi bukan hanya dalam lingkungan
kota, tetapi juga dapat beroperasi di luar kota, keluar daerah atau luar negeri. Pada umumnya
sebagai titik tolak perkembangan suatu usaha tersebut adalah perluasan daerah pemasaran. Pada
saat meluasnya daerah pemasaran, maka akan menimbulkan masalah bagi pimpinan
perusahaan. Akan tetapi masalah tersebut dapat diatasi secara efektif denganberbagai cara yang
paling ekonomis antara lain mengangkat pedagang keliling atau petugas bagian penjualan yang
langsung mendatangani para langganan, katalog pengguna dengan pengiriman pesanan perpos
dengan sistem konsinyasi dan lain-lain. kadang-kadang cara tersebut tidak sesuai harapan
pimpinan mengingat sangat besarnya perkembangan daerah pemasaran. Untuk mengatasi hal
tersebut, dapat dibentuk pusat-pusat penjualan di daerah tertentu yang merupakan sarana untuk
mencapai tujuan pemasaran. 

Perusahaan-perusahaan besar atau yang sedang berkembang, selalu berusaha


meningkatkan volume penjualannya. Aspek pemasaran merupakanaspek penting dalam usaha
tujuan ini. Oleh karena itu, bagian pemasaran sayarupakan ujungtombak keberhasilansuatu
perusahaan.dalamrangka perluas daerah pemasaran, perusahaan melakukan pemetaanwilayah
sehingga dapat diketahui pasar potensial bagi produk atau jasa yangdihasilkan/ditawaarkan.
Dengan cara ini dapat diketahui pasar skelinci
(bagian pasaryangdapat dimasuki)dariprodukataujasayangdihasilkanatauditawarkan perusahaan.
Beberapa cara yang dapat digunakan untukmenangkap peluang dari pangsa pasar yang sudah
diketahui antara laindengan cara membuka kantor agen dan kantor cabang

Pusat-pusat yang dibentuk dapat berupa agen atau cabang yang memiliki fungsi
pembelian ataupun penjualan. Dalam hubungan yang terjadi di antara kantor pusat dan cabang.
salah satu yang sering dilakukan adalah kantor pusat mengirimkan barang dagangannya ke
cabang agar cabang dapat memenuhi tujuan, yaitu pendapatan. Karena pentingnya hubungan
tersebut, maka proses pembelian barang dagangan dari kantor pusat ke cabang sebaiknya
dilakukan dengan penuh ketelitian. Oleh karena itu, dalam makalah ini, penulis akan
menjelaskan akuntansi dari proses pembelian barang dagangan yang dilakukan oleh kantor
cabang dari pusat yang umum dilakukan oleh keduanya

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah antara lain:
1. Menjelaskan berbagai bentuk cabang?
2. Bagaimana sistem akuntansi cabang?
3. Bagaimana akuntansi kantor pusat dan cabang?
4. Bagaimana terjadinya akuntansi atas kegiatan operasi cabang lanjutan?
5. Menjelaskan hubungan kantor pusat dan kantor cabang?
6. Bagaimana melakukan pencatatan transaksi kantor pusat dan cabang?

1.3 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka d apat d isimpulkan tujuan penulisannya yaitu :

1. Untuk mengetahui persoalan berbagai bentuk cabang


2. Untuk memahami tentang system akuntansi cabang
3. Untuk mengetahui persoalan akuntansi pusat dan kantor cabang
4. Untuk mengetahui persoalan akuntansi atas kegiatan operasi cabang lanjutan
5. Untuk memahami tenteng hubungan kantor pusat dan kantor cabang
6. Untuk memahami tentang cara melakukan pencatatan transaksi kantor pusat dan
kantor cabang

1.4 MANFAAT

1. Mahasiswa dapat mengetahui persoalan berbagai bentuk cabang


2. Mahasiswa dapat memahami tentang system akuntansi cabang
3. Mahasiswa dapat mengetahui persoalan akuntansi pusat dan kantor cabang
4. Mahasiswa dapat mengetahui persoalan akuntansi atas kegiatan operasi cabang
lanjutan
5. Mahasiswa dapat memahami tenteng hubungan kantor pusat dan kantor cabang
6. Mahasiswa dapat memahami tentang cara melakukan pencatatan transaksi kantor
pusat dan kantor cabang
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BERBAGAI BENTUK CABANG

Kantor pusat menandakan lokasi fungsi terpenting dari suatu perusahaan, dimana semua
kegiatan perencanaan sampai dengan pengawasan terdapat disini. Setiap perusahaan memiliki
suatu kantor pusat dan kantor pusat biasanya tidak melakukan kegiatan operasional sebagaimana
kantor lainnya, akan tetapi mengendalikan jalannya kebijaksanaan kantor pusat terhadap cabang-
cabangnya.

Kantor cabang sendiri terbagi menjadi dua :

1). Kantor Cabang Pusat

Salah satu kantor cabang yang memberikan jasa & pelayanan paling lengkap. Dengan
kata lain, semua kegiatan perusahaan ada di kantor cabang pusat dan biasanya kantor cabang
pusat membawahi kantor cabang pembantu. Nama lain untuk kantor cabang pusat adalah kantor
regional, dimana membawahi semua cabang pembantu di area atau regionalnya

2). Kantor Cabang Pembantu

Kantor cabang yang berada di bawah kantor cabang pusat dimana kegiatan jasa
pelayanan yang dilayani hanya sebagian khususnya di lokasi sekitarnya. Perubahan status dari
kantor cabang pembantu ke kantor cabang pusat apabila cabang tersebut sudah memenuhi
kriteria sebagai cabang penuh dari kantor pusat.

2.2 SISTEM AKUNTANSI KANTOR CABANG

Sistem Akuntansi untuk operasi kantor cabang yaitu sebagai berikut:

a). Sistem sentralisasi

Pembukuan terhadap transaksi-transaksi yang terjadi di kantor cabang diselenggarakan


sepenuhnya oleh kantor pusat. Sistem sentralisasi dilaksanakan dalam rangka penghematan biaya
administrasi, juga lebih menjamin adanya keseragaman prosedur dan metode-metode pembukuan
yang diterapkan baik untuk aktivitas kantor pusat maupun aktivitas kantor cabangnya. akan
tetapi keterlambatan informasi yang diterima oleh kantor pusat merupakan faktor yang
menyebabkan terlambatnya penyajian laporan keuangan secara periodik.

b). Sistem desentralisasi


Setiap cabang menyelenggarakan pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi pada
cabang yang bersangkutan secara lengkap. Susunan dan klasifikasi rekening-rekening
pembukuan pada tiap-tiap kantor cabang mengikuti dan sesuai dengan susunan dan klasifikasi
yang dipakai pada kantor pusatnya. Rekening khusus yang berfungsi sama dengan rekening
modal dan harus dibentuk yaitu “R/K Kantor Pusat”. Namun bila dikehendaki oleh kantor pusat
maka terdapat pos-pos tertentu yang pencatatannya dilakukan oleh kantor pusat.

Buku-buku kantor pusat dan cabang perlu adakan pemisahan antara :

 Rekening kantor pusat dan kantor cabang yang bersifat sementara


 Rekening kantor pusat dan kantor cabang yang bersifat permanen
 Rekening yang bersifat sementara dipakai untuk menampung transaksi-transaksi yang
mengakibatkan hutang piutang lancar antara pusat dan cabang. Misalnya “R/K kantor
cabang”. sedangkan Rekening yang bersifat permanen dipakai untuk menampung
transaksi yang mengakibatkan hutang piutang jangka panjang atau tetap antara pusat dan
cabang. Misalnya rekening “investasi tetap pada kantor cabang” atau “Kantor Cabang
R/K jangka panjang”

Laporan Keuangan Gabungan untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang,

Penyusunan neraca gabungan :

 Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening “R/K Kantor Pusat” dengan “R/K Kantor
Cabang”
 Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening aktiva dan hutang yang
terdapat dalam neraca individual kantor pusat dan cabangnya.

Penyusunan laporan perhitungan Laba-Rugi Gabungan :

 Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening “Pengiriman Barang dari Kantor Pusat”


dengan “Pengiriman Barang ke Kantor Cabang”
 Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening pendapatan dan laba di luar
usaha.

Proses penggabungan atau konsolidasi laporan antara pusat dan cabang dapat dengan mudah
dilakukan jika didukung dengan Sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Dengan dukungan
Sistem ERP, secara otomatis proses eliminasi R/K Pusat ataupun cabang hingga menggabungkan
laporan dengan akurat.
2.3 AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN CABANG

2.3.1 PENCATATAN TRANSAKSI

A. KANTOR PUSAT

 Kantor pusat mencairkan cek sejumlah dana yang ditentukan dan dikirimkan ke
agen.

Agen akan mengajukan pengisian kembali modal kerja jika saldo modal kerja sudah
menipis dan juga pada akhir periode. Ketika mengajukan pengisian kembali, agen juga
menyertakan bukti-bukti pengeluaran dan pembayaran atas penggunaan modal kerja
sebelumnya. Kantor pusat akan mencatat penerimaan pertanggungjawaban atas penggunaan
modal kerja sebelumnya dengan mencatat.

 Jika kantor pusat mengirimkan aset non kas ke agen, seperti barang sampel,
peralatan atau perlengkapan.

 Kantor pusat memberikan persetujuan pesanan yang diajukan Agen, dan mengirimkan
barang dagang ke pelanggan.

 Kantor Pusat menerima pembayaran dari pelanggan

 Pada akhir periode, jika Kantor pusat menyajikan transaksi-transaksi agen seolah-
olah transaksinya sendiri, maka setelah akun-akun transaksi agen akan ditutup ke Ikhtisar
Laba Rugi.

 Jika pada akhir periode masih terdapat perlengkapan yang belum habis terpakai,
maka Kantor Pusat membuat jurnal penyesuaian.

B. KANTOR CABANG

a) Transfer antara Kantor Pusat dengan Cabang Cabang menggunakan akun “Home
Office” yang setara dengan akun modal, digunakan untuk mencatat Kas, Barang,
dan Jasa yang diterima dari Kantor Pusat. Sedangkan Kantor Pusat menggunakan akun
“Branch” atau “Investment in Branch” untuk mencatat semua pengeluaran yang
dikirimkan ke Kantor Cabang.
Transaksi : Cabang menerima kas Rp1.000 dari Kantor Pusat

b) Pengiriman Barang Dagang oleh Kantor Pusat ke Cabang Ketika Kantor Pusat
mengirimkan Barang Dagang ke Cabang, KantorPusat akan mendebit akun
“Branch” dan mengkredit “Shipment to Branch”.Pada akhir periode, saldo akun
“Shipment to Branch” akan dikurangkan terhadap Saldo Barang yang tersedia untuk
Dijual. Cabang akan mencatat Barang Dagang yang diterima dari Kantor Pusat
dengan mendebit “Shipment from Home Office” dan kredit pada akun “Home
Office”.Pada akhir periode, Cabang akan menambahkan barang dagang yang
diterima dari Kantor Pusat dan barang yang dibeli dari pemasok lain dengan
Persediaan Awal, untuk menentukan barang yang tersedia untuk dijual.
Transaksi : Kantor Pusat mengirimkan Barang Rp120 ke Cabang

c) Cabang mencatat semua pembebanan biaya operasional yang dibayar Cabang itu
sendiri.

Transaksi : Cabang membayar beban-beban operasi sebagai berikut :


-Beban gaji dan komisi Rp400
-Beban Sewa Rp200
–Beban Rupa-Rupa Rp150

d) Jika beban operasional cabang menjadi tanggungan Kantor Pusat, seperti pajak, iklan
dan asuransi, maka pembayaran beban ini akan dicatat di Kantor Pusat. Cabang
akan mencatat biaya-biaya tersebut yang digunakan dalam operasional cabang
dengan mendebit “Expenses” dan kredit “Home Office”.Kantor Pusat akan mendebit
“Branch” dan mengkredit akun dari aset yang terpakai oleh Cabang.

Transaksi : Cabang membebankan biaya-biaya operasional Cabang ke Kantor Pusat.


Biaya-biaya antara lain :

-Asuransi aset pada cabang Rp100


-Pajak Cabang Rp50
-Biaya iklan Rp150

e) Cabang mencatat penjualan Cabang dan menerima penagihan dari hasil penjualan
tersebut. Transaksi : Cabang #1 menjual barang dagang secara kredit Rp2.000

f) Pembelian aset tetap biasanya dicatat di buku Kantor Pusat, dan prosedur ini diikuti
dengan penerapan kebijakan penyusutan yang seragam untuk sekelompok aset,
apakah dipakai oleh Cabang maupun Kantor Pusat

2.3.2 TRANSAKSI ANTAR CABANG


 
Kadangkala terjadi transfer asset atau jasa antarcabang. Walau terdapat beberapa cara
perlakuan akuntansi yang dapat diterapkan untuk transfer seperti itu, pendekatan umum yang
digunakan adalah memperlakukan transfer seolah-olah transfer terjadi melalui kantor pusat.
Cabang-cabang yang terlibat dalam transfer antar cabang umumnya mencatat transaksi transfer
seolah-olah terkait dengan kantor pusat disbanding dengan cabang lainnya. Sebagai contoh
misalnya cabang Medan PT Jaya mentransfer kas sebesar Rp 5000.000 dan persediaan senilai Rp
10.000.000 ke cabang Padang, kemudian cabang Medan mencatatnya dengan ayat jurnal sebagai
berikut :

B(28) Kantor Pusat 15.000.000


Kas 5.000.000
Persediaan 10.000.000

Transfer kas dan persediaan ke cabang Padang

2.4 AKUNTANSI ATAS KEGIATAN OPERASI CABANG LANJUTAN

Walaupun kantor pusat dan masing-masing cabang mengelola pembukuan tersendiri, seluruh
akun akan digabungkan untuk pelaporan sehingga laporan keuangan eksternal menyajikan
perusahaan sebagai entitas ekonomi tungga. Seperti saat menyusun laporan keuangan konsolidasi,
hanya menambahkan bersamaan saldo dari akun-akun yang terdapat di setiap sistem akuntansi tidak
menghasilkan gambaran entitas ekonomi tunggal, beberapa eliminasi juga diperlukan.

Akuntansi untuk kantor pusat dan cabang dikombinasikan di dalam menyiapkan laporan
keuangan sebagai berikut :

-Menetapkan hal timbal balik antara kantor pusat dan cabang memegang buku
-Menghapus laba yang belum direalisasi dari transfer-transfer antara kantor pusat dan cabang
-Menghapus akun timbal-balik
-Menyatukan akun yang tidak timbal balik

2.5 HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG

Sifat dan jenis usahanya operasi kantor cabang berada dibawah pengelolaan seorang
manajer cabang yang bertanggungjawab langsung kepada top manajemen di kantor pusat.
Manajer cabang harus melaporkan informasi tentang volume aktivitas dan hasil usaha cabang
kepada kantor pusatnya.

2.6 PENCATATAN TRANSAKSI KANTOR PUSAT DAN CABANG

Ada dua metode yang dapat digunakan oleh kantor pusat untuk mencatat kegiatan yang dilakukan
oleh agen, yaitu:

1) Laba (rugi) kantor agen tidak dipisahkan dengan laba (rugi) kantor pusat.
2) Laba (rugi) kantor agen dipisahkan dengan laba (rugi) kantor pusat

Dalam metode pertama, pendapatan dan biaya kantor agen tidak dipisahkan dengan pendapatan
dan biaya kantor pusat. Sehingga, tidak bisa diketahui laba (rugi) setiap kantor agen. Kantor pusat hanya
dapat mengetahui laba (rugi) secara keseluruhan.

Dalam metode kedua, pendapatan dan biaya kantor agen dipisahkan dengan pendapatan dan biaya
kantor pusat. Sehingga, bisa diketahui laba (rugi) setiap kantor agen. Jika metode ini digunakan, maka
diperlukan beberapa rekening, yaitu:

1. Modal kerja kantor agen


2. Penjualan kantor agen
3. Harga pokok penjualan kantor agen
4. Biaya pemasaran kantor agen
5. Biaya Administrasi dan umum kantor agen

Apabila kantor pusat memiliki kantor agen lebih dari satu, maka dapat digunakan salah satu cara
dari dua cara berikut:

1. Rekening setiap agen diberikan kode rekening tersendiri


2. Kantor pusat hanya memiliki satu rekening buku besar untuk semua kantor agen.
Sedangkan untuk setiap kantor agen hanya dibutuhkan rekening pembantu.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kantor pusat menandakan lokasi fungsi terpenting dari suatu perusahaan, dimana semua
kegiatan perencanaan sampai dengan pengawasan terdapat disini. Setiap perusahaan memiliki
suatu kantor pusat dan kantor pusat biasanya tidak melakukan kegiatan operasional sebagaimana
kantor lainnya, akan tetapi mengendalikan jalannya kebijaksanaan kantor pusat terhadap cabang-
cabangnya. Sifat dan jenis usahanya operasi kantor cabang berada dibawah pengelolaan seorang
manajer cabang yang bertanggungjawab langsung kepada top manajemen di kantor pusat.
Manajer cabang harus melaporkan informasi tentang volume aktivitas dan hasil usaha cabang
kepada kantor pusatnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://turboly.com/blog/2021/03/Hubungan-Antara-Kantor-Pusat-dan-Kantor-Cabang.html
https://www.academia.edu/35123262/SISTEM_AKUNTANSI_KANTOR_CABANG
https://www.scribd.com/doc/287037230/Transaksi-Antar-Cabang-AKL
https://pdfcoffee.com/siapdocx-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai