Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

HUBUNGAN ANTARA KANTOR PUSAT–CABANG


Dosen Pengampu : Putu Nuniek Hutnaleontina, SE.,M.Si

Oleh

I GEDE EKA DHARMA WICAKSANA (1902022339)

Kelas : IV B Akuntansi Pagi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN PARIWISATA
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas rahmat-Nya,
maka kami dapat menyusun makalah mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1. Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak
kekurangan, baik dalam materi maupun cara penulisan. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi menyempurnakan isi makalah ini.
Kami menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak hingga kepada pihak-pihak
yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung atas sumber-sumber materi
sebagai referensi yang membantu dalam penyusunan makalah ini.

Hormat Kami,

Kelompok Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1Pengertian Kantor Pusat dan Kantor Cabang....................................................3
2.1.1 Kantor Pusat......................................................................................................3
2.1.2 Kantor Cabang..................................................................................................3
2.2 Hubungan Antara Kantor Pusat-Cabang...........................................................3
2.3 Akuntansi untuk Operasi Kantor Cabang..........................................................5
2.3.1 Sistem Sentralisasi............................................................................................5
2.3.2 Sistem Desentralisasi........................................................................................5
BAB III PENUTUP.........................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah perusahaan yang telah tumbuh dan ingin memajukan usahanya dengan
mengembangkan wilayah kerjanya, pemasarannya maka biasanya akan mendirikan
perusahaan cabang. Perusahaan cabang berbeda dengan anak perusahaan, berbeda
juga dengan agen.
Agen adalah suatu perusahaan jasa yang dipercaya untuk membantu bidang
pemasaran beberapa perusahaan sehingga tidak bertanggungjawab langsung kepada
perusahaan yang memberikan kepercayaan padanya sebagai agen. Perusahaan pusat
adalah perusahaan cikal bakal pertama suatu perusahaan berdiri sampai berkembang
dan juga merupakan pusat dari kegiatan usaha yang dijalankan.
Perusahaan pusat yang telah tumbuh dan berkembang akan membuka kantor
cabang di beberapa tempat kemudian kantor cabang ini akan beroperasi dengan
segala transaksi operasionalnya yang memperoleh dukungan aktiva lancar, aktiva
tetap, modal, manajemen, dan pengendalian dari perusahaan pusat sehingga perlu
pertanggungjawaban cabang ke pusat. Dari sinilah timbul hubungan pusat-cabang
yang akhirnya memerlukan pencatatan transaksi, pengelompokkan pos-pos,
peringkasan saldo dan pelaporan serta pertanggungjawabkan yang akhirnya disebut
sebagai akuntansi hubungan kantor pusat-kantor cabang.
Di dalam pencatatan akuntansi hubungan pusat-cabang akhirnya dikelompokkan
menjadi dua, yaitu pertama pencatatan dengan sistem sentralisasi, dan yang kedua
pencatatan dengan sistem desentralisasi

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan pengertian kantor pusat?
1.2.2 Apa hubungan antara kantor pusat-cabang?
1.2.3 Bagaimana perlakuan akuntansi untuk operasi?

1
2

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian kantor pusat.
1.3.2 Untuk mengetahui hubungan antara kantor pusat-cabang.
1.3.3 Untuk mengetahui akuntansi untuk operasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kantor Pusat dan Kantor Cabang


2.1.1 Kantor Pusat
Kantor Pusat/Headquarters (HQ) menandakan lokasi fungsi terpenting
dari suatu organisasi yang dipimpin. Kantor pusat perusahaan adalah entitas di
atas sebuah perusahaan yang memiliki tugas penuh dalam mengelola seluruh
aktivitas bisnis. Sebutan “head office” lebih umum digunakan untuk kantor
pusat perusahaan-perusahaan besar. Kantor pusat merupakan segala kegiatan
dari perencanaan sampai dengan pengawasan terdapat di kantor ini.

2.1.2 Kantor Cabang


Kantor cabang adalah suatu bentuk organisasi yang menjual barang-barang
dari persediaan yang dibentuknya (baik dikirim kantor pusat maupun dibeli
sendiri) dan diberi wewenang untuk melaksanakan transaksi-transaksi dengan
pihak ketiga, sehingga berfungsi sebagai unit usaha yang berdiri sendiri.
Struktur organisasi dan kegiatan tidak terlepas dari kantor pusat. Sehingga
kantor cabang bertanggung jawab penuh atas segala aktivitasnya kemanajemen
kantor pusat. Kegiatan kantor pusat tidak terbatas pada usaha untuk
memperoleh pesanan saja tetapi juga usaha untuk memenuhi pesanan yang
dapat diambil dari persediaan sendiri maupun persediaan kantor pusat.
Investasi kantor pusat ke cabang tidak hanya sebatas modal kerja saja
tetapi semua fasilitas yang dibutuhkan dalam mendirikan kantor cabang dan
permulaan operasi kantor cabang.

2.2 Hubungan Antara Kantor Pusat-Cabang


Hubungan Pusat-Cabang yaitu hubungan antara kantor pusat (utama) dengan
kantor pengembangan/perwakilan yang skala usahanya lebih kecil dan merupakan
bagian dari kantor pusat tersebar di daerah-daerah lain. Hubungan antara kantor
pusat dan kantor cabang yaitu:

3
1. Cabang diberi modal kerja, baik berupa kas, barang-barang dagangan maupun
aktiva lainnya oleh kantor pusat
2. Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak ketiga untuk memenuhi
kebutuhan permintaan barang lokal yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat
3. Cabang melakukan aktivitas penjualan, mulai dari usaha untuk mendapatkan
pembeli, mengirimkan pembeli, mengirimkan barang atau menyerahkan barang
dan jasa langsung pada pelanggan atau mengumpulkan piutang dan menyimpan
uangnya dalam rekening bank sendiri.
Kantor cabang tidak sama dengan kantor agen karena keduanya mempunyai
persamaan dan perbedaan sebagai berikut:
Kantor Cabang Kantor Agen
 Struktur organisasi dan  Struktur organisasi dan kegiatan
kegiatan tidak terlepas dari terlepas dari kantor pusat atau
kantor pusat. Sehingga kantor berdiri sendiri. Oleh karena itu satu
cabang bertanggungjawab penuh kantor agen dapat mengageni beberapa
atas segala aktivitasnya ke perusahaan. Sehingga kantor agen
manajemen kantor pusat. tidak bertanggungjawab ke kantor
pusat tetapi bertanggungjawab
pengelola agen.
 Kegiatan kantor cabang tidak  Kegiatan kantor agen terbatas
terbatas pada usaha untuk pada usaha untuk memperoleh pesanan
memperoleh pesanan saja tetapi juga dan calon pembeli saja. Dengan
usaha untuk memenuhi pesanan demikian agen hanya sebagai fungsi
yang dpt diambil dari persediaan pemasarnya saja.
sendiri maupun persediaan kantor
pusat.
 Investasi kantor pusat ke  Investasi kantor pusat ke agen
cabang tidak hanya sebatas modal hanya sebatas modal kerja saja.
kerja saja tetapi semua fasilitas yang
dibutuhkan dalam mendirikan kantor
cabang dan permulaan operasinya
kantor cabang.

4
2.3 Akuntansi untuk Operasi Kantor Cabang
Umumnya cabang memiliki sistem akuntansi yang terpisah dari kantor pusat.
Kantor cabang dapat bertansaksi dengan pihak eksternal dan internal (dengan kantor
pusat) dan mencatatnya dalam sistem akuntansi cabang. Transaksi yang terjadi
antara kantor cabang dengan kantor pusat dicatat dalam akun-akun intraperusahaan,
dan merupakan akun-akun resiprokal. Akun intraperusahaan di pembukuan kantor
pusat disebut investasi di kantor cabang, sedangkan akun resiprokal di pembukuan
kantor cabang disebut kantor pusat.
Saldo akun investasi di kantor cabang menunjukkan investasi kantor pusat di
suatu kantor cabang melalui kontribusi kas dan transfer aset ke kantor cabang. Saldo
akun resiprokal kantor pusat di pembukuan kantor cabang mencerminkan ekuitas
kantor pusat di kantor cabang. Saldo dari dua akun resiprokal tersebut disesuaikan
untuk transaksi yang sama. Saldo akun bertambah bila ada transfer aset dari kantor
pusat ke kantor cabang dan berkurang karena transfer aset dari kantor cabang ke
kantor pusat. Penyesuaian atas akun juga dilakukan untuk laba/rugi yang diperoleh
kantor cabang.
Ada dua sistem yang digunakan dalam pencatatan sistem akuntansi hubungan
antara cabang-pusat, yaitu melalui sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi.
2.3.1 Sistem Sentralisasi
Sistem sentralisasi adalah pembukuan terhadap transaksi-transaksi yang
terjadi dikantor cabang diselenggarakan sepenuhnya oleh kantor pusat. Pada
cara ini kantor cabang cukup mengumpulkan dokumen-dokumen dasar, seperti
faktur penjualan, catatan waktu kerja, bukti-bukti pengeluaran kas, dan bukti-
bukti lainnya yang mendukung terjadinya transaksi. Sistem sentralisasi ini
cocok dipakai apabila:
a) Kantor cabang dekat dengan kantor pusat
b) Kegiatan kantor cabang masih terbatas

2.3.2 Sistem Desentralisasi


Desentralisasi hubungan pusat-cabang yaitu apabila di dalam sistem
akuntansi kantor cabang yang pencatatannya diselenggarakan oleh kantor

5
cabang sendiri. Namun bila dikehendaki oleh kantor pusat maka terdapat pos-
pos tertentu yang pencatatannya dilakukan oleh kantor pusat.
Hal yang penting mengenai akuntansi dan pencatatan sistem desentralisasi
terhadap transaksi yang menghubungkan antara Pusat dengan cabang adalah
Rekening Koran Timbal Balik (R/K). Sehingga pencatatan setiap transaksi
dalam jurnalnya juga sedikit berbeda dengan jurnal biasa.
Transaksi keuangan kantor cabang di dalam sistem desentralisasi
dikelompokkan menjadi 2 transaksi, yaitu:
1. Transaksi antara kantor cabang dengan kantor pusat. Transaksi ini akan
mempengaruhi hubungan kantor cabang dengan kantor pusat sehingga
transaksi ini dicatat baik oleh kantor cabang maupun kantor pusat.
2. Transaksi antara kantor cabang dengan pihak ketiga. Transaksi ini tidak
mempengaruhi hubungan kantor cabang dengan kantor pusat sehingga
transaksi ini tidak dicatat oleh kantor pusat.

6
7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kantor pusat perusahaan adalah entitas di atas sebuah perusahaan yang memiliki
tugas penuh dalam mengelola seluruh aktivitas bisnis. Sedangkan kantor cabang adalah
suatu bentuk organisasi yang menjual barang-barang dari persediaan yang dibentuknya
(baik dikirim kantor pusat maupun dibeli sendiri) dan diberi wewenang untuk
melaksanakan transaksi-transaksi dengan pihak ketiga, sehingga berfungsi sebagai unit
usaha yang berdiri sendiri.
Hubungan Pusat-Cabang yaitu hubungan antara kantor pusat (utama) dengan kantor
pengembangan/perwakilan yang skala usahanya lebih kecil dan merupakan bagian dari
kantor pusat tersebar di daerah-daerah lain.
Umumnya cabang memiliki sistem akuntansi yang terpisah dari kantor pusat. Kantor
cabang dapat bertansaksi dengan pihak eksternal dan internal (dengan kantor pusat) dan
mencatatnya dalam sistem akuntansi cabang. Transaksi yang terjadi antara kantor cabang
dengan kantor pusat dicatat dalam akun-akun intraperusahaan, dan merupakan akun-akun
resiprokal. Ada dua sistem yang digunakan dalam pencatatan sistem akuntansi hubungan
antara cabang-pusat, yaitu melalui sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi. Sistem
sentralisasi adalah pembukuan terhadap transaksi-transaksi yang terjadi dikantor cabang
diselenggarakan sepenuhnya oleh kantor pusat. Sedangkan desentralisasi hubungan pusat-
cabang yaitu apabila di dalam sistem akuntansi kantor cabang yang pencatatannya
diselenggarakan oleh kantor cabang sendiri.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://afifahandini14.wordpress.com/2016/11/22/akuntansi-keuangan-lanjutan-kantor-pusat-
dan-kantor-cabang/
http://dosen.stie-alanwar.ac.id/file/content/2018/02/180204101016_nurrohman.doc
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kantor_pusat
https://www.slideshare.net/mobile/icha_widya/kantor-pusat-cabang-dan-kas
https://perpustakaan.akuntansipoliban.ac.id/uploads/attachment/5GU1k2qSZWVKBYPX0roz
wLFuTmfQ6p39a7O4xHecsvgEAMhlIy.pdf
http://ana_dwi_pertiwi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72254/AKUNTANSI+UNTU
K+OPERASI+KANTOR++CABANG.pdf

Anda mungkin juga menyukai