Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG PROSEDUR UMUM

DOSEN PENGAMPU :
DWI KOERNIAWATI, S.E.,M.A.,AK.,CA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. INTAN PERMITASARI (G02216010)
2. SITI ROKHMATUS SHOLIKHAH (G02216021)
3. NURUL PUSPITA WARDAN (G72216049)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang memahami, menjelaskan, menghitung,
dan menyusun laporan keuangan hubungan kantor pusat dan cabang prosedur umum ini dengan
baik. Kami berterima kasih kepada Ibu Dwi Koerniawati, S.E.,M.A.,AK.,CA selaku dosen mata
kuliah akuntansi keuangan lanjutan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai memahami, menjelaskan, menghitung, dan menysuun laporan keuangan
hubungan kantor pusat dan cabang prosedur umum, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalaham kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Surabaya, 7 Desember 2018

Kelompok 5

DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ......................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan
Masalah .................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan
Penulisan ...................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Agen dan Cabang ..................................................................................................................... 6
2.2 Operasi Dari Suatu Agen ......................................................................................................... 7
2.3 Akuntansi Untuk Suatu Agen .................................................................................................. 7
2.4 Operasi Dari Suatu Cabang ...................................................................................................... 9
2.5 Akuntansi Suatu cabang ......................................................................................................... 10
2.6 Laporan Keuangan Kantor Pusat dan Cabang ....................................................................... 11
2.7 Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Cabang ................................. 12
2.8 Studi Kasus ............................................................................................................................ 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 21
3.2 Saran ...................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perusahaan dalam melaksanakan usahanya semakin lama dapat semakin berkembang
sehingga kemungkinan untuk mebuka daerah pemasaran yang baru semakin terbuka dan
mendesak sehingga perlu dilaksanakn. Akibat adanya perluasan daerah pemasaran ini akan
menimbulkan suatu masalah yaitu bagamana produk perusahaan dapat sampai ketangan
pembeli dengan cepat tanpa menimbulkan biaya angkut yang bsanyak dan memakan waktu
yang lama.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan dapat membentuk tempat-tempat
penjualan pada daerah-daerah atau kota-kota tertentu sehingga sarana untuk memperluas
daerah pemasaran dapat tercapai seperti apa yang direncanakan. Tempat –tempat penjualan
yang di bentuk tersebut dapat berbentuk agen ( Agency ) atau dapat berbentuk cabang
(Branch) dari perusahaan yang berkembang tersebut agen maupun cabang yang dibentuk
oleh pusat (dalam hal ini adalah perusahaan yang berkembang tersebut) keduanya merupakan
sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan menyalurkan produk perusahaan kepada
pada pembeli didaerahnya masing-masing. Meskipun agen dan cabang keduanya sama-sama
merupakan suatu sarana,namun terdapat beberapa perbeadaan pokok diantara keduanya yaitu
dalam hal organisasi, pengelolaan manajemen, dan pengelolaan akuntansinya.
Dalam hal organisasi maupun pengelolaan manajemen, agen hanyalah merupakan tempat
penjualan produk milik pusat dan agen tidak perlu dipisahkan pengelolaan manajemen
maupun pencatatan akuntansinya. Semua kebijakan dan catatan akuntasi dielola langsung
oleh pusat dan tugas agen hanya lah mencari pembeli yang selanjutnya menghubungi pusat
untuk mengirimkan sejumlah produk untuk pembeli tersebut. Sedangkan untuk cabang,
pengelolaan manajemen serta pencatatan akuntansinya perlu diadakan pemisahan antara
pusat dan cabang sehinga dalam melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh pusat, cabang
mempunyai kebebasan untuk melaksanakan nya. Cabang juga mempunyai wewenang untuk
menjual produk sesuai dengan keinginannya dan cabang diberi kebebasan pula untuk
melakukan pencatatan transaksi-transaksi sendiri.

4
Sebagai pertanggung jawaban cabang kepada pusat adalah cabang diwajibkan membuat
laporan keungan setiap periode tertentu yang dilaporkan kepada pusat.laporan keungan
cabang ini tidak disebarluaskan kepada pemegang saham atau pun kepada umum, sebab
laporan keuangan cabang ini hanya bersifat intern yang khusus dilaporkan kepada pusat.
Setelah menerima laporan dari cabangnya selanjutnya pusat akan mengadakan konsolidasi
untuk menyusun laporan keunagan gabungan antara laporan keungan pusat dengan laporan
keungan cabang-cabangnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Bagaimana perbedaan agen dengan cabang?
 Bagaimana operasi dari suatu agen?
 Bagaimana akuntansi untuk suatu agen?
 Bagaimana operasi dari suatu cabang?
 Bagaimana akuntansi untuk suatu cabang?
 Bagaimana laporan keuangan kantor pusat dan cabang
 Bagaimana penyusunan laporan keuangan gabungan kantor pusat dan cabang?

1.3 TUJUAN PENULISAN


 Untuk mengetahui bagaimana perbedaan agen dengan cabang
 Untuk mengetahui bagaimana operasi dari suatu agen
 Untuk mengetahui bagaimana akuntansi untuk suatu agen
 Untuk mengetahui bagaimana operasi dari suatu cabang
 Untuk mengetahui bagaimana akuntansi untuk suatu cabang
 Untuk mengetahui bagaimana laporan keuangan kantor pusat dan cabang
 Untuk mengetahui bagaimana penyusunan laporan keuangan gabungan kantor
pusat dan cabang

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 AGEN DAN CABANG

5
Hubungan Pusat-Cabang yaitu hubungan antara kantor pusat (utama) dengan kantor
pengembangan/ perwakilan yang skala usahanya lebih kecil dan merupakan bagian dari kantor
pusat tersebar di daerah-daerah lain.
Terdapat perbedaan pengertian antara Cabang dan Agen :
KANTOR CABANG
 Struktur organisasi dan kegiatan tidak terlepas dari kantor pusat. Sehingga kantor
cabang bertanggungjawab penuh atas segala aktivitasnya ke manajemen kantor pusat.
 Kegiatan kantor cabang tidak terbatas pada usaha untuk memperoleh pesanan
saja tetapi juga usaha untuk memenuhi pesanan yang dpt diambil dari persediaan sendiri
maupun persediaan kantor pusat.
 Investasi kantor pusat ke cabang tidak hanya sebatas modal kerja saja tetapi
semua fasilitas yang dibutuhkan dalam mendirikan kantor cabang dan permulaan
operasinya kantor cabang

AGEN
 Struktur organisasi dan kegiatan terlepas dari kantor pusat atau berdiri sendiri. Oleh
karena itu satu kantor agen dapat mengageni beberapa perusahaan. Sehingga kantor agen
tidak bertanggungjawab ke kantor pusat tetapi bertanggungjawab pengelola agen.
 Kegiatan kantor agen tidak terbatas pada usaha untuk memperoleh pesanan dan calon
pembeli saja. Dengan demikian agen hanya sebagai fungsi pemasarnya saja.
 Investasi kantor pusat ke agen hanya sebatas modal kerja saja.

2.2 OPERASI DARI SUATU AGEN


Agen penjual semata – mata beroperasi hanya sebagai organisasi penjual lokal di bawah
pengawasan langsung kantor pusat, pada dasarnya tidak menyelengarakan persedian. Agen
penjual biasanya diberi dana kerja yang digunakan untuk membayar biaya yang dapat dibayar
dengan mudah melalui agen penjual. Pesanan untuk barang dagangan yang diperoleh agen

6
penjual dikirimkan kekantor pusan untuk disetujui, jika harga jual dan syarat kredit dapa
diterima, maka kantor pusat mengisi pesanan ini dan mengirimkan barangnya kepada pelanggan
bersangkutan. Kantor pusat dapat mengembang tanggung jawab untuk memelihara piutang usaha
yang timbul dari penjualan, untuk memfaktur pelanggan, dan untuk melakukan penagihan.
Beban operasi angen pejual lainya selain beban operasi yang dibayar oleh agen penjual dari dana
kerjanya dipenuhi oleh kantor pusat.

2.3 AKUNTANSI UNTUK SUATU AGEN


Agen penjual tidak membutuhkan penyelengaraan seperangkat buku yang lengkap.
Biasanya agen pejual sudah cukup dengan menyelengarakan ikhitisar penerimaan dan
pengeluaran dan kerja serta catan pejualan agen. Dalam menggunakan sistem imperst kantor
pusat menulis sebuah cek kepada agen penjual sebesar dana kerja yang dicatat dalam buku
kantor pusat dengan mendebet perkiraan dana kerja agen penjual dan mengkredit perkiraan kas.
Jika dana itu sudah menipis dan juga pada tiap akhir periode fiskal dengan meminta pengisi
kembali dana kerja dengan disertai laporan pengeluaran pos per pos dan otentik serta voucher
yang dibayar. Kantor pusat mendebet perkiraan atau beban atau perkiraan lainya, dan mengkredit
Kas.

CONTOH:
Asumsikan bahwa pada tanggal 1 Maret, General Traders Inc membentuk sb=ebuah agen penjual
di Toledo. Pendapatan dan beban agen penual ini dicatat dalam perkiraan tersendiri untuk agen
penjual ini, dan hasil operasi agen penjual serta kantor pusat di tetapkan pada tiap akhir
bulan.Transaksi agen penjual untuk bulan maret dan ayat jurnalnya dalam buku kantor pusat sbb:

Transksi Agen pejual Buku Kantor Pusat


1 Maret Dana kerja-Agen Penjual Toledo 1000
penerimaan dane kerja dari kantor pusat Kas 1000
1-31 Maret Piutang Usaha ………………. 5.000
pesanan yang dikirimkan oleh agen Piutang Penj A.P Toledo……. 5.000

7
pejual yang
disetujui dan diisi oleh kantor pusat.
Penagihan oleh kantor pusat terhadap Kas ……………………. 3.000
agen pejual Piutang Usaha …………….. 3.000
Pengeluaran kas oleh kantor pusat untuk Gaji dan Komisi A.P.Toledo 250
kepentingan agen pejual Sewa A.P.Toledo………… 200
Bahan-bahan iklan A.P.Toledo 450
31 Maret Gaji dan Komisi A.P.Toledo 350
Pengisian kembali dana kerja oleh kantor Macam-macam biaya A.P.Toledo 200
pusat, Kas……………………………… 550
berdasarkan pembayaran voucher beban
yang
dikirimkan oleh agen penjual
Ayat-ayat jurnal yang mengikhtisarkan Harga Pokok Penjualan A.P
trasaksi agen Toledo 5.500
pejual Pengirman Barang Dagangan
Data unutuk penyesuaian agen pejual A.P Toledo……………… 3.500
harga Pemakian bahan iklan A.P
pokok barang yang ditetapkan pada Toledo…………………... 150
pejualan oleh Bahan iklan A.P.Toledo 150
agen pejual 3.500. Bahan iklan yang ada Penjualan A.P.Toledo….. 5.500
mendekati Laba dan Rugi A.P.Toledo 5.500
2/3 yang diterima. Laba dan Rugi A.P.Toledo…. 4.650
Harga Pokok Penjualan A.P
Toledo…………………… 3.500
Gaji dan Komisi A.P.Toledo 600
Sewa A.P.Toledo 200
Pemakian Bahan Iklan A.P
Toledo…………………… 150
Macam-macam biaya A.P
Toledo…………………… 200
Laba dan Rugi A.P.Toledo…….. 350

8
Ikhtisar Rugi Laba……….. 350

Harga pokok barang yang dijual oleh agen pejual dicatat dengan mendebet perkiraan
harga pokok Penjual – Agen Penjulan dan mengkredit perkiraan pengiriman barang barang
dagangan dikurangkan dari jumlah persediaan awal dan pembelian kantor pusat. Setelah ayat
jurnal penyesuain disusun, maka perkiraan pendapatan dan beban agen penjual ditutup pada
perkiraan Ikhtisar rugilaba agen penjual dan kemudian dipindahkan ke perkiraan rugi laba
umum, dimana laba atau rugi kegiatan kantor pusat juga akan diikhtisarkan.

2.4 OPERASI DARI SUATU CABANG


Meskipun suatu cabang teroperasi sebagai unit usaha tersendiri, namun masih berada
dibawah pengendalian kantor pusat.
Kantor pusat memperlengkapi cabang dengan uang kas, barang dagangan, dan aktiva lainnya
yang mungkin dibutuhkan. Kantor cabang dapat memebeli barang dagangan dari pihak luar
dalam memenuhi kebutuhan local tertentu, untuk barang-barang yang tidak tersedia dari unit
afiliasi. Cabang mengirimkan barang dagangan, memfaktur pelanggannya, dan melakukan
penagihan atas piutang usaha, dan jumlah ang di depositokan ke rekening banknya sendiri.
Dalam beberapa hal, kantor pusat dapat mengemban tanggung jawab untuk menagih
piutang usaha cabang, atau cabang dapat diharuskan untuk menyetorkan penerimaan kasnya ke
kredit kantor pusat dan melakukan pembayaran per kas dari suatu dana kerja yang
diselenggarakan berdasarkan system imprest.

2.5 AKUNTANSI UNTUK SUATU CABANG


Pembentukan unit penjualan yang dapat menyalurkan dapat mengambil bentuk
sebagai agen penjual atau pun sebagai cabang. Organisasi penjualan yang hanya mengambil
pesanan untuk barang serta jasa dan beroperasi di bawah pengawasan langsung pejabat dari
kantor pusat disebut agen penjual.

9
Meskipun suatu cabang beroperasSedangkan organisasi penjual, yang menjual barang dari
persedian sendiri dan bekerja sebagai kesatuan usaha yang bebas (independen) disebut cabang.i
sebagai unit tersendiri, namun masih berada di bawah pengendalian kantor pusat.

Penyelenggaraan sistem akuntansi cabang yang dapat diambil:


1. Penyelenggaraan catatan cabang di kantor pusat;
Transaski cabang dicatat dalam buku harian dan buku besar kantor pusat atau dalam
seperangkat catatan yang terpisah. Data-data yang harus dicatat diberikan oleh cabang
dalam bentuk dokumen asli yang membuktikan transaksi cabang atau dalam bentuk
catatan memorandum yang mengikhtisarkan transaksi cabang, yang didukung dengan
Voucher asli, Salinan voucher dan ikhtisar yang dikirimkan di kantor pusat.
2. Penyelenggaraan catatan cabang baik di cabang maupun di kantor pusat;
Cabang menyelenggarakan buku pencatatan asli (books of original entry) untuk semua
transaksi sebagai salinan. Salinan buku pencatatan asli ini dikirim ke kantor pusat, di
mana data-data dibukukan pada perkiraan cabang yang diselenggarakan tersendiri atau
dibukukan dalam buku besar umum kantor pusat. Pada akhir periode, kantor pusat
menyesuaikan dan menutup perkiraan cabang dan menetapkan pendapatan cabang.
3. Penyelenggaraan catatan cabang di cabang tersendiri.
Pada umumnya, sistem akuntansi cabang diselenggarakan di cabang itu sendiri. Cabang
menyelenggarakan buku pencatatan asli dan membukukannya dalam catatan buku besar.
Laporan keuangan disusun oleh cabang secara berkala dan dikirimkan ke kantor pusat.

Untuk mengilustrasikan akuntansi bagi operasi cabang, bahwa pada tanggal 1 Oktober PT
Sumatera membuka cabang yang harus menyelenggarakan buku tersendiri dan harus
mengirimkan laporan keuangan ke kantor pusat. Barang dagangan harus difaktur dengan harga
pokok. Inventaris cabang harus dimasukan dalam buku kantor pusat. Cabang harus dibebani
bunga 6% atas investasi kantor pusat di cabang pada tiap awal bulan. Transasksi cabang no. 1
dan ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi dalam buku cabang dan kantor pusat diperlihatkan
di bawah ini:

2.6 LAPORAN KEUANGAN KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG


10
Kantor pusat pada setiap akhir periode diwajibkan membuat laporan keuangan gabungan
yang terdiri dari neraca gabungan dan laporan laba-rugi gabungan. Laporan keuangan gabungan
tersebut mencakup harta, kewajiban, beban, dan hasil usaha baik yang ada di kantor pusat
maupun yang ada di kantor cabangnya.

Dalam penyusunan laporan keuangan gabungan, terlebih dahulu masing-masing kantor


membuat laporan keuangannya secara individual. Barulah setelah itu, kedua laporan individual
digabungkan setelah mengalami proses penyesuaian dan eliminasi terlebih dahulu. Pencatatan
ini hanya berguna untuk pihak intern Kantor Pusat maupun Kantor Cabang. Untuk
kepentingan pihak ekstern Kantor Pusat menyiapkan laporan konsolidasi yaitu laporan keuangan
yang berisi Kinerja Keuangan Gabungan dari Kantor Pusat dan Kantor Cabang.

Berbeda dengan investasi kantor Pusat di kantor cabang yang hanya berupa modal
kerja awal saja, investasi yang ditanamkan oleh Kantor Pusat ke Kantor Cabang meliputi
semua kebutuhan awal kantor Cabang . Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kantor Pusat
bertindak sebagai Investor (pihak penyandang dana ) dan Kantor Cabang sebagai Investee
(pihak penerima dana). Oleh karena itu diperlukan rekening yang bersifat Resiprokal (timbal
balik) antara Kantor Pusat dan Kantor Cabang untuk menampung transaksi yang bersifat
resiprokal ini, Kantor Pusat menggunakan nama rekening Kantor Cabang, sebaliknya Kantor
Cabang menggunakan rekening Kantor Pusat. Rekening kantor cabang merupakan hak kantor
pusat sedangkan rekening kantor pusat merupakan kewajiban kantor cabang. Dalam
membuat laporan konsolidasi rekening resiprokal harus dieleminasi

Jurnal dilakukan apabila terjadi ketidakcocokan saldo akun timbal balik, yaitu akun
“Kantor Cabang” pada buku kantor pusat, dan akun “Kantor Pusat” pada buku kantor cabang.
Ketidakcocokan saldo akun tersebut dapat disebabkan karena adanya transaksi yang
berhubungan antara pusat dan cabang yang belum dicatat oleh diantara keduanya atau baru
dicatat oleh salah satu pihak, sedangkan pihak yang lain belum mencatatnya.

Jurnal eliminasi digunakan untuk menghapuskan atau menghilangkan akun-akun timbal


balik antara kantor pusat dan kantor cabangnya. Eliminasi ini hanya dilakukan apabila akan
disusun laporan keuangan gabungan. Sedang untuk laporan keuangan individual tidak mengenal
eliminasi.

11
2.7 PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN KANTOR PUSAT DAN
KANTOR CABANG

Contoh transaksi yang mengakibatkan timbulnya rekening timbal balik/resiprokal ditampakkan


pada contoh jurnal di bawah ini.

Keterangan Kantor Pusat (KP) Kantor Cabang (KC)


1. Pengiriman kas KC laba atau rugi xxx Kas xxx
atau aktiva selain Kas KP
barang dengan dari xxx xxx
KP ke KC, Kas laba atau rugi xxx KP xxx
pengiriman kas KC laba atau rugi Kas
atau aktiva selain xxx xxx
barang degan dari
KC ke KP

2. Pengiriman Sistem fisik Sistem fisik


baranng dagang KC xxx Pengiriman brg ke KP xxx
dari KP ke KC Pengiriman brg ke KC KP
xxx xxx
Sistem perpetual Sistem perpetual
KC xxx Persediaan brg dg xxx
Persediaan brg dg KP
xxx xxx
3. Pengembalian Sistem fisik Sistem fisik
barang dagang dari Pengiriman barang ke KC xxx KP xxx
KC ke KP KC Pengiriman brg dr KP
xxx xxx
Sistem perpetual Sistem perpetual
Persediaan brg dg xxx KP xxx
KP Persediaan brg dr KP
xxx xxx
12
4. Pengakuan laba KC xxx L/R KP xxx
KC L/R KC KP
xxx xxx
Pengakuan rugi L/R KC xxx KP xxx
KC KC L/R KP
xxx xxx

2.8 STUDY KASUS

Berikut ini adalah contoh transaksi-transaksi yang ada di kantor cabang dari PT. ”Dewi Ratih”
berkedudukan di Malang dan bergerak dalam bidang alat-alat kesehatan, pada awal tahun
2007 membuka Kantor Cabang di Jember. Ikhtisar transaksi keuangan selama tahun 2007
diringkas sebagai berikut:

1. Kantor Cabang menerima uang Rp 150.000.000,00 dari kantor pusat

13
2. Kantor Cabang membeli peralatan secara tunai senilai Rp 75.000.000,00.
Peralatan ini mempunyai umur ekonomis 5 tahun

3. Menerima barang dagangan senilai Rp 115.000.000,00 dari kantor pusat

4. Membeli barang dagangan dari supplier luar Rp 30.000.000,00 secara tunai

5. Menjual barang dagang seharga Rp 200.000.000,00 secara tunai

6. Mengembalikan barang dagang yang diterima dari kantor pusat seharga Rp


7.500.000,00 karena barang tersebut rusak.

7. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh kantor cabang sebagai berikut:

o Gaji Rp 30.000.000,00

o Bunga Rp 25.000.000,00

o Lain-lain Rp 15.000.000,00

8. Mengirim uang Rp 100.000.000,00 ke kantor pusat

9. Pada akhir tahun diketahui utang gaji sebesar Rp 7.000.000,00 dan biaya
depresiasi Rp 15.000.000,00

10. Persediaan barang dagangan yang diterima dari kantor pusat pada akhir tahun
Rp 6.000.000,00. Persediaan barang dagangan yang dibeli dari supplier luar pada akhir
tahun Rp 35.000.000,00

Metode Pencatatan Persediaan secara Fisik

Dari data di atas berikut ini adalah jurnal yang dibuat kantor pusat dan kantor cabang:

14
15
Laporan Keuangan Konsolidasi

Dipandang dari segi ekonomi Kantor Pusat dan Kantor Cabang adalah satu kesatuan
ekonomi. Disamping itu bagi pihak eksternal menganggap bahwa Kantor Pusat dan Kantor
kantor Cabangnya hanya merupakan satu perusahaan. Oleh karena itu sesuai dengan konsep
enterprise (satu kesatuan ekonomi) Kantor Pusat harus menyusun Laporan Keuangan
Konsolidasi (Consolidated Income Statement) yang merupakan Laporan Keuangan Gabungan
antara Kantor Pusat dan Kantor Cabang.

Prosedur penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi:

a. Membuat jurnal Eliminasi

b. Membuat Kertas Kerja (Worksheet)

c. Menyusun Laporan keuangan Konsolidasi

Masing-masing tahapan dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi dijelaskan


pada bagian berikut ini:

a. Membuat Jurnal Eliminasi

Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan Laporan Keuangan yang menggabungkan


Laporan Keuangan Kantor Pusat dan Kantor Cabang. Jadi jurnal eliminasi yang dibuat
tidak akan mempengaruhi Laporan Keuangan individual, baik Kantor Pusat maupun Kantor
Cabang. Jurnal Eliminasi hanya diposting pada kertas kerja yang dibuat dalam rangka
penyusunan Laporan Konsolidasi. Tujuan pembuatan Jurnal Eliminasi adalah menghilangkan
(mengeliminir) semua saldo rekening resiprokal. Caranya dengan mendebit rekening yang
dikredit dan mengkredit rekening yang didebet dari transaksi yang bersifat resiprokal.

b. Membuat Kertas Kerja (Worksheet)

16
Pada dasarnya pembuatan Kertas Kerja (Work Sheet) adalah untuk mempermudah
dan mempercepat penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi. Prosedur untuk penyusunan
Kertas Kerja Konsolidasi:

 Masukkan angka-angka yang terdapat di Laporan Keuangan


Individual kekolom yang tersedia.

 Masukkan angka-angka dari jurnal eliminasi ke kolom Jurnal


eliminasi sesuai debet dan kreditnya di buku besar.

 Menghitung angka-angka yang akan disajikan di Laporan keuangan


Konsolidasi dengan cara mengkompilasi dari langkah 1(satu) dan langkah 2
(dua)

c. Menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi

Setelah kertas kerja selesai disusun, langkah selanjutnya adalah membuat Laporan
Keuangan Konsolidasi yang sumbernya berasal dari kolom terakhir kertas kerja sesuai dengan
format yang sesuai dengan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 1.

Laporan Keuangannya disajikan di bawah ini:

17
18
19
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Setiap hubungan Kantor Pusat dan Cabang, akan ada persoalan-persoalan khusus
di dalam akuntansi yang terjadi di perusahaan tersebut. Dan persoalan-persoalan yang
terjadi di dalam akuntansi akan dicatat dalam pembukuan dengan menggunakan sistem
desentralisasi yang artinya setiap susunan dan klasifikasi rekening-rekening pembukuan
pada tiap-tiap kantor cabang mengikuti dan sesuai dengan susunan & klasifikasi yang
dipakai pada kantor pusatnya.

3.2 SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA
20
 http://www.academia.edu/5850016/MInggu_1_AKUNTANSI_HUBUNGAN_KA
NTOR_PUSAT_DAN_CABANG
 R.Drebin Allan, 2013. ADVANCED ACCOUNTING (Akuntansi Keuangan
Lanjutan versi terjemahan). Jakarta : PT. Gelora Aksar Pratama.

PERTANYAAN AUDIENCE BESERTA JAWABAN

21
1. Alga : jurnal pada cabang dan pusat

Jawaban :

2. Bu dwi : permasalahan apa saja yang timbul dan apa dampak pada pencatatannya

22
Jawaban : Permasalahan yang mungkin terjadi di kantor pusat dan cabang salah satunya yaitu
permasalahan pada stok barang. Seperti halnya kantor pusat mengirim barang pada kantor
cabang setelah barang itu tiba di kantor cabang salah satu barang ada yang rusak tanpa
sepengetahuan kantor pusat. Maka pencatatan tergantung kesepakatan perusahaan jika kantor
pusat menanggung kerusakan tersebut maka pencatatan di bebankan kepada kantor pusat,
jika tidak maka pencatatan dibebankan kepada kantor cabang.

3. Fenny : apakah penyelenggarakan di laksanakan semua?

Jawaban : iya dilaksanakan agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan semestinya.
Penyelenggaraan yang ada pada sistem akuntansi cabang diantaranya :

 Penyelenggaraan catatan cabang di kantor pusat


 Penyelenggaraan catatan cabang baik di kantor cabang maupun kantor pusat
 Penyelenggaraan catatan cabang di cabang tersendiri

23

Anda mungkin juga menyukai