Anda di halaman 1dari 14

PERTANGGUNGJAWABAN PUSAT BIAYA DAN PUSAT

PENDAPATAN

MAKALAH

Dosen Pengampuh : Iwan Seber SE.,M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Mutiara Nisra Mahulette


2. Dian Wardani (02272111159)
3. Nabila Y Ahmad (022721147)
4. Risamawati Terrang (02272111160)
5. Dina Puspita Slamet (02272111141)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UNKHAIR TERNATE
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang,kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dan manfaatnya untuk kita semua.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang teori


pengukuran dan sistem pengukuran akuntansi ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pusat Pertanggungjawaban
2.1 1 Manfaat Adanya Pusat Biaya
2.1 2 Hubungan Input Dan Output
2.1 3 Mengukur Input Dan Output
2.1 4 Efesiensi dan Efektifitas
2.2 Jenis Pusat PertanggungJawaban
2.3 Pusat PertanggungJawaban Pendapatan
2.4 Pusat Pertanggungjawaban Biaya
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


System pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi
yang baik. Struktur yang termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggung
jawaban. Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh
manager yang bertanggung jawab terhadap aktifitas pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnnya. Suatu organisasi merupakan Kumpulan dari berbagai pusat
pertanggungjawaban.
Pada hakikatnya, Perusahaan Perusahaan merupakan sekumpulan pusat-
pusat tanggung jawab, yang masing masing diwakili oleh sebuah kotak dalam bagan
organisasi pusat-pusat tanggung jawab tersebut kemudian membentuk suatu hierarki.
Pada tingkatan terendah adalah pusat untuk seksi seksi,pergeseran kerja (woekshift)
dan unit organisasi kecil lainnya. Departemen bisnis yang memiliki beberapa unit
organisasi yang lebih kecil menduduki posisi yang lebih tinggi dalam hierarki. Dari
sudut pandang manager senior dan dewan direksi Perusahaan secara keseluruhan
merupakan pusat tanggungjawab, meskipun istilah ini biasanya berkenaan dengan
unit-unit Perusahaan.
Penilaian kinerja manager sangat penting karena ddengan adanya penilaian
kerja dapat diketahui apakah manager pusat pertanggungjawaban tersebut
melaksanakan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja
pusat tanggungjawab dinilai dari efesiensi dan efektifitas untuk menciptakan
hubunganyang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output
yangdihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan jumlah sumber
daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang
dihasilkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pusat tanggungjawab?
2. Apa saja jenis-jenis pusat tanggungjawab?
3. Apa yang dimaksud dengan pusat pendapatan?
4. Apa yang dimaksud dengan pusat biaya/beban?
1.3 Tujuan Penulisan
5. Untuk mengetahui pengertian pusat-pusat tanggungjawab
6. Untuk mengetahui jenis-jenis pusat tanggungjawab
7. Untuk mengetahui pengertian pusat pertanggungjawaban pendapatan
8. Untuk mengetahui pengertian pusat pertanggungjawaban biaya/beban
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pusat Pertanggungjawaban

Pusat pertanggungjawaban adalah satu unit organisasi yang dipimpin oleh


seorang manager pertanggungjawaban. Umumnya sebuah Perusahaan terdiri dari
beberapa pusat pertanggungjawaban yang masing masing ditunjukan dalam satu
kotak dalam bagan struktur organisasi. Pusat pertanggungjawaban ini membentuk
suatu hierarki. Tingkatan terendah adalah pusat pertanggungjawaban untuk
unit,seksi, bagian atau unit organisasi lainnya. Tingakatan yang lebih tinggi adalah
departemen, unit usaha atau divisi. Semua ini adalah pusat pusat
pertanggungjawaban. Tentu kita juga bisa menyumpulkan bahwa pimpinan,dewan
komisaris masing-masing merupakan pusat pertanggungjawaban tersendiri, bahkan
Perusahaan secara keseluruhan secara keseluruhan bisa dikatakan sebagai pusat
pertanggungjawaban. Namun pembahasan tentang pusat pertanggungjawaban
biasanya mengacu pada bagian atau unit dalam suatu organisasi bukan Perusahaan
secara keseluruhan.

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian pusat pertanggungjawaban, antar


lain:

a. Menurut Anthony dan Govindarajan (2005;171). Pusat


pertanggungjawaban adalah suatu unit kerja yang dipimpinoleh seorang
manager yang bertanggungjawab terhadap aktivitas syang dilakukan
dalam unit yang dikelolanya.
b. Menurut Hansen dan Mowen (2009;560), pusat pertanggungjawabn
merupakan suatu segmen bisnis yang managernya bertanggungjawab
terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu.
c. Menurut Halim, dkk (2009;68), pusat pertanggungjawaban adalah suatu
unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manager pertanggungjawaban.
2.1.1 Manfaat Adanya Pusat Pertanggungjawaban

Manfaat adanya pertanggungjawaban dalam suatu Perusahaan adalah sebagai


berikut:

a. Sebagai basis perencanaan,pengendalian dan penilaian kinerja


manager dan unit organisasi yang dipimpinnya.
b. Untuk memudahkan dalam mencapai tujuan daro
organisasi/Perusahaan.
c. Sebagai alat pengendalian anggaran.
d. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki
kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manager pusat.
e. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan
efisien.
2.1.2 Hubungan Input dan Output

Manenjemen bertanggungjawab terhadap kerahasiaan antara input dan output.


Hibungan input dan output bisa berbentuk sebab akibat dan langsung.
Pengawasan difokuskan pada memproduksi output pada saat dibutuhkan, jumlah
yang diinginkan menurut spesifikasi yang benar dan standar mutu, serta input
yang minimum, misalnya input berupa bahan baku pada bagian produksi,
outputnya bisa menjadi input bagi bagian finishing. Akan tetapi, dalam sejumlah
situasi, input tidak secara langsung berkaitan dengan output yang dihasilkan.
Biaya pengiklanan adalah input yang ditujukan untuk meningkatkan hasil
penjualan,namun karena penghasilan juga dipengaruhi sejumlah factor lain
selain iklan, maka kaitan antara meningkatnya penghasilan tidak ssellau tampak
lebih berbasis pada penilaian subjektif daripada berdasarkan data. Sementara
itu,dalam litbang,hubungan antara input dan output bahkan lebih bersifat kabur;
hasil dari litbang yang dilakukan pada masa sekarang barangkali tidak bisa
diketahui selama beberapa tahun dan jumlah optimum yang harus dibelanjakan
oelh sebuah Perusahaan oleh sebuah litbang tidak bisa ditentukan.
2.1.3. Mengukur Input dan Output
Dalam pengendalian manaejmen jumlah jam kerja,listrik yang dipakai,kertas
yang dipakai diterjemahkan dalam bentuk unit moneter. Jumlah moneter biasanya
diperoleh dengan mengalihkan jumlah unit dengan harga per unit. Hasil penilaian
ini disebut “cost”, sehingga dapat dikatakan cost adalah ukuran moneter untuk
jumlah input yang digunakan oleh suatu pusat pertanggungjawaban.
Walaupun cost merupakan ukuran untuk input, untuk ukuran output biasanya
lebih sulit. Pada organisasi yang berorientassi laba, pendapatan merupakan
ukuran dari outputnya, tapi output sebenarnya tidak terbatas pendapatan saja. Jika
bagian penelitian dan pengembangan melakukan penelitian untuk menghasilkan
produk dengan penggunaan bahan baku yang lebuh efisien, tentu saja output
tersebut tidak dapat diukur dengan pendapatan saja. Contoh lainnya adalah biaya
iklan, oelatihan sumber daya manusia,biaya aktivitas litbang ,biaya promosi
penjualan. Yang lebih sulit adalah pengukuran output pada Perusahaan
nirlaba,misalnya sumah sakit, panti asuhan, dan lain lain. Banyak organisasi tidak
berusaha untuk mengukur output dari pusat pertanggungjawaban seperti itu
mngingat keterbatasan tersebut, kemudia mereka menggunakan suatu perkiraan
atau pengganti daro output.
Lebih mudah untuk mengukur biaya input daripada menghitung nilai output.
Tidak ada tolak ukur untuk mengukur output bahkan organisasi organisasi tidak
berupaya untuk mengukur output dari masing masing pusat tanggungjawab.

2.1.4 Efisiensi dan Efektifitas


Efisiensi adalah rasio antara output atau jumlah output per unit dibandingkan input.
Pusat pertanggungjawaban A lebih efisien dari B jika menggunakan input yang
lebih sedikit dibandingkan dengan B, sedangkan output yang dihasilkan sama atau
memperoleh hasil yang lebih besar sedangkan input yang digunakan sama.
Efektivitas adalah hubungan antara output pusat pertanggungjawaban dan
tujuannya. Makin besar kontribusi output terhadap tujuan maka makin efektiflah
satu unit tersebut. Karena baik tujuan maupun hasil sulit diukur secara kuantitas
maka efektivitas sering diukur dengan pertimbangan lain.
Sebagai kesimpulan, suatu pusat pertanggungjawaban dikatan efisien jika
“mengerjakan sesuatu dengan benar” dan dikatakan efektif jika “melakukan sesuai
dengan benar”.
2.2 Jenis Pusat PertanggungJawaban
Setiap pusat pertanggungjawaban akan menggunakan input dan akan
menghasilkan output berupa barang atau jasa. Berdasarkan hubungan input dan
output tersebut, pusat pertanggungjawaban diklasifikasikan menjadi empat :
a. Pusat Pendapatan (Revenue Center)
Pusat pendapatan dinilai kinerjanya hanya berdasarkan jumlah pendapatan
yang diperoleh. Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban
dimana output-nya diukur dalam unit moneter, tetapi tidak dihubungkan
dengan input-nya. Karenanya pusat pendapatan adalah organisasi
pemasaran yang tidak mempunyai tanggung jawab terhadap laba. Dalam
sebuah organisasi fungsional, departemen pemasaran merupakan pusat
pendapatan. Dalam organisasi divisi, bagian pemasaran divisi juga
merupakan pusat pendapatan.
b. Pusat Biaya (Expense Center)
Dalam pusat biaya, hanya akan diukur berdasarkan jumlah biaya yang
dikeluarkan. Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban dimana input
adalah biaya diukur dalam unit moneter namun output-nya tidak diukur
dalam unit moneter.
c. Pusat Laba (Profit Center)
Dalam pusat laba, kinerjanya diukur berdasarkan laba yang diperoleh yang
dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba
tersebut. Apabila suatu pusat pertanggungjawaban diukur prestasinya atas
dasar laba yang diperoleh, maka pusat pertanggungjawaban tersebut
disebut pusat laba. Dalam pusat laba, baik masukan atau biaya maupun
keluaran atau pendapatan dinyatakan dalam satuan moneter.
d. Pusat Investasi (Investment Center)
Dalam jenis unit usaha lainnya, setelah diperoleh data tentang laba, maka
dibandingkan dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba
tersebut.perbandingan antara laba dan investasi inilah yang terjadi pada
pusat investasi. Dengan demikian pusat investasi adalah pusat
pertanggungjawaban yang diukur prestasinya atas dasar laba yang
diperoleh dibandingkan dengan investasi yang digunakan.
2.3 Pusat PertanggungJawaban Pendapatan
Pada hakikatnya, pusat pendapatan merupakan unit-unit pemasaran/penjualan
yang tak memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak
bertanggungjawab atas harga pokok barang yang mereka pasarkan
Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban dimana output-nya
diukur dalam unit moneter, tetapi tidak dibandingkan dengan input-nya.
Karenanya pusat pendapatan adalah organisasi pemasaran yang tidak
mempunyai tanggung jawab terhadap laba. Dalam sebuah organisasi fungsional,
departemen pemasaran merupakan pusat pendapatan. Dalam organisasi divisi,
bagian pemasaran divisi juga merupakan pusat pendapatan.
Setiap pusat pendapatan juga merupakan pusat biaya karena sebenarnya mereka
mengeluarkan biaya untuk terciptanya pendapatan. Namun biaya tersebut tidak
diukur. Bagian pemasaran juga tidak dibebani harga pokok penjualan atas barang
yang terjual. Manajer pusat pendapatan tidak mengetahui bahwa diperlukan
perbandingan antara pendapatan dan biaya untuk menghasilkan keputusan yang
maksimal. Karena yang pada gilirannya tidak bisa membuat keputusan tentang
harga jual. Kinerja keuangan pusat pendapatan diukur atas dasar pendapatan
yang diperoleh, yaitu perkaitan antara unit yang dijual dengan membandingkan
antara pendapatan yang sesungguhnya diperoleh dengan pendapatan yang
dianggarkan.
Di pusat pendapatan suatu output (yaitu pendapatan) diukur secara moneter,
akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input (yaitu
beban atau biaya) denga output. (Jika beban dikaitkan dengan pendapatan maka
unit tersebut akan menjadi pusat laba). Pada umumnya pusat pendapatan
merupakan harga jual dan tidak bertanggungjawab atas harga pokok penjualan
dari barang-barang yang mereka pasarkan.
2.4 Pusat PertanggungJawaban Biaya
Menurut Hansen, Mowen (2007:126) mengemukakan bahwa: “berdasarkan
karakteristik hubungan antara masukan dan keluarannya, pusat biaya dibagi lebih
lanjut menjadi pusat biaya teknik dan pusat biaya kebijakan.
a. Pusat Biaya Teknik
Pusat biaya teknik adalah pusat pertanggungjawaban yang jumlah input
(beban)-nya secara tepat dan memadai dapat didestiminasikan dengan
wajar. Yang sebagian besar masukannya mempunyai hubungan yang
nyata dan erat dengan keluarannya. Karena hubungan antara masukan
dan keluaran yang nyata dan erat ini. Maka dapat dihitung rasio antara
masukan dan keluaran yang merupakan efesiensi pusat biaya teknik.
Contoh pusat biaya teknik adalah departemen pemanufakturan (produksi),
bagian penggajian. Dalam pusat beban teknik juga mempunyai tugas
penting, yaitu menjaga mutu dan volume produksi, serta melakukan
pelatihan, pengembangan, dan penilaian untuk karyawan. Pusat biaya
teknik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Input-inputnya dapat diukur secara moneter.

 Input-inputnya dapat diukur secara fisik.


b. Pusat Biaya Kebijakan
Pusat biaya kebijakan merupakan pusat pertanggungjawaban yang jumlah
input (beban)-nya yang diestimasikan tidak tersedia.oleh karena itu, beban-
beban yang dikeluarkan tergantung pada penilaian manajemen, atas
jumlah yang memadai untuk suatu kondisi. Contoh pusat biaya kebijakan
adalah departemen akuntansi, departemen pemasaran, departemen
personalia, dan departemen hubungam masyarakat. Karena pada
umumnya biaya-biaya yang terjadi dalam pusat pendapatan merupakan
biaya kebijakan, maka pusat pendapatan pada umumnya juga merupakan
pusat biaya kebijakan. Pusat biaya kebijakan memliki ciri-ciri sebagai
berikut:
 Inputnya dapat diukur dengan satuan unit meneter.

 Outputnya diukur bukan bentuk fisik (moneter).

 Jumlah optimun input akan bentuk fisik (moneter).


Biaya yang terjadi tergantung pada kebijakan manajemen untuk
mengeluarkan sesuai dengan keadaan dan kelayakan. Dnegan demikian
pusat biaya yang sebagian besar biasanya merupakan biaya teknik
disebut sebagai biaya teknik dan pusat biaya yang sebagian besar
biayanya merupakan biaya kebijkaan disebut pusat biaya kebijakan.

Pada umumnya ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam
pengendalian pusat biaya kebijakan:
1) Sistem pengendalian manajemen hanya membantu dalam
pengendalian biaya.
2) Perbedaan antara biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual
bukanlah suatu tolak ukur efesiensi.
3) Sistem pengendalian keuangan mengukur efesiensi dan efektifitas
dari sudut pertanggungjawaban (efesiensi adalah rasio keluaran
diabagi masukan atau jumlah per unit dari keluaran per unit,
sedangkan efektifitas adalah hubungan antara suatu keluaran
pusat pertanggungjawaban dan tujuannya).
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Pengendalian manajemen berfokus pada pertanggungjawaban, karena pusat


pertanggungjawaban merupakan alat untuk melaksanakan strategi dan program-
program yang telah diseleksi melalui proses perencanaan strategi. Pusat-pusat
pertanggungjawaban organisasi mempunyai perran yang sangat penting dalam
melakukan perencanaan dan pengendaliananggaran. Melalui pusat
pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat, dan jika telah disahkan angggaran
dikomunikasikan kepada manajer level menengah dan bawahan untuk dilaksanakan.

Setiap jenis pusat pertanggungjawaban membutuhkan data mengenai belanja


(pengeluaran) yang telah dilakukan dan output yang dihasilkan selama masa
anggaran. Laporan kinerja disiapkan dan dikirimkan ke semua level manajemen
untuk dievaluasi kinerjanya, yaitu dibandingkan antara hasil yang telah dicapai
dengan anggaran. Jika sistem anggaran berjalan dengan baik, maka informasi yang
dikirimkan kepada manajer harus relevan dan tepat waktu. Informasi yang relevan
adalah informasi yang dapat membedakan dengan jelas antara biaya yang
dikendalikan secara langsung dengan biaya-biaya yang tidak dapat dikendalikan
oleh manajer pertanggungjawaban.

3.1 Saran

Saran yang dapat kami sampaikan adalah gunakanlah pertanggungjawaban pusat


pendapatan dan pusat biaya ini untuk keperluan yang baik dan bermanfaat bagi diri
sendiri atau orang banyak. Demikian makalah ini penulis sampaikan, disini kami
menyadari sepenuh hati, bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyono, Sri, et al. Pengantar Manajemen. Media Sains Indonesia, 2021.


http://repository.uma.co.id/bitstream/123456789/1207/5/128330103_file5.pdf
http://eprints.ums.ac.id/70585/2/BAB%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai