Dosen Pengampu :
Jaka Darmawan S.E., Ak., M. Ak., CA., CPA., CMA
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Istiqomah 2212129004P
2. Vivia Permatasari 2212129007P
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sistem
Pengendalian Manajemen” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk nilai
tugas pada mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen. Yang mana materi
didalam makalah ini digunakan sebagai acuan presentasi.
Dalam penyusunan makalah ini, kami masih banyak kekurangan. Baik
pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran kami sangat
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami sampaikan ucapan terimakasih
kepada pihak yang membantu dan memberikan dorongan moral didalam
penyelesaian susunan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada yang telah memberikan bantuan dorongan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah. Amiin Yaa Robbal’Alamiin.
Tim penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
BAB II PUSAT TANGGUNG JAWAB :
PUSAT PENDAPATAN DAN BEBAN.............................................. 2
2.1 Pusat tanggung Jawab ............................................................................... 2
2.2 Pusat Pendapatan dan Pusat Beban ........................................................... 5
2.3 Pusat administratif dan Pendukung ........................................................... 9
2.4 Pusat Penelitian dan Pengembangan......................................................... 10
2.5 Pusat Pemasaran........................................................................................ 13
BAB III KASUSWESTPORT ELECTRIC CORPORATION.................... 14
3.1 WESTPORT ELECTRIC CORPORATION............................................ 14
3.2 Pertanyaan dan Pembahasan...................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 21
LAMPIRAN....................................................................................................... 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PUSAT TANGGUNG JAWAB :
PUSAT PENDAPATAN DAN BEBAN
2
Tampilan 4.1 menggambarkan cara kerja setiap pusat tanggung jawab.
Pusat tanggung jawab menerima masukan, dalam bentuk bahan baku, tenaga
kerja, dan jasa-jasa. Dengan menggunakan modal kerja kapital (seperti,
persediaan, piutang), peralatan, dan aktiva lainnya, pusat tanggung jawab
melaksanakan fungsi-fungsi tertentu, dengan tujuan akhir untuk mengubah input
menjadi output, baik yang berwujud (seperti, barang) atau tidak berwujud (seperti,
jasa).
3
dengan mengalikan kuantitas fisik dengan harga per unit (yaitu, jumlah jam kerja
dikalikan dengan tarif per jamnya). Jumlah moneter yang dihasilkan dari
perhitungan tersebut yang disebut sebagai "biaya"; dengan cara ini biasanya input
dari pusat tanggung jawab dinyatakan. Biaya adalah suatu ukuran moneter dari
jumlah sumber daya yang digunakan oleh suatu pusat tanggung jawab.
4
antara pendapatan (ukuran output) dan biaya (ukuran input), laba juga merupakan
ukuran efisiensi.
5
Di suatu pusat beban teknik, output dikalikan dengan biaya standar dari
setiap unit, mengukur biaya standar dari produk jadi. Selisih antara biaya teoretis
dan biaya aktual mencerminkan efisiensi dari pusat beban yang sedang diukur.
6
yang berkesinambungan (continuing work) dilakukan secara konsisten dari tahun
ke tahun, seperti pembuatan laporan keuangan oleh kontroler perusahaan.
Sementara pekerjaan khusus adalah proyek "satu langkah"-sebagai contoh,
pengembangan dan penyusunan sistem pembuatan anggaran laba dalam sebuah
divisi baru
Suatu teknik yang sering digunakan dalam membuat anggaran untuk
pusat beban kebijakan disebut sebagai manajemen berdasarkan tujuan
(management objective) yaitu suatu proses formal di mana pembuat anggaran
mengusulkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dan menyarankan ukuran
yang akan dipakai dalam evaluasi kinerja..
Fungsi perencanaan bagi pusat pengeluaran yang tak direncanakan
biasanya dijalankan dalam satu di antara dua cara ini, yaitu: penganggaran
tambahan atas penilaian berbasis nol.
Anggaran Inkremental Dalam model ini, tingkat biaya sekarang dari pusat beban
kebijakan dipakai sebagai titik awalnya. Jumlah ini disesuaikan dengan tingkat
India, perubahan-perubahan beban pekerjaan yang diantisipasi, pekerjaan khusus,
dan jika datanya sudah tersedia-biaya dari berbagai pekerjaan yang dapat
dibandingkan dalam unit-unit yang sama.
Tinjauan Berdasarkan Nol (Zero-Base Review) Suatu pendekatan
pembuatan anggaran yang merupakan alternatif adalah membuat analisis
menyeluruh dari setiap pusat beban kebijakan pada jadwal yang terus bergulir,
sehingga semuanya ditinjau setidaknya sekali setiap lima tahun. Analisis tersebut
sering disebut sebagai tinjauan berdasarkan nol.
2. Variasi Biaya
Tidak seperti dalam di pusat beban teknik yang sangat dipengaruhi oleh
perubahan volume jangka pendek, biaya dalam pusat beban kebijakan cukup
terlindungi dari fluktuasi jangka pendek. Perbedaan ini berawal dari fakta bahwa
dalam membuat anggaran untuk pusat beban kebijakan, para manajer cenderung
untuk menyetujui perubahan yang terkait dengan perubahan volume penjualan
yang, diantisipasi misalnya, mengizinkan untuk menambah tenaga kerja jika
7
volume penjualan bergerak naik, dan untuk mengurangi tenaga kerja jika volume
penjualan sedang menurun. Selama masalah tenaga kerja dan segala biaya yang
berhubungan dengan tenaga kerja merupakan pos terbesar dan pusat beban
kebijakan, maka anggaran tahunan untuk pusat beban tersebut akan cenderung
untuk memiliki persentase yang tetap dari anggaran volume penjualan.
4. Pengukuran Kinerja
Pekerjaan utama bagi seorang manajer pusat beban kebijakan adalah
untuk mencapai output yang diinginkan. Membelanjakan suatu jumlah yang
"sesuai dengan anggaran untuk mengerjakan hal ini dianggap memuaskan; jumlah
yang melebihi anggaran merupakan alasan untuk prihatin, sementara jumlah yang
kurang dari anggaran akan mengindikasikan bahwa pekerjaan yang direncanakan
belum selesai dilaksanakan Dalam pusat beban kebijakan, sebagai lawan dari
pusat beban teknik, laporan keuangan bukan merupakan suatu alat untuk
mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer.
Jika kedua jenis pusat tanggung jawab tersebut tidak dibedakan, maka
manajemen mungkin akan salah memperlakukan laporan kinerja pusat beban
kebijakan sebagai indikator atas efisiensi unit tersebut, sehingga memotivasi pusat
beban tersebut untuk membuat keputusan untuk membelanjakan kurang dari
8
jumlah yang dianggarkan, di mana hal ini akhirnya akan menurunkan output.
Untuk alasan ini, akan tidak bijaksana untuk memberikan penghargaan kepada
para eksekutif yang membelanjakan lebih sedikit dari jumlah anggaran.
9
kebijakan selalu dikendalikan secara ketat. Tetapi, dalam bisnis yang besar,
manajemen senior tidak dapat mengetahui, maupun mengevaluasi, aktivitas dari
semua stafnya; dan jika perusahaan tersebut cukup menguntungkan, ada godaan
untuk menyetujui permintaan staf untuk selalu menambah anggaran.
10
2. Tidak Adanya Keselarasan Cita-cita
Masalah keselarasan cita-cita di pusat litbang memiliki kemiripan dengan
masalah sama yang terjadi di pusat administratif. Manajer penelitian pada
hakikatnya ingin membangun organisasi penelitian yang terbaik, meskipun
barangkali lebih mahal dari apa yang bisa didanai oleh perusahaan. Masalah
selanjutnya adalah bahwa orang-orang yang bekerja di bidang penelitian sering
tidak mempunyai pengetahuan yang memadai (atau tertarik) mengenai bisnis
untuk menentukan arah kebijakan dalam sektor penelitian secara optimal.
11
proyek-proyek penelitian yang sukses). Komite ini membuat keputusan yang luas
mengenai proyek-proyek yang akan dikerjakan, mana yang akan diperluas, mana
yang akan dipangkas maupun dihentikan. Tentu saja keputusan-keputusan ini
bersifat subjektif, namun berada pada batas-batas kebijakan yang sudah ditetapkan
atas total pengeluaran penelitian. Dengan demikian, program penelitian ditentukan
bukan dengan cara menghitung seluruh jumlah dari proyek yang disetujui, namun
dengan cara membagi "kue penelitian" menjadi irisan- irisan yang tampaknya
paling bernilai.
12
informasi mengenai efektivitas dari kegiatan penelitian kepada manajemen.
Informasi semacam itu disediakan secara resmi melalui laporan perkembangan
(progress report), yang menjadi salah satu dasar bagi manajemen untuk
melakukan penilaian tentang efektivitas proyek yang ada.
13
BAB III
WESTPORT ELECTRIC CORPORATION
14
langkah-langkah yang diambil oleh Westport Electric untuk mengenali dan
memahami dengan jelas masalah yang sedang mereka hadapi.
15
5. Konsultasi dengan Ahli dan Pihak Terkait
Jika diperlukan, konsultasikan masalah dengan ahli di bidang terkait atau
pihak-pihak terkait, seperti pelanggan, pemasok, atau regulator. Mereka mungkin
memiliki pandangan berbeda yang berharga. Konsultasi dengan ahli dan pihak
terkait adalah langkah penting dalam proses pengambilan keputusan yang
kompleks atau penyelesaian masalah dalam organisasi seperti Westport Electric.
Ini melibatkan mencari masukan, saran, atau perspektif dari individu atau entitas
yang memiliki pengetahuan atau pengalaman yang relevan dengan masalah yang
dihadapi.
16
8. Pilih Solusi Terbaik
Tahap akhir dalam proses pengambilan keputusan di mana, setelah
mengidentifikasi, mengumpulkan data, dan mengevaluasi solusi-solusi alternatif,
sebuah keputusan akhir diambil untuk memilih solusi yang paling sesuai dengan
masalah atau tujuan yang dihadapi. Setelah evaluasi solusi alternatif, pilih solusi
terbaik yang akan diimplementasikan. Pastikan solusi tersebut sesuai dengan
strategi jangka panjang perusahaan.
9. Implementasi Solusi
Terapkan solusi yang dipilih dengan hati-hati, termasuk mengalokasikan
sumber daya yang diperlukan dan memantau kemajuan implementasi. Tahap
penting dalam proses pengambilan keputusan di mana solusi yang telah dipilih
dari berbagai alternatif dijalankan dalam tindakan nyata. Ini melibatkan
transformasi rencana dan keputusan menjadi tindakan konkret yang akan
mencapai tujuan atau menyelesaikan masalah yang diidentifikasi.
17
13. Evaluasi dan Pembelajaran
Setelah masalah selesai, lakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses
penyelesaian masalah ini. Pelajari pelajaran yang dapat dipetik untuk menghindari
masalah serupa di masa depan. Proses yang penting dalam manajemen organisasi
yang bertujuan untuk mengukur kinerja, mengevaluasi hasil, dan mengambil
pelajaran dari pengalaman yang telah terjadi.
A Konteks Kasus :
Dalam pertemuan, James King, pengawas anggaran staf bagian
administrasi Westport Electric Corporation, produsen besar dan penjual produk
listrik dan elektronik, sedang mendiskusikan ketidaksenangannya dengan
kenaikan yang diusulkan dalam anggaran dari kantor. Menurut dia, ini tidak
dibenarkan dan indikasi yang jelas tentang kesalahan dalam sistem anggaran
perusahaan. Saat ini perusahaan memiliki enam staf administratif kantor seperti
yang disebutkan dan mereka bertugas untuk memberikan saran kepada
manajemen puncak dan divisi operasi serta kantor staf lain. Mereka juga
berkoordinasi antara divisi tergantung pada bidang aktivitas mereka. Kantor-
kantor staf dianggarkan menggunakan persetujuan anggaran perusahaan prosedur,
yang menurut beberapa pejabat seperti King, membutuhkan banyak perbaikan.
18
B. Identifikasi Masalah :
Sistem penganggaran dari Westport harus dinilai untuk efisiensi dan
efektivitas dan mengidentifikasi perubahan yang akan mengembangkan sistem
saat ini.
C. Penyelesaian Kasus:
Dalam teorinya, Efisiensi adalah rasio output terhadap input, atau jumlah
output per unit input. Pusat tanggung jawab A lebih efisien daripada pusat
tanggung jawab B (1) jika menggunakan jumlah sumber daya yang lebih sedikit
daripada pusat tanggung jawab B, namun memproduksi jumlah output yang sama,
atau (2) menggunakan jumlah sumber daya yang sama namun memproduksi
jumlah output yang lebih besar. Sementara, Efektivitas ditentukan oleh hubungan
antara output yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggung jawab dengan tujuannya.
Semakin besar output yang dikontribusikan terhadap tujuan, maka semakin
efektiflah unit tersebut.
Dari pembedahan tersebut, maka kelompok kami menentukan solusi dari
masalah diatas. Ada 4 alternatif yang bisa dilakukan :
1. Jika perusahaan ingin tetap mengadakan pelatihan dengan menyetujui jumlah
kenaikan anggaran yang diusulkan, sebaiknya ada peningkatan output yang
dihasilkan staf dari pelatihan tersebut.
2. Jika output staf yang mengikuti pelatihan tersebut dengan staf yang tidak
mengikuti pelatihan adalah sama, maka sebaiknya tidak perlu diadakan
pelatihan lagi. Dan anggaran yang seharusnya untuk pelatihan, dapat dialihkan
untuk kegiatan operasional lainnya yang dapat memberikan output yang lebih
besar.
3. Sebaiknya sebelum dilakukan pelatihan, controller melakukan evaluasi kinerja
untuk semua pegawai baik staff maupun manager. Dengan adanya evaluasi
tersebut perusahaan dapat mengetahui apa kekurangan dan kelebihan para
pegawainya sehingga pelatihan yang di lakukan adalah sesuai kebutuhan
masing – masing pegawai sehingga tercipta keefektifan dan efisien program
yang dilakukan Westport Electric.
19
4. Untuk melihat layak atau tidaknya suatu program, dalam kasus ini seperti
kepelatihan, dan pengambilan keputusan harus selalu melakukan pengendalian,
monitoring dan evaluasi. Dalam melakukan evaluasi dapat melihat hubungan
antara input dengan outputnya, apakah output yang dihasilkan lebih besar dari
pada input yang di butuhkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21