Dosen Pembina
Gusti Rani, M.M
Anggota :
FAKULTAS EKONOMI
ROKAN HULU
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat, dan hidayah-Nya, kami
Pendapapatan dan Pusat Beban” dengan tujuan memenuhi salah satu tugas Sistem
Pengendalian Manajemen serta untuk menambah pemahaman ilmu tersebut secara lebih
Semoga kebaikan seluruh pihak yang telah membantu dibalas oleh Allah swt.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan tugas makalah
ini, untuk itu kritik dan saran sangat kami perlukan demi perbaikan kedepannya. Terakhir,
kami berharap semoga penyusunan tugas ini akan dapat memberikan manfaat khususnya bagi
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1Pusat Tanggung Jawab.................................................................................................................5
2.2 Sifat Pusat Tanggung Jawab........................................................................................................6
2.3 Hubungan Antara Input dan Output.............................................................................................6
2.4 Mengukur Input dan Output.........................................................................................................7
2.5 Jenis-Jenis Pusat Tanggung Jawab...............................................................................................8
2.6 Pusat Pendapatan.........................................................................................................................8
2.7 Pusat Beban................................................................................................................................8
BAB III...............................................................................................................................................11
KESIMPULAN..................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang
baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban
(Responsibility centers). Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin
oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya. Suatu organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat
pertanggungjawaban.
Adapun Tujuan dibuatnya pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilai kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya.
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi.
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence.
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat.
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan.
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien.
7. Sebagai alat pengendalian anggaran.
Pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang di pimpin oleh seorang manajer
yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang di lakukan. Penilaian kinerja manajer
sangat penting karena dengan adanya penilaian kinerja dapat diketahui apakah manajer
pusat pertanggungjawaban tersebut melaksanakan wewenang dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Kinerja pusat tanggungjawab dinilai dari efisiensi dan efektivitas
untuk menciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan
dengan output yang dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan jumlah
sumber daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang
dihasilkan.
Dari penjelasan diatas, kami mencoba menyusun sebuah makalah yang berkaitan
dengan pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut. Selain itu, penyusunan makalah ini
merupakan bagian dari pemenuhan tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.
4
1. Apa yang dimaksud dengan pusat tanggung jawab?
2. Apa saja jenis-jenis pusat tanggung jawab?
3. Apa yang dimaksud dengan pusat pendapatan?
4. Apa yang dimaksud dengan pusat beban?
1.4 Manfaat
Mahasiswa pada khususnya kami yang menuyusun makalah ini dapat mengetahui dan
memahami pusat-pusat pertanggungjawaban, jenis dan penilaian kinerja dari pusat-pusat
pertanggungjawaban tersebut.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Input
Output
Sumber Daya yang Pengerjaan
Digunakan, Diukur Barang atau
dari biayanya Jasa
Modal
Tampilan gambar diatas menggambarkan cara kerja setiap pusat tanggung jawab. Pusat
tanggung jawab menerima masukan, dalam bentuk bahan baku, tenaga kerja, dan jasa-jasa.
6
Dengan menggunakan kapital (seperti persediaan, piutang), peralengkapan dan aktiva
lainnya, pusat tanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi tertentu, dengan tujuan akhir
untuk mengubah input menjadi output, baik yang berwujud atau tidak berwujud. Dalam
sebuah pabrik, outputnya berbentuk produk jadi (seperti barang-barang). Dalam unit-unit staf,
seperti sumber daya manusia, transportasi, rekayasa, pencatatan, dan administrasi, maka
outputnya berbentuk jasa.
Produk-produk (seperti barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu pusat
tanggungjawab bisa saja kemudian diserahkan ke pusat tanggungjawab yang lain, dimana
output tersebut kemudian menjadi input, atau bisa juga dilempar ke pasar, sebagai output
organisasi perusahaan secara keseluruhan. Pendapatan adalah jumlah yang diperoleh dari
proses penyediaan output.
Akan tetapi dalam sejumlah situasi, input tidak secara langsung berkaitan dengan output
yang dihasilkan. Biaya periklanan adalah input yang ditunjukan untuk meningkatkan hasil
penjualan; namun karena penjualan juga dipengaruhi sejumlah faktor lain selain iklan, maka
kaitan antara meningkatnya biaya iklan dengan meningkatnya penjualan jarang dapat
ditunjukkan, lagi pula, keputusan manajemen untuk meningkatkan penjualan iklan lebih
didasarkan pada penilaian subjektif dari pada didasarkan data. Sementara itu, dalam litbang,
hubungan antara input dan output bahkan sangat bias. Hasil dari litbang yang dilakukan pada
masa sekarang barangkali tidak dapat diketahui selama beberapa tahun dan jumlah optimal
yang harus dibelanjakan oleh suatu perusahaan untuk litbang tidak bias ditentukan.
7
moneter; uang merupakan penyebut umum yang memungkinkan nilai dan berbagai sumber
daya yang beragam untuk digabungkan dan dikombinasikan. Nilai uang dari input tertentu
biasanya dihitung dengan mengalikan kuantitas fisik dengan harga per unit (yaitu: jumlah jam
kerja dikalikan dengan tarif per jamnya). Jumlah moneter yang dihasilkan dari perhitungan
tersebut disebut sebagai biaya. Dengan cara ini biasanya input dari pusat tanggung jawab
dinyatakan. Biaya adalah suatu ukuran moneter dari jumlah sumber daya yang digunakan
oleh suatu pusat tanggung jawab.
Perhatikan bahwa input adalah sumber daya yang dipergunakan oleh pusat
tanggungjawab. Pasien-pasien dirumah sakit atau pelajar disebuah sekolah bukanlah input.
Lebih tepatnya, input adalah sumber daya yang digunakan oleh sebuah rumah sakit atau
sebuah sekolah untuk mencapai tujuannya dalam merawat pasien-pasien atau dalam mendidik
para pelajar.
Adalah lebih mudah untuk mengukur biaya input dari pada untuk menghitung nilai
output. Sebagai contoh, pendapatan pertahun barang kali merupakan alat ukur penting atas
output suatu organisasi yang berorientasi pada laba, akan tetapi angka itu tidak menyatakan
seluruh kinerja organisasi selama tahun tersebut. Input seperti aktivitas litbang, pelatihan
sumber daya manusia, periklanan, dan promosi penjualan juga belum tentu mempengaruhi
output di tahun yang bersangkutan. Kita tidak mungkin mengukur secara akurat nilai dari
pekerjaan yang dilakukan oleh bagian humas, bagian pengendalian mutu atau staf hukum
perusahaan. Dalam organisasi-organisasi nirlaba, barangkali juga tidak ada tolak ukur atas
output secara kuantitatif. Banyak organisasi bahkan tidak berupaya untuk mengukur output
dari masing-masing pusat tanggungjawab. Beberapa yang lain menggunakan perkiraan atau
menggunakan angka-angka pengganti (surrogate numbers) dengan mengetahui
keterbatasannya.
8
pengendalian yang digunakan di pusat pendapatan, dan kemudian beralih ke diskusi yang
lebih luas mengenai teknik-teknik yang digunakan dalam pusat beban.
9
tanggungjawab dalam departemen administratif dan pendukung, misalnya, bagian piutang,
utang, dan pembayara gaji di departemen kontroler, catatan-catatan mengenai pegawai dan
kafetaria dibagian sumber daya manusia, catatan-catatan mengenai pemegang saham
disekretariat perusahaan dan pangkalan kendaraan milik perusahaan. Unit-unit menjalankan
tugas yang berulang-ulang dimana biaya standar dapat dikembangkan. Pusat beban teknik ini
biasanya ada dalam departemen yang merupakan pusat beban kebijakan.
Disuatu pusat beban teknik, output dikalikan dengan biaya standar dari setiap
unit,dimana produk-produk yang sudah jadi harus memiliki biaya yang terukur . Selisih
antara biaya teoretis dan biaya aktual mencerminkan efisiensi dari pusat beban yang sedang
diukur.
Disini ditekankan bahwa pusat beban teknik mempunyai beberapa tugas penting
lainnya yang tidak diukur hanya dengan biaya saja; para pengawas bertanggung jawab atas
mutu produk dan volume produksi serta efisiensi. Oleh karena itu, jenis maupun volume
produksinya ditentukan, dan standar kualitasnya ditetapkan, sehingga biaya produksi tidak
ditekan dengan mengorbankan mutu produk. Lebih lanjut lagi para manajer dari pusat beban
teknik juga bertanggung jawab atas aktivitas – aktivitas lain seperti pelatihan dan
pengembangan pegawai yang tidak berhubungan dengan produksi sekarang; penilaian atas
kinerja mereka juga harus meliputi penilaian mengenai seberapa baiknya mereka
menjalankan tanggung jawab mereka.
Istilah beban kebijakan tidak berarti bahwa penilaian manajemen mengenai biaya
optimum bersifat nmendadak dan sembarangan. Melainkan mencerminkan keputusan pihak
manajemen berkaitan dengan kebijakan-kebijakan tertentu: apakah akan menyamai atau
melampaui upaya-upaya pemasaran yang dilakukan oleh para pesaing; tingkat pelayanan
yang harus diberikan perusahaan kepada konsumen; dan jumlah uang yang akan dikeluarkan
10
dalam aktivitas litbang, perencanaan keuangan, hubungan masyarakat, dan aktivitas-aktivitas
lainnya.
Suatu perusahaan mungkin hanya memiliki sedikit staf di kantor pusat, sementara
perusahaan lain dengan ukuran yang sama dan di industri yang sama mungkin memiliki
jumlah staf 10 kali lebih banyak. Para manajer senior di masing-masing perusahaan bisa saja
yakin bahwa keputusan mereka mengenai ukuran staf adalah tepat, tetapi tak ada cara yang
objektif untuk menilai mana yang benar; kedua keputusan tersebut mungkin sama-sama baik
dalam kondisi tersebut, dimana perbedaan dalam ukuran mencerminkan perbedaan-perbedaan
yang ada dikedua perusahaan.
Disuatu pusat beban kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya yang
sesungguhnya bukanlah ukuran efisiensi. Pada hakikatnya hal tersebut hanya merupakan
selisih antara input yang dianggarkan dan dan input yang sesungguhnya, serta tidak
mencakup nilai output. Jika biaya yang sesungguhnya tidak melebihi jumlah anggaran, maka
pihak manajer sudah “sejalan dengan anggaran” akan tetapi karena anggaran tidak dimasukan
untuk meramalkan jumlah pengeluaran yang optimum, maka menjalankan usaha dalam batas
– batas anggaran yang ada tidak selalu berarti menunjukan kinerja yang efisien.
BAB III
KESIMPULAN
11
Idealnya, struktur pusat pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian anggaran
sejalan dengan program atau struktur aktivitas organisasi. Dengan perkataan lain, tiap-tiap
pusat pertanggungjawaban bertugas untuk melaksanakan program atau aktivitas tertentu, dan
penggabungan program-program dari tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tersebut
seharusnya mendukung program pusat pertanggungjawaban pada level yang lebih tinggi,
sehingga pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, R. N., & Govindarajan, V. (2002). Management Control System: Sistem Pengendalian
Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
12