Anda di halaman 1dari 12

PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN:

PUSAT PENDAPATAN DAN PUSAT BEBAN


Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen

Dosen Pembina
Gusti Rani, M.M

Anggota :

Ayu Okta Putri 1725011

Doni Tegar Pribadi 1725018

Mia Kurnia Sari 1725028

Sakti Ramadhan 1725032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

ROKAN HULU

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat, dan hidayah-Nya, kami

dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul ”Pusat Pertanggungjawaban: Pusat

Pendapapatan dan Pusat Beban” dengan tujuan memenuhi salah satu tugas Sistem

Pengendalian Manajemen serta untuk menambah pemahaman ilmu tersebut secara lebih

mendalam. Tugas makalah ini disusun berdasarkan hasil studi pustaka.

Penulis ucapkan terimakasih kepada:

a. Gusti Rani, M.M

b. Teman-teman kelas Sistem Pengendalian Manajemen yang telah membantu baik

moril ataupun materil

Semoga kebaikan seluruh pihak yang telah membantu dibalas oleh Allah swt.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan tugas makalah

ini, untuk itu kritik dan saran sangat kami perlukan demi perbaikan kedepannya. Terakhir,

kami berharap semoga penyusunan tugas ini akan dapat memberikan manfaat khususnya bagi

penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Pasir pengaraian, 03 Oktober 2019

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1Pusat Tanggung Jawab.................................................................................................................5
2.2 Sifat Pusat Tanggung Jawab........................................................................................................6
2.3 Hubungan Antara Input dan Output.............................................................................................6
2.4 Mengukur Input dan Output.........................................................................................................7
2.5 Jenis-Jenis Pusat Tanggung Jawab...............................................................................................8
2.6 Pusat Pendapatan.........................................................................................................................8
2.7 Pusat Beban................................................................................................................................8
BAB III...............................................................................................................................................11
KESIMPULAN..................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang
baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban
(Responsibility centers). Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin
oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya. Suatu organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat
pertanggungjawaban.
Adapun Tujuan dibuatnya pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilai kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya.
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi.
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence.
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat.
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan.
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien.
7. Sebagai alat pengendalian anggaran.
Pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang di pimpin oleh seorang manajer
yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang di lakukan. Penilaian kinerja manajer
sangat penting karena dengan adanya penilaian kinerja dapat diketahui apakah manajer
pusat pertanggungjawaban tersebut melaksanakan wewenang dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Kinerja pusat tanggungjawab dinilai dari efisiensi dan efektivitas
untuk menciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan
dengan output yang dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan jumlah
sumber daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang
dihasilkan.
Dari penjelasan diatas, kami mencoba menyusun sebuah makalah yang berkaitan
dengan pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut. Selain itu, penyusunan makalah ini
merupakan bagian dari pemenuhan tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka kami dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :

4
1. Apa yang dimaksud dengan pusat tanggung jawab?
2. Apa saja jenis-jenis pusat tanggung jawab?
3. Apa yang dimaksud dengan pusat pendapatan?
4. Apa yang dimaksud dengan pusat beban?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah dimensi perpajakan internasional ini adalah
sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian pusat tanggung jawab


2. Untuk mengetahui jenis-jenis pusat tanggung jawab
3. Untuk mengetahui pusat pendapatan
4. Untuk mengetahui pusat beban

1.4 Manfaat
Mahasiswa pada khususnya kami yang menuyusun makalah ini dapat mengetahui dan
memahami pusat-pusat pertanggungjawaban, jenis dan penilaian kinerja dari pusat-pusat
pertanggungjawaban tersebut.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pusat Tanggung Jawab


Pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang di pimpin oleh seorang manajer
yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang di lakukan. Pada hakikatnya, perusahaan
merupakan sekumpulan pusat-pusat tanggung jawab, yang masing-masing di wakili oleh
sebuah kotak dalam bagan organisasi pusat-pusat tanggung jawab tersebut kemudian
membentuk suatu hierarki. Pada tingkatan terendah adalah pusat untuk seksi-seksi,
pergesaran kerja (workshift) dan unit organisasi kecil lainnya. Departemen bisnis yang
memiliki beberapa unit organisasi yang lebih kecil menduduki posisi yang lebih tinggi dalam
hierarki. Dari sudut pandang manajer senior dan dewan direksi perusahaan seraca
keseluruhan merupakan pusat pertanggungjawaban, meskipun istilah ini biasanya berkenaan
dengan unit-unit dalam perusahaan.

2.2 Sifat Pusat Tanggung Jawab


Pusat tanggungjawab muncul guna mengujudkan satu atau lebih tujuan, yang disebut
dengan objective (tujuan jangka pendek). Perusahaan secara keseluruhan memiliki goal, dan
manajemen senior menentukan sejumlah strategi untuk mencapai goal tersebut. Fungsi dari
berbagai-berbagai pusat tanggungjawab dalam perusahaan adalah untuk
mengimplementasikan strategi tersebut. Karena setiap organisasi merupakan sekumpulan
pusat tanggungjawab, maka jika setiap pusat tanggungjawab telah memenuhi objective, maka
goal organisasi tersebut juga telah tercapai.

Input
Output
Sumber Daya yang Pengerjaan
Digunakan, Diukur Barang atau
dari biayanya Jasa

Modal

GAMBAR 2-1 Pusat Pertanggungjawaban

Tampilan gambar diatas menggambarkan cara kerja setiap pusat tanggung jawab. Pusat
tanggung jawab menerima masukan, dalam bentuk bahan baku, tenaga kerja, dan jasa-jasa.

6
Dengan menggunakan kapital (seperti persediaan, piutang), peralengkapan dan aktiva
lainnya, pusat tanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi tertentu, dengan tujuan akhir
untuk mengubah input menjadi output, baik yang berwujud atau tidak berwujud. Dalam
sebuah pabrik, outputnya berbentuk produk jadi (seperti barang-barang). Dalam unit-unit staf,
seperti sumber daya manusia, transportasi, rekayasa, pencatatan, dan administrasi, maka
outputnya berbentuk jasa.
Produk-produk (seperti barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu pusat
tanggungjawab bisa saja kemudian diserahkan ke pusat tanggungjawab yang lain, dimana
output tersebut kemudian menjadi input, atau bisa juga dilempar ke pasar, sebagai output
organisasi perusahaan secara keseluruhan. Pendapatan adalah jumlah yang diperoleh dari
proses penyediaan output.

2.3 Hubungan Antara Input dan Output


Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan hubungan yang optimal antara input
dan output. Disejumlah pusat tanggungjawab, hubungan itu bersifat timbal balik dan
langsung, misalnya seperti di departemen produksi, input bahan baku menjadi bagian fisik
dari barang jadi. Disini, pengendalian berfokus pada penggunaan input minimum yang
dibutuhkan untuk memproduksi output yang diperlukan menurut spesifikasi dan standar mutu
yang benar, tepat waktu, dan sesuai dengan jumlah yang diminta.

Akan tetapi dalam sejumlah situasi, input tidak secara langsung berkaitan dengan output
yang dihasilkan. Biaya periklanan adalah input yang ditunjukan untuk meningkatkan hasil
penjualan; namun karena penjualan juga dipengaruhi sejumlah faktor lain selain iklan, maka
kaitan antara meningkatnya biaya iklan dengan meningkatnya penjualan jarang dapat
ditunjukkan, lagi pula, keputusan manajemen untuk meningkatkan penjualan iklan lebih
didasarkan pada penilaian subjektif dari pada didasarkan data. Sementara itu, dalam litbang,
hubungan antara input dan output bahkan sangat bias. Hasil dari litbang yang dilakukan pada
masa sekarang barangkali tidak dapat diketahui selama beberapa tahun dan jumlah optimal
yang harus dibelanjakan oleh suatu perusahaan untuk litbang tidak bias ditentukan.

2.4 Mengukur Input dan Output


Kebanyakan input yang digunakan oleh pusat tanggungjawab dapat dinyatakan dalam
ukuran-ukuran fisik-jam kerja, liter minyak, rim kertas, dan kwh listrik. Dalam sistem
pengendalian manajemen, satuan-satuan kuantitas tersebut kemudian diterjemahkan kesatuan

7
moneter; uang merupakan penyebut umum yang memungkinkan nilai dan berbagai sumber
daya yang beragam untuk digabungkan dan dikombinasikan. Nilai uang dari input tertentu
biasanya dihitung dengan mengalikan kuantitas fisik dengan harga per unit (yaitu: jumlah jam
kerja dikalikan dengan tarif per jamnya). Jumlah moneter yang dihasilkan dari perhitungan
tersebut disebut sebagai biaya. Dengan cara ini biasanya input dari pusat tanggung jawab
dinyatakan. Biaya adalah suatu ukuran moneter dari jumlah sumber daya yang digunakan
oleh suatu pusat tanggung jawab.

Perhatikan bahwa input adalah sumber daya yang dipergunakan oleh pusat
tanggungjawab. Pasien-pasien dirumah sakit atau pelajar disebuah sekolah bukanlah input.
Lebih tepatnya, input adalah sumber daya yang digunakan oleh sebuah rumah sakit atau
sebuah sekolah untuk mencapai tujuannya dalam merawat pasien-pasien atau dalam mendidik
para pelajar.

Adalah lebih mudah untuk mengukur biaya input dari pada untuk menghitung nilai
output. Sebagai contoh, pendapatan pertahun barang kali merupakan alat ukur penting atas
output suatu organisasi yang berorientasi pada laba, akan tetapi angka itu tidak menyatakan
seluruh kinerja organisasi selama tahun tersebut. Input seperti aktivitas litbang, pelatihan
sumber daya manusia, periklanan, dan promosi penjualan juga belum tentu mempengaruhi
output di tahun yang bersangkutan. Kita tidak mungkin mengukur secara akurat nilai dari
pekerjaan yang dilakukan oleh bagian humas, bagian pengendalian mutu atau staf hukum
perusahaan. Dalam organisasi-organisasi nirlaba, barangkali juga tidak ada tolak ukur atas
output secara kuantitatif. Banyak organisasi bahkan tidak berupaya untuk mengukur output
dari masing-masing pusat tanggungjawab. Beberapa yang lain menggunakan perkiraan atau
menggunakan angka-angka pengganti (surrogate numbers) dengan mengetahui
keterbatasannya.

2.5 Jenis-Jenis Pusat Tanggung Jawab


Ada empat jenis pusat tanggung jawab, digolongkan menurut sifat input dan/ atau
output moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian : pusat pendapatan, pusat beban, pusat
laba, dan pusat investasi.

Masing-masing pusat tanggungjawab tersebut membutuhkan perencanaan dan sistem


pengendalian yang berbeda. Ditinjau dari ringkas perencanaan dan teknik-teknik

8
pengendalian yang digunakan di pusat pendapatan, dan kemudian beralih ke diskusi yang
lebih luas mengenai teknik-teknik yang digunakan dalam pusat beban.

2.6 Pusat Pendapatan


Pada pusat pendapatan, suatu output (yaitu, pendapatan) diukur secara moneter dalam
bentuk uang, akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input
(yaitu, beban atau biaya) dengan output. Jika pengeluaran sesuai dengan pendapatan, maka
unit tersebut akan menjadi pusat laba. Pada umumnya, pusat pendapatan merupkan unit
pemasaran atau penjualan yang tak memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan
tidak bertanggungjawab atas harga pokok penjualan dari barang-barang yang mereka
pasarkan. Penjualan atau pesanan aktual diukur dari angggaran dan kuota, dan manajer harus
terbuka terhadap beban yang terjadi secara langsung didalam unitnya, akan tetapi ukuran
utamanya adalah pendapatan.

2.7 Pusat Beban


Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur secara monoter,
namun outputnya tidak diukur dengan cara yang sama. Ada dua jenis umum dari pusat beban,
yaitu pusat beban teknik dan pusat beban kebijakan. Dua jenis istilah ini berkaitan dengan
dua jenis biaya. Biaya teknik adalah biaya-biaya yang jumlahnya secara “tepat” dan
“memadai” dapat diestimasikan dengan keandalan yang wajar-sebagai contoh, biaya pabrik
untuk tenaga kerja langsung, bahan baku langsung, komponen, perlengkapan, dan keperluan-
keperluan. Biaya kebijakan (juga disebut dengan biaya yang dikelola) adalah biaya yang
tidak tersedia estimasi tekniknya. Di pusat beban kebajikan, biaya-biaya yang di keluarkan
tergantung pada penilaian manajemen atas jumlah yang memadai dalam kondisi tertentu.

1. Pusat Beban Teknik

Pusat beban teknik memiliki ciri – cirri sebagai berikut:


A. Input-inputnya dapat diukur secara moneter.
B. Input-inputnya dapat diukur secara fisik.
C. Jumlah optimum input dalam bentuk jumlah dolar yang dibutuhkan untuk
memproduksi suatu unit output dapat ditentukan.

Pusat beban teknik biasanya ditemukan dalam operasi manufaktur. Pergudangan,


distribusi, pengiriman dengan truk, dan unit – unit serupa dalam organisasi pemasaran bisa
digolongkan ke dalam pusat beban teknik, sebagaimana juga dengan pusat

9
tanggungjawab  dalam departemen administratif dan pendukung, misalnya, bagian piutang,
utang, dan pembayara gaji di departemen kontroler, catatan-catatan mengenai pegawai dan
kafetaria dibagian sumber daya manusia, catatan-catatan mengenai pemegang saham
disekretariat perusahaan dan pangkalan kendaraan milik perusahaan. Unit-unit menjalankan
tugas yang berulang-ulang dimana biaya standar dapat dikembangkan. Pusat beban teknik ini
biasanya ada dalam departemen yang merupakan pusat beban kebijakan.
Disuatu pusat beban teknik, output dikalikan dengan biaya standar dari setiap
unit,dimana produk-produk yang sudah jadi harus memiliki biaya yang terukur . Selisih
antara biaya teoretis dan biaya aktual mencerminkan efisiensi dari pusat beban yang sedang
diukur.
Disini ditekankan bahwa pusat beban teknik mempunyai beberapa tugas penting
lainnya yang tidak diukur hanya dengan biaya saja; para pengawas bertanggung jawab atas
mutu produk dan volume produksi serta efisiensi. Oleh karena itu, jenis maupun volume
produksinya ditentukan, dan standar kualitasnya ditetapkan, sehingga biaya produksi tidak
ditekan dengan mengorbankan mutu produk. Lebih lanjut lagi para manajer dari pusat beban
teknik juga bertanggung jawab atas aktivitas – aktivitas lain seperti pelatihan dan
pengembangan pegawai yang tidak berhubungan dengan produksi sekarang; penilaian atas
kinerja mereka juga harus meliputi penilaian mengenai seberapa baiknya mereka
menjalankan tanggung jawab mereka.

2. Pusat Beban Kebijakan

Pusat beban kebijakan meliputi unit-unit administrtif dan pendukung (seperti


akuntansi, hukum, hubungan industrial, hubungan masyarakat, sumber daya manusia),
operasi litbang, dan hampir semua aktivitas pemasaran. Output dari pusat biaya ini tidak bisa
diukur secara moneter.

Istilah beban kebijakan tidak berarti bahwa penilaian manajemen mengenai biaya
optimum bersifat nmendadak dan sembarangan. Melainkan mencerminkan keputusan pihak
manajemen berkaitan dengan kebijakan-kebijakan tertentu: apakah akan menyamai atau
melampaui upaya-upaya pemasaran yang dilakukan oleh para pesaing; tingkat pelayanan
yang harus diberikan perusahaan kepada konsumen; dan jumlah uang yang akan dikeluarkan

10
dalam aktivitas litbang, perencanaan keuangan, hubungan masyarakat, dan aktivitas-aktivitas
lainnya.

Suatu perusahaan mungkin hanya memiliki sedikit staf di kantor pusat, sementara
perusahaan lain dengan ukuran yang sama dan di industri yang sama mungkin memiliki
jumlah staf 10 kali lebih banyak. Para manajer senior di masing-masing perusahaan bisa saja
yakin bahwa keputusan mereka mengenai ukuran staf adalah tepat, tetapi tak ada cara yang
objektif untuk menilai mana yang benar; kedua keputusan tersebut mungkin sama-sama baik
dalam kondisi tersebut, dimana perbedaan dalam ukuran mencerminkan perbedaan-perbedaan
yang ada dikedua perusahaan.

Disuatu pusat beban kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya yang
sesungguhnya bukanlah ukuran efisiensi. Pada hakikatnya hal tersebut hanya merupakan
selisih antara input yang dianggarkan dan dan input yang sesungguhnya, serta tidak
mencakup nilai output. Jika biaya yang sesungguhnya tidak melebihi jumlah anggaran, maka
pihak manajer sudah “sejalan dengan anggaran” akan tetapi karena anggaran tidak dimasukan
untuk meramalkan jumlah pengeluaran yang optimum, maka menjalankan usaha dalam batas
– batas anggaran yang ada tidak selalu berarti menunjukan kinerja yang efisien.

BAB III
KESIMPULAN

Pengendalian manajemen berfokus pada pusat pertanggungjawaban, karena pusat


pertanggungjawaban merupakan alat untuk melaksanakan strategi dan program-program yang
telah diseleksi melalui proses perencanaan strategi. Pusat-pusat pertanggungjawaban
organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam melakukan perencanaan dan
pengendalian anggaran. Melalui pusat pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat, dan jika
telah disahkan anggaran dikomunikasikan kepada manajer level menengah dan bawahan
untuk dilaksanakan.

11
Idealnya, struktur pusat pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian anggaran
sejalan dengan program atau struktur aktivitas organisasi. Dengan perkataan lain, tiap-tiap
pusat pertanggungjawaban bertugas untuk melaksanakan program atau aktivitas tertentu, dan
penggabungan program-program dari tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tersebut
seharusnya mendukung program pusat pertanggungjawaban pada level yang lebih tinggi,
sehingga pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai.

Setiap jenis pusat pertanggungjawaban membutuhkan data mengenai belanja


(pengeluaran) yang telah dilakukan dan output yang dihasilkan selama masa anggaran.
Laporan kinerja disiapkan dan dikirimkan ke semua level manajemen untuk dievaluasi
kinerjanya, yaitu dibandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan anggaran. Jika sistem
pengendalian anggaran berjalan dengan baik, maka informasi yang dikirimkan kepada
manajer harus relevan dan tepat waktu. Informasi yang relevan merupakan informasi yang
terbaru (up to date) dan akurat. Informasi yang relevan adalah informasi yang dapat
membedakan dengan jelas antara biaya yang dapat dikendalikan secara langsung
(controlleble) dengan biaya-biaya yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) oleh
manajer pusat pertanggungjawaban.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R. N., & Govindarajan, V. (2002). Management Control System: Sistem Pengendalian
Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

12

Anda mungkin juga menyukai