Disusun oleh :
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2022/2023
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah telah melimpahkan
rahmat,hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “AKUNTANSI KOMITMEN DAN KONTIJENSI BANK,
HUBUNGAN KANTOR PUSAT CABANG DAN ANTAR CABANG ".
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................................6
2.1 Akuntansi Komitmen dan Kontijensi Bank................................................................6
2.1.1 Pengertian Komitmen..............................................................................................6
2.1.2 Jenis Komitmen.......................................................................................................7
2.1.3 Pengertian Kontijensi Bank...................................................................................10
2.1.4 Jenis Kontijensi Bank.................................................................................................11
2.2 Hubungan Kantor Pusat-Cabang dan Antar Cabang..............................................14
2.2.1 Unit Banking System Dan Branch Banking System..............................................14
2.2.3 Penyelenggaraan Akuntansi..................................................................................16
2.2.3 Hubungan Antara Kantor Cabang.........................................................................17
BAB III........................................................................................................................................19
PENUTUP...................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................19
Daftar Pustaka............................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Akuntansi Komitmen dan Kontijensi Bank
1. Komitmen Tagihan
Komitmen tagihan adalah komitmen yang menimbulkan hak bagi pihak bank
untuk memperoleh seperti yang diperjanjikan dengan pihak lain yang bertransaksi.
Komitmen tagihan pada akhirnya kalau direalisasi akan menimbulkan posisi aktiva
maupun pasiva bank. Komitmen yang tergolong tagihan misalnya:
a. Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum digunakan
Fasilitas ini merupakan fasilitas pinjaman yang diterima oleh bank dari pihak
lain dan belum ditarik atau digunakan oleh bank penerima. Fasilitas ini akan dicatat
sebesar nilai nominal yang diperjanjikan dan selanjutnya bila ada mutasi akibat
penarikan/penggunaan pinjaman maka harus dikurangkan sebesar nilai penarikan.
Dalam hal seperti ini pada akhirnya pada saat pelaporan akan muncul sebesar saldo
fasilitas pinjaman yang masih dapat ditarik. Pencatatan komitmen inl sebenarnya
sudah disinggung pada saat membahas pinjaman diterima di bab sebelumnya. Pada
saat terjadi komitmen :
Dr. RAR Fasilitas Pinjaman di terima dan belum digunakan Rp…..
Pada saat pinjaman diterima tersebut ditarik :
Cr. RAR Fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan Rp…..
2. Komitmen Kewajiban
Komitmen kewajiban adalah suatu janji yang akan menimbulkan kewajiban
bagi pihak bank dan tak dapat dibatalkan secara sepihak. Komitmen ini antara lain:
a. Fasilitas kredit yang diberikan dan belum ditarik
Fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah dan belum ditarik atau
belum digunakan akan menimbulkan kewajiban merealisasi bila nasabah
menariknya. Oleh karena itu transaksi ini dicatat dalam komitmen kewajiban.
Komitmen ini dicatat saat terjadi komitmen dan akan terjadi mutasi sejalan dengan
penarikan kredit ini oleh nasabah/debitur. Jadi dapat dikatakan bahwa fasilitas ini
pada saat perjanjian dicatat sebesar nilai plafon kredit yang disetujui, kemudian
akan terjadi mutasi atau berkurang sejalan dengan jumlah kredit yang ditarik.
Rekening ini akan outstanding sebesar saldo yang belum ditarik.
Pencatatan ketika komitmen terjadi :
Dr.RAR fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan Rp….
Pencatatan setiap ada penarikan :
Cr. RAR Fasilitas kredit yang diberikan dan belum digunakan Rp…..
c. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang tak dapat dibatalkan
(Irrevocable) dalam rangka perdagangan dalam negeri.
SKBDN yang tak dapat dibatalkan merupakan jaminan dalam bentuk SKBDN
dalam rangka lalu lintas perdagangan dalam negeri. Penerbitan SKBDN merupakan
tindakan bank untuk memberikan non cash loan kepada nasabah. Sebagai pemberian
kredit non kas, maka bank terikat dengan perjanjian untuk melakukan pembayaran
apabila SKBDN dicairkan oleh pihak penerima (beneficiary). Untuk itu transaksi
seperti ini harus dicatat dalam rekening administratif selama belum dicairkan oleh
beneficiary sebesar nominal SKBDN yang diterbitkan.
Pencatatan pada rekening administratif pada saat penerbitan SKBDN, dan
pada saat pencairan oleh pihak penerima di bank pembayar (bank lain/ cabangnya).
Saldo komitmen kewajiban ini akan tampak pada setiap akhir perlode pelaporan
dengan melihat pendebetan rekening (pada saat terbit) dan pengkreditan rekening ini
(pada saat pencairan).
Pencatatan pada saat penerbitan SKBDN yang tak dapat dibatalkan :
Cr.RAR SKBDN tak dapat dibatlkan Rp….
Pada saat bank pembayar melakukan pembayaran terhadap beneficlary, maka bank
penerbit membukukan rekening administrasi sebagai berikut :
Dr. RAR SKBDN tak dapat dibatlkan Rp….
2. Kontinjensi Kewajiban
a. Garansi yang diberikan
Bank garansi yang diberikan adalah semua bentuk garansi atau jaminan yang
diberikan oleh bank yang mengakibatkan pembayaran kepada pihak penerima jaminan
apabila pihak yang dijamin oleh bank yang bersangkutan wan prestasi atau cidera
janji. Bentuk-bentuk tersebut misalnya bank garansi, akseptasi atau endosemen surat
berharga, dan lainnya.
Cr. RAR garansi yang diberikan yang belum jatuh tempo Rp….
Nilai yang disajikan sebesar jumlah rupiah garansi yang diberikan oleh bank.
Rekening ini akan dinihilkan atau didebet bila garansi telah jatuh tempo dalam
keadaan wan prestasi atau tidak.
b. Surat Kredit Berdokumen dalam Negeri (SKBDN) yang dapat dibatalkan (revocable
L/C) dalam rangka perdagangan dalam negeri.
SKBDN ini dapat dibatalkan saat berlakunya atau saat masih berjalan sehingga
tidak ada kepastian bank untuk melakukan kewajiban. Bank akan melakukan
pembayaran atau tidak tergantung SKBDN tersebut dibatalkan atau tidak. Untuk itu
SKBDN jenis ini akan dicatat dalam rekening administratif kelompok kontinjensi
kewajiban ketika SKBDN tersebut diterbitkan. Pencatatan dalam rekening
administratif sebesar nilai SKBDN yang diterbitkan:
Cr. RAR SKBDN dapat dibatalkan dan masih berjalan Rp….
Pada saat SKBDN jatuh tempo atau saat pembayaran, maka rekening administratif ini
didebet:
Dr. RAR SKBDN dapat dibatalkan dan masih berjalan Rp….
Sistem perbankan yang selama ini dalam praktik adalah unit banking system dan
Branch Banking System. Pada Unit Banking System, berlakunya pola operasional
perbankan pada ruang lingkup unit tersebut saja, berdiri sendiri dan mempunyai
kewenangan yang mencakup kegiatan sebatas di bank yang bersangkutan. Pada sistem ini
bank tidak membuka cabang di luar wilayah kerja/distrik/propinsi. Bank yang menganut
sistem ini di Indonesia misalnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank yang menganut
sistem ini secara umum memiliki ciri-ciri organisasinya relatif kecil, ruang lingkup operasi
terbatas, delegasi wewenang masih terbatas, keputusan kredit lebih cepat karena
prosedurnya tidak berbelit-belit dan langsung ditangani direkturnya. Kelemahan pada
sistem ini bisa mengakibatkan terhimpunnya kekuasaan/sentralistik.
Branch Banking System, yaitu sistem perbankan yang terdiri dari kantor pusat,
kantor cabang dengan manajemen modern yang terpadu, terencana, dan ada desentralisasi
kewenangan yang luas serta wilayah operasionalnya sangat luas/tidak pada wilayah
tertentu saja. Contoh sistem ini adalah yang dianut oleh bank-bank nasional (Bank
Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank BNI dan sebagainya).
Ciri-ciri bank yang menganut sistem ini adalah:
1. Bank lebih fleksibel untuk melakukan diversifikasi produk yang lebih bervariatif guna
mendukung jaringan cabang/operasional yang lebih luas.
2. Bank dapat melakukan intermediari lokasi sehingga dapat tumbuh lebih cepat dan
dapat mengambil peran yang lebih besar dalam perekonomian.
3. Bank dapat melakukan ekspansi fisik ke daerah ekonomi baru (terutama pusat. pusat
pertumbuhan) sehingga mampu meningkatkan kemampuan ekonomi setempat.
4. Kantor pusat membuat perencanaan jangka panjang, cabang-cabang membuat rencana
jangka pendek.
5. Delegasi wewenang lebih jelas dan mantap terutama dalam memutuskan kredit
berdasarkan status cabang. Biasanya ada cabang kelas I, II dan seterusnya yang
memiliki kewenangan pengucuran kredit yang berbeda."
6. Sistem ini lebih memungkinkan untuk menjangkau pasar terdekat dengan adanya
cabang-cabang.
1. Kantor cabang berdiri karena didirikan oleh kantor pusat sehingga akan dibiayai
oleh kantor pusat misalnya diberikan modal kerja berupa uang tunai, diberikan
aktiva tetap (gedung, tanah, kendaraan) maupun aktiva lainnya hingga siap
beroperasi.
5. Kantor cabang dapat mengelola uang tunal dari hasil penghimpunan dana maupun
dari pelunasan kredit serta melakukan transaksi-transaksi pembayaran atas nama
inisiatif kantor cabang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat
dibatalkan (irrevocable) secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila
persyaratan yang disepakati bersama dapat dipenuhi. Kemudian pengertian
Kontijensi sendiri yaitu suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian
mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan yang
baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih
peristiwa di masa yang akan datang. Transaksi yang bersifat Kontijensi (bersyarat)
ini belum mengikat bank untuk melakukan tagihan ataupun kewajiban riil saat ini,
akan tetapi secara antisipatif kontijensi tersebut akan menjadi kewajiban atau
tidak sangat tergantung terjadinya atau tidak terjadinya peristiwa yang berkaitan
dengan kontijensi ini di masa yang akan datang. Komitmen dan Kontijensi
merupakan transaksi perbankan yang di klasifikasikan sebagai Transaksi off
balanced, yang dimana maksud dari Transaksi Off balanced adalah Transaksi
yang belum dapat dicantumkan dalam laporan laba rugi maupun naraca.
Transaksi digolongkan sebagai Transaksi off balanced bila transaksi itu belum
perlu dibukukan secara itrakomtabel sehingga belum mempengaruhi posisi aktiva
maupun pasiva pada saat itu. Dalam istilah akuntansi, Transaksi ini disebut
sebagai transaksi yang masih bersifat administratif.
Setiap Hubungan Kantor Pusat dan Cabang, akan ada persoalan-persoalan
khusus didalam akuntansi yang terjadi di perusahaan tersebut. Dan persoalan-
persoalan yang terjadididalam akuntansi akan dicatat dalam pembukuan dengan
menggunakan Sistem Desentralisasiyang artinya setiap susunan dan klasifikasi
rekening-rekening pembukuan pada tiap-tiap kantorcabang mengikuti dan sesuai
dengan susunan & klasifikasi yang dipakai pada kantor pusatnya.
Daftar Pustaka
Akuntansi Perbankan (transaksi dalam valuta rupiah ) Taswan,S.E,M.Si.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sultan-ageng-tirtayasa/ekonomi-islam/makalah-
kelompok-5-komitmen-dan-kontijensi/23296640
https://www.academia.edu/37683330/
MAKALAH_STUDI_KASUS_HUBUNGAN_KANTOR_PUSAT_DAN_CABANG_PT_ANEKA_B
ATIK_YOGYAKARTA