Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

AKUNTANSI KOMITMEN DAN KONTIJENSI BANK

HUBUNGAN KANTOR PUSAT CABANG DAN ANTAR CABANG

Disusun oleh :

1. Irawan Susanto (A0C020021)


2. Nadila Rahma Sari (A0C020037)
3. Ni Nyoman Mira Mahendri (A0C020040)

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

TAHUN 2022/2023
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah telah melimpahkan
rahmat,hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “AKUNTANSI KOMITMEN DAN KONTIJENSI BANK,
HUBUNGAN KANTOR PUSAT CABANG DAN ANTAR CABANG ".

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Mataram, 1 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................................6
2.1 Akuntansi Komitmen dan Kontijensi Bank................................................................6
2.1.1 Pengertian Komitmen..............................................................................................6
2.1.2 Jenis Komitmen.......................................................................................................7
2.1.3 Pengertian Kontijensi Bank...................................................................................10
2.1.4 Jenis Kontijensi Bank.................................................................................................11
2.2 Hubungan Kantor Pusat-Cabang dan Antar Cabang..............................................14
2.2.1 Unit Banking System Dan Branch Banking System..............................................14
2.2.3 Penyelenggaraan Akuntansi..................................................................................16
2.2.3 Hubungan Antara Kantor Cabang.........................................................................17
BAB III........................................................................................................................................19
PENUTUP...................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................19
Daftar Pustaka............................................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komitmen dan Kontijensi merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari dunia
usaha, salah satunya dalam perusahaan perbankan. Dalam dunia usaha pada saat ini
perbankan menjadi salah satu aspek penting untuk melakukan transaksi, baik itu
transaksi dalam negeri maupun luar negeri, baik transaksi pembayaran maupun kredit
simpan pinjam yang bisa digunakan sebagai modal dalam membiayai kegiatan
operasional perusahaannya. Komitmen yang diterima ataupun komitmen yang
diberikan suatu bank atas ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat, dan
harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Maka bank
sebagai lembaga keuangan memiliki kewajiban untuk melaporkan seluruh komitmen
yang telah dilakukan tersebut dalam Laporan Komitmen yang berupa besarnya tagihan
atau kewajiban bersih atas komitmen yang telah di sepakati. Sehingga bank yang
bersangkutan dapat mengelola aset dan kewajibannya bank memerlukan Laporan
Komitmen, bank juga memerlukan laporan kontijensi, disebabkan oleh adanya suatu
keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba
atau rugi oleh suatu bank, Yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak
terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang.

Sedangkan, Didalam perkembangan usaha, perusahaan dapat beroperasi bukan


hanya didalamlingkungan suatu kota, akan tetapi dapat juga beroperasi ke luar kota, ke
luar daerah ataupun keluar negeri. Pada umumnya sebagai titik tolak perkembangan suatu
usaha tersebut adalah perluasan daerah pemasaran.Pada saat meluasnya daerah
pemasaran, maka akan menimbulkan masalah bagi pimpinan perusahaan. Akan tetapi
masalah tersebut bisa diatasi dengan berbagai cara yang paling efektifdan ekonomis
antara lain mengangkat pedagang keliling atau petugas bagian penjualan yanglangsung
mendatangani para langganan, penggunaan katalogus dengan pengiriman pesanan perpos
dengan sistem konsinyasi dan lain -lain.Terkadang, cara tersebut tidak sesuai harapan
pimpinan berhubung sangat besarnya perkembangan daerah pemasaran. Untuk mengatasi
hal tersebut, dapat dibentuk pusat-pusat penjualan di dalam daerah tertentu yang
merupakan sarana untuk mencapai tujuan pemasaran.Pusat-pusat yang dibentuk dapat
berupa agen atau cabang yang mempunyai fungsi pembelianataupun penjualan.

2.1. Rumusan Masalah

1. Apa saja pengertian dan jenis komitmen dan kontijensi bank ?


2. Bagaimana pencatatan komitmen dan kontijensi bank ?
3. Apa pengertian branch system ?
4. Apa saja karakteristik kantor cabang ?
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Akuntansi Komitmen dan Kontijensi Bank

2.1.1 Pengertian Komitmen


Komitmen adalah ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan
(Irrevocable) secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati
bersama dipenuhi. Komitmen dituangkan dalam perjanjian tertulis yang mengikat kedua
belah pihak dan sifatnya pasti. Pembatalan sepihak akan berakibat hukum dan oleh
karena itu harus dilaksanakan apabila semua persyaratan yang disetujui dalam perjanjian
tersebut telah dipenuhi. Komitmen hanya dapat dibatalkan bila ada persetujuan kedua
belah pihak atau perjanjian tersebut cacat demi hukum. Komitmen dapat menimbulkan
tagihan atau kewajiban bagi pihak-pihak yang bertransaksi.

Pencatatan Komitmen Dalam Laporan Keuangan Transaksi komitmen belum


mempengaruhi posisi di neraca maupun pendapatan dan biaya, oleh sebab itu transaksi
komitmen harus dicatat oleh bank diluar pos-pos neraca.Tempat pencatatan transaksi
seperti ini adalah rekening administratif. Pos administratif komitmen ini pada tanggal
jatuh waktunya akan berubah menjadi transaksi yang akan merubah neraca dan pos
pendapatan dan biaya.
Tempat pencatatan transaksi seperti ini adalah rekening admistratif, yang
berisikan seluruh transaksi komitmen suatu bank. Pos admistratif komitmen ini pada
tanggal jatuh waktunya akan berubah menjadi transaksi yang akan mengubah neraca
dan pos pendapatan dan biaya.
Standar Keuangan Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) mewajibkan bank
untuk mencatat transaksi komitmen ini secara single entry, karena pada tanggal laporan
keuangan harus terlihat jelas komitmen bersih dari suatu bank.
2.1.2 Jenis Komitmen
Jenis – jenis komitmen sebagai berikut :

1. Komitmen Tagihan
Komitmen tagihan adalah komitmen yang menimbulkan hak bagi pihak bank
untuk memperoleh seperti yang diperjanjikan dengan pihak lain yang bertransaksi.
Komitmen tagihan pada akhirnya kalau direalisasi akan menimbulkan posisi aktiva
maupun pasiva bank. Komitmen yang tergolong tagihan misalnya:
a. Fasilitas pinjaman yang diterima dan belum digunakan
Fasilitas ini merupakan fasilitas pinjaman yang diterima oleh bank dari pihak
lain dan belum ditarik atau digunakan oleh bank penerima. Fasilitas ini akan dicatat
sebesar nilai nominal yang diperjanjikan dan selanjutnya bila ada mutasi akibat
penarikan/penggunaan pinjaman maka harus dikurangkan sebesar nilai penarikan.
Dalam hal seperti ini pada akhirnya pada saat pelaporan akan muncul sebesar saldo
fasilitas pinjaman yang masih dapat ditarik. Pencatatan komitmen inl sebenarnya
sudah disinggung pada saat membahas pinjaman diterima di bab sebelumnya. Pada
saat terjadi komitmen :
Dr. RAR Fasilitas Pinjaman di terima dan belum digunakan Rp…..
Pada saat pinjaman diterima tersebut ditarik :
Cr. RAR Fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan Rp…..

b. Pembelian valuta asing berjangka


Pembelian valuta asing berjangka adalah transaksi berjangka valuta asing
(Forward future) yang masih outstanding pada saat tanggal laporan. Transaksi ini
dicatat sebesar nilai tagihan bank atas valuta berjangka ini. Transaksi ini
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku.
Jurnal pada saat terjadi komitmen :
Dr. RAR pembelian valuta asing berjangka yang masih berjalan Rp….

c. Pembelian valuta asing tunai (spot) yang belum terselesaikan


Transaksi ini yang belum terselesaikan sampai dengan tanggal pelaporan
keuangan, dicatat dalam rekening komitmen kelompok tagihan. Transaksi ini akan
menjadi tagihan pada saat diselesaikan. Penyelesaian transaksi ini paling lambat yang
lazim adalah dua hari sejak tanggal transaksi. Penyajian transaksi valas ini sebesar
nilai yang harus diselesaikan pada tanggal laporan.
Pencatatan pada saat komitmen disepakati :
Dr. RAR pembelian valuta asing tunai yang masih berjalan Rp….
Pencatatan pada saat komitmen diselesaikan :
Cr. RAR pembelian valuta asing berjangka yang masih berjalan Rp….

2. Komitmen Kewajiban
Komitmen kewajiban adalah suatu janji yang akan menimbulkan kewajiban
bagi pihak bank dan tak dapat dibatalkan secara sepihak. Komitmen ini antara lain:
a. Fasilitas kredit yang diberikan dan belum ditarik
Fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah dan belum ditarik atau
belum digunakan akan menimbulkan kewajiban merealisasi bila nasabah
menariknya. Oleh karena itu transaksi ini dicatat dalam komitmen kewajiban.
Komitmen ini dicatat saat terjadi komitmen dan akan terjadi mutasi sejalan dengan
penarikan kredit ini oleh nasabah/debitur. Jadi dapat dikatakan bahwa fasilitas ini
pada saat perjanjian dicatat sebesar nilai plafon kredit yang disetujui, kemudian
akan terjadi mutasi atau berkurang sejalan dengan jumlah kredit yang ditarik.
Rekening ini akan outstanding sebesar saldo yang belum ditarik.
Pencatatan ketika komitmen terjadi :
Dr.RAR fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan Rp….
Pencatatan setiap ada penarikan :
Cr. RAR Fasilitas kredit yang diberikan dan belum digunakan Rp…..

b. Kewajiban pembelian kembali aktiva yang dijual dengan syarat repo


Dalam praktik perbankan, kita jumpai adanya perjanjian untuk membeli aktiva
bank yang telah dijual sebelumnya. Pembelian kembali tersebut lazimnya dilakukan
setelah jangka waktu tertentu (jatuh tempo) menurut kesepakatan antara bank penjual
dengan pihak lain/bank lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa repurchase
agreement adalah komitmen bank untuk membeli kembali sesuai waktu yang
diperjanjikan dan harga yang diperjanjikan pada akhir periode tertentu. Aktiva yang
dijual dengan syarat repo umumnya aktiva finansial (sekuritas tertentu). Transaksi ini
akan dicatat sebesar harga yang disepakati kedua belah pihak. Dengan demikian
dalam rekening administratif pun akan dicatat sesuai dengan nilai kewajiban yang
akan timbul sesuai perjanjian dengan jurnal sebagai berikut:
Cr. RAR kewajiban pembelian kembali aktiva bank yang di jual Rp…
Dengan syarat repo
Jurnal tersebut akan tetap outstanding hingga aktiva bank yang dijual dan
diperjanjikan telah jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo transaksi ini dinihilkan dengan
cara mendebet rekening tersebut sebesar nominal yang dicatat sebelumnya.
Dr. RAR kewajiban pembelian kembali aktiva bank yang di jual Rp…
Dengan syarat repo

c. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang tak dapat dibatalkan
(Irrevocable) dalam rangka perdagangan dalam negeri.
SKBDN yang tak dapat dibatalkan merupakan jaminan dalam bentuk SKBDN
dalam rangka lalu lintas perdagangan dalam negeri. Penerbitan SKBDN merupakan
tindakan bank untuk memberikan non cash loan kepada nasabah. Sebagai pemberian
kredit non kas, maka bank terikat dengan perjanjian untuk melakukan pembayaran
apabila SKBDN dicairkan oleh pihak penerima (beneficiary). Untuk itu transaksi
seperti ini harus dicatat dalam rekening administratif selama belum dicairkan oleh
beneficiary sebesar nominal SKBDN yang diterbitkan.
Pencatatan pada rekening administratif pada saat penerbitan SKBDN, dan
pada saat pencairan oleh pihak penerima di bank pembayar (bank lain/ cabangnya).
Saldo komitmen kewajiban ini akan tampak pada setiap akhir perlode pelaporan
dengan melihat pendebetan rekening (pada saat terbit) dan pengkreditan rekening ini
(pada saat pencairan).
Pencatatan pada saat penerbitan SKBDN yang tak dapat dibatalkan :
Cr.RAR SKBDN tak dapat dibatlkan Rp….
Pada saat bank pembayar melakukan pembayaran terhadap beneficlary, maka bank
penerbit membukukan rekening administrasi sebagai berikut :
Dr. RAR SKBDN tak dapat dibatlkan Rp….

d. Akseptasi wesel berjangka atas dasar SKBDN berjangka (usance L/C)


Penerbitan SKBDN berjangka akan menimbulkan penerbitan wesel berjangka
atas SKBDN tersebut oleh pihak bank pembayar yang disetujul oleh beneficiary.
Wesel tersebut dapat didiskontokan/ditunaikan sebelum jatuh tempo bila mendapat
akseptasi/kesanggupan dari bank penerbit SKBDN. Dengan demikian bank penerbit
SKBDN berarti mempunyai kewajiban membayar wesel tersebut sekiranya dicairkan
atau jatuh tempo. Oleh karena itu pencatatan akseptasi wesel sebagai komitmen
kewajiban dilihat dari bank penerbit SKBDN. Akseptasi ini tidak bisa dibatalkan,
sehingga mengikat bank untuk memenuhi kewajibannya di kemudian hari bila wesel
tersebut dicairkan/ditunalkan atau jatuh tempo. Untuk itu rekening ini dicatat dalam
komitmen kewajiban dengan jurnal sebagai berikut:
Cr.RAR wesel berjangka yang diaksep Rp….
Pada saat wesel tersebut jatuh tempo atau ditunaikan, maka bank penerbit SKBDN
akan membukukan rekening administratif inl:
Dr. RAR wesel berjangka yang diaksep Rp….

e. Penjualan valuta asing berjangka


Transaksi penjualan valuta asing berjangka sering dilakukan oleh bank.
Transaksi ini akan menimbulkan komitmen tagihan dalam valuta asing tetapi akan
menimbulkan komitmen kewajiban untuk valuta rupiah. Dalam konteks transaksi
rupiah, maka pencatatan pada saat transaksi penjualan dilakukan akan dicatat dalam
rekening administratif:
Cr. Penjualan valuta asing berjangka Rp……

f. Penjualan valuta asing tunai (spot) yang belum diselesaikan


Transaks ini akan menibulkan kewajiban bank, dengan demikian saat transaksi
dicatat dalam rekening administratif sebagai berikut:
Cr. RAR penjualan valuta asing bejangka Rp…..

2.1.3 Pengertian Kontijensi Bank


Kontinjensi adalah keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai
kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu bank, yang baru akan terselesaikan
dengan terjadi atau tidak terjadinya peristiwa di masa datang. Transaksi yang bersifat
kontinjensi (bersyarat) ini belum mengikat bank untuk melakukan tagihan ataupun
kewajiban riil saat ini, akan tetapi secara antisipatif kontinjensi tersebut akan menjadi
kewajiban atau tidak sangat tergantung terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang
berkaitan dengan kontinjensi ini di masa yang akan datang. Kontinjensi bank terdiri dari
kontinjensi tagihan dan kontinjensi kewajiban.

2.1.4 Jenis Kontijensi Bank


1. Kontinjensi Tagihan
a. Bank garansi yang diterbitkan oleh bank lain
Bank garansi dari bank lain adalah semua bentuk bank garansi atau jaminan
yang diterima oleh bank yang mengakibatkan tagihan kepada pihak bank penjamin
bila pihak yang dijamin melakukan ingkar janji atau wan prestasi di kemudian harl.
Penerimaan jaminan ini dalam bentuk bank garansi baik risk sharing, standby L/C
maupun pelaksanaan proyek seperti bid bond, performance bond dan advance
payment bond. Di samping itu juga dapat berupa endosement surat berharga.
Pencatatan rekening ini sebesar bank garansi yang diterima pada posisi kredit dan
akan tetap outstanding hingga bank garansi jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo
rekening administratif ini harus dinihilkan dengan cara didebet sebesar nilai bank
garansi jatuh tempo.
Dr. RAR bank garansi dari bank lain Rp….
Pada saat jatuh tempo, pencatatannya :
Cr.RAR bank garansi dari bank lain Rp….

b. Pembelian opsi valuta asing


Opsi adalah perjanjian yang memberikan hak pilihan kepada pembeli opsi
untuk menggunakan atau tidak menggunakan dalam kontrak Jual bell valuta asing.
Bila pada saat expiration date opsi itu memberikan keuntungan maka pembeli opsi
akan melakukan eksekusi, sebaliknya bila tidak menguntungkan maka opsi tersebut
tidak dilaksanakan. Opsi ini sifatnya tidak mengikat harus melakukan eksekusi, oleh
karena itu ditampung dalam rekening administratif sebagal kontinjensi tagihan pada
saat kontrak opsi ditandatangani.
Dr. RAR pembelian opsi valuta asing Rp…..
Bila opsi tersebut jatuh tempo, baik dilaksanakan atau tidak, maka rekening
administratif tersebut harus dinihilkan/didebet:
Cr.RAR pembelian opsi valuta asing Rp…..
c. Pendapatan bunga dalam penyelesaian
Dalam akuntansi perbankan khususnya yang menyangkut pendapatan bunga
dari aktiva produktif, bank akan menganut prinsip konservatif dalam arti sangat hati-
hati. Bank akan membukukan pendapatan bunga dalam rekening nominal dengan
accrual basis maupun cash basis kalau aktiva tersebut masuk dalam kolektibilitas
lancar. Dengan demikian kalau aktiva yang mendatangkan pendapatan bunga itu
tergolong lancar maka tidak akan timbul rekening administratif.
Rekening administratif kontinjensi tagihan akan timbul bila aktiva produktif
yang mendatangkan pendapatan bunga masuk kolektibilitas dalam perhatian khusus,
kurang lancar, diragukan bahkan macet. Pendapatan bunga yang ditimbulkannya akan
diakui dengan dasar kas (accrual basis). Sebagai konsekuensinya pendapatan bunga
yang belum diterima tetapi sudah menjadi hak bank harus dicatat dalam rekening
administratif pendapatan bunga dalam penyelesaian.
Dr. RAR pendapatan bunga dalam penyelesaian Rp…..
Bila pendapatan bunga dalam penyelesaian telah diterima, maka rekening ini harus
didebet sesuai dengan nominal penerimaan bunga. Pendebetan ini diikuti dengan
pencatatan pada rekening riil dan nominal.

2. Kontinjensi Kewajiban
a. Garansi yang diberikan
Bank garansi yang diberikan adalah semua bentuk garansi atau jaminan yang
diberikan oleh bank yang mengakibatkan pembayaran kepada pihak penerima jaminan
apabila pihak yang dijamin oleh bank yang bersangkutan wan prestasi atau cidera
janji. Bentuk-bentuk tersebut misalnya bank garansi, akseptasi atau endosemen surat
berharga, dan lainnya.
Cr. RAR garansi yang diberikan yang belum jatuh tempo Rp….
Nilai yang disajikan sebesar jumlah rupiah garansi yang diberikan oleh bank.
Rekening ini akan dinihilkan atau didebet bila garansi telah jatuh tempo dalam
keadaan wan prestasi atau tidak.

b. Surat Kredit Berdokumen dalam Negeri (SKBDN) yang dapat dibatalkan (revocable
L/C) dalam rangka perdagangan dalam negeri.
SKBDN ini dapat dibatalkan saat berlakunya atau saat masih berjalan sehingga
tidak ada kepastian bank untuk melakukan kewajiban. Bank akan melakukan
pembayaran atau tidak tergantung SKBDN tersebut dibatalkan atau tidak. Untuk itu
SKBDN jenis ini akan dicatat dalam rekening administratif kelompok kontinjensi
kewajiban ketika SKBDN tersebut diterbitkan. Pencatatan dalam rekening
administratif sebesar nilai SKBDN yang diterbitkan:
Cr. RAR SKBDN dapat dibatalkan dan masih berjalan Rp….
Pada saat SKBDN jatuh tempo atau saat pembayaran, maka rekening administratif ini
didebet:
Dr. RAR SKBDN dapat dibatalkan dan masih berjalan Rp….

c. Penjualan opsi valuta asing


Opsi jual (put option) adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegang
opsi untuk menjual valuta asing pada harga tertentu selama atau pada akhir masa opsl.
Sebagai opsi, pemegang opsi jual tentu akan melakukan bila underlying assets pada
akhir periode memiliki harga dibawah strike price. Sebaliknya bila harga jual pada
saat jatuh tempo (expiration date) di atas strike price maka pemegang opsi tidak akan
melaksanakan opsinya. Dengan memperhatikan karakter opsi seperti ini, maka
transaksi penjualan opsi merupakan transaksi bersyarat yang masuk dalam kelompok
kontinjensi kewajiban dengan pencatatan pada saat kontrak:
Cr.RAR Penjualan opsi valuta asing Rp…
Catatan ini akan dinihilkan dengan cara mendebet rekening tersebut bila opsi telah
jatuh tempo.
Dr.RAR Penjualan opsi valuta asing Rp…
Rekening komitmen maupun kontinjensi seperti yang disampaikan di atas dalam
laporan keuangan bank tidak selalu muncul. Beberapa rekening yang tidak muncul
karena dianggap inmaterial sehingga digabung dalam rekening komitmen atau
kontinjensi lainnya seperti tampak pada format laporan komitmen dan kontinjensi
terkini. Namun demikian bisa saja muncul semuanya bila dipandang cukup material.
2.2 Hubungan Kantor Pusat-Cabang dan Antar Cabang

2.2.1 Unit Banking System Dan Branch Banking System


Bank di Indonesia (terutama bank domestik) dapat beroperasi secara nasional
melalui jaringan cabang bank yang bersangkutan. Namun juga terdapat bank yang hanya
beroperasi di wilayah tertentu walaupun memiliki kemampuan untuk membuka jaringan
yang lebih luas. Hal demikian adalah sangat tergantung dari sistem perbankan yang dianut
bank yang bersangkutan.

Sistem perbankan yang selama ini dalam praktik adalah unit banking system dan
Branch Banking System. Pada Unit Banking System, berlakunya pola operasional
perbankan pada ruang lingkup unit tersebut saja, berdiri sendiri dan mempunyai
kewenangan yang mencakup kegiatan sebatas di bank yang bersangkutan. Pada sistem ini
bank tidak membuka cabang di luar wilayah kerja/distrik/propinsi. Bank yang menganut
sistem ini di Indonesia misalnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank yang menganut
sistem ini secara umum memiliki ciri-ciri organisasinya relatif kecil, ruang lingkup operasi
terbatas, delegasi wewenang masih terbatas, keputusan kredit lebih cepat karena
prosedurnya tidak berbelit-belit dan langsung ditangani direkturnya. Kelemahan pada
sistem ini bisa mengakibatkan terhimpunnya kekuasaan/sentralistik.

Branch Banking System, yaitu sistem perbankan yang terdiri dari kantor pusat,
kantor cabang dengan manajemen modern yang terpadu, terencana, dan ada desentralisasi
kewenangan yang luas serta wilayah operasionalnya sangat luas/tidak pada wilayah
tertentu saja. Contoh sistem ini adalah yang dianut oleh bank-bank nasional (Bank
Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank BNI dan sebagainya).
Ciri-ciri bank yang menganut sistem ini adalah:

1. Bank lebih fleksibel untuk melakukan diversifikasi produk yang lebih bervariatif guna
mendukung jaringan cabang/operasional yang lebih luas.
2. Bank dapat melakukan intermediari lokasi sehingga dapat tumbuh lebih cepat dan
dapat mengambil peran yang lebih besar dalam perekonomian.
3. Bank dapat melakukan ekspansi fisik ke daerah ekonomi baru (terutama pusat. pusat
pertumbuhan) sehingga mampu meningkatkan kemampuan ekonomi setempat.
4. Kantor pusat membuat perencanaan jangka panjang, cabang-cabang membuat rencana
jangka pendek.
5. Delegasi wewenang lebih jelas dan mantap terutama dalam memutuskan kredit
berdasarkan status cabang. Biasanya ada cabang kelas I, II dan seterusnya yang
memiliki kewenangan pengucuran kredit yang berbeda."
6. Sistem ini lebih memungkinkan untuk menjangkau pasar terdekat dengan adanya
cabang-cabang.

Branch banking system memberikan beberapa kelebihan, namun juga terdapat


kelemahan terutama ketika cabang menerima permohonan kredit yang bukan
kewenangannya (di atas plafond yang ditentukan cabang). Proses perkreditan menjadi
lebih lama karena harus melalui kantor pusat. Di samping itu dengan sistem ini akan
merugikan bank bila delegasi wewenang dari pusat ke cabang tidak diikuti kemampuan
manajerial maupun kemampuan Sumber Daya Manusia dalam menyajikan informasi
secara cepat dan akurat. Untuk itu di samping kemampuan manajerial, keahlian akuntansi
menjadi tuntutan pada setiap cabang. Cabang sebagai unit bisnis akan berdiri sendiri tetapi
sebagai bentuk usaha merupakan bagian dari pusat. Oleh karena itu akuntansi cabang harus
diintegrasikan dengan kantor pusat. Disinilah hubungan akuntansi antara pusat dan cabang
menjadi perhatian serius.

2.2.2Karakteristik Kantor Cabang


Kantor cabang dikelola oleh seorang pimpinan cabang atau direktur cabang yang
bertanggung jawab langsung kepada direktur utama (top management) di Kantor pusat.
Untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan cabang, pimpinan cabang harus
melaporkan setiap aktivitas cabang setiap waktu tertentu agar kantor pusat bisa
mengambil keputusan tertentu. Laporan-laporan keuangan cabang bisa digunakan oleh
kantor pusat untuk menilai kinerja cabang atau alat kontrol terhadap cabang, meskipun
disadari sebagai unit bisnis bahwa kantor cabang berdiri sendiri. Beberapa karakteristik
kantor cabang sebagai unit bisnis yang berdiri sendiri adalah:

1. Kantor cabang berdiri karena didirikan oleh kantor pusat sehingga akan dibiayai
oleh kantor pusat misalnya diberikan modal kerja berupa uang tunai, diberikan
aktiva tetap (gedung, tanah, kendaraan) maupun aktiva lainnya hingga siap
beroperasi.

2. Kantor cabang memiliki kewenangan untuk bertransaksi dengan pihak ketiga.


Transaksi itu baik yang menyangkut penghimpunan dana maupun penempatan dana
(misal penempatan kredit perbankan).
3. Dalam hal membelanjal aktivitas cabang, Kantor cabang dapat mendahal dari
sumber dana yang dimiliki kantor cabang. Namun demikian bila tidak mencukupi
akan meminta bantuan kantor pusat.

4. Kantor cabang mempunyai kewenangan untuk menganalisis permintaan kredit,


memutuskan pemberian kredit (sampal pada volume tertentu), menyelenggarakan
administrasi kredit sampai kembalinya kredit (dilunasi), serta hal yang menyangkut
penyelamatan kredit di tingkat cabang. Namun demikian keputusan kredit harus
tunduk pada standar perkreditan yang telah ditentukan oleh pusat (termasuk
didalamnya persyaratan-persyaratan kredit secara baku).

5. Kantor cabang dapat mengelola uang tunal dari hasil penghimpunan dana maupun
dari pelunasan kredit serta melakukan transaksi-transaksi pembayaran atas nama
inisiatif kantor cabang.

2.2.3 Penyelenggaraan Akuntansi


Penyelenggaraan akuntansi di tingkat cabang sebenarnya relatif sama dengan
akuntansi pada bank sebagai badan usaha, yang membedakan adalah kantor cabang bank
tidak memiliki rekening modal. Sebagai pengganti rekening modal adalah Rekening Antara
Kantor (RAK)-Kantor Pusat. Rekening ini untuk menampung selisih antara aktiva dengan
pasiva pada kantor cabang bank. RAK-Kantor pusat pada sisi kredit merupakan modal bagi
kantor cabang, namun bagi kantor pusat merupakan investasi pada cabang.
Hubungan antara kantor pusat dengan kantor cabang bank tercermin pada
pencatatan transaksi di kantor cabang yaitu RAK kantor pusat dan di kantor pusat
akan mencatat RAK-kantor cabang. Contoh: kantor pusat di Jakarta telah
mentransfer dana Rp500.000.000 ke kantor cabang Semarang. Bagaimana
pencatatannya?
Pencatatan di kantor cabang semarang :
Dr. Kas Rp.50.000.000
Cr. RAK Kantor Pusat Rp.50.000.000
Pencatatan di kantor pusat :
Dr. RAK Kantor Cabang Rp.50.000.000
Cr. Kas Rp.50.000.000
Transaksi tersebut menunjukkan investasi kantor pusat pada cabang sebesar
Rp500.000.000 dan modal kantor cabang sebesar Rp500.000.000. Namun demikian
bila terjadi mutasi aktiva pada kantor cabang, kantor pusat tidak akan mencatatnya.
Hal ini sebagai konsekuensi kantor cabang sebagal unit bisnis yang diberi
kewenangan untuk mengelola aktiva maupun pasivanya. Contoh: Kantor cabang
menggunakan dana dari kantor pusat tersebut untuk membeli kendaraan operasional
secara tunal Rp150.000.000, Maka pencatatan transaksi ini hanya terjadi di kantor
cabang.
Dr. Kendaraan Rp.150.000.000
Cr.Kas Rp.150.000.000

2.2.3 Hubungan Antara Kantor Cabang


Hubungan antara kantor cabang pada bank yang sama akan terjadi sebagai akibat
transaksi yang dilakukan antarcabang. Transaksi antarcabang akan mengakibatkan
hubungan hutang-piutang antarcabang. Hubungan hutang-piutang ini akan menimbulkan
biaya bunga bagi kantor cabang yang mempunyai kewajiban terhadap cabang lain, dan
akan menimbulkan pendapatan bunga RAK bagi kantor cabang yang memiliki piutang
terhadap kantor cabang lain.
Akuntansi untuk transaksi antarcabang sangat tergantung sistem yang dianut oleh
bank yang bersangkutan. Bila bank menganut pencatatan secara sentralisasi, maka setiap
transaksi antar cabang akan mengakibatkan pendebetan atau pengkreditan RAK kantor
pusat, namun bila bank menganut desentralisasi maka masing-masing kantor cabang
akan mendebet atau mengkredit RAK Kantor Cabang. Praktik yang sering dilakukan
bank selama ini adalah desentralisasi dalam pencatatan transaksi antar kantor cabang.
Contoh pencatatan transaksi antarkantor, bank dengan sistem sentralisasi:
Tanggal 25 Juni 2008 Bank Mandiri cabang Semarang mentransfer dana sebesar
Rp100.000.000 ke cabang Bandung atas beban nasabah giro Sdr. Amir. Transfer
tersebut untuk keuntungan nasabah Giro Sdr. Lukman di Bank Mandiri Bandung.
Jurnal di Bank Mandiri Semarang :
Dr. Giro Amir Rp.100.000.000
Cr. RAK Kantor Pusat Rp.100.000.000
Jurnal di Bank Mandiri Bandung :
Dr.RAK-Kantor Pusat Rp.100.000.000
Cr.Giro Lukman Rp.100.000.000
Jurnal di Bank Mandiri Kantor Pusat Jakarta :
Dr.RAK Cabang Semarang Rp.100.000.000
Cr.RAK Cabang Bandung Rp.100.000.000
Bila di bank menganut sistem desentralisasi, maka setiap transaksi antar cabang akan
dibukukn langsung oleh kantor cabang sebagai berikut :
Jurnal di Bank Mandiri Semarang :
Dr. Giro Amir Rp.100.000.000
Cr.RAK Cabang Bandung Rp.100.000.000
Jurnal di Bank Mandiri Bandung :
Dr. RAK Cabang Semarang Rp.100.000.000
Cr. Giro Lukman Rp.100.000.000

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat
dibatalkan (irrevocable) secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila
persyaratan yang disepakati bersama dapat dipenuhi. Kemudian pengertian
Kontijensi sendiri yaitu suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian
mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan yang
baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih
peristiwa di masa yang akan datang. Transaksi yang bersifat Kontijensi (bersyarat)
ini belum mengikat bank untuk melakukan tagihan ataupun kewajiban riil saat ini,
akan tetapi secara antisipatif kontijensi tersebut akan menjadi kewajiban atau
tidak sangat tergantung terjadinya atau tidak terjadinya peristiwa yang berkaitan
dengan kontijensi ini di masa yang akan datang. Komitmen dan Kontijensi
merupakan transaksi perbankan yang di klasifikasikan sebagai Transaksi off
balanced, yang dimana maksud dari Transaksi Off balanced adalah Transaksi
yang belum dapat dicantumkan dalam laporan laba rugi maupun naraca.
Transaksi digolongkan sebagai Transaksi off balanced bila transaksi itu belum
perlu dibukukan secara itrakomtabel sehingga belum mempengaruhi posisi aktiva
maupun pasiva pada saat itu. Dalam istilah akuntansi, Transaksi ini disebut
sebagai transaksi yang masih bersifat administratif.
Setiap Hubungan Kantor Pusat dan Cabang, akan ada persoalan-persoalan
khusus didalam akuntansi yang terjadi di perusahaan tersebut. Dan persoalan-
persoalan yang terjadididalam akuntansi akan dicatat dalam pembukuan dengan
menggunakan Sistem Desentralisasiyang artinya setiap susunan dan klasifikasi
rekening-rekening pembukuan pada tiap-tiap kantorcabang mengikuti dan sesuai
dengan susunan & klasifikasi yang dipakai pada kantor pusatnya.

Daftar Pustaka
Akuntansi Perbankan (transaksi dalam valuta rupiah ) Taswan,S.E,M.Si.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sultan-ageng-tirtayasa/ekonomi-islam/makalah-
kelompok-5-komitmen-dan-kontijensi/23296640

https://www.academia.edu/37683330/
MAKALAH_STUDI_KASUS_HUBUNGAN_KANTOR_PUSAT_DAN_CABANG_PT_ANEKA_B
ATIK_YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai