Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKUNTANSI PERPAJAKAN

“ KAS DAN SETARA KAS ”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

1. DESRI ENITA ( C0C014001 )

2. ELI PURNAMA SARI.S ( C0C014003 )

3. HARIFNI.AM ( C0C013081 )

4. SANIA HEMILI ( C0C014004 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini maupun di akhirat kelak,
sehingga semua cita - cita serta semua harapan yang ingin kita capai menjadi lebih
mudah dan penuh manfaat.

Terimakasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada dosen serta


kepada teman - teman sekalian yang telah membantu, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari sekali didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan - nya, baik dari segi tata - bahasan
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman - teman sekalian,
yang kadang kala hanya menuruti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami
jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah
kami di lain waktu.

Terima Kasih...

Jambi, 06 September 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................... 3
1.2. RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 4
1.3 TUJUAN PENULISAN .................................................................................. 4
1.4 MANFAAT PENULISAN ............................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
2.1 DEFINISI KAS DAN SETARA KAS ............................................................... 5
2.2 PERATURAN PERPAJAKAN MENGENAI BUNGA BANK ................................ 7
2.3 KAS DAN BANK ....................................................................................... 10
2.4 DANA KAS KECIL .................................................................................... 11
2.5 REKONSILIASI SALDO KAS ...................................................................... 12
BAB III ................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................ 15
A. KESIMPULAN ........................................................................................... 15
B. SARAN ..................................................................................................... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pengertian dari Akuntansi Perpajakan


ialah Akuntansi yang diterapkan sesuai dengan peraturan perpajakan. Dan di
dalam mata kuliah ini terdapat salah satu bab yang membahas tentang Kas dan
Setara Kas. Maka dari itu semua tim disini akan menyajikan pembahasan yang
lebih mendalam tentang Kas dan Setara Kas.

Kas merupakan alat pembayaran dan bagian dari Aktiva yang liquid, yang
dapat dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan, Kas
dapat berupa uang tunai atau simpanan pada Bank yang dapat digunakan dengan
segera dan diterima sebagai alat pembayaran sebesar nilai nominalnya, seperti
uang kertas dan logam, check dan bilyet giro, simpanan di bank dalam bentuk giro
dan lain-lain.

Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan - simpanan di bank yang
langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan
tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana - dana kas lainnya seperti
penerimaan uang tunai dan cek - cek ( yang bukan mundur ) untuk disetor ke bank
keesokan harinya.

Kas kecil disediakan untuk keperluan pembayaran yang jumlahnya kecil dan
tidak praktis bila dilakukan dengan check. Semua pengeluaran kas kecil dicatat
pada buku kas kecil dan hanya diposting ke buku besar sekali saja pada saat
pengisian kembali kas kecil. Dana yang ditentukan dalam kas kecil harus
ditetapkan melelui keputusan manajemen dan tidak boleh melebihi ketentuan
tersebut. Pengeluaran - pengeluaran kas kecil hanya dapat dilakukan setelah
perintah pengeluaran kas telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.

Fungsi kas dalam suatu perusahaan sangat penting, karena hampir setiap
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan selalu berkaitan dengan kas. Maka tanpa
kas perusahaan tidak akan berjalan dengan lancar. Kas yang diperlukan
perusahaan baik digunakan untuk membiayai perusahaan sehari - hari ataupun
untuk pembelian aktiva tetap, memiliki sifat continue maupun tidak continue.

Sifat continue, untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji dan upah,
membeli suplies kantor habis pakai dll. Sedangkan Sifat Tidak Continue, untuk
pembayaran pajak, dividen, angsuran, hutang dll.

3
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diangkat dalam makalah ini yaitu :


1. Apakah yang dimaksud dengan kas dan setara Kas ?

2. Apa saja peraturan perpajakan mengenai bunga bank ?

3. Apa saja istilah kas dan bank ?

4. Apa yang dimaksud dana kas kecil ?

5. Apa saja yang termasuk rekonsilisasi saldo kas ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan makalah ini yaitu :


1. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai transaksi dalam kas
dan setara kas dikaitkan dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.

2. Menjelaskan dan mencatat transaksi kas dan setara kas sesuai dengan SAK –
ETAP dan ketentuan perpajakan yang berlaku.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur dari mata
kuliah “ Akuntansi Perpajakan ”, serta mampu menjadi sumber informasi bagi
mahasiswa / mahasiswi.

2. Bagi Pihak Lain

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan para


pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan akuntansi, agar nantinya dapat lebih
memahami serta mendalami tentang materi yang akan dibahas pada kesempatan
kali ini, yaitu kas dan setara kas.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kas Dan Setara kas

Kas adalah uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya
ditempatkan pada urutan teratas dari aset. Aset yang termasuk dalam kas adalah
seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan dengan segera seperti uang kertas,
uang logam, dan saldo rekening giro di bank. Sedangkan bank ialah saldo
rekening giro yang dapat digunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan
usaha.
Menurut PSAK No.2, hal 2.2 dan 2.3 ( IAI : 2002 ), Kas terdiri dari saldo kas
( cash on hand ) dan rekening giro. Setara kas ( cash equivalent ) adalah investasi
yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat
dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan.
Menurut IAI ( 2009 : 28 ) dalam SAK ETAP, Setara kas adalah investasi
jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas
jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau lainnya. Pada umumnya, hanya
investasi dengan jatuh tempo asli tiga bulan atau kurang yang memenhi syarat
sebagai setara kas. Deposito yang jatuh temponya kurang atau sama dengan tiga
bulan dan tidak diperpanjang terus - menerus ( rollover ) dapat dikategorikan
sebagai setara kas.

Pengertian yang tidak termasuk dalam kas dan setara kas, baik menurut
akuntansi maupun perpajakan adalah :

1. Deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga ( 3 ) bulan atau rollover.
Saldo rekening berupa deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga ( 3 )
bulan atau rollover tidak termasuk dalam pengertian kas karena tidak dapat
digunakan sewaktu - waktu.

5
2. Perangko dan Materai. Biasanya perusahaan mempunyai persediaan perangko
dan materai yang dapat dipakai sewaktu - waktu. Persediaan ini tidak
termasuk dalam pengertian kas, sekalipun persediaan ini sering disimpan oleh
kasir perusahaan. Apabila jumlahnya cukup besar, persediaan ini dapat
digolongkan ke dalam persediaan perlengkapan alat - alat kantor ( supplies ).

3. Kas bon atau uang muka. Kas bon merupakan bukti penerimaan uang muka
dari pegawai dan tidak dapat digolongkan ke dalam kas. Kertas - kertas
tersebut tidak dapat digunakan sewaktu - waktu, sehingga tidak dapat
dianggap uang tunai.

4. Cek mundur dan cek kosong. Cek mundur tidak dapat diuangkan sampai
jatuh temponya sehingga tidak memenuhi syarat sebagai kas. Cek mundur
yang diterima untuk melunasi piutang, belum mengurangi saldo piutang.
Apabila cek tersebut dapat diuangkan karena tidak cukup dananya di bank,
cek tersebut disebut kosong. Cek kosong sama sekali tidak memiliki harga,
sehingga tidak dapat dianggap sebagai aset perusahaan.

Untuk keperluan penyusunan neraca komersial dan neraca fiskal, kas dan
bank dilaporkan sebesar nilai nominal. Perlakuan terhadap kas dan bank dalam
perpajakan dan akuntansi pada umumnya tidak jauh berbeda. Ketentuan
perpajakan tidak mengatur secara rinci mengenai teknik dan metode pembukuan
kas dan bank. Oleh karena itu, praktik akuntansi yang mengatur tentang teknik
dan metode pembukuan kas dan bank dapat diikuti sepenuhnya.

Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan pada umumnya


melakukan pemisahan dana antar kas kecil ( petty cash ) dan kas besar ( cash on
hand ). Kas kecil umumnya dipakai untuk pengeluaran harian perusahaan yang
sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya. Kas besar umumnya dipakai oleh
perusahaan untuk pengeluaran tertentu dan disimpan oleh perusahaan di dalam
brankas. Dalam kas kecil dikenal dua sistem, yaitu :

6
a) Imprest fund system ( sistem dana tetap dengan pencatatan transaksi dan
mutasi dana kas kecil dilakukan pada saat penggantian dana ).
b) Fluctuating fund system ( sistem dana berfluktuasi dengan pencatatan
transaksi dan mutasi dana setiap saat ).

Wajib pajak ( WP ) dapat memilih salah satu dari kedua sistem di atas dan
semua itu diserahkan sepenuhnya pada praktik pembukuan WP.

2.2 Peraturan Perpajakan Mengenai Bunga Bank

Berdasarkan PP Nomor 131 Tahun 2000 jo. KMK Nomor 51/KMK. 04/2001
penghasilan dalam bentuk bunga yang didapat dari deposito/tabungan, diskonto
Sertifikat Bank Indonesia ( SBI ), dan jasa giro ( dengan pengecualian yang
disebutkan di bagian selanjutnya ) dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2
Undang - undang PPh. Pengenaan pajak atas penghasilan tersebut adalah : ( a )
sebesar 20 % dari jumlah bruto dan bersifat final apabila penerima penghasilan
adalah WP dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap, dan ( b ) sebesar 20 % dari
jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda ( P3B ) dan bersifat final apabila penerima penghasilan adalah WP luar
negeri.

Penghasilan atas bunga deposito/tabungan, diskonto SBI, dan jasa giro


dipotong langsung oleh bank pembayar pada saat pembayaran atau pembebanan
biaya ; pihak bank tersebut yang akan membayar atau menyetor PPh final tersebut
ke kas negara dengan menggunakan Surat Setoran Pajak ( SSP ) dan
melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) menggunakan Surat
Pemberitahuan ( SPT ) Masa PPh Pasal 4 ayat 2. Pemotong wajib menyetorkan
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir dan
melaporkannya paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.

7
Dikecualikan dari pemotongan PPh terhadap :

a. bunga dari deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah
deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp. 7.500.000 ( tujuh
juta lima ratus ribu rupiah ) dan bukan merupakan jumlah yang dipecah -
pecah ;
b. bunga data diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di
Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia ;
c. bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh
Dan Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan,
sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 UU Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun ; dan
d. bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam rangka pemilikan
rumah sederhana dan sangat sedehana, kaveling siap bangun untuk rumah
sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.

Sehubungan dengan pajak final tersebut, pencatatan atas pendapatan bunga


secara fiskal disajikan pada jumlah neto pendapatan bunga yang diterima yaitu
pendapatan bunga dikurangi dengan PPh final atas bunga.

Contoh :

Pada tanggal 1 Januari 2008 mendapatkan bunga tabungan dalam tahapan sebesar
Rp 1.000.000. Atas pendapatan tersebut dipotong PPh final sebesar Rp 200.000
oleh pihak bank yang memberikan penghasilan.

8
a. Metode bruto ( gross method )

Tanggal Keterangan Debit Kredit

1 – Jan - 08 Bank Rp 800.000 -


PPh Pasal 4 ayat ( 2 ) Rp 200.000 -
Pendapatan Bunga
- Rp 1000.000

PPh diperlakukan beban dan termasuk dalam beban operasional ( beban umum
dan adminstrasi )

b. Metode neto ( nett method )

Tanggal Keterangan Debit Kredit

1 – Jan - 08 Bank Rp 800.000 -


Pendapatan Bunga - Rp 800.000

Pada dasarnya pelaporan atas pendapatan bunga secara fiskal disajikan pada
jumlah neto pendapatan bunga yang diterima, yaitu pendapatan bunga dikurangi
PPh final atas bunga dengan jumlah Rp. 800.000. Hal tersebut sesuai dengan
Buku Petunjuk Pengisian SPT Tahunan PPh Badan.

Untuk jasa giro dan bunga deposito, perlakuan akuntansi perpajakannya sama
seperti perlakuan akuntansi perpajakan untuk bunga tabungan. Karena
penghasilan ini terkena PPh Final, maka harus dikoreksi negatif dalam
rekonsiliasi fiskal pada akhir tahun.

9
2.3 Kas dan Bank

Istilah “ kas ” menunjuk kepada alat pembayaran yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan, sedangkan “ bank ”
menunjuk kepada sisa rekening giro perusahaan di bank yang dapat dipergunakan
secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

Dalam pengertian kas dan bank tidak termasuk dana yang disisihkan untuk
tujuan tertentu, persediaan prangko, cek mundur, cek kosong dari pihak ketiga,
dan rekening giro pada bank di luar negri yang tidak dapat segera dipakai. Dalam
peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1994, rekening giro dimasukkan dalam
kelompok tabungan. Kepada penabung, tabungan, termasuk rekening giro,
memberikan penghasilan berskala berupa bunga.

Dalam akutansi komersial, penghasilan bunga itu bukan merupakan motivasi


utama pembukaan rekening giro di bank, karena barangkali jumlahnya tidak
begitu berarti. Kalau terdapat bunga dari rekening giro, akuntansi komersial akan
mencatatnya sebagai penghasilan. Sesuai dengan ketentuan perpajakan, bunga itu
dikenakan pajak penghasilan dengan tarif final 15% dan tidak boleh digabung
dengan penghasilan yang lain ( yang dikenakan tarif umum ). Oleh karena itu,
untuk tujuan akuntansi perpajakan penghasilan itu tidak perlu dicantumkan dalam
kelompok penghasilan ( kena pajak ) pada akhir tahun.

Bagaimana teknik dan metode pembukuan kas dan bank diselenggarakan,


ketentuan perpajakan tidak mengatur secara rinci. Jadi, praktek akuntansi
komersial dapat diikuti sepenuhnya. Untuk tujuan pengendalian kas dan bank
perusahaan melakukan pemisahan dana antara kas kecil ( dipakai untuk
pengeluaran harian ) dan kas besar ( dipakai untuk pengeluaran tertentu ).
Biasanya wajib pajak mengoperasikan kas kecil ( petty cash ) dengan variasi
antara (a) metode imprest ( metode dana tetap dengan pencatatan transaksi dan
mutasi dana kas kecil dilakukan pada saat penggantian dana ) atau (b) metode
dana berfluktuasi ( dengan pencatatan transaksi dan mutasi dana setiap saat ).

10
Semua itu diserahkan sepenuhnya kepada praktek pembukuan wajib pajak.
Demikian juga dengan penyelenggaraan rekonsiliasi antara saldo kas dan saldo
bank. Pada akhir tahun buku, adanya akrualisasi biaya pada sistem kas kecil
dengan metode dana tetap dan sebagai akibat penyesuaian (biaya dan penghasilan)
karena rekonsiliasi saldo kas dengan saldo bank, dalam penyelenggaraan
pembukuan untuk keperluan perpajakan adanya biaya dan penghasilan dari
akrualisasi. Penyesuaian itu harus disesuaikan dengan ketentuan perpajakan yang
berlaku.

2.4 Dana Kas Kecil

Dana Kas Kecil adalah kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran
kecil. Terdapat dua metode pencatatan atas dana kas kecil yaitu :

1. Metode Imprest Fund ( Metode Saldo Tetap )

Jika metode ini yang digunakan, maka di dalam buku besar disediakan satu
rekening untuk mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Saldo rekening ini tetap
jumlahnya. Oleh karena itu jika ada pengeluaran kas kecil, pengeluaran ini tidak
dibuat jurnal. Jurnal pengeluaran dilakukan pada saat pengisian kembali
(replenishment) yang biasanya dilakukan dengan menerbitkan cek sesuai bukti -
bukti pengeluaran dari petugas kas kecil. Jika pada akhir tahun ada pengeluaran
kas kecil yang belum diisi kembali, dengan sistem ini pengeluaran ini tentu belum
dicatat, maka pada akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian dengan men - debet
biaya atau aset dan meng - kredit rekening ” Kas Kecil ”. Selanjutnya pada awal
tahun berikutnya jurnal penyesuaian ini dijurnal balik ( direverse ), agar
pembukuan waktu pengisian kembali atas pengeluaran tersebut konsisten dengan
pembukuan pada waktu yang lain.

Akuntansi untuk dana kas kecil meliputi akuntansi saat pembentukan,


pengisian kembali, dan ayat jurnal penyesuian jika pada akhir tahun ada
pengeluaran yang belum diisi kembali.

11
2. Metode Saldo Berfluktuasi

Jika metode ini yang digunakan, maka di dalam buku besar disediakan satu
rekening untuk mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Petugas kas kecil
membuat catatan atas kas kecil. Untuk membuat jurnal dianalisis dengan seksama
transaksi yang berkaitan dengan kas kecil. Pada hakikatnya hanya ada dua
transaksi yaitu : ( 1 ) transaksi yang menambah Kas Kecil, dan ( 2 ) transaksi yang
mengurangi Kas Kecil.

Transaksi yang menambah kas kecil adalah transaksi pengisian kas kecil atau
replenishment. Transaksi yang mengurangi kas kecil umumnya adalah untuk
pembayaran biaya tertentu atau pembelian harta tertentu. Karena metode saldo
berfluktuasi tidak dipakai oleh pemerintah, maka modul ini tidak memberikan
ilustrasi rinci mengenai metode saldo berfluktuasi.

2.5 Rekonsiliasi Saldo Kas

Untuk pengendalian, kas dapat disimpan di bank dalam bentuk simpanan


giro. Jika hal ini terjadi maka masing - masing pihak yaitu perusahaan ( nasabah )
dan bank akan melakukan pencatatan atas saldo dan perubahan dari saldo kas
tersebut. Perusahaan melakukan pencatatan atas uang yang disimpan di bank di
perkiraan ( akun ) cash atau cash in bank. Selanjutnya berdasarkan catatan bank,
secara berskala bank biasanya mengirimkan laporan ke nasabah yang lazim
disebut rekening koran ( bank statement ). Dengan demikian dapat dilakukan
perbandingan antara data menurut perusahaan dengan informasi yang dilaporkan
bank.

Rekonsiliasi adalah tindakan membandingkan dua data untuk mencari


kesesuaiannya. Jika rekening koran bank tersebut dibandingkan dengan catatan
perusahaan, kemungkinan ada perbedaan yang dapat disebabkan oleh hal - hal
sebagai berikut :

12
1. Transaksi sudah dicatat oleh perusahaan, tetapi belum dilaporkan oleh bank,
seperti :

a. setoran dalam perjalanan ( deposit in transit ), yaitu setoran yang


dilakukan oleh perusahaan ( biasanya pada akhir suatu periode yang
dicakup oleh rekening koran ) dan uang setoran tersebut telah diterima
oleh bank tetapi belum masuk dalam rekening koran bank karena rekening
koran bank dibuat mendahului setoran tersebut.
b. Cek yang masih beredar ( outstanding check ), yaitu cek yang sudah dibuat
dan diserahkan oleh perusahaan kepada penerima tetapi sampai akhir
periode cek tersebut belum diuangkan di bank. Akibatnya perusahaan telah
mencatat pengeluaran tetapi bank belum.

2. Transaksi sudah dilaporkan di rekening koran bank, tetapi belum dicatat oleh
perusahaan, seperti :

a. Jasa giro/pendapatan bunga, penghasilan yang berasal dari bank yang


belum dicatat oleh perusahaan sampai diterimanya rekening koran.
b. Biaya bank, yang dibebankan kepada nasabah dengan cara langsung
mengurangi saldo simpanan nasabah. Nasabah biasanya baru mengetahui
hal itu pada saat menerima rekening koran.
c. Penerimaan tagihan oleh bank, jika bank telah menerima uang dari
pelanggan perusahaan, kadangkala bank memberi tahu hal tersebut
bersamaan dengan rekening koran.
d. Kesalahan, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun oleh bank,
misalnya cek untuk membayar gaji sebesar Rp 192.000.000,00 oleh
petugas akuntansi perusahaan dicatat sebesar Rp 129.000.000,00.

13
Bentuk rekonsilisasi bank dapat dibuat dengan format sebagai berikut.

( Nama Perusahaan )

Rekonsiliasi Bank

( Periode )
Saldo menurut Rekening Koran xxx

Ditambah : Setoran dalam perjalanan xxx

Kesalahan bank xxx xxx

Dikurangi : Cek beredar xxx

Kesalahan bank xxx xxx

Saldo Rekening Koran yang disesuaikan xxx

Saldo menurut Pembukuan xxx

Ditambah : Jasa giro/pendapatan bunga xxx ∗

Kesalahan Perusahaan xxx ∗ xxx

Dikurangi : Biaya administrasi bank xxx ∗

Kesalahan Perusahaan xxx ∗ xxx

Saldo perusahaan yang disesuaikan xxx

∗Dicatat dalam jurnal oleh perusahaan agar mendapatkan saldo bank yang benar.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kas adalah uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya
ditempatkan pada urutan teratas dari aset. Sedangkan setara kas adalah investasi
yang sifatnya likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan
kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan.

Yang tidak termasuk dalam pengertian kas, baik menurut akuntansi maupun
perpajakan adalah :

1. Deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan atau rollover.
2. Prangko dan Materai.
3. Kas bon atau uang muka.
4. Cek mundur dan cek kosong.

Kas Kecil adalah kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran -


pengeluaran kecil. Terdapat dua metode pencatatan atas dana kas kecil yaitu :

a. Metode Imprest Fund ( Metode Saldo Tetap ).


b. Metode Saldo Berfluktuasi.

B. Saran

Penulis tidak membatasi kritikan maupun saran yang ingin masuk. Karena
Tak ada gading yang tak retak, maka dari itu, penulis sendiri merasa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan dan sangat mengharapkan sekali kritikan dari para
pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agoes Sukrisno, Estralita Trisnawati. Akuntansi Perpajakan. Jakarata : Salemba


Empat. 2007
Dr. Gunadi, M.Sc., Akt.1997. Akuntansi Pajak Sesuai dengan Undang - Undang
Pajak Baru. Jakarta : Grasindo 1997
http : // pustaka.ut.ac.id / pada tanggal 31 Augstus 2016 07:35:05 GMT.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Waluyo dan Wirawan. 2000. Perpajakan Indonesia, Pembahasan Sesuai dengan
Ketentuan Pelaksanaan Perundang-undangan Perpajakan. Jakarta: Salemba
Empat.

16

Anda mungkin juga menyukai