Materi.4 :
Pengertian Kas
Kas adalah komponen aktiva yang paling aktif dan sangat mempengaruhi setiap
transaksi yang terjadi, tidak hanya terbatas . Aset yang termasuk dalam kas adalah seluruh
alat pembayaran yang dapat digunakan dengan segera seperti uang kertas, uang logam, dan
saldo rekening giro di bank. Kas dibagi atas kas kecil dan kas besar. Kas kecil dipakai untuk
pengeluaran dan sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya. Sedangkan kas besar dipakai oleh
perusahaan untuk pengeluaran dengan jumlah yang besar dan biasanya uang tunai kas besar
disimpan didalam berkas.
Setara kas menurut IAI (2009 : 28) dalam SAK ETAP ialah investasi jangka pendek
dan sangat likuid dan dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk
tujuan investasi atau lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya diklasifikasikan sebagai
setara kas hanya jika akn segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak
tanggal perolehan.
Yang tidak termasuk dalam kas dan setara kas, baik menurut akuntansi dan
perpajakan adalah sebagai berikut.
1. Deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan
Saldo rekening berupa deposito yang jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan atau rollover,
tidak termasuk dalam pengertian kas karena tidak dapat digunakan sewaktu-waktu.
2. Perangko dan materai
Biasanya perusahaan mempunyai persediaan perangko dan materai yang dapat dipakai
sewaktu-waktu. Persediaan ini tidak termasuk dalam pengertian kas, sekalipun persediaan ini
sering disimpan oleh kasir perusahaan. Apabila jumlahnya cukup besar, persediaan ini dapat
digolongkan kedalam persediaan perlengkapan alat-alat kantor (supplies)
3. Kas bon atau uang muka
Kas bon merupakan bukti penerimaan uang muka dari pegawai dan tidak dapat digolongkan
kedalam kas. Kertas-kertas tersebut tidak dapat digunakan sewaktu-waktu sehingga tidak
dapat dianggap sebagai uang tunai.
4. Cek Mundur atau cek kosong
Cek mundur tidak dapat diuangkan sampai jatuh temponya sehingga tidak memenuhi syarat
sebagai kas. Cek mundur yang diterima untuk melunasi piutang, belum mengurangi saldo
piutang. Apabila cek tersebut dapat diuangkan karena tidak cukup dananya di bank, cek
tersebut disebut cek kosong. Cek kosong sama sekali tidak memiliki harga sehingga tidak
dapat dianggap sebagai aset perusahaan.
Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan pada umumnya melakukan
pemisahan dana antara kas kecil dan kas besar. Menurut Wild dan Kwok (2011 : 249) dalam
kas kecil dikenal sistem berikut :
a) Sistem dana tetap ( imprest fund system )
Pencatatan transaksi dan mutasi dana kas kecil dilakukan pada saat penggantian dana.
b) Sitem dana fluktuasi ( fluctuating fund system )
Pencatatan transaksi dan mutasi dan kas kecil dilakukan setiap saat terjadinya pengeluaran
dana kas kecil.
Tabel 1. Jurnal Transaksi Kas Kecil
Contoh soal :
PT. Maju Tak Gentar pada tanggal 1 Desember 2010 membentuk dana kas kecil sebesar Rp
100.000,00. Pengeluaran kas kecil sampai tanggal selama bulan Desember 2010 sebagai
berikut :
7 Desember Biaya angkut Rp 15.000,00
15 Desember Listrik 17.000,00
28 Desemebr Telepon 28.000,00
Pada tanggal 31 Desember 2010 dilakukan pengisian kembali dana kas kecil sebesar Rp
75.000,00
Jawab :
Table 2. Jurnal Transaksi Imprest system dan Fluctuating system
Tgl Imprest System Fluctuating System
Seperti diketahui bahwa saldo bank yang dicatat oleh perusahaan sering kali
mempunyai saldo yang berbeda dengan jumlah saldo yang tertera pada rekening koran atau
rekening giro, sehingga seharuslah dibuatkan rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank merupakan
proses menyesuikan saldo bank pada pembukuan perusahaan dengan saldo rekening koran
atau rekening giro sehingga mempunyai saldo yang sama. Setiap bulan rekonsiliasi bank ini
seharuslah dibuat oleh bagian akuntansi perusahaan. Setelah itu barulah dibuatkan jurnal
untuk mencatat transaksi pada rekonsiliasi bank tersebut.
Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011 : 319/323 ) perbedaan yang terjadi
disebabkan oleh (a) Time lags : perbedaan waktu pencatatan antara pihak bank dengan pihak
perusahaan, dan (b) Errors : kesalahan yang mungkin dilakukan oleh pihak bank atau pihak
perusahaan. Secara lebih detail perbedaan tersebut tersiri atas berikut :
1. Setoran dalam perjalanan
Setoran akhir bulan yang dicatat perusahaan pada suatu bulan, tetapi diterima dan dicatat oleh
bank pada bulan berikutnya
2. Cek beredar
Cek perusahaan yang dicatat pada saat pengeluaran, namun belum dicatat oleh bank sampai
bulan berikutnya
3. Jasa giro atau pendapatan bunga
Penghasilan yang berasal dari bank yang belum dicatat oleh perusahaan sampai diterimanya
rekening Koran.
4. Beban bank
Beban-beban yang dikeluarkan bank namun belum dicatat oleh perusahaan sampai rekening
koran diterima perusahaan.
5. Kesalaha bank atau perusahaan
Kesalahan pencatatan oleh pihak bank maupun pihak perusahaan.
Tabel 3. Rekonsiliasi Bank
Bentuk rekonsiliasi bank dapat dibuat dengan format sebagai berikut :
(nama perusahaan)
Rekonsiliasi Bank
(periode)
Sehubungan dengan pajak final tersebut, pencatatan atas pendapatan bunga secara fiscal
disajikan pada jumlah neto pendapatan bunga yang diterima yaitu pendapatan bunga
dikurangi dengan PPh final atas bunga.
Contoh:
Pada tanggal 1 Januari 2012 PT Kaya mendapatkan bunga tabungan dalam tahapan sebesar
Rp1.000.000. Atas pendapatan tersebut dipotong PPh final sebesar Rp200.000 oleh pihak
bank yang memberikan penghasilan.
Tabel 4. Metode bruto
a. Metode bruto (gross method)
Tanggal Keterangan Debit Kredit
1-Jan-12 Bank 800.000
PPh Pasal 4 ayat (2) 200.000
Pendapatan Bunga
1.000.000
PPh final diperlakukan sebagai beban dan termasuk dalam beban operasional ( beban umum
dan admnistrasi )
Tabel 5. Metode neto
b. Metode neto ( net method )
Tanggal Keterangan Debit Kredit
1-Jan-12 Bank 800.000
Pendapatan Bunga 800.000
Pada dasarnya pelaporan atas pendapatan bunga secara fiskal disajikan pada jumlah neto
pendapatan bunga yang diterima yaitu pendapatan bunga dikurangi dengan PPh final atas
bunga dengan jumlah Rp800.000. hal tersebut sesuai dengan Buku Petunjuk Pengisian SPT
Tahunan PPh Badan.
Untuk jasa giro dan bunga deposito, perlakuan akuntansi perpajakannya sama seperti
perlakuan akuntansi perpajakan untuk bunga tabungan. Karena penghasilan ini terkena PPh
final, maka harus dikoreksi negatif dalam rekonsiliasi fiskal pada akhir tahun.
Kesimpulan
Kas merupakan alat pembayaran dan bagian dari Aktiva yang liquid, yang dapat
dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan, Kas dapat berupa
uang tunai atau simpanan pada Bank yang dapat digunakan dengan segera dan diterima
sebagai alat pembayaran sebesar nilai nominalnya, seperti uang kertas dan logam, check dan
bilyet giro, simpanan di Bank dalam bentuk giro dan lain-lain.
Setara Kas adalah Investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan yang dengan
cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
sangat signifikan.
Daftar Referensi
Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. 2016 Akuntansi Perpajakan, Edisi 3, Jakarta:
Salemba Empat