Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AKUNTANSI PEMERINTAHAN

(ANALISIS POTENSI PENDAPATAN DAERAH)

Disusun Oleh :

Widya Pratiwi (1962201014)

Dosen Pembimbing :

Zaharman, SE,M.SI,.AK,CA

Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Lancang Kuning

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Analisis Potensi Pendapatan
Daerah" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Pemerintahan.


Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Potensi Pendapatan
Daerah dan Perhitungan Potensi Pendapatan Daerah bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Zaharman, SE,M.SI,.AK,CA


selaku dosen Mata Kuliah Akuntansi Pemerintahan. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Dayun, 18 Oktober 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk membuat perencanaan anggaran yang komperehensif dan lebih


realistis, selain dilakukan perkiraan pendapatan perlu dilakukan analisis
perhitungan potensi pendapatan. Analisis pendapatan ini berbeda dengan
perkiraan pendapatan sebab analisis potensi pendapatan adalah untuk
mengetahui peluang besarnya perolehan pendapatan optimal yang dapat
direalisasikan, sedangkan perkiraan pendapatan merupakan prediksi
perolehan pendapatan di masa datang yang didasarkan pada data historis
realisasi pendapatan.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana menganalisis potensi pendapatan daerah?


b. Bagaimana perhitungan potensi pendapatan daerah?
c. Bagaimana menghitung potensi pendapatan menggunakan tipologi
klassen?

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui potensi pendapatan daerah


b. Untuk mengetahui perhitungan potensi pendapatan daerah
c. Untuk mengetahui menghitung potensi pendapatan menggunakan tipologi
klassen
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengenali Potensi Pendapatan

Potensi adalah sesuatu yang sebenarnya sudah ada, hanya belum


didapat atau diperoleh di tangan. Untuk mendapat atau memperolehnya
diperlukan upaya-upaya tertentu, misalnya untuk potensi sumber daya alam
tambang perlu upaya eksplorasi dan eksploitasi, untuk potensi pajak perlu
dilakukan upaya pajak (tax export). Karena potensi tersebut sifatnya masih
tersembunyi, maka perlu diteliti besarnya potensi pendapatan yang ada. Bagi
manajer publik, kemampuan mengenali potensi pendapatan dan
memanfaatkan secara optimal merupakan hal yang paling penting yang
menunjukkan kapasitas entrepreneunership mereka dalam mengelola
organisasi sektor publik. Osborne dan Gaebler (1992) menyatakan pentingnya
menumbuhkan pemerintah wirausaha (entrepreneunership government) serta
pemerintahan yang mampu menciptakan pendapatan tidak sekedar
membelanjakan anggaran (earning rather and spending).

Potensi pendapatan suatu daerah dengan daerah lain berbeda beda


disebabkan oleh faktor demografi, ekonomi, sosiologi, budaya, geomorfologi,
dan lingkungan yang berbeda-beda.

Jika dilihat dari kepemilikan potensi dan kemampuan mengelola potensi yang
ada, suatu daerah dapat dikategorikan menjadi 4 yaitu:

1. Memiliki potensi dan kemampuan mengelola yang tinggi


2. Memiliki potensi yang tinggi tetapi kemampuan mengelola rendah
3. Memiliki potensi yang rendah tetapi kemampuan mengelola yang tinggi
4. Memiliki potensial rendah dan kemampuan mengelola yang rendah

Kuadran I merupakan kondisi yang ideal, yakni pemerintah memiliki


potensi pendapatan yang tinggi serta kemampuan mengelola potensi tersebut
juga tinggi. Pada kondisi ini yang perlu dilakukan adalah menjaga sumber
pendapatan untuk kesinambungan fiskal antar generasi. Dengan kemampuan
mengelola yang tinggi tidak berarti potensi yang ada harus dieksploitasi
seluruhnya saat ini sehingga mengakibatkan generasi berikutnya tidak lagi
memiliki potensi pendapatan tersebut. Hal ini khususnya terkait dengan
potensi ekonomi dari sumber daya alam yang tidak terbarui, seperti barang
tambang.

Kuadran II adalah kondisi pemerintah yang memiliki potensi


pendapatan yang tinggi tetapi tidak memiliki kemampuan untuk mengelola
potensi tersebut secara memadai. Kondisi seperti ini pada umumnya dialami
oleh pemerintahan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kondisi pada
kuadran II ini merupakan kondisi yang cukup rawan karena akan menjadi
ajang kepentingan banyak pihak termasuk pihak asing untuk merebut
memanfaatkan (eksploitasi) potensi besar yang tidak terkelola dengan baik.
Strategi pengelolaan potensi pendapatan yang dapat dilakukan oleh
pemerintah pada kondisi kuadran II antara lain:

1) Intensifikasi pendapatan
2) Kemitraan dengan pihak swasta untuk mengelola potensi yang ada
3) Joint venture dengan investor
4) Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam mengelola potensi
yang ada

Kuadran III adalah kondisi pemerintahan yang memiliki potensial


rendah tetapi pada dasarnya mempunyai kapasitas untuk mengelola yang
tinggi. Pada kondisi ini strategi yang dapat dilakukan adalah ekstensifikasi
atau ekspansi. Misalnya, suatu pemerintahan tidak memiliki potensi hutan,
tetapi dengan daya dukung sumber daya manusia dan sarana prasarana yang
memiliki mampu mengelola hasil hutan menjadi produk yang berkualitas
tinggi, misalnya furniture kualitas ekspor.

Kuadran IV adalah kondisi paling buruk yang perlu dihindari yaitu


potensi yang dimiliki rendah dan kemampuan pengelolaan pendapatan juga
rendah. Pada kondisi kuadran IV ini perlu dilakukan strategi peningkatan
kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan dan kepelatihan
(edukasi) sehingga memiliki kapasitas mengelola potensi pendapatan cara lebih
baik.

Pemetaan Potensi Pendapatan

Di awal sudah kita bahas bahwa potensi pendapatan masing-masing daerah


berbeda-beda disebabkan faktor demografi, ekonomi, sosial, budaya, geomorfologi,
ekologi dan sebagainya. Faktor eksternal seperti perkembangan perekonomian
regional dan global juga dapat mempengaruhi pertumbuhan potensi ekonomi
nasional dan daerah. Sumber-sumber utama pendapatan suatu daerah secara umum
dapat dilihat pada data Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dapat
dirincikan masing-masing sektor. PDRB sektoral untuk menentukan nilai PDRB
suatu daerah yaitu:

1. Sektor Pertanian, meliputi:


a. Tanaman bahan makanan
b. Tanaman perkebunan
c. Peternakan dan hasil-hasilnya
d. Kehutanan
e. Perikanan

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian, meliputi:


a. Minyak gas dan bumi
b. Pertambangan tanpa gas
c. Penggalian

3. Sektor industri pengelolaan, meliputi:


a. Industri Migas
1. Pengilangan minyak bumi
2. Gas alam cair
b. Industri Tanpa Migas
1. Makanan, minuman dan tembakau
2. Tekstil, barang kulit, dan alas kaki
3. Barang kayu dan hasil hutan lainnya
4. Kertas dan barang cetakan
5. Pupuk kimia dan barang dari karpet
6. Semen dan barang galian bukan logam
7. Logam dasar besi dan baja
8. Alat angkutan, mesin dan peralatannya
9. Barang lainnya

4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih


a. listrik
b. Gas
c. Air bersih

5. Sektor Konstruksi (Bangunan)

6. Sektor perdagangan, Hotel dan Restoran

a. perdagangan Besar dan Eceran


b. Hotel
c. Restoran

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi


a. Pengangkutan:
1. Angkutan rel
2. Angkutan jalan raya
3. Angkatan laut
4. Angkutan sungai danau dan penyeberangan
5. Angkutan udara
6. Jasa penunjang angkutan

8. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan


a. Bank
b. Lembaga keuangan tanpa bank
c. Jasa penunjang keuangan
d. Sewa bangunan
e. Jasa perusahaan

9. Jasa-jasa
a. Pemerintahan Umum
1. Administrasi pemerintahan dan pertahanan
2. Jasa pemerintahan lainnya

b. Swasta
1. Sosial kemasyarakatan
2. Hiburan dan rekreasi
3. Perorangan dan rumah tangga
Analisis Tipologi Klassen

Analisis Tipologi Klassen merupakan teknik pengelompokan suatu sektor


dengan melihat pertumbuhan dan kontribusi sektor tertentu terhadap total PDRB
suatu daerah. Dengan analisis ini suatu sektor dapat dikelompokkan ke dalam empat
kategori :

1. Sektor unggulan (Prima)


2. Sektor potensial
3. Sektor perkembangan
4. Sektor terbelakang

Saktor prima adalah sektor yang paling dominan kontribusinya terhadap


perekonomian daerah. Suatu sektor dikategorikan ke dalam sektor prima apabila
sektor tersebut pertumbuhannya tinggi dan kontribusinya terhadap PDRB besar,
sedangkan sektor potensial adalah sektor yang juga memberikan kontribusi tinggi
bagi perekonomian daerah tetapi pertumbuhan sektor tersebut lambat dan
cenderung menurun. Sektor berkembang adalah sektor yang mengalami peningkatan,
yang diindikasikan dengan pertumbuhan tinggi tetapi kontribusinya masih rendah.
Sektor terbelakang adalah sektor yang menjadi kelemahan daerah yang dikasihkan
dengan pertumbuhan lambat dan kontribusi terhadap PDRB rendah.

Tabel 1.1 Kategori Sektor berdasarkan Tipologi Klassen

Rata-rata

Kontribusi ŶSEKTOR ≥ ŶPDRB ŶSEKTOR <ŶPDRB


Sektoral

terhadap

Rata-rata PDRB
rSEKTOR≥rPDRB Sektor unggulan Sektor berkembang

rSEKTOR<rPDRB Sektor potensial Sektor terbelakang

Keterangan:

ŶSEKTOR = rata-rata

sektor i ŶPDRB =rata-rata

PDRB
Rsektor = laju pertumbuhan

sektor i rPDRB =laju

pertumbuhan PDRB

Untuk menganalisa tipologi klasen, langkah-langkahnya adalah:

1. Menghitung rata-rata PDRB per sector


2. Menghitug rata-rata sector
3. Menghitung laju pertumnuhan PDRB dan laju pertumbuhan
masing-
masing sector
4. Mengklasifikasikan masing-masing sector ke dalam matriks.

Tabel 1.2 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PADANG


PARIAMAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN
USAHA ( JUTAAN RUPIAH ) TAHUN 2011-2015

Rata-rata

Kontribusi ŶSEKTOR ≥ ŶPDRB ŶSEKTOR <ŶPDRB


Sektoral

terhadap

Rata-rata PDRB

Laju

Pertumbuhan

Sektoral
Sektor unggulan: Sektor berkembang:

rSEKTOR≥rPDRB a. Pertanian, a. Industri Pengolahan


Perhutanan,
Perikanan b. Konstruksi

b. Transportasi dan c. Pedagangan Besar


Pergudangan
Sektor potensial: Sektor terbelakang:

a. Penggalian a. Kesehatan, air

rSEKTOR<rPDRB b. Adm. Pemerintahan b. Sampah, listrik dan


gas
c. Pendidikan
c. Jasa Perusahaan
d. Informasi dan
Komunikasi d. Jasa lainnya
B. Perhitungan Potensi Pendapatan
Analisis tipologi klassen bermanfaat untuk mengidentifikasi peta potensi
ekonomi secara makro tetapi tidak menunjukkan jumlah riil potensi yang ada.
Perhitungan potensi pendapatan pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua
pendekatan:
1. Basis makro
2. Basis mikro

Klasifikasi Pendapatan Pemerintah Daerah

Dibedakan menjadi dua bagian yaitu, pendapatan pemerintah Provinsi


dan pemerintah kabupaten atau kota. Pendapatan pemerintah daerah dapat
diklasifikasikan berdasarkan kelompok, jenis, objek, dan rincian objek
pendapatan. Kelompok pendapatan meliputi :

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)


2) Dana Perimbangan dan
3) Lain-lain pendapatan yang sah

Klasifikasi Pendapatan Pemerintah Provinsi

I. Pendapatan Asli Daerah


a. Pajak Daerah
1) Pajak Kendaraan Bermotor
2) Pajak Kendaraan di air
3) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
4) Bea balik nama kendaraan di air
5) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
6) Pajak air permukaan

b. Retribusi Daerah
1) Retribusi Jasa Umum
2) Retribusi Jasa Usaha
3) Retribusi Perizinan Tertentu
c. Bagian laba BUMD
d. Lain-lain PAD yang sah
II. Dana Perimbangan
a. Bagi hasil
1) Bagi Hasil Pajak
2) Bagi Hasil bukan pajak (sumber daya alam)
b. Dana Alokasi Umum
c. dana alokasi Khusus

III. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah


Klasifikasi Pendapatan Pemerintah KabupateN/Kota

IV. Pendapatan Asli Daerah


a. Pajak Daerah
1) Pajak hotel
2) Pajak restoran
3) Pajak hiburan
4) Pajak reklame
5) Pajak penerangan jalan
6) Pajak pengambilan bahan galian C
7) Pajak parkir
8) Pajak air bawah tanah
9) Pajak sarang burung walet
10) Pajak lingkungan

b. Retribusi Daerah
1) Retribusi jasa umum
2) Retribusi jasa usaha
3) Retribusi perizinan tertentu

c. Dana alokasi umum


d. Lain-lain PAD yang sah

V. Dana Perimbangan
a. Dana bagi hasil
1) bagi hasil pajak
2) Bagi hasil bukan pajak (sumber daya alam)
b. Dana alokasi umum
c. Dana alokasi khusus
VI. Lain-lain pendapatan yang sah

Perhitungan Potensi Pendapatan Basis Mikro

Perhitungan potensi pendapatan basis mikro dilakukan dengan cara menghitung


potensi potensi pendapatan untuk masing-masing objek pendapatan. Potensi suatu
penerimaan pajak dan Retribusi secara umum dapat dihitung dengan mengalikan
tarif suatu pajak/retribusi dengan basis pajak/retribusi. Tarif pajak/retribusi
disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundangan, seperti UU tentang pajak dan
retribusi daerah dan atau peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah.
Sementara itu penentuan basis pajak perlu dilakukan perhitungan secara objektif,
sebab basis pajak/retribusi ini akan mempengaruhi besarnya potensi pendapatan.

Potensi Pendapatan Pajak/Retribusi = Basis Pajak/Retribusi x Tarif Pajak/Retribusi


Selanjutnya untuk memproyeksikan besarnya perubahan potensi penerimaan di
masa depan, yang perlu dilakukan adalah melakukan koreksi terhadap basis
pajaknya atau disebut juga dengan pendekatan basis makro
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Analisis potensi pendapatan penting untuk membuat perencanaan anggaran yang


komprehensif dan lebih realistis. Analisis potensi pendapatan bertujuan untuk
mengetahui peluang besarnya perolehan pendapatan optimal yang masih dapat
direalisasikan. Potensi pendapatan sifatnya masih tersembunyi, sehingga perlu diteliti
besarnya potensi pendapatan yang ada.

Pemerintah daerah perlu memetakan keunggulan daerah, yaitu mengidentifikasi


sektor-sektor yang menjadi keunggulan daya saing daerah, sektor yang masih
potensial untuk dikembangkan dan sektor terbelakang yang menjadi kelemahan atau
kekurangan daerah pemerintah dapat melakukan analisis Tipologi Klassen dengan
menggunakan data PDRB.

Daftar Pustaka

Mahmudi (2009) “Manajemen Keuangan Daerah” Buku Seri Membudayakan


Akuntabilitas Publik, Yogyakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai