Anda di halaman 1dari 16

Dosen Mata Kuliah :

Nurul Listiawati, SE., M.Acc.Ak.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


“AKUNTANSI PENDAPAPATAN DAN BIAYA BANK”

OLEH :
KELAS AKUNTANSI D 2019

AMELIA KAMALIK C0219392 SALDI C0219373


ANITA C0219501 ST.RAHMAH
C0219383
NURAMINA C0219395 WAHYUNI C0219388
SULISTIANI C0219396 YULIAWANCITA C0219390
SYAHRUL C0219386 YUSRAN C0219391

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT


2021
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala


limpahan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat
meyelesaikan makalah yang berjudul “AKUNTANSI PENDAPATAN DAN
BEBAN BANK” dengan baik.
Kami meyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan makalah ini
tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih yang
tulus kepada Ibu Nurul Listiawati, SE., M.Acc.Ak. selaku Dosen
Pengampuh mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kami mengharap saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Pambusuang, 17 Oktober 2021

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................1
D. Manfaat......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendapatan Bank......................................................................2
B. Biaya Bank.................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................12
B. Saran..........................................................................................12
Daftar Pustaka..........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, perbankan adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mana mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan usahanya. Sedangkan bank adalah
suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pengakuan pendapatan dan biaya merupakan suatu hal yang penting untuk
menentukan kapan suatu penghasilan diakui sebagai pendapatan dan biaya diakui
sebagai beban. Analisis akuntansi pendapatan dan biaya merupakan suatu analisis yang
dilakukan terhadap pengakuan, pengukuran, dan penyajian pendapatan dan beban ini
sangat penting artinya untuk mendapatkan laba rugi yang wajar. Dalam dunia perbankan
resiko kegagalan biasanya disebabkan oleh kegagalan dalam menangani portofolio kredit
ataupun kesalahan manajemen perusahaan yang berakibat pada kesulitan keuangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan dan jenis-jenis pendapatan bank?
2. Apa yang dimaksud dengan biaya dan jenis-jenis biaya bank?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendapatan dan jenis-jeis
pendapatan bank.
2. Untuk mengetahui apa yang dmaksud dengan biaya dan jenis-jeis biaya
bank.
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Sistem Informasi Manajemen dan dapat pula sebagai bahan
pengajaran di bidang pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendapatan Bank
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku Standart Akuntansi
menyebutkan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Pendapatan bank lazimnya dicatat berdasarkan metode accrual, di mana akan
dibukukan sebagai pendapatan pada saat jauh waktu bukannya pada saat uang diterima.
Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti pendapatan
bunga, pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi, dan pendaptan lainnya sebagai
akibat dari transaksi bank baik yang merupakan kegiatan utama ataupun bukan.

Terkait dengan pengakuan pendapatan, PSAK No.31 mengatur mengenai


pengakuan pendapatan bank. Dasar yang digunakan dalam pengakuan pendapatan bank
merupakan hal yang fundamental dalam hubungannya dengan pengukuran tingkat
rentabilitas (atau keuntungan) suatu bank.
Kegiatan utama bank adalah memupuk dana yang pada umumnya adalah
berbungan dan menanamkannya dalam aktiva produktif. Seperti pada industri lainnya,
selalu terdapat kemungkinan perbedaan waktu antara perolehan pendapatan dan
terjadinya beban atas penggunaan sumber daya untuk menghasilkan pendapatan
tersebut. Oleh karena itu, pengkaitan (matcing) antara pendapatan dan beban bank tidak
mudah dilakukan, sehingga dalam pengakuan pendapatan perlu diperhatikan sifat dari
keunikan usaha bank tersebut.
Pendapatan bunga diakui secara akurat (accrual basis) kecuali pendapatan bunga
dari aktiva produktif non-perfoming. Pendapatan dari aktiva yang non-perfoming hanya
diakui apabila pendapatan tersebut benar-benar diterima (cash basis).[1]
1. Jenis-jenis Pendapatan Bank

Pendapatan bank dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:


a) Pendapatan Operasional
1) Pendapatan Bunga Debitur

2
Pendapatan bunga dari aktiva non-perfoming, tidak diakui sebagai pendapatan
periode berjalan sejak aktiva tersebut dinyatakan non-perfoming. Dengan demikian,
bank tidak perlu melakukan penyesuaian terhadap pendapatan bunga yang telah diakui
sebelum aktiva produktif tersebut dinyatakan non-perfoming. Bunga dari aktiva non-
perfoming yang tidak diauki sebagai pendapatan akan dicatat dalam rekening
administrative karena merupakan peristiwa kontinjensi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam hal terjadi pelunasan yang berkaitan dengan
aktiva produktif non-perfoming, pelunasan tungakan bunga tersebut terlebih dahulu
diperlakukan sebagai pelunasan tunggakan pokoknya
Sebagai contoh, apabila pendapatan bunga debitur perfoming selama bulan juli
dihitung sebesar Rp. 100 juta, sedangkam debitur non-perfoming sebesar Rp. 23 juta
akan dibukukakn dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Accrual Basis
D : pendapatan debitur YMH diterima....... Rp. 100.000.000
K : pendapatan Bunga debitur................... Rp. 100.000.000
Pada saat menerima hasil bunga akan dibukukan dengann ayat jurnal sebagai berikut.
D : Kas.................................................. Rp. 100.000.000
K : Bunga debitur YMH diterima............. Rp. 100.000.000
Cash Basis
D : Rek. Administratif Rupiah-
Tunggakan bunga............................... Rp. 23.000.000
Pada saat menerima hasil bunga akan dibukukan dengan ayat jurnal berikut ini.
D : Kas...................................................... Rp. 23.000.000
K : pendapatan bunga debitur....................... Rp. 23.000.000
2) Komisi dan Provisi
Provisi kredit merupakan sumber pendapatn bank yang akan diterima dan diakui
sebagai pendapatan pada saat kredit disetujui oleh bank. Biasanya provisi kredit
langsung dibayarkan oleh nasabah yang bersangkutan.
Komisi merupakan pendapatan bank yang sedang digiatkan belakangan ini.
Komisi ini merupakan beban yang diperhitungkan kepada nasabah bank yang
mempergunakan jasa bank. Komisi juga lazimnya dibukukan langsung sebagai
pendapatan pada saat bank menjual jasa kepada para nasabahnya.

3
SKAPI mengatur mengenai pengakuan pendapatan komisi dan provisi. Komisi
dan provisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan diperlakukan sebagai
pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasikan secara sistematis selama
jangka waktu komitmen kredit. Apabila komitmen tersebut diselesaikan sebelum jangka
waktu maka sisa komisi dan provisi diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat
penyelesaian komitmen tersebut.
Komisi dan provisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan
namun terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang
ditangguhkan dan diamortisasi secra sistematis selama jangka waktunya. Pendapatan
atau beban komisi tersebut disajikan sebagai bagian dari pendapatan dan beban
operasional lainnya dalam tubuh laporan laba-rugi.
Komisi dan provisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan dan jangka
waktu diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi. Pendapatan
atau beban komisi ini disajikan sebagai pendapatan dan beban operasional lainnya dalam
tubuh laporan laba-rugi.[2]
Sebagai contoh Bank Omega menyetujui kredit untuk PT. CVD sebesar Rp. 200
juta selama jangka waktu 5 tahun. Provisi kredit ditetapkan sebesar 0,6 % dari pagu
kredit. Ayat jurnalnya yaitu:
D : Kas ........................................................ Rp. 1.200.000
K : provisi kredit diterima dimuka................... Rp. 1.200.000
Transaksi ini berkaitan dengan kegiatan perkreditan dan terikat dengan jangka
waktu. Oleh karena itu perlu dialokasikan setiap bulan selama lima tahun mendatang.
Provisi kredit ini akan dialokasikan menjadi pendapatan dan akan disajikan dalam
laporan laba-rugi. Alokasi pada bulan pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Alokasi bulan pertama = 1/60 X Rp. 1.200.000 = Rp. 20.000
Ayat jurnalnya berikut :
D : provisi kredit diterima dimuka ................... Rp. 20.000
K : pendapatan provisi kredit........................... Rp. 20.000

3) Pendapatan Atas Transaksi Valuta Asing

4
Pendapatan yang timbul dari transaksi valuta asing lazimnya berasal dari selisih
kurs. Selisih kurs akan dimasukkan kedalam pos pendapatan dalam laporan laba rugi.
Dan diakui sebagai pendapatan atau biaya pada periode berjalan.
Seringkali suatu bank memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta asing dalm
jumlah yang besar berupaya untuk menghindari adanya kerugian akibat sellih kurs.
Upaya ini biasanya disebut sebagai Hedging. Contoh hedgingdiantaranya: forward dan
swap.
Forward adalah pembelian atau penjualan valuta asing secara berjangka. Hutang
dan piutang valuta asing dicatat sebesar kurs tunai yang berlaku pada saat itu (spotrate),
sedangkan hutang atau piutang rupiah dicatat sebesar kurs masa depan (forwardrate),
yaitu kurs pertukaran mata uang asing dihari kemudian yang ditentukan berdasarkan
perjanjian. Akibat perbedaan kurs yang berbeda dapat menimbulkan selisih kurs baik
diskonto maupun premium yang harus diamortisasi secara proporsional sesuai dengan
jangka waktu transasksi valuta berjangka.Laba atau rugi kurs yang timbul sebagai akibat
perbedaan kurs tunai tanggal neraca dan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi valuta
harus diakui pada periode ybs. Sehingga akan terjadi dua macam laba atau rugi akibat
transaksi berjangka dalam valuta asing ini, yaitu diskonto dan pengakuan laba-rugi
karena perbedaan neraca dan transaksi berjangka tersebut.
Swap adalah gadai valuta asing. Terdiri dari transaksi swap suku bunga dalam
rangka pendanaan (selisih kurs disajikan sbg penambah atau pengurang beban dana dan
diamortisasikan secara proporsional selama jangka waktu kontrak) dan transaksi swap
suku bunga dalam rangka trading (selisih kurs diakui sbg laba atau rugi pada akhir masa
kontrak).
4) Pendapatan Operasional Lainnya
Selain pendapatan operasional, juga terdapat pendatan non-operasional yaitu
pendapatan yang timbul bukan dari kegiatan utama bisnis bank. Contohnya yaitu
penerimaan deviden dari anak perusahaan atau penyertaan saham, laba rugi penjualan
surat berharga pasar modal, dan lainnya.
Contoh pendapatan lain yang timbul dari penjualan surat berharga. Apabila Bank
Omega memiliki 100 lembar saham PT. BBC sebesar Rp. 100.000 per lembar dan telah
dibeli sebesar Rp. 9.800.000 untuk seluruh saham tersebut. Kemudian saham tersebut

5
dijual Rp. 98.500 per lembar secara tunai. Perhitungan keuntungan dari penjualan saham
dan ayat jurnal untuk membukukan transaksi tersebut :
Harga perolehan saham......................... Rp. 9.800.000
Harga jual:
Rp. 98.500 X 100...................... Rp. 9.850.000
Keuntungan ........................................ Rp. 50.000

Keuntungan sebesar Rp. 50.000 harus disajikan dalam pendapatan operasional


lainnya dalam tubuh laba-rugi bank
D : Kas...............................................Rp. 9.800.000
K : keuntungan dari penjualan
Surat berharga............................... Rp. 50.000
K : Surat berharga.............................. Rp. 9.850.000
5) Pendapatan Non-Operasional
Yang termasuk dalam kelompok pendapatn non-operasional adalah rupa-rupa
pendapatan yang berasal dari aktivitas luar bank. Contohnya adalah pendapattan dari
penjualan aktiva tetap, penyewaan fasilitas gedung yang dimiliki bank, dan lainnya.
Pendapatan ini harus diakui sebagai pendapatn pada periode berjalan.
Sebagai contoh, Bank Omega memilik sebuah mobil dengan harga perolehan
sebesar Rp. 35 juta dan telah disusutkan sebesar Rp. 30 juta dijual tunai seharga Rp. 7
juta. Perhitungan keuntungan ini akan dibukukan dengan ayat jurnal berikut :
D : Kas.................................................... Rp. 7.000.000
D : akumulasi penyusutan kendaraan........... Rp. 30.000.000
K : Kendaraan.......................................... Rp. 35.000.000
K : keuntungan dari penjualan aktiva
Tetap................................................... Rp. 2.000.000

6) Pendapatan Luar Biasa


Disamping pendapatan operasional rutin dan non-operasional, bank kadangkala
dihadapkan dengan sualu keuntungan yang diterima secara tiba-tiba atau tidak pemah
diramalkan semula. Keuntungan ini merupakan suatu windfall profit, dan harus
digolongkan sebagai keuntungan atau pendapatan luar biasa.

6
Pendapatan luar biasa harus dipisahkan dari hasil usaha sehari-hari
danditunjukkan secara terpisah dalam perhitungan laba-rugi disertai pengungkapan
mengenai sifat dan jumlahnya. Dengan demikian pedu batasan atau definisi mengenai
pos atau transaksi apa saja yang dapat digolongkanyang sifatnya luar biasa.
Yang dimaksud dengan pos luar biasa adalah pos yang memenuhi kedua kriteria
sebagai berikut :
a. Sersifat tidak normal (tidak biasa) Kejadian atau transaksi yang bersangkutan memilih
tingkat abnormalitas yang linggi dan tidak berhubungan dengan aklifitas perusahaan
seharihari.
b. Tidak Sering Terjadi.Kejadian atau transaksi yang bersangkutan tidak dihubungkan
akan terulang lagi di masa yang akan datang.
Jadi, yang dalam menerapkan kedua kritena tersebut, harus dipertimbangkan
faktor lingkungan dari perusahaan dan frekuensi kejadian atau transaksi, seperti
karakleristik industri dan perusahaan yang bersangkutan, faktor geografis perusahaan,
dan faktor lainnya seperti politis dan lain sebagainya. Pengakuan pendapatan yang
sifatnya luar biasa ini akan mengacu kepada Prinsip Akuntansi Indonesia.
Kejadian yang selalu menjadi pertimbangan bank adalah perubahan kursvaluta
asing terhadap mata uang Rupiah. Kenaikan atau penurunan selisih kurs valuta asing
tidak dapat dijadikan sebagai keuntungan atau kerugian luar biasa bagi bank di Indonesia
karena faham yang diterapkan dalam kurs valuta asing adalah ngambang terkendali
(floatingrate).
Akan telapi, apabila terjadi selisih kurs yang naiksecara tiba-tiba, atau naik
dengan jumlah yang cukup besar seperti adanya devaluasi Rupiah terhadap valuta asing,
maka kejadian ini dapat digolongkan kedalam pos luar biasa (extraordinary
item).Keuntungan yang timbul dari kenaikan selisih kurs akibat dari devaluasi merupakan
keuntungan atau pendapatan yang timbul dari transaksi yang luar biasa.
B. Biaya Bank
Secara Umum“Beban atau biaya adalah pengorbanan yang terjadi dalam rangka
memperoleh pendapatan.”Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dalam rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan. Maksud dari
biaya disini adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan

7
untuk menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu. Biaya yang dikeluarkan
tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan periode berikutnya.
Dalam Bank Biaya diakui secara accrual basis, selalu diakui dan dibebankan
kedalam perhitungan laba-rugipadasaatjatuh waktu tanpa tedebih dahulu menunggu
pembayaran. Pembayaran biaya dimuka harus dialokasikan kedalam rekening biaya
secara proporsional.
Biaya yang terdapat dalam laporan laba-rugi bank terdiri dari biaya operasianal
seperti biaya bunga, biaya komisi, biaya overhead dan biaya non-operasional. Biaya-
biaya ini merupakan beban periode berjalan.
1) Biaya Bunga

Jenis biaya yang paling besar porsinya terhadap biaya bank keseluruhan adalah
biaya bunga. Biaya bunga terdiri dari biaya bunga dana yang dimiliki oleh bank. Biaya ini
harus diantisipasikan oleh bank pada penutupan tahun buku atau pada tanggal laporan.
Biaya bunga ini telah dibahas pada waktu mengupas akuntansi penanaman dana. Biaya
bunga pada dasarnya diakui secara accrualbasis,kecuali pendapatan bunga dalam aktiva
produktif non-performing.
2) Biaya Valuta Asing

Biaya dalam transaksi valuta asing lazimnya muncul dari selisih kurs yang merugi.
Dalam hal munculnya kerugian selisih kurs baik dalam transaksi spot, tonvard, maupun
swap akan dibebankan kedalam laporan laba-rugi.
3) Biaya overhead

Dalam operasi bank sehari-harinya dipedukan biaya untuk mengolah transaksi.


Biaya atau beban ini berhubungan tangsung dengan periode terjadinya, oleh sebab itu
harus dicatat dan diakui-sebagai beban periode berjalan.Biaya yang dikeluarkan oleh
bank ini tidak memiliki manfaat untuk masa-masa mendatang.
Biaya overhead yang ada di bank mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:
a. Tidak dapat diidentifikasiakn secara langsung dengan jasa dihasilkan, karena biaya
yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank.
b. Menjadi beban atau biaya pada periode terjadinya. Tidak ada biaya over-
headuntukbeberapa periode.

8
c. Biaya overhead yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat untuk masa
yang akan datang.
Ada berbagai jenis biaya overhead yang harus terjadi dan diakui dalam laporan
laba –rugi bank.
Jenis-jenis biaya tersebut antara lain biaya-biaya yang berkaitan dengan pegawai
seperti gaji, tunjangan-tunjangan, biaya penyusutan dari aktiva tetap, biaya operasional
kantor yang bukanbiaya pegawai atau penyusutan, dan jenis biaya-biaya lain yang
dikeluarkan atau berkaitan dengan periode pelaporan keuangan.
4) Biaya Pegawai

Sebagai contoh, apabila Bank Omega cabang Jakarta membayar gaji pegawai
sebesar Rp. 200 juta untuk periode bulan Desember 19XX, dan membayar
tunjangankesehatan Rp. 50juta secara tunai. Oleh Bank Omega akan dibukukan dengan
ayat jurnal sebagai berikut.
D : Gaji Pegawai............................................ Rp. 200.000.000
D : Tunjangan kesehatan................................. Rp. 50.000.000
K : Kas......................................................... Rp. 250.000.000
5) Biaya Kegiatan Kantor

Contoh lain adalah biaya yang berkenaan dengan kegiatan kantor. Apabila Bank
Omega Cabang Jakarta mengeluarkan biaya pengurusan tamu sebesar Rp. 20 juta selama
bulan Desember 19XX, biaya listrik dan air sebesar Rp. 45 juta, biaya riset untuk kegiatan
marketing periode berjalan Rp. 43 juta, biaya alai tulis kantor Rp. 23 juta. Semua
dibayarkan secara tunai.
D : Biaya Entertainment.................................. Rp. 20.000.000
D : Biaya listrik dan air................................... Rp. 45.000.000
D : Biaya riset................................................ Rp. 43.000.000
D : Biaya alat tulis kantor................................ Rp. 23.000.000
K : Kas.......................................................... Rp. 131.000.000
6) Biaya Penyusutan

Penyusutan merupakan alokasi biaya yangdibebankankedalam laporan laba-rugi


menurut kriteria atau berdasarkan waktu dengan beberapa pilihan atau metode
penyusutan sebagai berikut.

9
a. Metode garis lurus, dimana besarnya penyusutan dilakukan dengan jumlah
yangsama setiap periode.
b. Metode pembebanan yang menurun, yang terdiri dari :
1. Metode Sum-of-the-yeardigitsmethod, dimanabesamya penyusutan akan
menurun setiap periodenya dibanding dengan periode sebelumnya.
2. Metode Decliningbalancemethod, dimana besarnya penyusutan akan
semakin kecil setiap periodenya dan tarip yang dipergunakan adalah dua kali tarip
semula.
7) Biaya Non-Operasional
Selain biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan utama bank,
juga ada biaya-biaya yang terjadi atau dikeluarkan tidak berkaitan dengan kegiatan
utama bank. Kerugian dari penjualan aktiva tetap merupakan salah sate contoh dari
biaya non-operasional.
Sebagai contoh apabila Bank Omega cabang Jakarta menjual inventaris kantor
secara lelang karena sudah habis umur ekonomisnya dengan harga Rp. 400.000 secara
tunai dimana harga perolehannya sebesar Rp- 3.000.000 dan telah habis disusutkan.
Ayat jumal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut:
D :Kas.................................................... Rp. 400.000
D : Akumulasi Penyusutan — Inventaris
Kantor ............................................. Rp.3.000.000
K : Inventaris Kantor................................ Rp. 3.000.000
K : Keuntungan dari Penjualan Aktiva
Tetap..................................................Rp. 400.000
7) Pos Biaya Luar Biasa

Biaya atau kerugian yang timbul digolongkan sebagai pos luar biasa harus
dipisahkan dan hasil usaha sehari-hari danditunjukan secara terpisah dalam perhitungan
laba-trugi disertai pengungkapan atas sifat dan jumlahnya.
Seperti halnya pendapatan luar biasa, biaya luar biasa kejadianya tidak normal
atau tidak berhubungan dengan kegiatan perusahaan, sehari-hari serta tidak sering
terjadi atau tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.
Peristiwa seperti gempa bumi danapabila merugikan bank dapat digolongkan
sebagai kerugian atau pos luar biasa. Tetapi apabila di satu negara, seperti Jepang

10
misalnya, peristiwa ini sangat sering terjadi. Dengan demikian kerugian akibat peristiwa
ini tidak bisa digolongkan sebagai peristiwa luar biasa.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendapatan adalah penambahan jumlah aktiva sebagai hasil operasi perusahaan
secara bruto, pendapatan diperoleh karena adanya penyerahan atau penjualan
barang atau jasa atau aktiva lainnya dalam satu periode. Sedangkan biaya
merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka
menciptakan atau memperoleh pendapatan. Maksud dari biaya disini adalah
biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan untuk
menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu. Biaya yang dikeluarkan
tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan periode berikutnya.

B. Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah sebelum memberikan informasi
lebih baiknya diperiksa dulu kebenarannya agar tidak terjadi HOAX dan
jangan pula terlalu mudah percaya pada informasi yang belum diketahui
kebenarannya.

12
Daftar Pustaka

Lapoliwa, N. 2000. Akuntansi Perbankan : Akuntansi Transaksi Bank dalam Valuta


Rupiah. Jakarta: Institut Bankir Indonesia.

[1] Lapoliwa, N. Akuntansi Perbankan. Hlm. 264


[2] Ibid, hlm. 268
Bluesky di 01.43

13

Anda mungkin juga menyukai