Kelompok 6:
1. Arinda Yorin Faradina 2202106008
2. Sherly Rosalina Natalia 2202106009
3. Marita Amalia Putri 2202106014
ii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................0
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................................2
2.1 Pendapatan dan Beban Bank .......................................................................2
2.2 Perlakuan Akutansi .......................................................................................3
2.3 Akuntansi Pendapatan Bank ........................................................................5
BAB III KASUS ...............................................................................................................7
3.1 Pendahuluan Penelitian ................................................................................7
3.2 Analisis Data ..................................................................................................8
3.3 Lokasi Penentuan dan Pengambilan Sampel ..............................................9
BAB IV PEMBAHASAN ..............................................................................................10
4.1 Pembahasan..................................................................................................10
BAB V KESIMPULAN .................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pendapatan dan Beban Bank
Pendapatan (revenues) adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal bank selama suatu periode yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas dan bdak secara langsung berasal dari kontribusi penanam
modal.
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanama modal.
Dasar pengaturan dari akuntansi pendapatan dan beban bank ini adalah
sebagai benkut :
1. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi apabila kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau
penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti
pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva
atau penurunan kewajiban (KDPPLK paragraf 92).
2. Beban diakui dalam laporan laba rugi apabila penurunan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan
beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau
penurunan aktiva (KDPPLK paragraf 94).
3. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara
biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh (KDPPLK
paragraf 95).
4. Apabila manfaat ekonomi diharapkan timbul selama beberapa periode
akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan
secara luas atau tak langsung, beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar
prosedur alokasi yang rasional dan sistematis (KDPPLK paragraf 96).
5. Beban segera dialan dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak
menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau sepanjang manfaat
ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat
untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva (KDPPLK paragraf 97) Beban juga
diakui dalam laporan laba rug pada saat timbul kewajiban tanpa adanya
pengakuan aktiva (KDPPLK paragraf 98)
Bank sebagai lembaga intermediare memiliki fungsi sebagai lembaga
yang menghimpun dana dari masyarakat (funding) dan menyalurkan dana ke
masyarakat dalam bentuk kredit (lending), dalam menjalankan fungsi tersebut
bank memberikan balas jasa berupa bunga/jasa kepada pihak funding dan pihak
lending. Yang dimaksud dengan pendapatan bunga adalah pendapatan yang
diperoleh dari penanaman dana bank pada aktiva produktif. Sementara, beban
2
bunga adalah beban yang dibayarkan kepada nasabah atau pihak lain yang
berkaitan dengan kegiatan penghimpunan dana. Dasar pengaturan pendapatan
bunga, antara lain sebagai berikut :
1. Pendapatan bunga diakui secara akrual kecuali pendapatan bunga dari kredit
dan aktiva produktif lain yang nonperforming. Pendapatan bunga dari kredit
dan aktiv produktif lain yang nonperforming diakui pada saat pendapatan
tersebut diterima (PSAK 31 paragraf 20).
2. Pada saat kredit dan aktiva produktif lain diklasifikasikan sebagai
nonperforming. bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan
(modifikasi PSAK 31 paragraf 22).
3. Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet
diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan
dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga (PSAK 31 paragraf 25).
4. Penerimaan dari kredit nonperforming diakui melunasi bunga terlebih dahulu.
Akan tetapi, untuk kredit nonperforming yang digolongkan diragukan dan
macet, penerimaan ini dipergunakan terlebih dahulu untuk mengurangi pokok
kredit karena kemungkinan ketertagihannya sangat tipis (PSAK 31 paragraf
26).
Sementara itu, untuk pengaturan beban bunga antara lain sebagai berikut :
1. Beban bunga diakui secara akrual (PSAK 31 paragraf 27).
2. Beban dalam kegiatan perkreditan, antara lain terdiri atas beban bunga dan
beban lain yang dikeluarkan dalam rangka penghimpunan dana, seperti hadiah,
premi atau diskonto dari kontrak berjangka dalam rangka pendanaan, dan
biaya/premi program penjaminan. (modifikasi PSAK 31 paragraf 28).
2.2 Perlakuan Akutansi
Pengukuran dan pengukuran pendapatan bunga dan beban bunga, antara
lian sebagai berikut :
1. Pendapatan bunga untuk aktiva produktif yang digolongkan performing diakui
secara akrual.
2. Pendapatan bunga untuk aktiva produktif yang digolongkan nonperforming
tidak diakui sebagai pendapatan periode berjalan sejak aktiva tersebut
dinyatakan nonperforing dan hanya dapat diakui apabila pendapatan terebut
telah diterima secara tunai.
3. Pada saat aktiva produktif digolongkan sbg nonperformig :
a. Bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan; dan
b. Pembatalan dilakukan dengan membuat jurnal batik (reversing entriel)
sebesar bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih, dan pembatala
tersebut akan mengurangi pendapatan bunga yang telah diakui.
3
4. Bunga dari aktiva produktif noperforming yang tidak diakui sejak aktiva
produktif tersebut dinyatakan nonperforming diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan mengenai komitmen dan kontinjensi.
5. Penghentian perhitungan bunga aktiva produktif nonperforming dilaksanakan
sesuai dengan kebijakan perkreditan bank.
6. Penghapusbukuan aktiva produktif yang tergolong nonperforming (macet)
hanya dapat dilakukan jika bank mempunyai penyisihan yang cukup (telah
membentuk penyisihan kerugian secara penuh (100%) atas aktiva produktif
yang digolongkan macet tersebut).
7. Seluruh penerimaan dari kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu
sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit
diakui sebagai pendapatan bunga.
8. Penerimaan kredit yang telah dihapus buku diakui sebagai penyesuaian
penyisihan kerugian kredit sebesar pokok kredit. Apabila terdapat kelebihan
penerimaan dari pokok kredit, diakui sebagai pendapatan bunga.
9. Beban bunga diakui secara akrual dan dinilai sebesar jumlah yang menjadi
kewajiban bank, termasuk beban lain yang dikeluarkan dalam rangka
penghimpunan dana, seperti hadiah.
10. Beban bunga dalam rangka penghimpunan dana yang dibayar di muka, seperti
bunga sertifikat deposito dan pinjaman antarbank, diakui sebesar amortisasi
dari beban tersebut.
11. Beban bunga yang dibayar di muka dalam rangka pembayaran Premi Program
Penjaminan Pemerintah diakui sebesar amortisasi dari beban tersebut.
Pendapatan bank biasanya dicatat secara accrual basic, yakni setiap
pendapatan akan dibukukan sebagai pendapatan apabila telah jatuh tempo dan
bukan pada saat uang diterima. Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima atau yang dapat diterima.
Pendapatan dari kegiatan bank dapat diklasifikasikan dari kegiatan
operasional bank dan non-operasional bank. Pendapatan utama dari operasi bank
antara lain:
Pendapatan bunga;
Pendapatan komisi dan provisi;
Pendapatan jasa lain.
Secara sederhana, Pengakuan Pendapatan Secara Akrual Basic dan Cash
Basic dapat disajikan berikut ini.
1. Pengakuan Pendapatan Secara Akrual
4
Pendapatan bunga Bunga yang masih harus diterima
xx
(a)
Kas X
x
x
Pada saat penerimaan
x bunga
5
2. Berdasarkan Cash Basic
Db/RAR – Tunggakan bunga Debitur Rp 5.000.000
Kr/HBL – Bunga kredit Rp 5.000.000
Saat pembayaran bunga Debitur
Db/Kas Rp 5.000.000
Kr/HBL Bunga Debitur Rp 5.000.000
Biaya bunga bank diakui secara akrual basic dan dinilai sebesar jumlah
yang menjadi kewajiban bank, termasuk beban lain yang dikeluarkan dalam
rangka penghimpunan dana seperti hadiah. Beban bunga dalam rangka
penghimpunan dana yang dibayar di muka seperti bunga sertifikat deposito dan
pinjaman antarbank diakui sebesar amortisasi dari beban tersebut. Beban bunga
yang dibayar di muka dalam rangka pembayaran premi program penjaminan
pemerintah diakui sebesar amortisasi dari beban tersebut. Beban dari kegiatan
bank dapat dibedakan antara unsur-unsur yang berasal dari operasional. Biaya
utama dari operasional bank antara lain sebagai berikut.
Beban bunga
Beban komisi
Beban penyisihan aktiva produktif
Beban yang terkait dengan penurunan nilai tercatat investasi
Beban administrasi umum
Khusus untuk beban umum/overhead memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan jasa yang dihasilkan
Tidak memberikan manfaat pada masa yang akan datang
Diakui sebagai beban pada periode terjadinya
Yang termasuk biaya administrasi umum, antara lain biaya sewa, biaya
promosi, biaya tenaga kerja, biaya pendidikan dan pelatihan, biaya penyusutan
aktiva tetap, dan amortisasi aktiva tidak berwujud. Pengakuan dan pengukuran
bagi beban administrasi umum diakui:
Seluruhnya pada periode terjadi
Proporsional jika masa manfaat lebih dari satu periode pelaporan
Penyajian beban administrasi umum merupakan bagian dari beban
operasional bank yang disajikan dalam pos tersendiri dan dirinci jenis bebannya.
6
BAB III
KASUS
SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN
PADA LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA HOTEL SAHID
KAWANUA MANADO)
7
akuntansi harus dirancang sedemikian rupa sehingga data diproses secara efisien.
Hotel Sahid Kawanua Manado merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang pelayanan jasa. Sumber pendapatan utama dari Hotel Sahid Kawanua
Manado didapatkan dari penjualan kamar, penjualan makanan dan minuman dan
penjualan lain-lain. Hotel Sahid Kawanua Manado merupakan salah satu hotel
berbintang tiga yang cukup terkenal di kota Manado Provinsi Sulawesi Utara
karena merupakan salah satu hotel tua yang sudah beroperasi sejak lama yang
memiliki daya tarik tersendiri bagi penulis untuk dijadikan objek sebagai
penelitian dalam penulisan skripsi ini. Seperti hotel-hotel lainnya Hotel Sahid
Kawanua memerlukan sistem informasi akuntansi yang memadai untuk
membantu hotel dalam mengambil keputusan.
3.2 Analisis Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data kualitatif sebagai dasar
untuk menganalisis sistem akuntansi pendapatan pada hotel Sahid Kawanua
Manado. Data kualitatif dalam penulisan ini berupa sejarah perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, dan sistem akuntansi pendapatan pada hotel Sahid
Kawanua.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer yaitu data yang diperoleh langsung oleh penulis dari objek penelitian
dengan wawancara dan data yang diambil dari perusahaan.
Metode Pengumpulan Data
a.Wawancara
Metode wawancara yaitu suatu proses interaksi dan komunikasi untuk
mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden dalam
hal ini Bpk. Steven sebagai assistant chief accounting.
b.Dokumentasi
Melakukan review terhadap dokumen-dokumen hotel yang relevan, serta
mempelajari referensi yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.
Metode dan Proses Analisis
Metode yang digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh adalah
analisis deskriptif. Proses analisis data dilakukan dengan cara berikut:
1. Menjelaskan bagian-bagian yang terlibat dalam sistem akuntansi
pendapatan pada hotel Sahid Kawanua.
2. Mendeskripsikan jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi
pendapatan.
3. Menjelaskan dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
pendapatan.
4. Mendeskripsikan dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
pendapatan
8
3.3 Lokasi Penentuan dan Pengambilan Sampel
Lokasi penelitian yang dipilih adalah Hotel Sahid Kawanua Manado
yang berlokasi dijalan Sam Ratulangi No. 1, Wenang Utara, Kecamatan Wenang,
Kota Manado, Sulawesi Utara. Waktu penelitian pada bulan agustus 2019
sampai selesai.
9
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Front Office
Berdasarkan hasil penelitian, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh
hotel Sahid Kawanua Manado, bagian front office yang menangangi penjualan
atau pelayanan tamu yang akan check-in lalu dari proses check-in hingga para
tamu akan check-out akan dibuat dokumen berupa guest bill dan cash receipt yang
merupakan bukti transaksi yang terjadi di hotel Sahid Kawanua. Selanjutnya, dari
bagian front office akan dibuat laporan shift audit by cashier report untuk laporan
per shift lalu pendapatan satu hari akan ditindak lanjuti oleh front office cashier
dan akan dibuat laporan yaitu remittance of funds.
Night Audit
Berdasarkan hasil penelitian, bagian night audit yang ada di hotel Sahid
Kawanua mempunyai fungsi untuk mengaudit laporan dari bagian front office.
Ketika ditemukan kesalahan dalam pencatatan atau adanya selisih dalam laporan
yang dibuat bagian front office, maka night audit akan melakukan pengecekan
kepada bagian front office untuk mengkonfirmasi kesalahan yang dibuat bagian
night audit. Ketika night audit menemukan bahwa laporan dari bagian front office
sudah balance maka night audit akan membuat shift audit report (night audit) dan
akan diserahkan ke bagian income audit.
Income Audit
Berdasarkan hasil penelitian, bagian night audit akan memeriksa kembali
hasil penjualan setiap outlet, dan laporan yang dibuat dari bagian night audit.
Income Audit akan menerima laporan yang telah disusun oleh night audit dan
kemudian menjumlahkan hasil penjualan bersih untuk setiap jenis produk hotel.
Income audit juga akan memeriksa dokumen-dokumen guest bill dan bukti-bukti
pembayaran seperti cash receipt guna memastikan bahwa dokumen-dokumen
tersebut lengkap dan dapat dipertanggung jawabkan. Setelah ditemukan tidak ada
masalah dengan bukti-bukti pembayaran yang diterima maka bagian income audit
akan membuat daily sales report yang membandingkan hasil penjualan bulan lalu
dan tahun lalu untuk bulan yang sama.
General Cashier
Berdasarkan hasil penelitian, general cashier akan memproses uang serta
dokumen-dokumen yang menyertainya. General cashier akan mengecek kembali
bukti-bukti pembayaran sesuai dengan laporan masing- masing outlet yang telah
diperiksa dan jika tidak ditemukan masalah maka akan dimasukkan kedalam
jurnal penerimaan kas untuk dimasukkan ke dalam buku besar dan kemudian
kepada proses yang paling akhir yaitu laporan keuangan pada setiap akhir bulan.
Pendapatan dalam 1 hari, besok paginya akan diambil oleh bagian general cashier
10
lalu dirangkum jadi satu kemudian dibuatkan summary of sales dan akan
disetorkan ke bank.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa penerapan
sistem terkomputerisasi pada Hotel Sahid Kawanua memiliki kelemahan. Hotel
Sahid Kawanua masih menggunakan komputer dengan model yang lama sehingga
jika terjadi pemadaman listrik data yang di input menjadi tidak teratur maka
penginputan data harus di input lagi dari awal karena data tidak tersimpan secara
otomatis. Hal ini menghambat kinerja dari para pegawai khusunya yang terkait
dalam sistem akuntansi pendapatan.
Pengendalian Internal Sistem Akuntansi Pendapatan Hotel Sahid Kawanua
1.Lingkungan Pengendalian
Adanya pembagian tugas dan pemisahan fungsi berdasarkan struktur
organisasi dan sistem otorisasi sudah dilakukan secara otomatis dengan
menggunakan sistem yang ada.
2.Penilaian Risiko
Bagian manajemen menerapkan sistem akuntansi yang sesuai dan relevan
dengan kebutuhan perusahaan untuk meminimalisir risiko seperti terjadinya
kecurangan pada laporan keuangan.
3.Aktivitas Pengendalian
Pemisahan wewenang dan fungsi merupakan salah satu bentuk
pengendalian yang diterapkan hotel Sahid Kawanua, pemisahan fungsi dan
wewenang tersebut dapat dilihat dalam struktur organisasi yang ada pada hotel
Sahid Kawanua.
4.Informasi dan Komunikasi
Hal mengenai informasi dalam sistem akuntansi pendapatan pada hotel
Sahid Kawanua Manado terkait semua proses dari pemasaran atau penjualan
kemudian pengelolaan piutang dan penerimaan kas semua sudah menggunakan
sistem yang terkomputerisasi. Aturan pelaporan yang jelas juga telah ditetapkan
oleh hotel Sahid Kawanua.
5. Pemantauan
Pemantauan dilakukan disemua level baik level bawah, menengah dan
atas. Kemudian pemantauan atas kinerja tersebut dilakukan secara berjenjang dari
satu level ke level diatasnua dalam organisasi.
11
BAB V
KESIMPULAN
Dalam materi Akuntansi pendapatan dan Beban Bank dapat disumpulkan bahwa
12
DAFTAR PUSTAKA
M. Ramli Faud, S.E. M.M. 2015. Akuntansi Perbankan Pendekatan Sisi Praktik, Cet 1.
Bogor: Ghalia Indonesia, 2015.
Virginia Prissilia Kaligis , dkk. 2020. Sistem Akuntansi Pendapatan atas Pengakuan
Pendapatan pada Laporan Keuangan (Studi Kasus pada Hotel Sahid Kawanua Manado).
Jurnal EMBA, Vol. 9, No. 1, Edisi Januari 2020.
13