Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Akuntansi Pembiayaan, Investasi Dan Kewajiban

OLEH :

1. Delviana Tefy

2. Gilbert Natun

3. Ridwan Kadja Djade

4. Susanti Ekaputri Humau

5. Werny Benu

6. Zris Tualaka

JURUSAN AKUNTANSI

PRODI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan berkatNya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah System Informasi Akuntansi, dengan judul “ “Akuntansi
Pembiayaan, Investasi Dan Kewajiban ” Tepat waktu.

Dengan penyusunan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami “Akuntansi
Pembiayaan, Investasi Dan Kewajiban ”

.Kami sadar tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi para pembaca, terutama
mahasiswa/i, supaya kelak dapat menerapkan siklus pengeluaran dalam sektor akuntansi.

Kupang, 2 Desember 2023

Kupang, 3 Desember 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................5
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................5
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................................6
1.3. Tujuan..........................................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAAN..........................................................................................................................7
2.1. Pengertian Akuntansi Pembiayaan, Investasi Dan Kewajiban.....................................................7
a. Akuntansi Pembiayaan................................................................................................................7
b. Investasi.......................................................................................................................................7
c. Kewajiban....................................................................................................................................7
2.2. Dampak dari penggunaan berbagai jenis pembiayaan terhadap kinerja keuangan pemerintah
daerah 8
2.3. Bagaimana pemerintah daerah dapat mengidentifikasi dan mengelola resiko investasi yang
terkait dengan keputusan investasi...........................................................................................................8
2.4. Bagaimana pemerintah daerah dapat mengukur dan mengevaluasi kinerja investasi yang
dilakukan.................................................................................................................................................9
2.5. Bagaimana pemerintah daerah dapata memenuhi kewajiban keuangan yang tepat waktu dan
mengelola resiko terkait.........................................................................................................................10
2.6. Apa impikasi akuntansi dari perubahan peraturan atau kebijakan terkait pembiayaan, investasi,
dan kewajiban........................................................................................................................................12
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan................................................................................................................................13
3.2. Saran..........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembiayaan merupakan salah satu kegiatan penting bagi perusahaan untuk mendapatkan
dana yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dana yang diperoleh dari kegiatan
pembiayaan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pembelian aset, ekspansi usaha,
atau untuk memenuhi kebutuhan operasional. Akuntansi pembiayaan diperlukan untuk mencatat
transaksi-transaksi yang berkaitan dengan kegiatan pembiayaan, seperti penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan, beban bunga pembiayaan, dan beban lain-lain yang berkaitan dengan
pembiayaan. Akuntansi pembiayaan juga diperlukan untuk menyajikan informasi keuangan yang
berkaitan dengan pembiayaan, seperti laporan arus kas, laporan laba rugi, dan neraca.

Investasi merupakan penanaman dana untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan
datang. Investasi dapat dilakukan oleh perusahaan, perorangan, atau pemerintah. Akuntansi
investasi diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi yang berkaitan dengan kegiatan
investasi, seperti perolehan dan pelepasan investasi, laba atau rugi investasi, dan beban bunga
investasi. Akuntansi investasi juga diperlukan untuk menyajikan informasi keuangan yang
berkaitan dengan investasi, seperti laporan arus kas, laporan laba rugi, dan neraca.

Kewajiban merupakan utang yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain.
Kewajiban dapat berasal dari berbagai sumber, seperti pinjaman, utang usaha, utang pajak, dan
utang lainnya. Akuntansi kewajiban diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi yang
berkaitan dengan kegiatan kewajiban, seperti pengakuan dan pelunasan kewajiban, beban bunga
kewajiban, dan beban lain-lain yang berkaitan dengan kewajiban. Akuntansi kewajiban juga
diperlukan untuk menyajikan informasi keuangan yang berkaitan dengan kewajiban, seperti
laporan arus kas, laporan laba rugi, dan neraca.

Untuk mencatat transaksi-transaksi yang berkaitan dengan kegiatan pembiayaan, investasi,


dan kewajiban. untuk menyajikan informasi keuangan yang berkaitan dengan pembiayaan,
investasi, dan kewajiban. Untuk memenuhi kebutuhan internal dan eksternal perusahaan.
Kebutuhan internal perusahaan, seperti: Untuk penyusunan laporan keuangan yang akurat dan
tepat waktu. Untuk pengambilan keputusan yang tepat.Kebutuhan eksternal perusahaan, seperti:
Untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk memenuhi kebutuhan
investor dan kreditur.
1.2. Rumusan Masalah

1. Pengertian Akuntansi Pembiayaan, Investasi Dan Kewajiban ?


2. Apa dampak dari penggunaan berbagai jenis pembiayaan terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah ?
3. Bagaimana pemerintah daerah dapat mengidentifikasi dan mengelola resiko investasi yang
terkait dengan keputusan investasi
4. Bagaimana pemerintah daerah dapat mengukur dan mengevaluasi kinerja investasi yang
dilakukan ?
5. Bagaimana pemerintah daerah dapata memenuhi kewajiban keuangan yang tepat waktu dan
mengelola resiko terkait
6. Apa impikasi akuntansi dari perubahan peraturan atau kebijakan terkait pembiayaan,
investasi, dan kewajiban?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui akuntansi pembiayaan, investasi dan kewajiban


2. Untuk mngetahui apa dampak dari pneggunaan berbagai jenis pembiayaan terhadap kinerja
keuangan pemerintah daerah
3. Untuk mngetahui bagaimana pemerintah daerah dapat mengidentifikasi dan mengelola resiko
investasi yang terkait dengan keputusan investasi
4. Untuk mngetahui bagaimana pemerintah daerah dapat mengukur dan mengevaluasi kinerja
investasi yang dilakukan
5. Untuk mngetahui bagaimana pemerintah daerah dapat memenuhi kewajiban keuangan yang
tepat waktu dan mengelola resiko terkait
6. Untuk mngetahui apa implikasi akuntansi dari perubahan peraturan atau kebijakan terkait
pembiayaan, investasi, dan kewajiban?
BAB II
PEMBAHASAAN

2.1. Pengertian Akuntansi Pembiayaan, Investasi Dan Kewajiban

a. Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

Akuntansi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan di PPKD pada dasarnya


merupakan akuntansi yang tidak berdiri sendiri. Akuntansi penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan ini melekat pada pencatatan transaksi lainnya. Akuntansi penerimaan
pembiayaan melekat pada penerimaan kas dari transaksi aset nonlancar dan kewajiban
jangka panjang. Akuntansi penerimaan pembiayaan ini akan menjadi sebuah jurnal
komplementer yang melengkapi jurnal transaksi pelepasan investasi, transaksi
penerimaan utang dan transaksi lainnya yang sejenis.

b. Investasi
Investasi adalah Aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti
bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Investasi merupakan instrumen
yang dapat digunakan oleh Pemerintah Daerah untuk memanfaatkan surplus anggaran
untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang dan memanfaatkan dana yang
belum digunakan untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas.

c. Kewajiban
Kewajiban merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban pemerintah
daerah dapat muncul akibat melakukan pinjaman kepada pihak ketiga, perikatan dengan
pegawai yang bekerja pada pemerintahan, kewajiban kepada masyarakat, alokasi/realokasi
pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban kepada pemberi jasa. Kewajiban bersifat
mengikat dan dapat dipaksakan secara hukum sebagai konsekuensi atas kontrak atau
peraturan perundang-undangan.
2.2. Dampak dari penggunaan berbagai jenis pembiayaan terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah

A. Dampak positif
a. Meningkatnya kemampuan keuangan daerah. Pembiayaan dapat digunakan untuk
menutupi defisit anggaran, menambah kas daerah, atau membiayai investasi jangka
panjang. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan menjalankan fungsi pemerintahan.
b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah. Penggunaan
pembiayaan yang tepat dapat membantu pemerintah daerah untuk mengelola
keuangannya secara lebih efisien dan efektif.
c. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Laporan
keuangan yang disusun dengan benar dan transparan dapat memberikan gambaran yang
jelas tentang kondisi keuangan daerah. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah daerah.
B. Dampak negatif
a. Meningkatnya beban utang daerah. Pembiayaan dari pinjaman dapat meningkatkan beban
utang daerah. Hal ini dapat menimbulkan risiko keuangan bagi daerah di masa depan.
b. Meningkatnya risiko keuangan daerah. Penggunaan pembiayaan yang tidak tepat dapat
menimbulkan risiko keuangan bagi daerah, seperti risiko gagal bayar, risiko perubahan
suku bunga, dan risiko kurs.
c. Menurunnya kemandirian keuangan daerah. Ketergantungan daerah terhadap pembiayaan
dari luar daerah dapat menurunkan kemandirian keuangan daerah.

2.3. Bagaimana pemerintah daerah dapat mengidentifikasi dan mengelola resiko investasi
yang terkait dengan keputusan investasi
Risiko investasi adalah kemungkinan terjadinya kerugian atau penurunan nilai investasi. Risiko
investasi yang terkait dengan keputusan investasi dapat diidentifikasi dan dikelola melalui
beberapa langkah, yaitu:

a. Identifikasi risiko
Langkah pertama adalah mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam
investasi yang akan dilakukan. Risiko-risiko tersebut dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kategori, yaitu:
- Risiko pasar adalah risiko yang disebabkan oleh pergerakan variabel pasar, seperti
perubahan suku bunga, perubahan kurs, dan perubahan harga komoditas.
- Risiko kredit adalah risiko yang disebabkan oleh kegagalan pihak yang menerbitkan
surat berharga untuk memenuhi kewajibannya.
- Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan oleh kesulitan dalam menjual
investasi dengan cepat dan dengan harga yang wajar
- Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor internal, seperti
kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan bencana alam.
b. Evaluasi risiko
Setelah risiko-risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi risiko
tersebut. Evaluasi risiko bertujuan untuk menentukan seberapa besar risiko tersebut dan
seberapa besar dampak yang mungkin ditimbulkannya.
c. Pengelolaan risiko
Setelah risiko diidentifikasi dan dievaluasi, langkah selanjutnya adalah mengelola risiko
tersebut. Pengelolaan risiko bertujuan untuk mengurangi risiko atau mitigasi risiko.

Ada berbagai cara untuk mengelola risiko investasi, antara lain:

a. Diversifikasi adalah strategi yang membagi investasi ke dalam berbagai jenis investasi
untuk mengurangi risiko.
b. Hedging adalah strategi yang menggunakan instrumen keuangan untuk mengurangi
risiko.
c. Manajemen risiko aktif adalah strategi yang menggunakan berbagai teknik untuk
mengurangi risiko.

Pemerintah daerah dapat menggunakan berbagai teknik untuk mengelola risiko investasi, seperti:

a. Diversifikasi portofolio investasi. Pemerintah daerah dapat membagi investasinya ke


dalam berbagai jenis investasi, seperti surat berharga, tanah, dan bangunan.
b. Memilih investasi yang berkualitas. Pemerintah daerah dapat memilih investasi yang
diterbitkan oleh pihak yang memiliki reputasi baik dan memiliki likuiditas yang tinggi.
c. Melakukan monitoring investasi secara berkala. Pemerintah daerah dapat melakukan
monitoring investasi secara berkala untuk memantau perkembangan risiko dan
mengambil langkah-langkah mitigasi risiko yang diperlukan.

2.4. Bagaimana pemerintah daerah dapat mengukur dan mengevaluasi kinerja investasi
yang dilakukan
Kinerja investasi adalah tingkat keberhasilan investasi dalam mencapai tujuan investasi. Kinerja
investasi dapat diukur dan dievaluasi dengan menggunakan berbagai indikator, antara lain:

a. Kinerja keuangan adalah kinerja investasi yang diukur dari sisi keuangan, seperti tingkat
pengembalian investasi (return on investment), tingkat pengembalian modal (return on
equity), dan tingkat pengembalian aset (return on assets).
b. Kinerja operasional adalah kinerja investasi yang diukur dari sisi operasional, seperti
tingkat efisiensi investasi, tingkat efektivitas investasi, dan tingkat produktivitas
investasi.
c. Kinerja sosial adalah kinerja investasi yang diukur dari sisi sosial, seperti dampak
investasi terhadap masyarakat, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan.
Pemerintah daerah dapat mengukur dan mengevaluasi kinerja investasi yang dilakukan dengan
menggunakan indikator-indikator tersebut. Pemilihan indikator yang digunakan harus
disesuaikan dengan tujuan investasi yang ingin dicapai.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan pemerintah daerah untuk mengukur dan
mengevaluasi kinerja investasi:

a. Menetapkan tujuan investasi


Langkah pertama adalah menetapkan tujuan investasi yang ingin dicapai. Tujuan
investasi dapat berupa tujuan keuangan, tujuan operasional, atau tujuan sosial.
b. Memilih indikator kinerja
Setelah tujuan investasi ditetapkan, langkah selanjutnya adalah memilih indikator kinerja
yang akan digunakan. Indikator kinerja harus dipilih dengan cermat agar dapat mengukur
kinerja investasi secara akurat.
c. Mengumpulkan data
Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengukur
kinerja investasi. Data yang dikumpulkan dapat berupa data keuangan, data operasional,
dan data sosial.
d. Menghitung kinerja investasi
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menghitung kinerja investasi dengan
menggunakan indikator yang telah dipilih.
e. Melakukan analisis kinerja investasi
f. Setelah kinerja investasi dihitung, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kinerja
investasi. Analisis kinerja investasi bertujuan untuk menginterpretasi hasil perhitungan
dan menentukan apakah kinerja investasi sudah sesuai dengan tujuan investasi.

2.5. Bagaimana pemerintah daerah dapata memenuhi kewajiban keuangan yang tepat
waktu dan mengelola resiko terkait
Pemerintah daerah dapat memenuhi kewajiban keuangan yang tepat waktu dan mengelola risiko
terkait dengan langkah-langkah berikut:

a. Membuat perencanaan keuangan yang realistis


Perencanaan keuangan yang realistis adalah langkah awal untuk memenuhi kewajiban
keuangan. Perencanaan keuangan harus dibuat berdasarkan anggaran yang realistis dan
dapat dicapai. Anggaran harus disusun dengan mempertimbangkan pendapatan dan
pengeluaran yang diperkirakan terjadi.
b. Mengelola pendapatan secara efektif
Pendapatan pemerintah daerah berasal dari berbagai sumber, seperti pajak, retribusi, dan
hibah. Pemerintah daerah perlu mengelola pendapatan secara efektif untuk memastikan
bahwa pendapatan yang diperoleh cukup untuk memenuhi kewajiban keuangan.
c. Mengelola pengeluaran secara efisien
Pengeluaran pemerintah daerah meliputi berbagai pos, seperti belanja pegawai, belanja
barang dan jasa, dan belanja modal. Pemerintah daerah perlu mengelola pengeluaran
secara efisien untuk memastikan bahwa pengeluaran yang dilakukan sesuai dengan
kebutuhan dan dapat dikendalikan.
d. Mengelola utang secara hati-hati
Utang pemerintah daerah dapat digunakan untuk membiayai investasi jangka panjang
atau menutupi defisit anggaran. Namun, pemerintah daerah perlu mengelola utang secara
hati-hati untuk menghindari risiko gagal bayar.
e. Melakukan mitigasi risiko
Terdapat berbagai risiko yang dapat mempengaruhi kemampuan pemerintah daerah untuk
memenuhi kewajiban keuangan, seperti risiko perubahan suku bunga, risiko kurs, dan
risiko bencana alam. Pemerintah daerah perlu melakukan mitigasi risiko untuk
mengurangi dampak risiko terhadap kemampuannya untuk memenuhi kewajiban
keuangan.

Berikut adalah beberapa contoh langkah mitigasi risiko yang dapat dilakukan pemerintah daerah:

a. Diversifikasi investasi
Diversifikasi investasi dapat membantu mengurangi risiko investasi. Pemerintah daerah
dapat membagi investasinya ke dalam berbagai jenis investasi, seperti surat berharga,
tanah, dan bangunan.
b. Hedging
Hedging adalah penggunaan instrumen keuangan untuk mengurangi risiko. Pemerintah
daerah dapat menggunakan hedging untuk mengurangi risiko perubahan suku bunga,
risiko kurs, dan risiko lainnya.
c. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
Transparansi dan akuntabilitas dapat membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah daerah. Kepercayaan masyarakat yang tinggi dapat meningkatkan
penerimaan pajak dan hibah, sehingga dapat membantu pemerintah daerah untuk
memenuhi kewajiban keuangan.
2.6. Apa impikasi akuntansi dari perubahan peraturan atau kebijakan terkait
pembiayaan, investasi, dan kewajiban
Perubahan peraturan atau kebijakan terkait pembiayaan, investasi, dan kewajiban dapat
berdampak signifikan terhadap akuntansi pemerintah daerah. Berikut adalah beberapa implikasi
akuntansi dari perubahan peraturan atau kebijakan tersebut:

a. Perubahan pengakuan dan pengukuran


Perubahan peraturan atau kebijakan dapat mengubah cara pemerintah daerah mengakui
dan mengukur transaksi pembiayaan, investasi, dan kewajiban. Misalnya, perubahan
kebijakan akuntansi dapat mengubah cara pemerintah daerah mengakui pendapatan dan
pengeluaran, atau cara pemerintah daerah menilai investasi.
b. Perubahan pengungkapan
Perubahan peraturan atau kebijakan dapat mengubah cara pemerintah daerah
mengungkapkan informasi tentang pembiayaan, investasi, dan kewajiban dalam laporan
keuangan. Misalnya, perubahan kebijakan akuntansi dapat mengharuskan pemerintah
daerah untuk mengungkapkan informasi baru atau informasi yang lebih rinci dalam
laporan keuangan.
c. Perubahan pelaporan
Perubahan peraturan atau kebijakan dapat mengubah cara pemerintah daerah melaporkan
informasi tentang pembiayaan, investasi, dan kewajiban. Misalnya, perubahan kebijakan
akuntansi dapat mengharuskan pemerintah daerah untuk menggunakan format laporan
keuangan yang baru atau menggunakan standar akuntansi yang berbeda.

Pemerintah daerah perlu memahami implikasi akuntansi dari perubahan peraturan atau kebijakan
terkait pembiayaan, investasi, dan kewajiban. Pemahaman yang baik tentang implikasi akuntansi
tersebut dapat membantu pemerintah daerah untuk:

a. Melakukan transisi ke kebijakan baru secara lancar


b. Memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara akurat dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku
c. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Akuntansi pembiayaan, investasi, dan kewajiban memiliki peran penting dalam kinerja
keuangan pemerintah daerah. Akuntansi memainkan peran utama dalam mencatat,
mengukur, dan melaporkan transaksi terkait. Pembiayaan dapat memiliki dampak positif dan
negatif pada keuangan daerah, tergantung pada pengelolaan yang baik. Investasi merupakan
instrumen yang dapat meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Namun, perlu diingat bahwa risiko investasi juga perlu
dikelola dengan hati-hati. Kewajiban mencakup utang yang dapat muncul dari berbagai
sumber, dan manajemen utang yang hati-hati sangat penting.

3.2. Saran

1. Perencanaan Keuangan yang Realistis: Pemerintah daerah perlu menyusun perencanaan


keuangan yang realistis, mempertimbangkan pendapatan dan pengeluaran dengan cermat,
serta mengidentifikasi sumber pembiayaan yang sesuai.
2. Pengelolaan Pendapatan dan Pengeluaran Efektif: Pengelolaan pendapatan dan
pengeluaran secara efektif akan memastikan keseimbangan keuangan. Diperlukan
pengawasan yang ketat terhadap pengeluaran agar tidak melebihi pendapatan yang
tersedia.
3. Manajemen Risiko Investasi yang Cermat: Pemerintah daerah perlu mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan mengelola risiko investasi dengan bijak. Diversifikasi portofolio dan
pemilihan investasi yang hati-hati dapat membantu mengurangi risiko.
4. Transparansi dan Akuntabilitas: Meningkatkan transparansi dalam pelaporan keuangan
dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat dapat meningkatkan
kepercayaan dan akuntabilitas pemerintah daerah.
5. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Investasi: Pemerintah daerah harus secara teratur
memantau dan mengevaluasi kinerja investasi mereka menggunakan indikator yang
relevan. Ini memungkinkan penyesuaian strategi investasi sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
6. Manajemen Utang yang Hati-hati: Jika pemerintah daerah menggunakan utang sebagai
sumber pembiayaan, manajemen utang yang hati-hati diperlukan untuk menghindari
beban utang yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, 2002. Akuntansi Keuangan Daerah Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta.

Noorhadi, C., 2021. Indonesia Investment Authority (INA) dan Prospek Pembangunan
Indonesia. PKN STAN e-Repository.

Afiah, N. N., 2009. Akuntansi Pemerintahan: Implementasi Akuntansi Keuangan


Pemerintah Daerah. Kencana. Jakarta.

Website Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Website Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Website Ikatan Akuntan Indonesia

Website Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai