Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

AKUNTANSI DANA PENGELOLA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah

Dosen Pengampu : Devi Narulitasari, S.E.Sy., M.Si.

Disusun Oleh :

Exsan Yuwandono (205221086)

Elvin Riki Cholis Nur Hidayat (205221203)

Syendy Armanto (205221212)

Muhamad Subhaan (205221310)

Kelompok 11/ AKS 5E

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Akuntansi Dana Pengelola” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
Program Studi Akuntansi Syariah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Devi Narulitasari, S.E.Sy., M.Si. selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 1 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 4

B. Rumusan masalah ....................................................................................... 4

C. Tujuan .......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Tansaksi Perusahaan Asuransi .................................................................. 5
B. Investasi Perusahaan ................................................................................... 5
C. Penerimaan Bagian Dari Hasil Investasi Dana Tabarru’ ....................... 8
D. Penerimaan Bagian Dari Hasil Investasi Dana Peserta ........................... 9
E. Pendapatan Ujrah ..................................................................................... 10
F. Bagian Surplus Underwriting Untuk Pengelola ..................................... 13
G. Fee (Ujrah) Reasuransi ............................................................................. 14
H. Beban Operasional Pengelola ................................................................... 15
I. Pinjaman Defisit (Qardh) ......................................................................... 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 19
B. Saran ........................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemisahan antara dana yang diberikan oleh peserta sebagai sumbangan (dana tabarru) dan
dana yang saling membantu dan mendukung dengan dana yang diinvestasikan (termasuk
dana dari perusahaan) harus ditentukan secara transparan. Pelaporan dan pengungkapan
ini penting karena memiliki fungsi yang berbeda dan harus memiliki proses masuk dan
keluar yang jelas dan terbuka bagi semua pihak dalam perjanjian untuk mengonfirmasi.
Bab ini mencoba menjelaskan transaksi mana yang dimiliki oleh Pengelola, yang
selanjutnya disebut Dana Pengelola. Dengan demikian, menjadi hak penuh perusahaan
untuk mengelolanya, terpisah dari dana tabarru' yang dikumpulkan oleh peserta.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana Transakasi Perusahaan Asuransi ?
1.2.2. Bagaimana Investasi Perusahaan ?
1.2.3. Bagaimana Penerimaan Bagian Dari Hasil Investasi Dana Tabarru’ ?
1.2.4. Bagaimana Penerimaan Bagian Dari Hasil Investasi Dana Peserta ?
1.2.5. Bagaimana Pendapatan Ujrah ?
1.2.6. Bagaimana Bagian Surplus Underwriting Untuk Pengelola ?
1.2.7. Bagaimana Fee (Ujrah) Reasuransi ?
1.2.8. Bagaimana Beban Operasional Pengelola ?
1.2.9. Bagaimana Pinjaman Defisit (Qardh) ?
1.3. Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Transakasi Perusahaan Asuransi
1.3.2 Untuk Mengetahui Investasi Perusahaan
1.3.3 Untuk Mengetahui Penerimaan Bagian Dari Hasil Investasi Dana Tabarru’
1.3.4 Untuk Mengetahui Penerimaan Bagian Dari Hasil Investasi Dana Peserta
1.3.5 Untuk Mengetahui Pendapatan Ujrah
1.3.6 Untuk Mengetahui Bagian Surplus Underwriting Untuk Pengelola
1.3.7 Untuk Mengetahui Fee (Ujrah) Reasuransi
1.3.8 Untuk Mengetahui Beban Operasional Pengelola
1.3.9 Untuk Mengetahui Pinjaman Defisit (Qardh)

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Transakasi Perusahaan Asuransi

Entitas asuransi syariah sebagaimana disebutkan dalam PSAK 108 terdiri dari
asuransi umum syariah, asuransi jiwa syariah, reasuransi syariah, serta unit usaha syariah
dari entitas asuransi dan reasuransi konvensional. Entitas yang melakukan transaksi
asuransi syariah ini sering kali disebut sebagai entitas pengelola dana tabarra. Selaku
pengelola, maka entitas tersebut harus menyajikan dan mengungkapkan semua informasi
Terkait transaksi yang terjadi atas dana asuransi ke seluruh pemegang polis, sekaligus
menyampaikan laporan kinerja keuangan dari modal yang dialokasikan para pemegang
saham. Hal ini dinilai penting agar para pemangku kepentingan (stakeholders)
mendapatkan kejelasan terkait kesesuaian penggunaan dananya dengan ketentuan syariah
dan/atau hal-hal lain yang disepakati. Berikut aktivitas ekonomi yang terjadi di
perusahaan asuransi dan secara utuh menjadi hak dari dana pengelola.

• investasi perusahaan.
• Penerimaan bagian dari hasil investasi dana tabarru
• Penerimaan bagian dari hasil investasi dana peserta.
• Pendapatan ujrah.
• Bagian surplus underwriting untuk pengelola.
• Fee (ujrah) reasuransi.
• Beban operasional pengelola.
• Pinjaman defisit (qardh).
2.2 Investasi Perusahaan
1. Definisi
Investasi perusahaan merupakan kegiatan investasi yang dilakukan oleh pengelola
yang bersumber dari modal perusahaan untuk memperoleh keuntungan dengan
menggunakan akad mudharabah atau mudharabah musytarakah bila digabungkan dengan

5
dana peserta. Bila pihak pengelola juga turut memasukkan bagian modalnya untuk dikelola
dengan akad bagi hasil bersama dana peserta. maka pengelola juga dapat memperoleh
bagian dari keuntungan investasi yang dilakukan.
2. Dasar Regulasi
Merujuk pada PSAK 108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah dan
Peraturan Ketua Bapepam-LK No: PER-06/BL/2011 tanggal 29 April 2011.
3. Perlakuan Akuntansi
a. Pengakuan dan Pengukuran
Perlakuan akuntansi untuk investasi dengan menggunakan akad mudharabah atau
mudharabak musytarakah merujuk pada PSAK yang relevan. Pada saat penempatan
awal diakui sebagai aset dengan merinci instrumen-instrumen investasi yang dipilih.
Sementara untuk pengakuan pasca transaksi diakui sebagai aset bukan investasi seperti
piutang.
b. Penyajian
Investasi disajikan dalam laporan posisi keuangan di sisi aset dengan rincian
instrumen instrumen investasi yang dilakukan, seperti deposito, saham syariah, sukuk,
dan surat berharga. syariah lainnya.
c. Pengungkapan
Entitas pengelola mengungkapkan terkait dengan investasi, mencakup hal-hal
berikut tetapt tidak terbatas pada:
• Kebijakan akuntansi untuk setiap instrumen investasi yang berasal dari modal.
• Rincian jumlah dan perubahan dana investasi berdasarkan akad yang digunakan.
d. Ayat Jurnal
Pada saat ayat jurnal dibuat, terdapat dua transaksi yang berkaitan, yakni ayat jurnal
untuk transaksi yang pertama dan ayat jurnal untuk transaksi selanjutnya, seperti
piutang investasi. Berikut ilustrasinya.
a. Investasi

Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Investasi xxx

6
Kas/Bank xxx

b. Bukan Investasi
• Piutang Investasi

Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Putang Investasi xxx

Kas/Bank xxx

• Piutang Hasil Investasi

Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Piutang Hasil Investasi xxx

Bagi Hasil Pengelolaan xxx


Investasi Dana Tabarru’

Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Piutang Hasil Investasi xxx

Bagi Hasil Pengelolaan xxx


Investasi Dana Peserta

c. Hasil Pengelolaan Investasi Perusahaan

Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Piutang Hasil Investasi xxx

Hasil Pengelolaan Investasi xxx


Perusahaan

7
2.3 Penerimaan Bagian Dari Hasil Investasi Dana Tabarru’
1. Definisi
Sebagian dana tabarru yang dikumpulkan peserta diinvestasikan agar dapat
berkembang dan digunakan untuk penanggulangan risiko yang lebih besar. Hasil
pengelolaan dana tabarru' tersebut, selanjutnya disertakan kembali ke dalam kumpulan
dana tabarru' peserta, sementara sebagian lainnya dialokasikan ke pengelola sesuai
kesepakatan. Investasi oleh pihak pengelola ini dilakukan, baik dalam kedudukannya
sebagai pihak representatif dari peserta (dalam hal ini menggunakan akad wakalah),
maupun sekaligus dalam kapasitasnya sebagai pengelola (yakni menggunakan akad
mudharabah ataupun mudharabah musytarakah). Hasil investasi tersebut termasuk juga
akumulasi cadangan surplus underwriting dana tabarru' yang nantinya akan menambah
dana tabarru'selain penambahan akibat pembayaran kontribusi peserta.
2. Dasar Regulasi
Merujuk pada PSAK 108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah dan
Peraturan Ketua Bapepam-LK No: PER-06/BL/2011 tanggal 29 April 2011.
3. Perlakuan Akuntansi
a. Pengakuan dan Pengukuran
Perlakuan akuntansi untuk bagian hasil investasi dari dana tabarru' menggunakan
akad mudharabah atau mudharabah musytarakah merujuk pada PSAK yang relevan.
Pada saat penagihan diakui sebagai aset bukan investasi dengan akun Piutang Hasil
Investasi. Sementara untuk penerimaan bagi hasilnya diakui sebagai Bagi Hasil
Pengelolaan Investasi Dana Tabarru
b. Penyajian
Bagian hasil investasi dari dana tabarru' disajikan sebagar Piutang atau Piutang I
lasil Investasi pada Laporan Posisi Keuangan, sementara Bagi Hasil Pengelolaan
Investasi Dana Tabarru disajikan dalam Laporan Laba Rugi.
c. Pengungkapan
Entitas pengelola mengungkapkan terkait bagian dari hasil investasi dana tabarru',
mencakup hal-hal berikut tetapi tidak terbatas pada:

8
• Kebijakan akuntansi untuk setiap instrumen investasi yang dibagihasilkan.
• Rincian jumlah dan sumber bagian dari hasil investasi dana tabarru' berdasarkan
akad yang digunakan.
4. Ayat Jurnal

Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Kas/Piutang Hasil Investasi xxx

Bagi Hasil Pengelolaan Investasi xxx


Dana Tabarru’

2.4 Penerimaan Bagian Dari Hasil Investasi Dana Peserta


1. Definisi
Investasi peserta merupakan salah satu bagian dari dana peserta yang dibayarkan
khusus oleh pemegang polis untuk dikelola secara komersil oleh perusahaan asuransi
syariah, sehingga hasil dari transaksi investasi tersebut dapat kembali sepenuhnya ke
peserta. Pengelola dalam hal ini dapat berkedudukan sebagai pihak representatif dari
peserta (dalam hal ini menggunakan akad wakalah). maupun sekaligus dalam kapasitasnya
sebagai pengelola (yakni menggunakan akad mudharabah ataupun mudharabah
musyarakah).
2. Dasar Regulasi
Merujuk pada PSAK 108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah dan
Peraturan Ketua Bapepam-LK No PER-06/BL/2011 tanggal 29 April 2011.
3. Perlakuan Akuntansi
a. Pengakuan dan Pengukuran

Perlakuan akuntansi untuk bagian hasil investasi dari dana peserta menggunakan
akad mudharabah atau mudharabah musyarakah merujuk pada PSAK yang relevan. Pada
saat penagihan diakui sebagai aset bukan investasi dengan akun Piutang Hasil Investasi.
Sementara untuk penerimaan bagi hasilnya diakui sebagai Bagi Hasil Pengelolaan
Investasi Dana Peserta.

9
b. Penyajian

Bagian hasil investasi dari dana peserta disajikan sebagai Piutang atau Piutang
Hasil Investasi pada Laporan Posisi Keuangan, sementara Bagi Hasil Pengelolaan Investasi
Dana Peserta disajikan dalam Laporan Laba Rugi.

c. Pengungkapan

Entitas pengelola mengungkapkan terkait bagian dari hasil investasi dana peserta,
mencakup hal-hal berikut tetapi tidak terbatas pada:

• Kebijakan akuntansi untuk bagi hasil pengelolaan investasi yang berasal dari dana
peserta.
• Rincian jumlah dana investasi dan bagi hasilnya berdasarkan akad yang digunakan
dalam pengumpulan dan pengelolaan dana investasi tersebut.
4. Ayat Jurnal

Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Kas/Piutang Hasil Investasi xxx

Bagi Hasil Pengelolaan Investasi xxx


Dana Peserta

2.5 Pendapatan Ujrah


1. Definisi
Fee (ujrah) adalah sebagian dari jumlah bruto yang menjadi kewajiban peserta
dalam bentuk kontribusi yang merupakan hak perusahaan asuransi selaku entitas
pengelola.
2. Dasar Regulasi
Merujuk pada PSAK 108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah dan
Peraturan Ketua Bapepam LK No: PER-06/BL/2011 tanggal 29 April 2011.
3. Perlakuan Akuntansi
a. Pengakuan dan Pengukuran

10
Tidak seluruh dana tabarru' yang diterima dari peserta diakui sebagai
pendapatan karena entitas pengelola tidak berhak untuk menggunakan dana
tersebut bagi keperluan operasional perusahaan. Hal ini karena haknya hanya
berupa fee (ujrah) sebagai balas jasa telah mengelola dana peserta. Bagian
kontribusi untuk fee (ujrah) ini selanjutnya diakui sebagai piutang pendapatan ujrah
ke peserta dalam bentuk aset non investasi. Selanjutnya, penerimaan dari fee (ujrah)
tersebut diakui sebagai pendapatan ujrah yang diterima dengan klasifikasi
berdasarkan peruntukannya, meliputi pendapatan ujrah yang diterima atas
pengelolaan risiko, pendapatan ujrah yang diterima atas pengelolaan investasi dana
tabarru, dan pendapatan ujrah yang diterima atas pengelolaan investasi dana
peserta.

b. Penyajian Bagian kontribusi untuk fee (ujrah) yang masih berupa piutang disajikan
sebagai Piutang Pendapatan Ujrah ke Peserta dalam Laporan Posisi Keuangan dan
disajikan sebagai pendapatan sesuai sumbernya. yakni Pendapatan Ujrah yang
Diterima atas Pengelolaan Risiko, Pendapatan Ujrah yang Diterima atas
Pengelolaan Investasi Dana Tabarra, dan Pendapatan Ujrah yang Diterima atas
Pengelolaan Investasi Dana Peserta dalam Laporan Laba Rugi.
c. Pengungkapan
Entitas pengelola mengungkapkan terkait pendapatan ujrah, mencakup hal-hal
berikut tetapi tidak terbatas pada:
• Kebijakan akuntansi untuk ujrah atas pengelolaan dana tabarru dan dana
peserta.
• Rincian jumlah dan persentase komponen kontribusi untuk bagian risiko dan
ujrah dari total kontribusi per jenis asuransi.
4. Ayat Jurnal
a. Piutang Pendapatan Ujrah ke Peserta

Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Kas/Bank xxx

Piutang Pendapatan Ujrah ke Peserta xxx

11
b. Pendapatan Ujrah yang Diterima atas Pengelolaan Risiko

Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Kas/ Piutang Pendapatan Ujrah ke


xxx
Peserta
Pendapatan Ujrah yang Diterima
xxx
atas Pengelolaan Risiko

c. Pendapatan Ujrah yang Diterima atas Pengelolaan Investasi Dana Tabarru’

Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Kas/ Piutang Pendapatan Ujrah ke


xxx
Peserta
Pendapatan Ujrah yang Diterima
atas Pengelolaan Investasi Dana xxx
Tabarru’

a. Pendapatan Ujrah yang Diterima atas Pengelolaan Investasi Dana Peserta

Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Kas/ Piutang Pendapatan Ujrah ke


xxx
Peserta
Pendapatan Ujrah yang Diterima
xxx
atas Pengelolaan Investasi Dana Peserta

12
2.6 BAGIAN SURPLUS UNDERWRITING UNTUK PENGELOLA

1. Definisi.

Penetapan besarnya pembagian surplus underwriting dana tabarru tergantung pada peserta secara
kolektif, regurator, dan/atau manajemen. Berikut pilihan alokasi surplus onderwriting dana tabarru
tersebut.

a. Seluruh surplus underwriting dijadikan sebagai cadangan dana tabarru'.


b. Sebagian sebagai cadangan dana tabarra, sementara sebagian lainnya didistribusikan ke peserta.
c. Sebagian sebagai cadangan dana tabarra, sebagian didistribusikan ke peserta, sementara sebagian
lainnya dialokasikan ke entitas pengelola.
Apabila alternatif ketiga yang menjadi pilihan dalam alokasi surplus underwriting dana tabarru,
maka pengelola dapat memperoleh bagian dari surplus underwriting tersebut.

2. Dasar Regulasi Merujuk pada PSAK 108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah
dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No: PER-06/BL/2011 tanggal 29 April 2011.

3. Perlakuan Akuntansi.

a. Pengakuan dan Pengukuran Bagian surplus underwriting dana tabarru' yang


didistribusikan ke entitas pengelola diakui sebagai pengurang surplus underwriting
dalam Laporan Perubahan Dana Tabarru'. Sementara bagian surplus underwriting dana
tabarru' yang diterima entitas pengelola diakui sebagai pendapatan surplus underwriting
dalam Laporan Laba Rugi.
b. Penyajian Bagian surplus underwriting dana taharru' yang didistribusikan ke entitas
pengelola disajikan secara terpisah pada akun Piutang Alokasi Surplus Underwriting
Dana Tabarru' dalam Laporan Posisi Keuangan. Sementara penerimaannya disajikan
sebagai akun Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru' dalam Laporan Laba Rugi.
c. Pengungkapan Entitas pengelola mengungkapkan terkait bagian surplus underwriting
dana tabarru untuk pengelola, mencakup hal-hal berikut tetapi tidak terbatas pada: 1)
Kebijakan akuntansi terkait alokasi surplus atau defisit underwriting dana tabarru 2)
Rincian jumlah dan persentase komponen yang dijadikan sebagai dasar penentuan
alokasi surplus underwriting dana tabarru'.

13
4. Ayat Jurnal.
a. Piutang Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru’
Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Piutang Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru’ xxx

Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru’ xxx

b. Pendapatan Alokasi Surplus Underwriting


Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Kas/Bank xxx

Piutang Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarru’ xxx

2.7 FEE (UJRAH) REASURANSI


1. Definisi
Reasuransi atau pertanggungan ulang merupakan suatu sistem penyebaran risiko, baik
seluruh maupun sebagian dari pertanggungan yang mampu dilakukan perusahaan asuransi
kepada pihak lain. Berbeda dengan fee (ujrah) yang diterima oleh perusahaan dari peserta
asuransi, ugrah reasuransi dikeluarkan oleh perusahaan asuransi ke perusahaan reasuransi
yang ditunjuk.
2. Dasar Regulasi Merujuk pada PSAK 108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah
dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No: PER-06/B1/2011 tanggal 29 April 2011.
3. Perlakuan Akuntansi
a. Pengakuan dan Pengukuran Ujrah yang dikeluarkan pengelola untuk diberikan ke
perusahaan reasuransi diakui sebagai bebai sebesar persentase yang dihitung dari
kontribusi rasuransi yang dibayarkan. Sementara ujra reasuransi yang terjadi pada saat
pembayaran kontribusi ke perusahaan reasuransi diakui sebaga utang ujrah.
b. Penyajian Pengeluaran untuk ujrah ke perusahaan reasuransi disajikan sebagai beban
pada akun Ujral Reasuransi dalam Laporan Laba Rugi. Sementara ujrah reasuransi

14
yang masih terutang disajikan sebagai kewajiban dengan akun Utang Ujrah Reasuransi
dalam Laporan Posisi Keuangan.
c. Pengungkapan Entitas pengelola mengungkapkan terkait ujrah reasuransi, mencakup
hal-hal berikut tetapi tidak terbatas pada:
➢ Kebijakan akuntansi untuk ujrah reasuransi dan perubahannya.
➢ Piutang ujrah reasuransi.
➢ Rincian berdasarkan jenis asuransi yang dirasuransikan.
➢ Jumlah ujrah reasuransi per jenis asuransi.
4. Ayat Jurnal
Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Ujarah Reasuransi xxx

Kas/Utang Ujarah Reasuransi xxx

2.8 BEBAN OPERASIONAL PENGELOLA


1. Definisi
Beban operasional pengelola meliputi seluruh pengeluaran yang menjadi beban perusahaan
asuransi, di antaranya terdiri dari biaya akuisisi berupa komisi, beban pemasaran, beban
umum dan administrasi, serta beban-beban lainnya yang terkait, termasuk zakat.
2. Dasar Regulasi Merujuk pada PSAK 108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah dan
Peraturan Ketua Bapepam-LK No: PER-06/BL/2011 tanggal 29 April 2011.
3. Perlakuan Akuntansi
a. Pengakuan dan Pengukuran Beban operasional pengelola diakui sebagai biaya
sebagaimana peruntukannya dan besarannya disesuaikan dengan jumlah yang
diatribusikan pada transaksi yang terkait. Biaya akuisisi diakui berdasarkan jumlah yang
dibebankan sebagaimana yang terjadi pada periode/tahun berjalan. Sementara zakat
diakui pada saat pembebanan dari penghasilan yang menjadi komponen dasar
perhitungannya.
b. Penyajian Beban Operasional Pengelola disajikan secara terpisah sesuai peruntukannya
dalam Laporan Laba Rugi. Sementara untuk Zakat yang Masih Terutang disajikan
sebagai kewajiban dalam Laporan Posisi Keuangan.

15
c. Pengungkapan Entitas pengelola mengungkapkan terkait beban operasional pengelola,
mencakup hal-hal berikut tetapi tidak terbatas pada:
➢ Kebijakan akuntansi terkait alokasi biaya akuisisi berupa komisi pada setiap tahun
berjalan.
➢ Rincian jumlah dan komponen yang terakumulasi dalam beban operasional
pengelola sesuai peruntukannya.
➢ Perhitungan atas zakat yang dibayarkan berdasarkan sumber dan jumlahnya.

4. Ayat Jurnal
a. Biaya Akuisisi
Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Beban Komisi-Tahun Bersama xxx

Bebas Komisi-Tahun Lanjutan xxx

Beban Komisi-Overriding xxx

Beban-beban Lainnya xxx

Kas/Bank xxx

b. Beban Pemasaran
Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Beban Pemasaran xxx

Kas/Bank xxx

c. Beban Umum dan Administrasi


Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Beban Umum dan Administrasi xxx

Kas/Bank xxx

16
d. Zakat
Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Zakat xxx

Kas/Utang/Zakat xxx

2.9 PINJAMAN DEFISIT (QARDH)


1. Definisi
Apabila terjadi delisit underwriting dana tabarru, maka entitas pengelola wajib menutupi
kekurangan tersebut dalam bentuk pinjaman (gardh). Pengembalian gardh tersebut ke
entitas pengelola berasal dari surplus underwriting dana tabarru yang akan datang.
2. Dasar Regulasi
Merujuk pada PSAK 108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah dan Peraturan
Ketua Bapepam LK No: PER-06/B1/2011 tanggal 29 April 2011.
3. Perlakuan Akuntansi!
a. Pengakuan dan Pengukuran Pinjaman (gardh) yang diberikan oleh perusahaan manakala
terjadi defisit atas pengelolaan dana tabarru diakui sebagai pinjaman dari perusahaan ke
kumpulan dana peserta pada saat entitas asuransi menyalurkan dana talangan. Nilai
pinjaman (all) sebesar kekurangan dana yang dibutuhkan. Pengembalian pinjaman
(qardh) dapat dilakukan, baik dengan alokasi surplus underwriting dana tabarru' dari
periode berikutnya, maupun dengan penambahan jumlah kontribusi dari peserta untuk
menutupi defisit yang terjadi, dan hal tersebut diakui sebagai pengurang pinjaman
(qardh) tersebut.
b. Penyajian Pinjaman defisit yang diberikan oleh entitas pengelola disajikan secara
terpisah pada akun Piutang dalam Laporan Posisi Keuangan pengelola atau sekaligus
menjadi beban di periode berjalan dan disajikan di dalam Laporan Laba Rugi.
Sementara bagi peserta, pinjaman defisit yang diberikan oleh entitas pengelola disajikan
secara terpisah sebagai kewajiban dalam Laporan Posisi Keuangan peserta.
c. Pengungkapan
Entitas pengelola mengungkapkan terkait pinjaman defisit (qardh) dari pengelola,
mencakup hal-hal berikut tetapi tidak terbatas pada:
➢ Kebijakan akuntansi terkait perlakuan atas transaksi pinjaman defisit (qardh).

17
➢ Kebijakan terkait sumber dan jumlah pinjaman qardh untuk menutup defisit
underwriting yang terjadi beserta metode pengembaliannya.
4. Ayat Jurnal
Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Piutang Qardh xxx

Kas/Bank xxx

18
BAB III

PENUTUP

2.8 Kesimpulan

Transakasi Perusahaan Asuransi Entitas asuransi syariah sebagaimana disebutkan dalam PSAK 108
terdiri dari asuransi umum syariah, asuransi jiwa syariah, reasuransi syariah, serta unit usaha syariah dari
entitas asuransi dan reasuransi konvensional.

Investasi perusahaan merupakan kegiatan investasi yang dilakukan oleh pengelola yang bersumber dari
modal perusahaan untuk memperoleh keuntungan dengan menggunakan akad mudharabah atau
mudharabah musytarakah bila digabungkan dengan dana peserta.

Investasi peserta merupakan salah satu bagian dari dana peserta yang dibayarkan khusus oleh pemegang
polis untuk dikelola secara komersil oleh perusahaan asuransi syariah, sehingga hasil dari transaksi
investasi tersebut dapat kembali sepenuhnya ke peserta.

Beban operasional pengelola meliputi seluruh pengeluaran yang menjadi beban perusahaan asuransi, di
antaranya terdiri dari biaya akuisisi berupa komisi, beban pemasaran, beban umum dan administrasi,
serta beban-beban lainnya yang terkait, termasuk zakat.

Apabila terjadi delisit underwriting dana tabarru, maka entitas pengelola wajib menutupi kekurangan
tersebut dalam bentuk pinjaman (gardh).

2.9 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi lebih
sempurnanya makalah yang akan datang. Semoga dengan adanya makalah yang berjudul
“Akuntansi Dana Pengelola” ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih
mendalam bagi penyusun dan pembaca. Aamiin Allohumma Aamiin

19
DAFTAR PUSTAKA

Bayinah, A., Mardian, S., Mulyani, S., & Maulidha, E. (2017). Akuntansi Asuransi Syariah.
Jakarta : Salemba Empat.

20
LAMPIRAN

i. LAPORAN PROGRES
26 Oktober 2022 : Mencari referensi
26 Oktober 2022 : Diskusi dan pembagian tugas
1 - 2 November 2022 : Pengerjaan Makalah dan PPT
13 November 2022 : Cek Plagiasi
13-14 November 2022: Pembagian dan Pengerjaan Tugas Presentasi
Pengerjaan Makalah :
1. Exan Yuwandono
2. Muhamad Subhaan

Pengerjaan PPT :

1. Elvin Riki Cholis Nur Hidayat


2. Syendy Armanto

ii. BUKTI CEK PLAGIASI

21

Anda mungkin juga menyukai