Anda di halaman 1dari 17

INVESTASI PADA INSTRUMEN EKUITAS

Dosen Pengampu : Dr. Jamaluddin, SE.,M.Si.,Ak

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. Iif Iftiyani (2101036043)


2. Ismawati (2101036044)
3. Melisa Siti Rahmaniah (2101036060)
4. Naadiyah Atikah Putri (2101036053)
5. Nirwana Fauziah Juniar (2101036051)
6. Nur Salsabila (2101036072)
7. Nur Zahra Sabina (2101036039)
8. Yulia Iriawanti (2101036062)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

ANGKATAN 2021
KATA PENGANTAR

Pertama-pertama Kami ucapkan Allhamdulillah dan puji syukur kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “INVESTASI PADA INSTRUMEN EKUITAS” dengan
tepat waktu. Makalah ini juga merupakan tugas dari bapak Dr. Jamaluddin,
SE.,M.Si.,Ak. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Akuntansi Keuangan
Lanjutan 1.

Selain itu tidak lupa Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr.
Jamaluddin, SE.,M.Si.,Ak. karena telah memberikan pelajaran terkait “Akuntansi
Keuangan”.

Penulisan makalah ini juga membantu Kami untuk mengetahui tentang


investasi. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Samarinda, 30 Agustus 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG .........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3
A. KARAKTERISTIK DAN METODE ATAS INVESTASI PADA
INSTRUMEN EKUITAS............................................................................................3
B. METODE BIAYA DAN NILAI WAJAR ...........................................................5
C. METODE EKUITAS ...........................................................................................7
D. ALOKASI SELISIH ATAS BIAYA PEROLEHAN INVESTASI .....................8
E. PENGHENTIAN PENGAKUAN ........................................................................9
F. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN ............................................................9
G. ISU LAIN SEPUTAR METODE EKUITAS ....................................................10
BAB III PENUTUP ......................................................................................................13
A. Kesimpulan ........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan
penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat
dalam kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai
akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan
datang.
Menurut PSAK 50 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: Penyajian, instrumen
ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas
setelah dikurangi dengan seluruh liabilitisnya. Investasi pada instrumen ekuitas
mencerminkan kepemilikan atas saham yang diterbitkan oleh entitas lain.
Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa keuntungan,
yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat
posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting
dalam perusahaan. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan
sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan.
Penilaian kinerja sebagian atau seluruhnya perusahaan dapat dinilai dari
penggunaan kas untuk investasi. Untuk sebuah perusahaan, investasi adalah cara untuk
menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi
merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu
keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan investasi,
investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan perusahaan.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut, kita dapat merumuskan bahwa
masalah yang akan dibahas yakni,
1. Bagaimana karakteristik dan metode atas Investasi pada Instrumen Ekuitas?
2. Apa saja yang termasuk pada Metode Biaya/Nilai Wajar?

1
3. Bagaimana yang dimaksud dengan Metode Ekuitas?
4. Apa saja Isu lain seputar Metode Ekuitas?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dibuatnya Makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, tujuan Makalah ini dibuat untuk menambah
wawasan kami sebagai mahasiswa jurusan akuntansi dan juga teman-teman yang
nantinya membaca isi Makalah ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK DAN METODE ATAS INVESTASI PADA INSTRUMEN


EKUITAS

Menurut PSAK 50 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: Penyajian, instrument


ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas asset suatu entitas
setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Pada perseroan terbatas, hak residual ini
terdapat pada saham sehingga instrumen ekuitas yang akan dibahas. Dinyatakan bahwa
investasi pada instrument ekuitas yang diterbitkan entitas lain memenuhi definisi
instrument keuangan yaitu aset keuangan. Pihak yang menerbitkan saham disebut
investee sedangkan pihak yang memiliki saham disebut investor.

Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas, saham


memberikan hak kepada pemilknya untuk:

1. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi
3. Menjalankan hak lainnya berdasarkan undang-undang ini.
Hak suara yang dimiliki oleh investor memungkinkan investor memengaruhi
atau mengendalikan keputusan atau kebijakan pada Perseroan Terbatas. Karakteristik
inilah yang membedakan dengan investasi pada instrument utang, dimana hak investor
pada instrument utang hanya sebatas penerimaan bunga dan pengembalian pokok utang.
Sedangkan hak investor atas investasi pada instrument ekuitas tidak hanya sebatas
penerimaan dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi. Dampak ats keberadaan hak suara
inilah yang menyebabkan pengaruh investor atas investee.

Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan


kebijakan keuangan dan operasional investee. Tetapi tidak mengedalikan bersama atas
kebijakan tersebut. Walaupun tidak berlaku mutlak, biasanya pengaruh signifikan

3
diperoleh jika kepemilikan investor baik secara langsung atau tidak langsung sebesar
20% hingga 50%, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat pengaruh
signifikan. Pengaru signifikan oleh investor umunya dapat dibuktikan dengan satu atau
lebih indicator:

1. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee
2. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya
3. Adanya transaksi material antara entitas dengan investee
4. Pertukaran personel manajerial atau
5. Penyediaan informasi teknis pokok

Metode Akuntansi atas Investasi pada Instrumen Ekuitas

Jika tidak ada pengaruh signifikan maka pencatatan akuntansi menggunakan


metode biaya/nilai wajar. Sementara itu jika terdapat pengaruh signifikan, maka
digunakan metode ekuitas. Metode biaya/nilai wajar mengacu pada PSAK 55 (Revisi
2014) Instrumen Keuangan-Pengakuan dan Pengukuran, sedangkan metode ekuitas
mengacu pada PSAK 15 (Revisi 2014).

Metode Ekuitas dan Nilai Wajar

Dalam PSAK 15 (Revisi 2014), jika investor memiliki pengaruh signifikan atas
investasinya pada saham investee, maka dicatat menggunakan metode ekuitas. Pada
metode ekuitas, investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan, namun
selanjutnya diukur dan disajikan sesuai dengan nilai ekuitas entitas asosiasi secara
proporsional. Karena acuan pengukuran dan penyajian atas nilai tercatat investasi
adalah nilai ekuitas entitas asosiasi, maka disebut dengan metode ekuitas Jika sebagian
dari investasi tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai PSAK 58
(Revisi 2009) Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan, maka sisa yang tidak akan dijual tetap menggunakan metode ekuitas
sampai penjualan sebagian tersebut terjadi dan mengakibatkan hilangnya pengaruh
signifikan. Pembahasan lebih dalam atas metode ekuitas akan dipaparkan lebih lanjut
pada bagian berikutnya.

4
B. METODE BIAYA DAN NILAI WAJAR
Pengakuan dan Pengukuran

Pada metode biaya, investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan.
Setelah pengakuan awal, investasi tetap diukur pada biaya perolehan. Ketika investee
mengumumkan dividen, investor mengakuinya sebagai pendapatan secara
proporsional atas kepemilikan sahamnya. Nilai investasi dengan metode biaya hanya
berubah jika ditambah, dijual, atau mengalami penurunan nilai. Sedangkan pada
metode nilai wajar, perlakuan akuntansinya hampir sama dengan metode biaya,
kecuali setelah pengakuan awal, investasi diukur pada nilai wajar. Berikut adalah
contoh penggunaan metode biaya dan nilai wajar.

Contoh Metode Biaya dan Nilai Wajar

Pada tanggal 10 Januari 2015, Investor A memiliki investasi sebesar 20% atas saham
beredar Investee dengan biaya perolehan Rp300.000.000. Setelah dilakukan analisis
atas kepemilikan tersebut, Investor A tidak memiliki pengaruh signifikan atas investee.
Selama tahun 2015, investee membagikan dividen pada tanggal 1 April sebesar
Rp100.000.000 dan melaporkan laba bersih sebesar Rp200.000.000. Pada akhir tahun
2015, nilai wajar saham investee adalah Rp110 per lembar. Jumlah saham beredar
investee selama tahun 2015 adalah 15.000.000 lembar. Ketika perolehan awal,
Investor A mengakui investasi sebesar biaya perolehan dengan jurnal:

10 Januari 2015
Investasi 300.000.000
Kas 300.000.000
Jika Investor A menggunakan metode nilai wajar, maka investasi tersebut harus
diklasifikasikan lebih lanjut sebagai Nilai Wajar melalui Laba Rugi (Fair Value
through Profit or Lou) atau Tersedia untuk Dijual (Available for Sale) sesuai ketentuan
dalam PSAK 55 (Revisi 2014). Bab ini tidak membahas kedua klasifikasi tersebut
lebih lanjut, sehingga hanya dicatat sebagai investasi. Pada saat investee

5
mengumumkan dividen, Investor A mengakuinya sebagai pendapatan sebesar 20% x
Rp100.000.000 dengan jurnal:

1 April 2015
Plutang Dividen 200.000.000
Pendapatan Dividen 200.000.000

Ketika dividen diterima, maka diakui kas akan menghapus piutang dividen. Jika
Investor A menggunakan metode biaya, maka nilai investasi tetap diukur pada biaya
perolehannya, sehingga sampai akhir tahun 2015 nilai tercatat investasi tidak berubah.
Sementara itu, jika menggunakan metode nilai wajar investasi akan diukur sebesar
nilai wajar pada tanggal pelaporan. Jika Investor A menyusun laporan keuangan pada
akhir tahun 2015, maka diperlukan penyesuaian atas nilai wajar dengan jurnal berikut
ini:

31 Desember 2015
Investasi 30.000.000
Keuntungan (kerugian) selisih nilai wajar 30.000.000

Nilai tersebut adalah selisih antara nilai wajar akhir tahun 2015 yaitu Rp330.000.000
(20% x 15.000.000 lembar x Rp110) dengan nilai tercatat sebelumnya yaitu
Rp300.000.000. Proses penyesuaian terhadap nilai wajar juga dilakukan pada tahun-
tahun berikutnya. Jika investasi diklasifikasikan sebagai Nilai Wajar melalui Laba
Rugi (Fair Value through Profit or Loss), keuntungan (kerugian) selisih nilai wajar
diakui di Laporan Laba Rugi. Namun, jika investasi diklasifikasikan sebagai Tersedia
untuk Dijual (Available for Sale), keuntungan (kerugian) selisih nilai wajar diakui
sebagai penghasilan komprehensif lain. Perlakuan akuntansi dengan metode nilai
wajar yang lebih rinci dapat dilihat di buku Akuntansi Keuangan Menengah.

Penyajian dan Pengungkapan

Pada metode biaya, investasi disajikan tetap sebesar biaya perolehan yang juga
merupakan nilai tercatatnya. Sedangkan pada metode nilai wajar, nilai tercatat

6
investasi disesuaikan terhadap nilai wajar pada tanggal pelaporan sesuai ketentuan
pada PSAK 55 (Revisi 2014).

C. METODE EKUITAS
Pengakuan dan Pengkuran
Berdasarkan PSAK 15 (Revisi 2014) investasi dengan metode ekuitas pada
awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Setelah pengakuan awal, investasi diukur
secara proporsional terhadap nilai ekuitas entitas asosiasi. Jika nilai ekuitas entitas
asosiasi meningkat, maka investor mengakui peningkatan tersebut terhadap nilai
tercatat investasinya secara proporsional atas kepemilikannya dan sebaliknya.
Perubahan atas nilai ekuitas entitas asosiasi dapat terjadi akibat:
1. Pengakuan laba atau rugu bersih entitas asosiasi
2. Pembagian dividen oleh entitas asosiasi
3. Pengakuan penghasilan komprehensif lain oleh entitas asosiasi

Contoh metode ekuitas

Pada tanggal 10 januari 2015, investor A memiliki investasi sebesar 20% atas saham
yang beredar investee dengan biaya perolehan Rp 300.000.000. setelah dilakukan
analisisi atas kepemilikan, investor memiliki pengaruh signifikan atas investee.
Selama tahun 2015, investee membagikan dividen tanggal 1 April sebesar Rp
100.000.000. Melaporkan laba bersih sebesar Rp 200.000.000 dan mengakui surplus
revaluasi atas aset tetap senilai Rp 30.000.000

Jurnal:

Investasi pada entitas asosiasi 300.000.000

Kas 300.000.000

(mencatat pengakuan perolehan awal investasi)

Piutang dividen 300.000.000

Investasi pada entitas asosiasi 300.000.000

7
(mencatat pengakuan piutang atas pembagian dividen)

Investasi pada entitas asosiasi 40.000.000

Bagian laba entitas asosiasi 40.000.000

(mencatat pengakuan bagian laba atas entitas asosiasi)

Investasi pada entitas asosiasi 6.000.000

Penghasilan komprehensif lain 6.000.000

Jika perolehan investasi dilakukan pada periode interim, missal tanggal 1 April
2015, maka bagian atas laba bersih yang dilaporkan investee hanya diakui oleh
investor A untuk 1 April 2015 hingga 31 Desember 2015. Sedangkan pengakuan
penerimaan dividen tidak dipengaruhi tanggal perolehan sepanjang investor A masih
memiliki ha katas dividen tersebut. Setiap aset pada umumnya berpotensi mengalami
penurunan nilai, termasuk investasi pada entitas asosiasi. Investasi pada saham
merupakan instrument keuangan sehingga investor menerapkan persyaratan dalam
PSAK 55untuk menguji apakah terdapat indikasi tambahan rugi penurunan nilai secara
terpisah dengan menerapkan persyaratan pengujian penurunan.

D. ALOKASI SELISIH ATAS BIAYA PEROLEHAN INVESTASI


Saat perolehan investasi, setiap selisih antara biaya perolehan investasi dengan
bagian entitas atas nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi dari investee
dicatat dengan cara sebagai berikut:
1. Goodwill yang terkait dengan entitas asosiasi termasuk dalam jumlah tercatat
investasi. Amortisasi goodwill tersebut tidak diperkenankan
2. Setiap selisih lebih bagian entitas atas nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi
dari investee terhadap biaya perolehan investasi dimasukkan sebagai penghasilan

8
dalam menentukan bagian entitas atas laba rugi entitas asosiasi atau ventura bersama
pada periode investasi diperoleh.

E. PENGHENTIAN PENGAKUAN
Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal investasinya berhenti
menjadi investasi pada entitas asosiasi yaitu ketika:
1. Investasi menjadi investasi pada anak perusahaan, maka investor mencatat
investasinya sesuai dengan PSAK 22 (Revisi 2010) dan PSAK 65
2. Menjual sebagian investasinya, dan sisa kepentingan dalam entitas asosiasi merupakan
aset keuangan, maka investor mengukur sisa kepentingan tersebutpada nilai wajar
sesuai PSAK 55 (Revisi 2014). Investor mengakui dalam laba rugi selisih apapun
antara:
a. Nilai wajar sisa kepentingan apapun dan hasil apapun dari pelepasan sebagian
kepentingan pada entitas asosiasi aau ventura bersama
b. Jumlah tercatat investasi pada tanggal penggunaan metode ekuitas dihentikan

Ketika investor menghentikan penggunaan metode ekuitas, maka seluruhjumlah yang


sebelumnya telah diakui oleh investor dalam penghasilan komprehensif lain
direlklasifikasikan dari ekuitas ke laporan laba rugi. Jika bagian kepemilikan investor
pada entitas asosiasi berkurang tetapi investor tetap menerapkan metode ekuitas, maka
investor mereklasifikasikan ke laba rugi proporsi keuntungan atau kerugian yang telah
diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lainnya.

F. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN


Pengungkapan yang disyaratkan PSAK 67 pengungakapan kepentingan dalam entitas lain
terkait investasi pada entitas asosiasi adalah untuk setiap entitas asosiasi yang material
bagi entitas pelapor:
1. Nama pengaturan bersama atau entitas asosiasi
2. Sifat hubungan entitas dengan pengaturan bersama atau entitas social
3. Lokasi utama kegiatan usaha, pengaturan bersama atau entitas asosiasi
4. Proporsi bagian kepentingan atau penyertaan modal yang dimiliki oleh entitas dan jika
berbeda proporsi hak suara yang dimiliki

9
G. ISU LAIN SEPUTAR METODE EKUITAS

Nilai Tercatat Investasi Negatif Pada Metode Ekuitas


Jika nilai tercatat investasi menjadi nol atau negatif akibat bagian investor terhadap rugi
entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepetingannya pada entitas asosiasi, maka
investor menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut, setelah kepentingan
entitas dikurangkan menjadi nol, tambhan kerugian dicadangkan.
Contoh
Pada awal tahun 2015, investor D memiliki investasi sebesar 40% atas saham beredar
entitas asosiasi dengan nilai tercatat Rp 200.000.000. selama tahun 2015, investee
membagikan dividen pada tanggal 1 April sebesar Rp 100.000.000, melaporkan rug
bersih sebesar Rp 450.000.000 . pada saat entitas asosiasi mengumumkan dividen,
investor D mengurangi nilai tercatat sebesar 40% x Rp 100.000.000 dengan jurnal:

Piutang Dividen 40.000.000


Investasi Pada Entitas Asosiasi 40.000.000
(mencatat pengakuan piutang atas pengumuman dividen)

Bagian laba atas entitas asosiasi 160.000.000


Investasi pada entitas asosiasi 160.000.000

Transaksi Hulu dan Hilir


Transaksi tersebut tersebut dapat berupa jual-beli aset ataupun jasa yang menghasilkan
keuntungan atau kerugian. Jika investor bertindak sebagai pihak penjual dan entitas
asosiasi sebagai pembeli maka transaksi tersebut disebut dengan transaksi hulu, dan jika
sebaliknya disebut sebagai transaksi hilir. Keunutngan dan kerugia yang dihasilkan dari
transaksi hilir dan hulu antara investor dan entitas asosiasinnya diakui dalam laporan
keuangan investor tersebut hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas asosiasi.
Contoh
PT Investee adalah entitas asosiasi dari investor dengan kepemilikan 40% pada tahun
2015, PT Investee menjual persediaan kepada investor dengan keunutngan Rp 20.000.000

10
sampai dengan akhir tahun 2015, 20% atas persediaan tersebutbelum terjual oleh PT
Investor kepada pihak ketiga. Keunutngan Rp 20.000.000 sudah diperhitungkan dalam
laba bersih yang di laporkan PT Investor. Keuntungan belum terealisasi bagi investor
adalah sebagai berikut:

Total keuntungan 25.000.000

Belum terealisasi 20%

Keuntungan belum terealisasi 5.000.000

Bagian investor 2.000.000

Keuntungan belum terealisasi adalah 5.000.000 namun karena transaksi hulu dimana PT
Investee hanya dimiliki 40% oleh investor, maka bagian investor atas keuntungan
tersebut yaitu Rp 2.000.000 harus dieliminasi dengan jurnal:

Bagian laba atas Entitas asosiasi 2.000.000

Investasi pada entitas asosiasi 2.000.000

(mencatat keuntungan belum direalisasiatas transaksi hulu)

Bagian laba atas entitas asosiasi 5.000.000

Investasi pada entitas asosiasi 5.000.000

Berdasarkan pemaparan ini dapat disimpulkan bahwa jurnal investasi yang dicatat oleh
investor atas entitas asosiasi dapat meliputi:

1. Investasi awal saat perolehan


2. Pengumuman dividen oleh entitas asosiasi
3. Pengumuman laba bersih oleh entitas asosiasi
4. Amortisasi atas selisih nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi dari investee
terhadap biaya perolehan investasi

11
5. Transaksi hulu dan hilir
6. Penurunan nilai

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Investasi pada instrumen ekuitas mencerminkan kepemilikan atas saham yang
diterbitkan oleh entitas lain. Perbedaan antara investasi pada instrumen utang dan
ekuitas terletak pada hak suara yang dimiliki oleh investor dan memungkinkannya
memengaruhi atau mengendalikan keputusan atau kebijakan pada Perseroan Terbatas.
Hal ini yang menyebabkan pengaruh investor terhadap investee menjadi berbeda-beda.
Secara umum tingkat pengaruh investor atas kepemilikan saham dibagi menjadi empat
yaitu, tidak memiliki pengaruh, pengaruh signifikan, pengendalian bersama dan
pengendalian.

Metode pencatatan akuntansi atas investasi pada saham terdiri dari metode biaya,
metode nilai wajar, dan metode ekuitas. Metode biaya atau nilai wajar ini digunakan
apabila investor tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap investee, sedangkan
metode ekuitas digunakan apabila investor memiliki pengaruh signifikan atas investee.
Pada metode biaya ini, nilai tercatat investasi diakui, diukur, dan disajikan sebesar
biaya perolehan, sedangkan pada nilai wajar nilai tercatat investasi diakui pada biaya
perolehan, tetapi diukur dan disajikan pada nilai wajar, sementara pada metode ekuitas
nilai tercatat diakui, diukur, dan disajikan sebesar proporsi kepemilikan investor atas
nilai ekuitas investee.

Setiap aset pada umumnya berpotensi mengalami penurunan nilai, termasuk


investasi pada entitas asosiasi. Investasi pada saham merupakan instrumen keuangan
sehingga investor menerapkan persyaratan dalam PSAK 5 (Revisi 2014) untuk
menguji apakah terdapat indikasi tambahan rugi penurunan nilai atas investasi pada
entitas asosiasi. Karena goodwill yang membentuk bagian dari nilai tercatat investasi
pada entitas asosiasi dan tidak diakui secara terpisah, maka tidak dilakukan pengujian
penurunan nilai secara terpisah dengan menerapkan persyaratan pengujian penurunan
nilai goodwill dalam PSAK 48 (Revisi 2009) Penurunan Nilai Aset.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Martani, dkk, 2016. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Berbasis PSAK, Jakarta :
Salemba Empat.

14

Anda mungkin juga menyukai