UNIVERSITAS MULAWARMAN
ANGKATAN 2021
KATA PENGANTAR
Pertama-pertama Kami ucapkan Allhamdulillah dan puji syukur kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “INVESTASI PADA INSTRUMEN EKUITAS” dengan
tepat waktu. Makalah ini juga merupakan tugas dari bapak Dr. Jamaluddin,
SE.,M.Si.,Ak. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Akuntansi Keuangan
Lanjutan 1.
Selain itu tidak lupa Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr.
Jamaluddin, SE.,M.Si.,Ak. karena telah memberikan pelajaran terkait “Akuntansi
Keuangan”.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan
penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat
dalam kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai
akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan
datang.
Menurut PSAK 50 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: Penyajian, instrumen
ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas
setelah dikurangi dengan seluruh liabilitisnya. Investasi pada instrumen ekuitas
mencerminkan kepemilikan atas saham yang diterbitkan oleh entitas lain.
Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa keuntungan,
yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat
posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting
dalam perusahaan. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan
sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan.
Penilaian kinerja sebagian atau seluruhnya perusahaan dapat dinilai dari
penggunaan kas untuk investasi. Untuk sebuah perusahaan, investasi adalah cara untuk
menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi
merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu
keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan investasi,
investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan perusahaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut, kita dapat merumuskan bahwa
masalah yang akan dibahas yakni,
1. Bagaimana karakteristik dan metode atas Investasi pada Instrumen Ekuitas?
2. Apa saja yang termasuk pada Metode Biaya/Nilai Wajar?
1
3. Bagaimana yang dimaksud dengan Metode Ekuitas?
4. Apa saja Isu lain seputar Metode Ekuitas?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dibuatnya Makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, tujuan Makalah ini dibuat untuk menambah
wawasan kami sebagai mahasiswa jurusan akuntansi dan juga teman-teman yang
nantinya membaca isi Makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi
3. Menjalankan hak lainnya berdasarkan undang-undang ini.
Hak suara yang dimiliki oleh investor memungkinkan investor memengaruhi
atau mengendalikan keputusan atau kebijakan pada Perseroan Terbatas. Karakteristik
inilah yang membedakan dengan investasi pada instrument utang, dimana hak investor
pada instrument utang hanya sebatas penerimaan bunga dan pengembalian pokok utang.
Sedangkan hak investor atas investasi pada instrument ekuitas tidak hanya sebatas
penerimaan dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi. Dampak ats keberadaan hak suara
inilah yang menyebabkan pengaruh investor atas investee.
3
diperoleh jika kepemilikan investor baik secara langsung atau tidak langsung sebesar
20% hingga 50%, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat pengaruh
signifikan. Pengaru signifikan oleh investor umunya dapat dibuktikan dengan satu atau
lebih indicator:
1. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee
2. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya
3. Adanya transaksi material antara entitas dengan investee
4. Pertukaran personel manajerial atau
5. Penyediaan informasi teknis pokok
Dalam PSAK 15 (Revisi 2014), jika investor memiliki pengaruh signifikan atas
investasinya pada saham investee, maka dicatat menggunakan metode ekuitas. Pada
metode ekuitas, investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan, namun
selanjutnya diukur dan disajikan sesuai dengan nilai ekuitas entitas asosiasi secara
proporsional. Karena acuan pengukuran dan penyajian atas nilai tercatat investasi
adalah nilai ekuitas entitas asosiasi, maka disebut dengan metode ekuitas Jika sebagian
dari investasi tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai PSAK 58
(Revisi 2009) Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan, maka sisa yang tidak akan dijual tetap menggunakan metode ekuitas
sampai penjualan sebagian tersebut terjadi dan mengakibatkan hilangnya pengaruh
signifikan. Pembahasan lebih dalam atas metode ekuitas akan dipaparkan lebih lanjut
pada bagian berikutnya.
4
B. METODE BIAYA DAN NILAI WAJAR
Pengakuan dan Pengukuran
Pada metode biaya, investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan.
Setelah pengakuan awal, investasi tetap diukur pada biaya perolehan. Ketika investee
mengumumkan dividen, investor mengakuinya sebagai pendapatan secara
proporsional atas kepemilikan sahamnya. Nilai investasi dengan metode biaya hanya
berubah jika ditambah, dijual, atau mengalami penurunan nilai. Sedangkan pada
metode nilai wajar, perlakuan akuntansinya hampir sama dengan metode biaya,
kecuali setelah pengakuan awal, investasi diukur pada nilai wajar. Berikut adalah
contoh penggunaan metode biaya dan nilai wajar.
Pada tanggal 10 Januari 2015, Investor A memiliki investasi sebesar 20% atas saham
beredar Investee dengan biaya perolehan Rp300.000.000. Setelah dilakukan analisis
atas kepemilikan tersebut, Investor A tidak memiliki pengaruh signifikan atas investee.
Selama tahun 2015, investee membagikan dividen pada tanggal 1 April sebesar
Rp100.000.000 dan melaporkan laba bersih sebesar Rp200.000.000. Pada akhir tahun
2015, nilai wajar saham investee adalah Rp110 per lembar. Jumlah saham beredar
investee selama tahun 2015 adalah 15.000.000 lembar. Ketika perolehan awal,
Investor A mengakui investasi sebesar biaya perolehan dengan jurnal:
10 Januari 2015
Investasi 300.000.000
Kas 300.000.000
Jika Investor A menggunakan metode nilai wajar, maka investasi tersebut harus
diklasifikasikan lebih lanjut sebagai Nilai Wajar melalui Laba Rugi (Fair Value
through Profit or Lou) atau Tersedia untuk Dijual (Available for Sale) sesuai ketentuan
dalam PSAK 55 (Revisi 2014). Bab ini tidak membahas kedua klasifikasi tersebut
lebih lanjut, sehingga hanya dicatat sebagai investasi. Pada saat investee
5
mengumumkan dividen, Investor A mengakuinya sebagai pendapatan sebesar 20% x
Rp100.000.000 dengan jurnal:
1 April 2015
Plutang Dividen 200.000.000
Pendapatan Dividen 200.000.000
Ketika dividen diterima, maka diakui kas akan menghapus piutang dividen. Jika
Investor A menggunakan metode biaya, maka nilai investasi tetap diukur pada biaya
perolehannya, sehingga sampai akhir tahun 2015 nilai tercatat investasi tidak berubah.
Sementara itu, jika menggunakan metode nilai wajar investasi akan diukur sebesar
nilai wajar pada tanggal pelaporan. Jika Investor A menyusun laporan keuangan pada
akhir tahun 2015, maka diperlukan penyesuaian atas nilai wajar dengan jurnal berikut
ini:
31 Desember 2015
Investasi 30.000.000
Keuntungan (kerugian) selisih nilai wajar 30.000.000
Nilai tersebut adalah selisih antara nilai wajar akhir tahun 2015 yaitu Rp330.000.000
(20% x 15.000.000 lembar x Rp110) dengan nilai tercatat sebelumnya yaitu
Rp300.000.000. Proses penyesuaian terhadap nilai wajar juga dilakukan pada tahun-
tahun berikutnya. Jika investasi diklasifikasikan sebagai Nilai Wajar melalui Laba
Rugi (Fair Value through Profit or Loss), keuntungan (kerugian) selisih nilai wajar
diakui di Laporan Laba Rugi. Namun, jika investasi diklasifikasikan sebagai Tersedia
untuk Dijual (Available for Sale), keuntungan (kerugian) selisih nilai wajar diakui
sebagai penghasilan komprehensif lain. Perlakuan akuntansi dengan metode nilai
wajar yang lebih rinci dapat dilihat di buku Akuntansi Keuangan Menengah.
Pada metode biaya, investasi disajikan tetap sebesar biaya perolehan yang juga
merupakan nilai tercatatnya. Sedangkan pada metode nilai wajar, nilai tercatat
6
investasi disesuaikan terhadap nilai wajar pada tanggal pelaporan sesuai ketentuan
pada PSAK 55 (Revisi 2014).
C. METODE EKUITAS
Pengakuan dan Pengkuran
Berdasarkan PSAK 15 (Revisi 2014) investasi dengan metode ekuitas pada
awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Setelah pengakuan awal, investasi diukur
secara proporsional terhadap nilai ekuitas entitas asosiasi. Jika nilai ekuitas entitas
asosiasi meningkat, maka investor mengakui peningkatan tersebut terhadap nilai
tercatat investasinya secara proporsional atas kepemilikannya dan sebaliknya.
Perubahan atas nilai ekuitas entitas asosiasi dapat terjadi akibat:
1. Pengakuan laba atau rugu bersih entitas asosiasi
2. Pembagian dividen oleh entitas asosiasi
3. Pengakuan penghasilan komprehensif lain oleh entitas asosiasi
Pada tanggal 10 januari 2015, investor A memiliki investasi sebesar 20% atas saham
yang beredar investee dengan biaya perolehan Rp 300.000.000. setelah dilakukan
analisisi atas kepemilikan, investor memiliki pengaruh signifikan atas investee.
Selama tahun 2015, investee membagikan dividen tanggal 1 April sebesar Rp
100.000.000. Melaporkan laba bersih sebesar Rp 200.000.000 dan mengakui surplus
revaluasi atas aset tetap senilai Rp 30.000.000
Jurnal:
Kas 300.000.000
7
(mencatat pengakuan piutang atas pembagian dividen)
Jika perolehan investasi dilakukan pada periode interim, missal tanggal 1 April
2015, maka bagian atas laba bersih yang dilaporkan investee hanya diakui oleh
investor A untuk 1 April 2015 hingga 31 Desember 2015. Sedangkan pengakuan
penerimaan dividen tidak dipengaruhi tanggal perolehan sepanjang investor A masih
memiliki ha katas dividen tersebut. Setiap aset pada umumnya berpotensi mengalami
penurunan nilai, termasuk investasi pada entitas asosiasi. Investasi pada saham
merupakan instrument keuangan sehingga investor menerapkan persyaratan dalam
PSAK 55untuk menguji apakah terdapat indikasi tambahan rugi penurunan nilai secara
terpisah dengan menerapkan persyaratan pengujian penurunan.
8
dalam menentukan bagian entitas atas laba rugi entitas asosiasi atau ventura bersama
pada periode investasi diperoleh.
E. PENGHENTIAN PENGAKUAN
Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal investasinya berhenti
menjadi investasi pada entitas asosiasi yaitu ketika:
1. Investasi menjadi investasi pada anak perusahaan, maka investor mencatat
investasinya sesuai dengan PSAK 22 (Revisi 2010) dan PSAK 65
2. Menjual sebagian investasinya, dan sisa kepentingan dalam entitas asosiasi merupakan
aset keuangan, maka investor mengukur sisa kepentingan tersebutpada nilai wajar
sesuai PSAK 55 (Revisi 2014). Investor mengakui dalam laba rugi selisih apapun
antara:
a. Nilai wajar sisa kepentingan apapun dan hasil apapun dari pelepasan sebagian
kepentingan pada entitas asosiasi aau ventura bersama
b. Jumlah tercatat investasi pada tanggal penggunaan metode ekuitas dihentikan
9
G. ISU LAIN SEPUTAR METODE EKUITAS
10
sampai dengan akhir tahun 2015, 20% atas persediaan tersebutbelum terjual oleh PT
Investor kepada pihak ketiga. Keunutngan Rp 20.000.000 sudah diperhitungkan dalam
laba bersih yang di laporkan PT Investor. Keuntungan belum terealisasi bagi investor
adalah sebagai berikut:
Keuntungan belum terealisasi adalah 5.000.000 namun karena transaksi hulu dimana PT
Investee hanya dimiliki 40% oleh investor, maka bagian investor atas keuntungan
tersebut yaitu Rp 2.000.000 harus dieliminasi dengan jurnal:
Berdasarkan pemaparan ini dapat disimpulkan bahwa jurnal investasi yang dicatat oleh
investor atas entitas asosiasi dapat meliputi:
11
5. Transaksi hulu dan hilir
6. Penurunan nilai
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Investasi pada instrumen ekuitas mencerminkan kepemilikan atas saham yang
diterbitkan oleh entitas lain. Perbedaan antara investasi pada instrumen utang dan
ekuitas terletak pada hak suara yang dimiliki oleh investor dan memungkinkannya
memengaruhi atau mengendalikan keputusan atau kebijakan pada Perseroan Terbatas.
Hal ini yang menyebabkan pengaruh investor terhadap investee menjadi berbeda-beda.
Secara umum tingkat pengaruh investor atas kepemilikan saham dibagi menjadi empat
yaitu, tidak memiliki pengaruh, pengaruh signifikan, pengendalian bersama dan
pengendalian.
Metode pencatatan akuntansi atas investasi pada saham terdiri dari metode biaya,
metode nilai wajar, dan metode ekuitas. Metode biaya atau nilai wajar ini digunakan
apabila investor tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap investee, sedangkan
metode ekuitas digunakan apabila investor memiliki pengaruh signifikan atas investee.
Pada metode biaya ini, nilai tercatat investasi diakui, diukur, dan disajikan sebesar
biaya perolehan, sedangkan pada nilai wajar nilai tercatat investasi diakui pada biaya
perolehan, tetapi diukur dan disajikan pada nilai wajar, sementara pada metode ekuitas
nilai tercatat diakui, diukur, dan disajikan sebesar proporsi kepemilikan investor atas
nilai ekuitas investee.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Martani, dkk, 2016. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Berbasis PSAK, Jakarta :
Salemba Empat.
14