Pembimbing :
Disusun oleh :
PRODI AKUNTANSI S1
TP.2022 / 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
Lanjutan I.
Ada pepatah yang mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata- kata yang kurang
berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan............................................................................. 27
3.2 Saran........................................................................................ 27
Daftar Pustaka.............................................................................................. 28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat
akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan
datang.
yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat
posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting
dalam perusahaan. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan
Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari
penggunaan kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk
1
c. Bagaimana tentang metode ekuitas ?
instrumen ekuitas?
2
BAB II
PEMBAHASAN
ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residualatas asset suatu antitas
setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Pada Perseroan Terbatas , hak residual
ini terdapat pada sahamsehingga instrumen ekuitas yang akan dibahas pada bab ini
adalah saham biasa. Investasi pada instrumen ekuitas mencerminkan kepemilikan atas
sahamyang diterbitkan oleh entitas lain. Pada PSAK 50 ( Revisi 2014 ) dinyatakan
bahwa investasi pada instrument ekuitas yang diterbitkan entitas lain memenuhi definisi
instrument keuangan, yaitu asset keuangan. Pihak yang memperoleh kepemilikan saham
B. Karakteristik Saham
(RUPS).
3
inilah yang membedakan dengan investasi pada instrumen utang, dimana hak investor
pada instrument utang hanya sebatas penerimaan bunga dan pengembalian pokok utang.
Sedangkan hak investor atas investasi pada instrument ekuitas tidak hanya
sebatas penerimaan dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi. Dampak atas keberadaan
hak suara inilah yang menyebabkan pengaruh investor terhadap investee menjadi
berbeda-beda.
Tingkat pengaruh investor atas investee dibahas dalam beberapa PSAK terkait
seperti PSAK 15 (Revisi 2014 ) Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
dan PSAK 65 ( Revisi 2014 ) Laporan Keuangan Konsolidasian. Secara umum, tingkat
GAMBAR 2.1
Tingkat Pengaruh atas Kepemilikan Saham
Berdasarkan Gambar 2.1, tingkat pengaruh secara umum dapat dibagi menjadi 4.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengaruh signifikan. Sedangkan konsep
mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh pihak yang berbagi
pengendalian. Jika suara bulat yang disyaratkan >50 (missal 70%), maka
4
memungkinkan investor dengan kepemilikan 60% tidak memiliki pengendalian,
C. Pengaruh Signifikan
Pengaruh signifikan oleh investor umumnya dapat dibuktikan dengan satu atau
1. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara
di investee
mempertimbangkan hak suara potensial yang berasal dari waran, opsi beli saham,
instrument utang atau instrument ekuitas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa,
atau instrument sejenis lain yang mempunyai potensi untuk menambah hak suara
Investor A, B dan C memiliki saham investee masing – masing sebesar 18%, 15%, dan
12%. Sisanya dimiliki oleh beberapa investor D sebagai pemegang saham pengendali.
Jumlah lembar saham investee yang beredar adalah 1.000.000 lembar. Investor A dan B
masing – masing juga memiliki waran yang diterbitkan investee sebanyak 30.000 dan
20.000 lembar. Setiap lembar waran memiliki hak untuk membeli 1 lembar saham
investee pada harga yang telah ditentukan selama kurun waktu 3 tahun. Pada tahun ini
hak atas waran tersebut sudah dapat dilaksanakan.jika hanya mengacu kepada
5
persentase kepemilikan, maka investor A tidak memiliki pengaruh signifikan. Namun
hak suara potensial atas waran harus diperhitungkan sehingga persentasenya menjadi :
Tabel 2.1
Hak Suara Potensial
Lembar Saham
% Aktual Potensi Hak Suara Jumlah % Akhir
Investor A 18,0 180.000 30.000 210.000 20,0%
Investor B 15,0 150.000 20.000 170.000 16,2%
Investor C 12,0 120.000 - 120.000 11,4%
Investor D 55,0 550.000 - 550.000 52,4%
Jumlah 100 1.000.000 50.000 1.050.000 100%
Dalam PSAK 55 (Revisi 2014), aset keuangan berupa investasi pada instrumen
ekuitas diukur pada nilai wajar, sedangkan investasi pada instrumen ekuitas yang tidak
memiliki kuotasi dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat
diukur secara andal, dapat diukur pada biaya perolehan. Pada metode biaya, investasi
diakui dan diukur sebesar biaya perolehannya, sehingga jika tidak terdapat penambahan
atau penjualan sebagian atas investasi tersebut, maka nilai investasi tidak akan berubah
dan disajikan juga sebesar biaya perolehan. Karena acuan pengakuan, pengukuran, dan
Sementara itu pada metode nilai wajar investasi pada awalnya diakui sebesar biaya
perolehan. Namun, selanjutnya diukur pada nilai wajar dan disajikan pada nilai wajar
6
tanggal pelaporan. Oleh karena acuan pengukuran dan penyajian adalah nilai wajar,
maka disebut dengan metode nilai wajar. Pembahasan lebih dalam atas metode biaya
B. Metode Ekuitas
antitas asosiasi. Pada metode akuitas , investasi pada awalnya diakui sebesar biaya
perolehan, namun selanjutnya diukur dan disajikan sesuai dengan nilai ekuitas entitas
asosiasi secara proporsional. Karena acuan pengukuran dan penyajian atas nilai tercatat
investasi adalah nilai ekuitas entitas asosiasi, maka disebut dengan metode ekuitas.
Pada metode biaya, investasi pada awalnya diakui sebesar baiaya perolehan.
Setelah pengakuan awal, investasi tetap diukur pada biaya perolehan. Ketika investee
atas kepemilikan sahamnya. Nilai investasi denga metode biaya hanya berubah jika
ditambah, dijual atau mengalami penurunan nilai. Sedangkan pada metode nilai wajar,
perlakuan akuntansinya hampir sama denga metode biaya, kecuali setelah pengakuan
Pada tanggal 10 Januari 2015, Investor A memiliki investasi sebesar 20% atas
analisis atas kepemilikan tersebut, Investor A tidak memiliki pengaruh signifikan atas
investee. Selama tahun 2015, investee membagikan dividen pada tanggal 1 April
7
akhir tahun 2015, nilai wajar saham investee adalah Rp 110 per lembar. Jumlah saham
diklasifikasikan lebih lanjut sebagai Nilai Wajar melalui Laba Rugi sesuai dalam PSAK
1 April 2015
Piutang Dividen 20.000.000
Pendapatan Dividen 20.000.000
Mencatat pengakuan pendapatan dividen
Ketika dividen diterima, maka diakui kas akan menghapus piutang dividen. Jika
investor A menggunakan metode biaya, maka nilai investasi tetap diukur pada biaya
perolehannya, sehingga sampai akhir tahun 2015 nilai tercatat investasi tidak berubah.
Jika menggunakan metode nilai wajar investasi akan diukur sebagai nilai wajar pada
tanggal pelaporan. Jika investor A menyusun laporan keuangan pada akhir tahun 2015,
31 Desember 2015
Investasi 30.000.000
Keuntungan (Kerugian) Selisih Nilai Wajar 30.000.000
Mencatat pengakuan keuntungan selisih nilai wajar
8
Pada metode biaya, investasi disajikan tetap sebesar biaya perolehan yang juga
merupakan nilai tercatatnya. Sedangkan pada metode nilai wajar, nilai tercatat investasi
disesuaikan terhadap nilai wajar pada tanggal pelaporan sesuai ketentuan pada PSAK 55
(Revisi 2014).
ILUSTRASI 2.1
Penyajian Investasi dengan Metode Biaya atau Nilai Wajar
2013 Catatan / Notes 2012
ASET
Investasi 8
Deposito Berjangka 117.693.908 19,21,37,40 78.994.036
Efek Ekuitas diperdagangkan 405.537 21,29,37 2.346.906
Efek tersedia untuk dijual
Efek ekuitas 1.332.847 21,37 1.588.251
Efek Utang 22.090.610 21,37,40 16.635.400
Sukuk 7.767.800 7.238.200
Properti investasi 17.825.800 29,40 39.782.932
Penyertaan lain 417.900 21,37 417.900
ILUSTRASI 2.2
Pengungkapan Investasi dengan Metode Biaya / Nilai Wajar
Aset Keuangan
(1)Aset Keuangan yang diukur pada Nilai Aset keuangan yang diukur pada nilai
Wajar melalui Laporan Laba Rugi wajar melalui laporan posisi keuangan
Aset Keuangan yang diukur pada nilai konsolidasian pada nilai wajarnya.
wajar melalui laporan laba rugi meliputi Perubahan nilai wajar langsung diakui
aset keuangan dalam kelompok dalam laporan laba rugi komprehensif
diperdagangkan dan aset keuangan konsolidasian. Bunga yang diperoleh
yang pada saat pengakuan awal dicatat sebagai pendapatan bunga,
ditetapkan untuk diukur pada nilai sedangkan pendapatan dividen dicatat
wajar melalui laporan Laba Rugi. Aset sebagai bagian dari pendapatan lain –
keuangan diklasifikasikan dalam lain sesuai dengan persyaratan dalam
kelompok dimiliki untuk kontrak, atau pada saat hak untuk
9
diperdagangkan apabila aset keuangan memperoleh pembayaran atas dividen
tersebut diperoleh terutama untuk tersebut telah ditetapkan.
tujuan dijual kembali dalam waktu
dekat.
awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Setelah pengakuan awal, investasi diukur
secaraproporsional terhadap nilai ekuitas entitas asosiasi. Perubahan atas nilai ekuitas
1. Pengakuan laba atau rugi bersih entitas asosiasi (meningkat atau menurun)
10
3. Pengakuan penghasilan komprehensif lain oleh entitas asosiasi (meningkat
atau menurun)
Dengan demikian, investor menurunkan nilai tercatat investasinya secara
proporsional karena nilai ekuitas entitas asosiasi turun jika dividen diumumkan.
ekuitas entitas asosiasi meningkat jika laba bersih diakui. Demikian juga entitas asosiasi
mengakui penghasilan komprehensif lain yang bersifat laba (rugi), maka nilai ekuitas
entitas asosiasi naik (turun) sehingga nilai tercatat investasi menjadi meningkat (turun)
secara proporsional. Nilai tercatat investasi juga dapat turun akibat penurunan nilai,
Pada tanggal 10 Januari 2015, investor A memiliki investasi sebesar 20% atas
investee. Selama tahun 2015, investee membagikan dividen pada tanggal 1 April
dengan jurnal :
10 Januari 2015
Investasi pada Entitas Asosiasi 300.000.000
Kas 300.000.000
Mencatat pengakuan perolehan awal investasi
1 April 2015
11
Piutang Dividen 300.000.000
Investasi pada Entitas Asosiasi 300.000.000
Mencatat pengakuan piutang atas pembagian dividen
Ketika dividen diterima, maka diakui kas akan menghapus piutang dividen.
Pengakuan bagian laba bersih oleh investee mengakibatkan nilai ekuitasnya meningkat
31 Desember 2015
31 Desember 2015
Investasi pada Entitas Asosiasi 6.000.000
Penghasilan Komprehensif Lain 6.000.000
Mencatat pengakuan perolehan awal investasi
Nilai tercatat investasi akhir tahun 2015 menjadi Rp 326.000.000 (300.000.000 –
Jika perolehan investasi dilakukan pada periode interim, misal tanggal 1 April 2015,
maka bagian atas laba bersih yang dilaporkan investee hanya diakui oleh investor A
untuk periode 1 April 2015 hingga 31 Desember 2015 saja. Sedangkan pengakuan
Tabel 2.2
12
Perbandingan Jurnal pada Metode Biaya, Nilai Wajar, dan Ekuitas
Transaksi Metode Biaya Metode Nilai Wajar Metode Ekuitas
Perolehan Investas Investasi Investasi pada Entitas
Kas Kas Asosiasi
Kas
Penerimaan Kas Kas Kas
Dividen Pendapatan Dividen Pendapatan Dividen Investasi pada Entitas
Asosiasi
Laba Bersih Tidak Ada Tidak Ada Investasi pada Entitas
Investee Asosiasi
Bagian Laba Entitas
Asosiasi
Rugi Bersih Tidak Ada Tidak Ada Bagian Laba Entitas
Investee Asosiasi
Investasi pada Entitas
Asosiasi
Penghasilam Tidak Ada Tidak Ada Investasi pada Entitas
Komprehensif Lain Asosiasi
Investee Penghasilan
Komprehensif Lain
Rugi Tidak Ada Tidak Ada Penghasilan Komprehensif
Komprehensif Lain Lain
Investee Investasi pada Entitas
Asosiasi
Penyesuaian Tidak Ada Investasi Tidak Ada
Nilai Wajar Keuntungan Selisih
Keuntungan Nilai Wajar
Penyesuaian Tidak Ada Kerugian Selisih Nilai Tidak Ada
Nilai Wajar Wajar
Kerugian Investasi
Biaya perolehan investasi biasa berbeda dengan proporsi atas nilai tercatat ekuitas
atau nilai wajar aset neto. PSAK 15 (Revisi 2014) menyatakan bahwa pada saat
perolehan investasi, setiap selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian entitas
atas nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi dari investee dicatat dengan cara
sebagai berikut :
2. Setiap selisih lebih bagian entitas atas nilai wajar neto aset dan liabilitas
13
sebagai penghasilan dalam menentukan bagian entitas atas laba rugi entitas
Pada tanggal 10 Januari 2015, Investor B memiliki investasi dengan kepemilikan 40%
atas saham investee. Biaya perolehan investasi tersebut sebesar Rp. 430.000.000 dan
ekuitas investee saat itu terdiri dari saham biasa dan saldo laba yang masing-masing
nilainya Rp. 800.000.000 dan Rp. 200.000.000. selama tahun 2015, investee
membagikan dividen pada tanggal 1 April sebesar Rp. 40.000.000, melaporkan laba
bersih sebesar Rp. 100.000.000. nilai tercatat aset dan liabilitas teridentifikasi pada
umumnya sama dengan nilai wajarnya, kecuali unuk aset dan liabilitas pada Tabel 2.3.
persediaan diperkirakan akan terjual semua pada tahun 2015. Mesin memiliki sisa masa
manfaat 4 tahun. Utang bank akan jatuh tempo selama 4 tahun lagi.
TABEL 2.3
Perbandingan Nilai Tercatat dengan Nilai Wajar
Akun Nilai Tercatat Nilai Wajar
Persediaan 50.000.000 55.000.000
Tanah 500.000.000 600.000.000
Mesin-nilai neto 200.000.000 160.000.000
Utang bank 300.000.000 330.000.000
Langkah pertama adalah menganalisis apakah terdapat selisih antara biaya perolehan
dengan proporsi nilai ekuitas dan nilai wajar aset neto. Caranya adalah dengan membuat
Keterangan Jumlah
Biaya Perolehan 430.000.000
Nilai tercatat ekuitas (40% x 1.000.000.000) 400.000.000
Selisih (Differential) 30.000.000
14
Alokasi Total Selisih Proporsi Selisih Amortisasi
Persediaan 5.000.000 2.000.000 (2.000.000)
Tanah 100.000.000 40.000.000 -
Mesin (40.000.000) (16.000.000) 4.000.000
Utang Bank (30.000.000) (12.000.000) 3.000.000
Goodwill 16.000.000 -
Jumlah Alokasi 30.000.000
Selisih antara biaya perolehan dengan produksi nilai tercatat ekuitas investee
(differential ) adalah Rp. 30.000.000. Selisih ini harus dialokasikan terhadap aset dan
liabilitas teridentifikasi, yaitu yang berbeda antara nilai tercatat dan nilai wajarnya.
Dalam hal ini adalah persediaan, tanah, mesin dan utang bank. Jika masih terdapat sisa
atas alokasi, maka diakui sebagai goodwill. Alternatif untuk menghitung goodwill
adalah dengan membandingkan biaya perolehan dengan proporsi nilai wajar aset neto
investee. Jika nilai tercatat aset bersih (ekuitas) adalah Rp. 1.000.000.000 dan selisih
nilai wajar dengan nilai tercatat keseluruhan adalah Rp. 35.000.000, maka nilai wajar
aset neto menjadi Rp. 1.035.000.000. Nilai goodwill adalah Rp. 430.000.000 – Rp.
Alokasi terhadap aset teridentifikasi akan bernilai positif jika nilai wajarnya lebih tinggi
akan bernilai negatif jika nilai wajarnya lebih tinggi dibandingkan nilai tercatat dan
sebaliknya.
Langkah selanjutnya adalah membuat jurnal selama tahun 2015, yaitu jurnal perolehan
investasi :
10 Januari 2015
15
Mencatat pengakuan investasi awal
1 April 2015
Piutang Dividen 16.000.000
Investasi pada Entitas Asosiasi 16.000.000
Mencatat pengakuan piutang atas pembagian dividen
31 Desember 2015
diperkirakan terjual semua tahun 2015. Alokasi atas persediaan bernilai posistif,
menurunkan nilai tercatat investasi, dan sebaliknya. Berikut jurnal terkait amortisasi
31 Desember 2015
Bagian Laba Entitas Asosiasi 2.000.000
Investasi pada Entitas Asosiasi 2.000.000
Mencatat amortisasi atas alokasi terhadap persediaan.
Amortisasi atas alokasi ke mesin dilakukan selama 4 tahun yaitu Rp. 4.000.000 per
tahun. Alokasi atas mesin bernilai negatif, sehingga amortisasinya bernilai positif.
16
31 Desember 2015
Amortisasi atas alokasi ke utang bank dilakukan selama 4 tahun yaitu Rp. 3.000.000 per
tahun. Alokasi atas utang Bank bernilai negatif, sehingga nilai amortisasinya bernilai
positif. berikut jurnal terkait amortisasi atas alokasi pada utang bank
31 Desember 2015
Jurnal amortisasi atas alokasi di atas dapat juga digabung menjadi satu jurnal agar lebih
praktis. Nilai tercatat investasi pada akhir tahun 2015 menjadi Rp. 459.000.000 yaitu :
Nilai tercatat investasi tersebut akan menjadi nilai tercatat awal tahun 2016. Saldo
bagian laba atas entitas asosiasi yang diakui tahun 2015 adalah Rp. 45.000.000 yaitu :
17
Pendapatan tersebut diakui di Laporan Laba Rugi dan tidak diakumulasikan pada tahun-
tahun berikutnya.
Untuk tahun-tahun berikutnya, penyesuaian yang sama tetap dilakukan atas alokasi ke
mesin dan utang bank sampai habis masa manfaat atau jangka waktunya. Sedangkan
alokasi ke tanah akan diakui di Investor B jika tanah tersebut dijual investee ke pihak
lain. Gambaran secara umum atas alokasi dan perhitungan nilai tercatat investasi pada
GAMBAR 2.2
Alokasi Nilai Tercatat Investasi pada Entitas Asosiasi
+
Goodwill
16.000.000
Goodwill Goodwill
16.000.000 16.000.000
Persedian
2.000.000
Tanah Tanah
40.000.000 40.000.000
Tanah
40.000.000
Proporsi atas Ekuitas Proporsi atas Ekuitas
Investee Investee
Proporsi atas
400.000.000- 424.000.000-
Ekuitas
16.000.000+40.000.000= 16.000.000+40.000.000=
Investee
424.000.000 448.000.000
400.000.000
0
Mesin Mesin Mesin
(16.000.000) (12.000.000) (8.000.000)
18
Gambar 2.2 menunjukkan bahwa aortisasi atas alokasi kepersediaan akan menurunkan
nilai tercatat investasi tahun 2015, sedangkan amortisasi atas alokasi ke mesin dan utang
bank meningkatkan nilai tercatat investasi karena nilai negatif yang semakin kecil.
Pada tahun 2016, jika laba dan dividen investee sama dengan tahun 2015, maka prporsi
nilai tercatat investasi. Amortisasi atas alokasi ke mesin dan utang bank juga
meningkatkan nilai tercatat investasi karena nilai negatif yang semakin kecil.
C. Penghentian Pengakuan
Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal investasinya
berhenti menjadi investasi pada entitas asosiasi (hilangnya pengaruh signifikan), yaitu
ketika :
pada nilai wajar sesuai PSAK 55 (Revisi 2014). Investor mengakui dalam laba
a. Nilai wajar sisa kepentingan apa pun dan hasil apa pun dari epelepasan
dihentikan.
yang sebelumnya telah diakui oleh investor dalam penghasilan komprehensif lain
19
direklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba rugi. Jika bagian kepemilikan investor pada
entitas asosiasi berkurang, tetapi investor tetap menerapkan metode ekuitas, maka
investor mereklasifikasi ke laba rugi proporsi keuntungan atau kerugian yang telah
Pada tanggal 1 Juli 2015, investor C memiliki saldo akhir investasi pada entitas asosiasi
sebesar Rp. 600.000.000 dan pada tanggal tersebut investor C menjual sepertiganya
signifikan terhadap entitas asosiasi. Sisa investasi memiliki nilai wajar Rp. 440.000.000.
Atas penjualan tersebut, investor C mengakui keuntungan di Laporan Laba Rugi sebesar
Laba atas entitas asosiasi di sajikan dalam Laporan Laba Rugi dalam pos tersendiri.
Berikut contoh penyajian dan pengungkapan atas investasi dengan metode biaya dan
nilai wajar.
20
ILUSTRASI 2.3
Penyajian Investasi pada Entitas Asosiasi
ASET Catatan/Notes 2013 2012
Aset tidak lancar 7 25,863 20,474
Piutang pembiayaan, setelah dikurangi penyisihan
piutang ragu – ragu sebesar 1.340 (2012 : 1.056)
Piutang lain – lain, setelah dikurangi penyisihan
piutang ragu – ragu sebesar nihil (2012 : nihil):
- Pihak berelasi 8,34h 702 5,45
- Pihak ketiga 8 2,687 1,168
Investasi pada entitas asosiasi 11 4,919 3,926
Investasi pada pengendalian bersama entitas 12 18,951 15,875
Sumber : Laporan keuangan Konsolidasian PT Astra International Tbk tahun 2013.
ILUSTRASI 2.4
Penyajian Bagian Laba atas Entitas Asosiasi
2013 Catatan/Notes 2012
Pendapatan bersih 193.880 30 188.053
Beban pokok pendapatan (158.569) 31 (151.853)
Laba bruto 35.311 36.200
Beban penjualan (8.163) 31 (7.886)
Beban umum dan administrasi (8.545) 31 (8.444)
Penghasilan bunga 943 691
Beban bunga (1.109) (1.021)
Kerugian seluruh kurs, bersih (751) (215)
Penghasilan lain – lain 3.949 32 3.011
Beban lain – lain (409) (114)
Bagian atas hasil bersih entitas asosiasi 1.303 11 1.112
Bagian atas hasil bersih pengendalian 4.994 12 4.564
bersama entitas
Laba sebelum pajak penghasilan 27.523 27.898
Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasian PT Astra International Tbk tahun 2013.
21
Pengungkapan yang disyaratkan PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain terkait investasi pada entitas asosiasi adalah untuk setiap entitas asosiasi
2. Sifat hubungan entitas dengan pengaturan bersama atau entitas asosiasi (sebagi
3. Lokasi utama kegiatan usaha (dan negara tempat pendirian, jika dpat diterapkan
dan berbeda dari lokasi utama kegiatan usaha) pengaturan bersama atau entitas
asosiasi;
4. Proporsi bagian kepentingan atau penyertaan modal yang dimiliki oleh entitas
dan, jika berbeda, proporsi hak suara yang dimiliki (jika dapat diterapkan).
ILUSTRASI 2.5
Pengungkapan Investasi pada Entitas Asosiasi
11. Investasi pada Entitas Asosiasi
2013
% Pada Bagian Pendapatan Pada
Investee
kepemilikan awal atas hasil komprehensif Dividen Penambahan akhir
efektif tahun bersih lain tahun
PT Astra Daihatsu 31,87 2.879 1.160 (1) (342) - 3.696
Motor
PT Denso 20,53 558 98 (1) (40) - 615
Indonesia
PT Bukit Enim 11,90 183 - - - - 183
Energi
PT Komatsu 29,15 133 60 (10) (21) - 162
Remanufacturing
Asia
PT TD Automotive 20,56 51 (14) - - 94 131
Compressor
Indonesia
Lain – lain (masing 122 (1) 7 (3) 7 132
– masing di bawah
Rp 50 miliar)
3,926 1,303 (5) (406) 101 4,919
Investee 2012
% Pada Bagian Pendapatan Dividen Penambahan Pada akhir
22
kepemilikan awal atas hasil komprehensif
tahun
efektif tahun bersih lain
PT Astra Daihatsu 31,87 2.296 898 (15) (300) - 2.879
Motor
PT Denso 24,55 433 162 (7) (30) - 558
Indonesia
PT Bukit Enim 11,90 183 - - - - 183
Energi
PT Komatsu 29,15 96 48 (4) (7) - 133
Remanufacturing
Asia
PT TD Automotive 24,58 46 6 (1) - - 51
Compressor
Indonesia
Lain – lain (masing 123 (2) 1 (5) 5 122
– masing di bawah
Rp 50 miliar)
3.177 1.112 (26) (342) 5 3.926
Jika nilai tercatat investasi menjadi nol atau negatif akibat bagian investor
terhadap rugi entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas
asosiasi, maka investor menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut.
Jika entitas asosiasi pada periode selanjutnya melaporkan laba, maka investor mulai
mengakui bagiannya atas laba tersebut hanya setelah bagiannya atas laba tersebut sama
Pada awal tahun 2015, investor D memiliki investasi sebesar 40% atas saham beredar
entitas asosiasi dengan nilai tercatat Rp 200.000.000. selama tahun 2015, investee
23
Pada saat entitas asosiasi mengumumkan dividen, investor D mengurangi nilai tercatat
1 April 2015
160.000.000 samapi menjadi nol dan sisa Rp 20.000.000 dicadangkan. Jurnal yang
31 Desember 2015
Jika terjadi rugi lebih lanjut atas entitas asosiasi pada tahun 2016, investor C
pada tahun 2016 entitas asosiasi mengumumkan laba bersih Rp 80.000.000 maka
Dalam praktiknya, banyak terjadi transaksi antara investor dengan entitas asosiasi.
Transaksi tersebut dapat berupa jual beli aset ataupun jasa yang menghasilkan
24
keuntungan atau kerugian. Jika investor bertindak sebagai pihak penjual dan entitas
asosiasi sebagai pembeli maka transaksi tersebut disebut transaksi hulu, dan jika
sebaliknya disebut transaksi hilir. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari
transaksi hulu dan hilir antara investor dan entitas asosiasinya diakui dalam laporan
keuangan investor tersebut hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas asosiasi.
Bagian investor atas keuntungan atau kerugian entitas asosiasi yang dihasilkan dari
transaksi tersebut dieliminasi. Contoh transaksi hilir adalah penjualan aset dari entitas
asosiasi kepada investor. Contoh transaksi hulu adalah penjualan aset dari investor
PT Investee adalah entitas asosiasi dari investor dengan kepemilikan 40 %. Pada tahun
keuntungan Rp 20.000.000. Sampai dengan akhir tahun 2015, 20% atas persediaan
Rp 5.000.000, namun karena transaksi hulu di mana PT Investee hanya dimiliki 40%
oleh investor, maka bagian investor atas keuntungan tersebut, yaitu Rp 2.000.000, harus
31 Desember 2015
25
Bagian Laba atas Entitas Asosiasi 2.000.000
Investasi pada Entitas Asosiasi 2.000.000
Mencatat keuntungan belum direalisasi atas transaksi hulu
Jika yang terjadi pada transaksi tersebut adalah transaksi hulu, yaitu penjualan dari
investor ke entitas asosiasi, maka seluruh keuntungan yang belum terealisasi sebesar Rp
5.000.000 adalah bagian (hak) investor, sehingga seluruh bagian investor tersebut
31 Desember 2015
Dapat disimpulkan bahwa jurnal investasi yang dicatat oleh investor atas entitas asosiasi
dapat meliputi ;
4. Amortisasi atas selisih nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi dari
6. Penurunan nilai.
26
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Metode pencatatan akuntansi atas investasi pada saham terdiri darimetode biaya,
metode nilai wajar, dan metode ekuitas. Metode biaya atau niali wajar digunakan jika
1.2 SARAN
Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif
sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya.Semoga makalah ini dapat menambah
27
DAFTAR PUSTAKA
28