“Penilaian Saham”
DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH :
PRODI AKUNTANSI
BENGKULU
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur, penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penilaian Saham” tepat
pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok pada Mata Kuliah
Pasar Modal dan Investasi Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini dapat terwujud
berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Nina Yulianasari, S.E., M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Pasar Modal dan Investasi
Universitas Prof. DR. Hazairin, SH yang telah memberikan tugas untuk membuat makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu, kritik dan saran konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhirnya, penulis
berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan di dunia pendidikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................................4
BAB 2.........................................................................................................................................5
2.1.1 Saham........................................................................................................................5
2.4 Pergeseran Strategi Investasi dari Aktif ke Pasif dan Implikasinya Terhadap Stabilitas
Finansial...............................................................................................................................17
BAB 3.......................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Begitu pula diIndonesia yang dimulai pada abad 19. Investasi sahaam diperkenalkan
oleh Belanda, dan masih diminati hingga sekarang. Untuk memulai investasi, investor akan
melihat kinerja perusahaan, kemudian harga saham dari perusahaan yang akan dipilih.
Selanjutnya menilai berapa banyak yang akan diperoleh bila dana investor terbatas. Namun
dalam melakukan investasi saham seorang investor tidak cukup hanya melihat dari segi harga
saham tanpa mengerti resiko dan return. Tetapi kunci utama untuk sukses dalam investasi dan
mengelolanya adalah dengan menilai aset tersebut dan juga sumber aset untuk mendapatkan
nilai tersebut (Wabber R Murhadi:2009)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menilai suatu saham dan masih
diperdebatkan sampai saat ini adalah bagaimana cara mengestimasi fair value (nilai
wajarnya) dan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar dapat menyesuaikan dengan nilai
wajar tersebut. Dengan kata lain, penilaian saham berguna untuk mencari harga wajar suatu
saham. Kemudian harga wajar saham digunakan oleh investor untuk melakukan strategi
investasi dalam mengantisipasi resiko atau isu-isu yang akan dihadapi.
1.3 Tujuan
Untuk memahami dan lebih mendalami penilaian yang ada dalam saham
4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.1 Saham
Surat-surat yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau sekuritas,
salah satunya adalah saham. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikkan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseoran terbatas.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan
tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5)
Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior dalam hal pembagian
dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
Saham biasa ini merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar.
Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasanya memiliki hak yaitu:
a) Hak Kontrol
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini
berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan
memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam
bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau
tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.
b) Hak menerima Pembagian Keuntungan
Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian
dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan
ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning)
merupakan sumber dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan
kepada pemilik saham dalam bentuk dividen.
5
c) Hak Preemtive (preetive right)
Merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika
perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan
tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase
kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada
pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase
kepemilikan tidak berubah.
2. Saham Preferen (preferred stocks)
Saham ini mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena
bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi bisa juga mendatangkan hasil seperti yang
dikehendaki investor. Ada dua hal penyebab saham preferen serupa dengan saham biasa yaitu
mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas
lembaran saham tersebut dan membayar dividen. Perbedaan saham preferen dengan obligasi
terletak pada tiga hal yaitu klaim atas laba dan aktiva, dividen tetap selama masa berlaku dari
saham, mewakili hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa.
Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut:
a) Preferen terhadap dividen
1. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu
dibandingkan pemegang saham biasa.
2. Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak
kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum
dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.
b) Preferen pada waktu likuidasi
Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan
dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas
aktiva adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang
belum dibayarkan jika bersifat kumulatif.
Saham preferen lebih aman dibandingkan saham biasa karena memiliki klaim
terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu. Dan pemiliknya
akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa, contohnya hak suara dalam
pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusaha sekuat tenaga untuk
membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser.
6
2.1.3 Penilaian Saham
Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam
memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat
tertentu.
Penilaian saham adalah suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi/
variabel perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang harga saham misalnya laba
perusahaan dan deviden yang dibagikan, maksudnya suatu metode untuk mencari nilai-nilai
saham yang menjadi ukuran dalam investasi surat berharga.
7
semua aliran kas yang akan diterima investor pada masa yang akan datang. Komponen dalam
penentuan nilai saham dnegan pendekatan nilai sekarang adalah aliran kas (cash flow). Aliran
kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham dengan pendekatan nilai sekarang adalah
earning perusahaan, atau berupa earning yang dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan
demikian kita bisa menggunakan komponen deviden sebagai dasar penilaian saham.
Penentuan nilai saham (pendekatan nilai sekarang) dengan menggunakan komponen
deviden dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai Model berikut :
Model Diskonto Deviden merupakan model untuk mengestimasi harga saham dengan
mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa yang akan datang. Secara
sistematis, model ini bisa dirumuskan sebagai berikut
Dimana,
P0 = Nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen
D1, D2, D3, D~ = Dividen yang akan diterima dimasa yang akan datang
K = Tingkat return yang diisyaratkan
Dalam persamaan diatas dapat dilihat bahwa aliran dividen yang diterima investor
merupakan aliran dividen yang ridak terbatas dan bersifat konstan. Namun dalam
kenyataannya, ada kalanya perusahaan membayarkan dividen secara tidak teratur, jumlahnya
tidak konstan atau dengan kata lain pembayarannya mengalami pertumbuhan (growth).
Dalam situasi tersebut, perlu dibedakan antara sesuai dengan karakteristik pertumbuhan
pembayaran dividen.
8
Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut
Dimana,
Model petumbuhan konstan (model Gordon), dipakai untuk menentukan nilai saham
yang pembayaran dividennya mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak
terbatas.
n
D0 ( 1 + g1 )t D n (1+ g c ) 1
P^ 0 =∑ +
t=1 (1 + k )t k - gc ( 1+ k ) n
Rumus lainnya untuk menghitung PER suatu saham bisa diturunkan dari rumus yang dipakai
dalam model diskonto dividen:
D1 /E 1
P^ 0 /E1 =
k-g
10
2.2.3 Pendekatan Penilaian Saham Lainnya
a. Rasio Harga/Nilai Buku
Hubungan antara harga pasar dan nilai buku per lembar saham dapat dipakai untuk
menentukan nilai saham. Karena secara teoritis nilai pasar suatu saham harus mencerminkan
nilai bukunya. Rasio harga terhadap nilai buku banyak digunakan untuk menilai saham-
saham sektor perbankan.
Hasil penelitian menemukan bahwa saham-saham yang memiliki rasio harga/nilai
buku yang rendah akan menghasilkan return yang secara signifikan lebih tinggi dibanding
saham-saham yang memiliki rasio harga/nilai buku yang tinggi.
b. Rasio Harga/Aliran Kas
Pendekatan ini mendasarkan diri pada aliran kas perusahaan, bukannya earning
perusahaan. Dalam penilaian saham perusahaan, investor bisa menggunakan informasi rasio
harga/aliran kas ini sebagai pelengkap informasi PER, karena data aliran kas perusahaan bisa
memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi investor tentang perubahan nilai saham
yang akan terjadi.
c. Economic Value Added (EVA)
EVA digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam meningkatkan nilai
tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen
baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada
peningkatan harga saham perusahaan.
EVA dihitung dengan mengurangkan keuntungan operasi perusahaan dengan biaya
modal perusahaan, baik untuk biaya hutang (cost of debt) maupun modal sendiri (cost of
equity). Adapun rumusnya seperti ini :
EVA = Laba bersih operasi setelah dikurangi pajak – besarnya biaya modal operasi dalam
rupiah setelah dikurangi pajak
EVA = [EBIT (1 – pajak)] – [(modal operasi) (persentase biaya modal setelah pajak)
Strategi yang dipakai dalam strategi pasif portofolio saham meliputi strategi beli
dan tahan (buy and hold strateygy) dan strategi mengikuti indeks (indexing strategy).
Berikut ini akan dibahas dua strategi yang biasanya dipakai dalam strategi pasif portofolio
saham :
Banyak pertentangan bahwa strategi portoflio pasif cocok untuk investor yang
tidak memiliki banyak waktu memantau saham. Di satu sisi, perdebatan lain mengatakan
bahwa strategi pasif membuat invesotr sering ketinggalan informasi-informasi relevan di
pasar saham. Oleh karena itu, kita perlu memahami kelebihan maupun kekurangan yang ada
pada penerapan strategi portoflio saham berikut ini.
13
kenaikan harga saham yang cukup tinggi ketika ada sentimen-sentimen positif di
pasar saham.
Berikut ini akan dibahas tiga strategi yang biasanya dipakai investor dalam menjalankan
strategi aktif portofolio saham.
a. Pemilihan Saham
Strategi ini merupakan strategi yang paling banyak digunakan dan paling
rasional. Dalam hal ini, investor secara aktif melakukan analisis dan pemilihan
saham-saham terbaik yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return-risiko
yang terbaik dibanding alternatif lainnya. Pemilihan tersebut dilakukan dengan
berdasar pada analisis fundamental guna mengetahui prospek saham tersebut di
masa datang. Dalam hal ini mereka percaya bahwa tindakan aktif yang mereka lakukan
akan memberikan return yang lebih besar dibanding investor lainnya yang hanya
mengandalkan strategi investasinya pada strategi pasif.
14
pengurangan risiko dari cara acak ini tidak akan scoptimal jika pemilihan
dilakukan dengan model Markowitz. Dengan memilih saham-saham terbaik dan
memasukkan saham tersebut dalam portofolio berarti investor akan memperoleh
manfaat pengurangan risiko dari tindakan diversifikasi saham. Tindakan ini juga
diharapkan bisa meningkatkan return yang diharapkan investor.
Investor yang cerdik tentunya akan membeli saham yang nilai intrinsiknya diatas
harga pasar (undervalued) dan menjual saham-saham yang nilai intrinsiknya di
bawah harga pasar (overvalued). Tindakan investor secara aktif memilih saham,
lalu membuat keputusan menjual atau membeli saham tertentu, diharapkan bisa
memberikan manfaat bagi investor untuk memperoleh keuntungan dari perubahan
harga saham yang terjadi. Manfaat yang diperoleh investor dari kenaikan harga
saham dikemudian hari disebut juga sebagai capital gain.
b. Rotasi Sektor
Strategi ini biasanya dilakukan oleh investor yang berinvestasi pada saham-
saham di dalam negeri saja. Dalam hal ini investor bisa melakukan dua cara yaitu:
1) Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang bergerak pada sektor
tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari. Hal ini
dilakukan jika investor yakin bahwa suatu saham pada sektor tertentu akan memberikan
return yang lebih tinggi dibanding return pasar.
Ide dasar dari strategi ini adalah adanya kenyataan bahwa pada waktu-
waktu tertentu harga pasar saham akan merefleksikan pergerakan earning ataupun
pertumbuhan perusahaan. Dalam strategi ini investor akan mencari momentum atau
waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan keuntungan
bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham.
16
sebenarnya masih mengandung kelemahan sehubungan dengan penggunaan data-data
historis. Menggunakan data-data historis yang telah terjadi untuk meramalkan
kejadian di masa datang secara implisit menganggap bahwa yang telah terjadi di
masa lalu akan sama dengan yang akan terjadi di masa datang.
2.4 Pergeseran Strategi Investasi dari Aktif ke Pasif dan Implikasinya Terhadap
Stabilitas Finansial
Pergeseran strategi investasi aktif ke investasi pasif merupakan fenomena global, dan
diperkirakan telah berlangsung selama paling tidak selama dua dekade. Ada dua cara
yang umum dilakukan oleh Manajer Investasi untuk mengimplementasikan strategi
Invetasi Pasif ini.
17
1. Cara pertama adalah cara replikasi penuh (full replication), Yaitu membeli semua
saham atau obligasi yang membentuk indeks rujukan, dalam proporsi yang sama
dengan bobot masing-masing saham, atau obligasi tersebut, dalam indeks rujukan
tersebut.
2. Cara kedua adalah membeli sebagian saja (sample) dari saham-saham dalam
indeks rujukan. Saham-saham yang dibeli adalah saham-saham yang secara
bersama-sama, pergerakan harganyay menyerupai pergerakan harga indeks rujukan.
Cara kedua ini disebut juga metode sampling. Metode sampling ini bisanya
dipilih jika indeks yang menjadi rujukan terlalu besar, atau memiliki konstituen
saham yang tidak likuid atau dukar diperoleh.
Di Amerika Serikat, per bulan Maret 2020 persentase strategi investasi pasif - yang
merupakan gabungan dari reksadana terbuka (mutual fund) dan reksadana bursa (ETF) -
adalah 41%. Jumlah ini meningkat pesat sekali dibandingkan angka 14% pada tahun 2005
dan hanya 3% pada tahun 1995. Pergeseran strategi investasi dari aktif ke pasif, terjadi
pada semua kelas aset. Di Amerika Serikat, per Maret 2020, reksadana ekuitas yang pasif
membentuk 48% dari total AUM (asset under management). Sementara itu, reksadana
pendapatan tetap yang pasif membentuk 30% dari AUM, di mana porsi keduanya
masing-masing masih di bawah 5% pada tahun 1995.
Pergeseran strategi investasi dari aktif ke pasif ini mempengaruhi stabilitas financial
melalui berbagai efek yang ditimbulkannya terhadap setidaknya empat hal di bawah ini.
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam
memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat
tertentu. Penilaian saham adalah suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel
ekonomi/variabel perusahaan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang harga saham
misalnya laba perusahaan dan deviden yang dibagikan, maksudnya suatu metode untuk
mencari nilai-nilai saham yang menjadi ukuran dalam investasi surat berharga
Pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan
analisis fundamental yaitu:
1. Pendekatan nilai sekarang (present value)
a) Model Pertumbuhan Nol
c) Model Pertumbuhan Konstan
d) Model Pertumbuhan Tidak Konstan (ganda)
2. Pendekatan Price Earning Ratio
3. Pendekatan Penilaian Saham Lainnya
a) Rasio Harga/Nilai Buku
b) Rasio Harga/Aliran Kas
c) Economic Value Added (EVA)
Strategi pasif bisa juga diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk
portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar. Dengan demikian tujuan
strategi pasif adalah untuk mengikuti kinerja indeks pasar sedekat mungkin. Adapula strategi
portolio saham aktif dimana tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham
yang melebihi return portofolio saham yang diperoleh melalui strategi pasif. Telah dijelaskan
pula terdapat strategi yang dipakai dalam strategi pasif dan aktif. Dimana kalau dalam strategi
pasif itu ada dua strategi yang dipakai yaitu strategi beli dan simpan serta strategi mengikuti
indeks. Sedangkan dalam startegi aktif ada tiga strategi yang dipakai yaitu pemilihan saham,
rotasi sektor dan strategi momentum harga.
19
DAFTAR PUSTAKA
Accurate.id. 2022. “Portofolio Saham : Pengertian, Tipe, dan Cara Membangunnya”,
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/portofolio-saham/, diakses pada 2 Desember 2022
pukul 15.35.
Fakhruddin, M dan Hadianto M. Hadianto. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di
Pasar Modal. Jakarta: Gramedia.
http://riskymahira.blogspot.co.id/2013/06/penilaian-saham.html
20