DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH :
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH
BENGKULU
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik
serta Hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang “Pajak
Pusat dan Pajak Daerah” ini dengan baik, sebagai syarat untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah perpajakan.
Makalah ini kami susun dari berbagai macam referensi dan bantuan dari berbagai
pihak, dan kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
mengalami kekurangan.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik serta saran dari semua pembaca agar
terciptanya makalah ini lebih baik lagi. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang sudah membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,mauapun pedoman bagi pembaca
dalam bidang perpajakan terutama dalam pembahasan pajak pusat dan pajak daerah
(penulis)
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
I.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
I.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
II.1 Penyusutan Pajak Penghasilan....................................................................................................6
II.2 Metode dan Tarif Penyusutan.....................................................................................................6
II.2.1 Metode.................................................................................................................................6
II.2.2 Tarif Penyusutan..................................................................................................................8
Tarif Penyusutan Pajak dengan Metode Garis Lurus.............................................................8
Tarif Penyusutan Pajak dengan Metode Saldo Menurun........................................................9
II.3 Saat dimulainya Penyusutan........................................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................10
PENUTUP...........................................................................................................................................10
III.1 Kesimpulan..............................................................................................................................10
III.2 Saran........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam
bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif
penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus,
dengan syarat dilakukan secara taat asas. Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran,
kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan
selesainya pengerjaan harta tersebut. Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak
diperkenankan melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan.
I.3 Tujuan
1. Untuk memahami maksud dari penyusutan pajak penghasilan
2. Untuk memahami metode dan tarif pada penyusutan
3. Untuk memahami saat dimulainya penyusutan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Penjelasan mengenai pengeluaran untuk memperoleh tanah hak guna bangunan, hak guna
usaha, dan hak pakai yang pertama kali adalah biaya perolehan tanah dari pihak ketiga, sedangkan
biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai dapat diamortisasikan selama
Dalam kelompok harta berwujud, terdapat kolom bangunan tidak permanen. Kolom bangunan
tidak permanen adalah bangunan yang bersifat sementara dan terbuat dari bahan yang tidak tahan
lama atau bangunan yang dapat dipindahkan dengan masa manfaat tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun,
misalnya barak asrama yang dibuat dari kayu untuk karyawan.
II.2.1 Metode
UU PPh mengatur 2 (dua) metode penyusutan yang dapat digunakan, yaitu metode garis lurus
(straight-line method) dan metode saldo menurun (declining balance method). Penggunaan metode
penyusutan harus dilakukan secara taat asas.
5
Metode Garis Lurus
1. atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta
berwujud, kecuali tanah yang:
dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan; dan
1. atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta
berwujud, kecuali tanah dan bangunan yang:
dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan; dan
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun;
2. yang dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan
cara:
menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku; dan
pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan
secara taat asas.
6
II.2.2 Tarif Penyusutan
Dalam menghitung penyusutan, harta berwujud dikelompokkan dalam kelompok
harta dan disusutkan berdasarkan masa manfaat dan tarif penyusutan sebagai berikut.
1. Bukan Bangunan
2. Bangunan
PT ABCD membeli sebuah mesin dengan harga Rp500.000.000 dan masa manfaat 2 tahun.
Bagaimana penyusutan fiskal PT ABCD dengan menggunakan metode garis lurus?
Penyusutan
= Harga beli x 25% (penyusutan berdasarkan ayat 1, kelompok 1, bukan bangunan)
= Rp500.000.000 x 25%
= Rp125.000.000
7
Tarif Penyusutan Pajak dengan Metode Saldo Menurun
PT CDE membeli sebuah mesin dengan harga Rp500.000.000 dan masa manfaat 2 tahun. Bagaimana
penyusutan fiskal PT ABCD dengan menggunakan metode saldo menurun?
Penyusutan di tahun 1
= Harga beli x 50% (penyusutan berdasarkan ayat 2, kelompok 1, bukan bangunan)
= Rp500.000.000 x 50%
= Rp250.000.000
Penyusutan di tahun 2
= Nilai Sisa Buku x 50%
= (Rp500.000.000 - Rp250.000.000) x 50%
= Rp125.000.000
8
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Penyusutan atau depresiasi adalah metode akuntansi pajak untuk mengalokasikan biaya aset
berwujud atau fisik selama masa umur manfaatnya. Penyusutan yang juga disebut sebagai depresiasi
mewakili seberapa banyak nilai aset telah digunakan. Penghitungan tarif penyusutan akan berdampak
terhadap laporan keuangan di dalam akuntansi serta pelaporan pajak sehingga nilai pajak dapat
dihitung lebih efisiensi.
Penjelasan mengenai pengeluaran untuk memperoleh tanah hak guna bangunan, hak guna
usaha, dan hak pakai yang pertama kali adalah biaya perolehan tanah dari pihak ketiga, sedangkan
biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai dapat diamortisasikan selama
jangka waktu hak-hak tersebut.
UU PPh mengatur 2 (dua) metode penyusutan yang dapat digunakan, yaitu metode garis lurus
(straight-line method) dan metode saldo menurun (declining balance method). Penggunaan metode
penyusutan harus dilakukan secara taat asas.
III.2 Saran
Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar manfaat
dari pembahasan mengenai Penyusutan Pajak Penghasilan dapat memberika wawasan positif, dimana
sisi positif dari uraian tersebut bisa dijadikan sebagai bahan menambah pengetahuan tentang
Penyusutan Pajak Penghasilan tersebut dan sisi kurang baik dijadikan sebagai bahan pembelajaran
untuk menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dari pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://konsultanku.co.id/blog/2-metode-penghitungan-tarif-penyusutan-pajak-
penghasilan#:~:text=Penyusutan%20atau%20depresiasi%20adalah%20metode,banyak%20nilai
%20aset%20telah%20digunakan.
https://rikiasp.id/pph/penyusutan-menurut-perpajakan/
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja
https://msmconsulting.co.id/news/52/2-metode-penyusutan-dalam-pajak-dan-tarifnya
10