Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PERPAJAKAN

“Penyusutan Pajak Penghasilan”

DOSEN PEMBIMBING:

IWIN ARNOVA S.E., M.Ak

DISUSUN OLEH :

SALSA BILLHA SUMITHA 21040019


RIO LINGGAR JATI 21040020
OGI AFFIANSA 21040021
REZA YUNINGSI 21040036
PURDIANTIWI KOMALASARI 21040039

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH
BENGKULU

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik
serta Hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang “Pajak
Pusat dan Pajak Daerah” ini dengan baik, sebagai syarat untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah perpajakan.

Makalah ini kami susun dari berbagai macam referensi dan bantuan dari berbagai
pihak, dan kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
mengalami kekurangan.

Oleh karena itu kami mengharapkan kritik serta saran dari semua pembaca agar
terciptanya makalah ini lebih baik lagi. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang sudah membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,mauapun pedoman bagi pembaca
dalam bidang perpajakan terutama dalam pembahasan pajak pusat dan pajak daerah

Bengkulu, November 2022

(penulis)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
I.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
I.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
II.1 Penyusutan Pajak Penghasilan....................................................................................................6
II.2 Metode dan Tarif Penyusutan.....................................................................................................6
II.2.1 Metode.................................................................................................................................6
II.2.2 Tarif Penyusutan..................................................................................................................8
 Tarif Penyusutan Pajak dengan Metode Garis Lurus.............................................................8
 Tarif Penyusutan Pajak dengan Metode Saldo Menurun........................................................9
II.3 Saat dimulainya Penyusutan........................................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................10
PENUTUP...........................................................................................................................................10
III.1 Kesimpulan..............................................................................................................................10
III.2 Saran........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau
perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak guna
usaha, dan hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dilakukan dalam bagian-bagian
yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut.

Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam
bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif
penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus,
dengan syarat dilakukan secara taat asas. Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran,
kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan
selesainya pengerjaan harta tersebut. Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak
diperkenankan melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Penyusutan Pajak Penghasilan?
2. Apa saja metode dan tarif penyusutan?
3. Bagaimana saat dimulainya penyusutan?

I.3 Tujuan
1. Untuk memahami maksud dari penyusutan pajak penghasilan
2. Untuk memahami metode dan tarif pada penyusutan
3. Untuk memahami saat dimulainya penyusutan

4
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Penyusutan Pajak Penghasilan


Penyusutan atau depresiasi adalah metode akuntansi pajak untuk mengalokasikan biaya aset
berwujud atau fisik selama masa umur manfaatnya. Penyusutan yang juga disebut sebagai depresiasi
mewakili seberapa banyak nilai aset telah digunakan. Penghitungan tarif penyusutan akan berdampak
terhadap laporan keuangan di dalam akuntansi serta pelaporan pajak sehingga nilai pajak dapat
dihitung lebih efisiensi.

Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud seperti tanah hak milik,


termasuk tanah berstatus hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai yang pertama kali tidak
boleh disusutkan, kecuali apabila tanah tersebut dipergunakan dalam perusahaan atau dimiliki untuk
memperoleh penghasilan dengan syarat nilai tanah tersebut berkurang karena penggunaannya untuk
memperoleh penghasilan, misalnya perusahaan bahan bangunan mempunyai sebuah properti di suatu
daerah dan memakai tanahnya sebagai bahan baku membuat batu bata sehingga nilai properti tersebut
berkurang.

Penjelasan mengenai pengeluaran untuk memperoleh tanah hak guna bangunan, hak guna

usaha, dan hak pakai yang pertama kali adalah biaya perolehan tanah dari pihak ketiga, sedangkan

biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai dapat diamortisasikan selama

jangka waktu hak-hak tersebut.

Dalam kelompok harta berwujud, terdapat kolom bangunan tidak permanen. Kolom bangunan
tidak permanen adalah bangunan yang bersifat sementara dan terbuat dari bahan yang tidak tahan
lama atau bangunan yang dapat dipindahkan dengan masa manfaat tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun,
misalnya barak asrama yang dibuat dari kayu untuk karyawan.

II.2 Metode dan Tarif Penyusutan

II.2.1 Metode
UU PPh mengatur 2 (dua) metode penyusutan yang dapat digunakan, yaitu metode garis lurus
(straight-line method) dan metode saldo menurun (declining balance method). Penggunaan metode
penyusutan harus dilakukan secara taat asas.

5
 Metode Garis Lurus

Metode garis lurus adalah metode penyusutan:

1. atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta
berwujud, kecuali tanah yang:
 dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan; dan

 mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun;


2. yang dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah
ditentukan.

 Metode Saldo Menurun

Metode saldo menurun adalah metode penyusutan:

1. atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta
berwujud, kecuali tanah dan bangunan yang:
 dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan; dan
 mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun;

2. yang dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan
cara:
 menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku; dan
 pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan
secara taat asas.

6
II.2.2 Tarif Penyusutan
Dalam menghitung penyusutan, harta berwujud dikelompokkan dalam kelompok
harta dan disusutkan berdasarkan masa manfaat dan tarif penyusutan sebagai berikut.

Kelompok Harta Masa Manfaat Tarif Penyusutan Tarif Penyusutan


Berwujud (Metode Garis (Metode Saldo
Lurus) Menurun)

1. Bukan Bangunan

Kelompok 1 4 tahun 25% 50%

Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%

Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%

Kelompok 4 20 tahun 5% 10%

2. Bangunan

Bangunan Permanen 20 tahun 5% N/A

Tidak Permanen 10 tahun 10% N/A

 Tarif Penyusutan Pajak dengan Metode Garis Lurus

PT ABCD membeli sebuah mesin dengan harga Rp500.000.000 dan masa manfaat 2 tahun.
Bagaimana penyusutan fiskal PT ABCD dengan menggunakan metode garis lurus?

Penyusutan 
= Harga beli x 25% (penyusutan berdasarkan ayat 1, kelompok 1, bukan bangunan)
= Rp500.000.000 x 25%
= Rp125.000.000

7
 Tarif Penyusutan Pajak dengan Metode Saldo Menurun

PT CDE membeli sebuah mesin dengan harga Rp500.000.000 dan masa manfaat 2 tahun. Bagaimana
penyusutan fiskal PT ABCD dengan menggunakan metode saldo menurun?

Penyusutan di tahun 1 
=  Harga beli x 50% (penyusutan berdasarkan ayat 2, kelompok 1, bukan bangunan)
= Rp500.000.000 x 50%
= Rp250.000.000

Penyusutan di tahun 2
= Nilai Sisa Buku x 50%
= (Rp500.000.000 - Rp250.000.000) x 50%
= Rp125.000.000

II.3 Saat dimulainya Penyusutan


Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih
dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut.
Namun, dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak diperkenankan melakukan
penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan.

8
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Penyusutan atau depresiasi adalah metode akuntansi pajak untuk mengalokasikan biaya aset
berwujud atau fisik selama masa umur manfaatnya. Penyusutan yang juga disebut sebagai depresiasi
mewakili seberapa banyak nilai aset telah digunakan. Penghitungan tarif penyusutan akan berdampak
terhadap laporan keuangan di dalam akuntansi serta pelaporan pajak sehingga nilai pajak dapat
dihitung lebih efisiensi.

Penjelasan mengenai pengeluaran untuk memperoleh tanah hak guna bangunan, hak guna
usaha, dan hak pakai yang pertama kali adalah biaya perolehan tanah dari pihak ketiga, sedangkan
biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai dapat diamortisasikan selama
jangka waktu hak-hak tersebut.

UU PPh mengatur 2 (dua) metode penyusutan yang dapat digunakan, yaitu metode garis lurus
(straight-line method) dan metode saldo menurun (declining balance method). Penggunaan metode
penyusutan harus dilakukan secara taat asas.

III.2 Saran
Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar manfaat
dari pembahasan mengenai Penyusutan Pajak Penghasilan dapat memberika wawasan positif, dimana
sisi positif dari uraian tersebut bisa dijadikan sebagai bahan menambah pengetahuan tentang
Penyusutan Pajak Penghasilan tersebut dan sisi kurang baik dijadikan sebagai bahan pembelajaran
untuk menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dari pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://konsultanku.co.id/blog/2-metode-penghitungan-tarif-penyusutan-pajak-
penghasilan#:~:text=Penyusutan%20atau%20depresiasi%20adalah%20metode,banyak%20nilai
%20aset%20telah%20digunakan.

https://rikiasp.id/pph/penyusutan-menurut-perpajakan/

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja

https://msmconsulting.co.id/news/52/2-metode-penyusutan-dalam-pajak-dan-tarifnya

10

Anda mungkin juga menyukai