OLEH :
Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Perpajakan .
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua
terkait materi “Penyusutan, Amortisasi dan Revaluasi”. Kami membuat makalah ini
berdasarkan referensi dari buku dan internet sebagai pedoman membuat makalah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan lagi mutunya dan masih jauh
dari kata sempuran, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun kami harapkan
demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.
Penulis
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut PSAK 16 revisi 2007, revaluasi merupakan salah satu metode penilaian asset
tetap. Penilaian asset tetap lebih menekankan pada aspek relevansi laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan. Penggunaan nilai historis (harga perolehan) menjadikan nilai aset
tetap kehilangan relevansi karena tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang
sesungguhnya, sehingga perlu dilakukan revaluasi agar nilai asset tetap suatu perusahaan
menggambarkan kondisi sesungguhnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyusutan
Apabila Wajib Pajak melakukan penilaian kembali aktiva, maka dasar penyusutan atas harta
adalah nilai setelah dilakukan penilaian kembali aktiva tersebut.
Untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud ditetapkan
sebagai berikut:
1. Harta berwujud yang bukan berupa bangunan, terdiri dari empat kelompok, yaitu:
Kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 4
tahun
Kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 8
tahun
Kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 16
tahun
Kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 20
tahun
2
2.1.2 Metode Penyusutan
Aset tetap, kecuali tanah, akan makin berkurang kemampuannya untuk memberikan
jasa bersamaan dengan berlakunya waktu. Jumlah yang dapat disusutkan, dialokasikan ke
setiap periode akuntansi selama masa manfaat aset dengan berbagai metode yang sistematis
dan diterapkan secara konsisten atau taat asas.
Tarif Tarif
Kelompok Harta Penyusutan Penyusutan
Masa Manfaat
Berwujud Metode Garis Metode Saldo
Lurus Menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok I 4 Tahun 25% 50%
Kelompok II 8 Tahun 12,5% 25%
Kelompok III 16 Tahun 6,25% 12,5%
Kelompok IV 20 Tahun 5% 10%
II. Bangunan :
Permanen 20 Tahun 5%
Tidak Permanen 10 Tahun 10%
3
Alternatif I: Metode Garis Lurus :
Penyusutan tahun 2009 : 7/12 x 25% Rp 1.000.000 = Rp 125.000
Penyusutan tahun 2010 : 25% x Rp 1.000.000 = Rp 250.000
Penyusutan tahun 2011 : 25% x Rp 1.000.000 = Rp 250.000
Penyusutan tahun 2012 : 25% x Rp 1.000.000 = Rp 250.000
Penyusutan tahun 2013 : Sisanya disusutkan sekaligus = Rp 125.000
2.2 Amortisasi
4
2) Metode saldo menurun
Perusahaan anda membeli lisensi IKEA untuk produksi furnitur rumah tangga dengan
masa manfaat selama 4 tahun sebesar Rp 100.000.000,-. Maka perhitungan amortisasi
pertahunnya adalah sebagai berikut
Dari perhitungan di atas, maka setiap tahun perusahaan anda harus melakukan
amortisasi lisensi IKEA sebesar Rp 25.000.000,-. Sehingga perhitungan akuntansinya
ketika tutup buku akhir tahun adalah sebagai berikut
Jika mengikuti contoh kasus di atas, maka perhitungan amortisasinya adalah sebagai
berikut
5
b) Amortisasi lisensi IKEA tahun ke-2
50% x (Rp 100.000.000 – Rp 50.000.000) = Rp 25.000.000,-
2.3 Revaluasi
Aset yang dapat direvaluasi adalah aset tetap berwujud yang terletak di Indonesia,
serta dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
merupakan objek pajak. Contohnya adalah aset properti. Yang jelas, revaluasi aset harus
dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aset tetap tersebut.
Peraturan mengenai revaluasi aset bahkan memiliki dasar hukum, yakni Pasal 19 Ayat (1)
Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang No. 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Peraturan tersebut mengatakan bahwa Menteri
Keuangan berwenang menetapkan peraturan tentang penilaian kembali aset dan faktor
penyesuaian apabila terjadi ketidaksesuaian antara unsur-unsur biaya dengan penghasilan
karena perkembangan harga. Namun, lebih dari sekadar kewajiban, revaluasi aset tetap
sebenarnya membawa keuntungan tersendiri bagi perusahaan.
1. Aktiva tetap berwujud dalam bentuk tanah, kelompok bangunan, dan bukan bangunan
yang tidak dimaksudkan untuk dialihkan atau dijual.
2. Aktiva tersebut terletak atau berada di wilayah Indonesia
3. Penilaian kembali dapat dilakukan terhadap seluruh aktiva tetap (revaluasi total) atau
terhadap sebagian aktiva tetap (revaluasi parsial) yang dimiliki perusahaan.
4. Penilaian kembali aktiva tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar
aktiva tetap pada saat penilaian dilakukan, yang ditetapkan oleh perusahaan penilai
atau penilai yang diakui oleh pemerintah.
5. Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau
penilai yang diakui oleh pemerintah ternyata kemudian tidak mencerminkan keadaan
yang sebenarnya, Dirjen Pajak akan menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar
yang bersangkutan.
6
6. Selisih antara nilai pasar atau nilai wajar dengan nilai buku fiskal aktiva tetap yang
dinilai kembali wajib dikompensasikan terlebih dahulu dengan kerugian fiskal tahun
berjalan dan sisa kerugian fiskal tahun-tahun sebelumnya yang masih dapat
dikompensasikan.
7. Selisih lebih karena penilaian kembali setelah dilakukan kompensasi kerugian
dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final, sesebesar 10%.
8. Bagi WP yang melakukan penggabungan usaha, pajak penghasilan yang terhutang
sebesatr 10% di atas, dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama 5 tahun terhitung
sejak tahun dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap perusahaan.
9. Pajak penghasilan yang harus dilunasi untuk setiap tahun paling sedikit sebesar 20%
dari jumlah pajak yang terutang, kecuali pelunasan untuk tahun terakhir.
10. Apabila WP melakukan penilaian kembali aktiva tetap sebelum akhir tahun pajak,
maka kerugian fiskal pada tahun buku yang bersangkutan, diperhitungkan sampai
dengan dilakukannya revaluasi aktiva tetap tersebut.
11. Nilai pasar atau nilai wajar merupakan dasar penyusutan aktiva mulai tahun pajak
dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap tersebut penyusutan dilakukan sesuai
dengan Pasal 11 UU Pajak Penghasilan.
12. Aktiva tetap yang telah dilakukan penilaian kembali dan telah dikenakan Pajak
Penghasilan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain sebelum lewat jangka waktu 5
tahun setelah dilakukannya penilaian kembali.
13. Apabila WP mengalihkan aktiva tetap tersebut sebelum lewat jangka waktu 5 tahun,
maka atas selisih penilaian aktiva tetap tersebut tetap dikenakan Pajak Penghasian
yang terutang sebesar 10% dan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final
sebesar 15%.
14. Dikecualikan dari jangka waktu 5 tahun jika aktiva tetap tersebut dialihkan kepada
pemerintah atau dialihkan dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran
usaha.
1. Wajib Pajak yang dapat melakukan revaluasi adalah WP Badan dalam negeri yang
terletak atau berada di Indonesia. Wajib Pajak Badan dalam negeri adalah sekumpulan
orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun
yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam
bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, dana persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang
sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.
2. Telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir
sebelum masa pajak dilakukannya penilaian kembali. Kewajiban pajak yang
dimaksud terdiri dari:
Pajak Penghasilan (PPh)
Pajak Pertambahan Nilai (PPn)
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
7
2.3.4 Contoh Revaluasi Aset Tetap
Pada tahun 2015, PT Jaya melakukan penilaian kembali aktiva tetapnya. Nilai buku fiskal
aktiva yang dinilai kembali (Revaluasi) per 31 Desember 2015 adalah Rp. 200.000.000. nilai
wajar aktiva tersebut adalah Rp. 350.000.000. Besarnya PPh atau selisih lebih penilaian
kembali (revaluasi) aktiva adalah sebesar :
Nilai wajar aktiva Rp. 350.000.000
Nilai buku fiskal aktiva RP. 200.000.000
Selisih lebih penilaian kembali aktiva Rp. 150.000.000
PPh = Rp. 150.000.000 x 10%
= Rp. 15.000.000 (Bersifat Final)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa
manfaat yang diestimasi. Penyusutan perlu dilakukan karena manfaat yang diberikan dari aset
tersebut semakin berkurang. Pengurangan nilai aset dibebankan secara bertahap.
Semua bentuk aset tetap dikenai penyusutan atau depresiasi Kecuali tanah atau lahan,
aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan artinya nilai aktiva tetap selain
tanah, misalnya mobil, berkurang seiring dengan realisasi masa umur pemanfaatannya,
sampai ketika masa guna itu habis, nilai aktiva mobil yang bersangkutan adalah nol.
Depresiasi juga dapat didifinisikan yaitu sebagian dari Harga perolehan suatu aktiva
berwujud yang dialokasikan atau diakui sebagai biaya baik setiap tahun atau setiap bulan
setiap periode akuntansi.
Secara umum perusahaan dalam menentukan depresiasi biasanya menggunakan
beberapa metode penetapan nilai penyusutan yaitu; Metode Garis Lurus, Metode jam jasa,
Metode Saldo Menurun, Metode Jumlah Angka‐Angka Tahun dan Metode Nilai Produksi.
Tetapi secara umum biasanya perusahaan menggunakan salah 1 dari banyak metode yang
ada, biasanya yang digunakan adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun karena
dalam perpajakan, pajak penghasilan pasal 11, metode yang boleh dalam pelaporan pajak
adalah metode garis lurus dan saldo menurun. (untik lebih jelasnya lihat peraturan atau UU
pajak penghasilan pasal 11 dan penggolongan jenis – jenis harta dalam Kep. Men. Keu. No.
138/KMK.03/2002). Dalam menentukan suatu keputusan untuk menyusutkan aktiva tetapnya
tentu didasari dengan alasan kenapa aktiva tetap disusutkan dan faktor – factor yang
mempengaruhi biaya depresiasi.
3.2 Saran
Penulis berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca pada umumnya.
9
Daftar Pustaka
10