Anda di halaman 1dari 5

11

BAB 3

PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN

Perekayasaan pelaporan keuangan bab ini meneruskan penjelasan dari bab


sebelumnya, yang menyatakan bahwa akuntansi merupakan disiplin ilmu teknologi.
Sehingga salah satu hasil dari penalaran logisnya berupa perekayasaan pelaporan
keuangan, yang menghasilkan suatu rerangka konseptual. Rerangka konseptual
tersebut harus memuat konsep pemikiran yang dapat dijadikan dasar dalam penetapan
PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum) terutama yang membahas mengenai
standar akuntansi.

Gambar 3.1 Proses Perekayasaan Pelaporan Keuangan (diambil dari Suwardjono hal 103)

Tujuan Ekonomik dan Sosial Negara

Tujuan Pelaporan Keuangan

Proses Pertimbangan

Rerangka Konseptual

Media Pelaporan

Informasi Akuntansi

Berdasarkan bagan proses perekayasaan pelaporan keuangan diatas, dapat dijelaskan sebagai
berikut :

a. Tujuan ekonomi dan sosial negara dijabarkan dalam pelaporan keuangan dengan
maksud agar tujuan akuntansi secara tidak langsung juga akan membantu tercapainya
tujuan negara.
b. Proses pertimbangan mencakup konsep dasar yang diperlukan untuk menjamin agar
tujuan pelaporan keuangan tercapai. Tujuan mendasar proses pertimbangan tersebut
adalah untuk memudahkan pengguna informasi keuangan mengetahui kegiatan
12

operasional perusahaan melalui berbagai simbol dalam bentuk stataemen keuangan, tanpa
harus menyaksikan secara langsung sistem operasional perusahaan.
c. Setelah melakukan proses pertimbanagn logis melalui perekayasaan, maka dituangkan
dalam bentuk rerangka konseptual atau dokumen resmi hasil perekayasaan. Hal ini
sejalan dengan apa yang ditegaskan FASB dalam Suwardjono, FASB banyak
memanfaatkan rerangka konseptual karena memberikan landasan umum dan penalaran
dasar untuk mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan berbagai alternatif
pengembangan standar akuntansi (Suwardjono, 2006,114).
d. Media pelaporan hasil proses perekayasaan akuntansi adalah statemen keuangan dan
pelaporan keuangan.
e. Informasi akuntansi dapat bermanfaat oleh pengguna tanpa harus menyaksikan secara
langsung operasi fisis perusahaan.
Pedoman dalam penyusunan rerangka konseptual dapat ditentukan secara resmi
oleh badan yang berwenang atau pedoman yang baik dan yang telah dipraktekkan.
Gabungan dari kedua pedoman tersebut membentuk rerangka pedoman operasional atau
PABU. Alasan kriteria penyajian statemen keuangan adalah PABU bukan standar
akuntansi keuangan adalah :
o Tidak semua ketentuan perlakuan akuntansi telah dituangkan dalam bentuk
standar akuntansi.
o Dikhawatirkan kewajaran hanya ersifat formal bukan bersifat subtantif.
o Ukuran kewajaran meruapakn suatu rerangka pedoman yang cukup komprehensif
meliputi aspek teknis dan konseptual.
Dalam rerangka konseptual terdapat berbagai definisi yang hampir sama, diantaranya
prinsip akuantansi, standar akuntansi dan PABU, agar lebih jelas memahami hubungan
ketiganya, maka terdapat dalam bagan dibawah ini .
Gambar 3.2 Hubungan Prinsip Akuntansi, Standar Akuntansi, dan PABU
(diambil dari Suwardjono hal 123)

Prinsip Akuntansi Praktek yang tiak diatur dalam standar


akuntansi

Standar Praktek Sehat

Prinsip Akuntansi berterima


umum (PABU)
13

Dari bagan hubungan antara prinsip akuntansi, standar akuntansi dan PABU diatas, dapat
disimpulkan bahwa PABU tidak sama dengan standar akuntansi. Hal tesebut dapat
dibedakan berdasarkan pengertian dari masing-masing pengertian pedoman tersebut.

a. Prinsip Akuntansi adalah serangkaian konsep dan asumsi yang masih berbentuk
gagasan akademik yang belum dipraktekan, namun memiliki potensi yang besar
bila diterapkan.
b. Standar Akuntansi ditetapkan sebagai rerangka konseptual oleh badan penyusun
standar.
c. PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan
sumber lain yang didukung berlakunya secara teoris maupun praktis.
Jadi PABU merupakan gabungan dari definisi prinsip akuntansi dan standar akuntansi.
14

BAB 4
RERANGKA KONSEPTUAL
Sebagai hasil suatu perekayasaan adalah model rerangka konseptual. Model rerangka
konseptual yang digunakan sebagai aspek pembelajaran dan pendidikan adalah yang
dikembangkan oleh FASB dan diwujudkan dalam SFAC.
Gambar 4.1 Rerangka konseptual versi FASB (diambil dari Suwarjono hal 116)

Tujuan Pelaporan Keuangan (SFAC No 1 dan SFAC No 4)

Kriteria Kualitas Informasi (SFAC No 2)

Pengukuran dan Pengakuan (SFAC No 5 dan SFAC No 7)

Memenuhi kriteria
pengakuan

Elemen statemen Keuangan (SFAC No 6)

Berdasarkan gambar diatas, tujuan pelaporan keuangan merupakan proses yang


Informasi lain-lain
paling menentukan dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan keuangan
Media pelaporan Statemen keuangan Informasi
menentukan konsep keuangan
dan prinsip yang relevan dalam penyusunan
pelengkap statemen laporan
Catatan statemen
keuangan. Selaian itu tujuan pelaporan keuangandiharapkan mampu memberikan
keuangan
informasi kepada para pemakai dengan berbagai kepentingan, serta mencapai tujuan
ekonomik sosial negara. Sehingga, dengan adanya informasi tersebut dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan.
Informasi tentunya akan dipakai bila terdapat kebermanfaatan keputusan bagi si
pemakai. FASB telah merumuskan kualitas mengenai kriteria informasi yang terdiri
dari dua unsur utama yaitu keberpautan (relevance) keterandalan (reliability). Kualitas
informasi akan jauh lebih bernialai lagi apabila terdapat unsur-unsur (1) keterpahaman,
(2)keberpautan, (3) nilai prediktif, (4) nilai balikan, (5) ketepatwaktuan, (6) keterandalan,
15

(7) ketepatan penyimbolan, (8) keterujian, (9) kenetralan, (10) keterbandingan, dan (11)
materialitas.
Elemen statemen keuangan merupakan bahan pembentuk informasi yang
dikandung dalam statemen keuangan. Penyajian elemen statemen keuangan tidak cukup
hanya memenuhi definisi tetapi harus memenuhi kriteria pengakuan dan pengukuran.
Terdapat sepuluh elemen pelaporan keuangan yang didefinisikan dalam rerangka
konseptual yaitu aset, kewajiban, ekuitas, investasi, distribusi ke pemilik, laba
komprehensif, pendapatan, biaya, untung dan rugi.
Pelaporan keuangan dan statemen keuangan meruapakan dua definisi yang
memiliki tujuan yang sama, namun memiliki komponen yang berbeda. Pelaporan
keuangan (financial reporting) adalah penyampaian informasi yang wajib dan suka rela.
Wajib disini mempunyai implikasi bahwa pelaporan harus mengandung statemen
keuangan (financial statement) yaitu media utama pelaporan keuangan serta suka rela
mencakup segala informasi yang yang diberikan oleh manajer agar bermanfaat bagi
pemakai pelaporan keuangan.
Elemen dalam statemen keuangan tersebut kemudian akan menjadi lingkup
pengukuran dan pengakuan. Atribut pengukuran yang harus dilekatkan pada suatu
elemen untuk merepresenatsikan secara tepat yang ingin diungkapakan dalam pelaporan
keuangan misalnya penggunaan kos historis, kos sekarang, nilai pasar sekarang, nilai
terealisasi, nilai diskunan. Sedangkan pengakuan berarti bahwa pencatatan resmi
(penjurnala) suatu entitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran dalam sautu sistem akuntansi,
sehingga jumlah rupiah tersebut dapat mempengaruhi statemen keuangan. FASB
menetapkan empat criteria pengakuan meliputi definis, keterukuran, keberpautan dan
keterandalan.

Anda mungkin juga menyukai