Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah
Pajak Bumi dan Bangunan(PBB)
Akuntansi Perpajakan
Dosen Pengajar Innas Susantira K.,SE.,M.Ak

Disusun oleh :

Dimas Sholeh Baihaqi (C2200006)


Karina Komariah Hidayat (C2200023)
Nida Nurfadillah (C2200026)
Sherli Gustini (C2200028)
Dinda Pitanosalia (C2200050)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOPERASI INDONESIA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul Pajak bumi dan bangunan
(PBB). Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perpajakan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Innas Susantira K., SE.,M.AK yang sebesar-
besarnya dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini
sehingga penulis dapat mengamati dan sekaligus mempelajari Pajak bumi dan bangunan (PBB).

Dengan ini penulis berharap bagi para pembaca untuk memberikan kritik dan saran guna untuk
meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah ini.

Jatinangor, 28 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
Pajak Bumi dan Bangunan ........................................................................................................................... 1
A. Dasar Hukum ..................................................................................................................................... 1
B. Objek Pajak Bumi dan Bangunan ...................................................................................................... 2
C. Tidak Termasuk Objek Pajak Bumi dan Bangunan ............................................................................ 2
D. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan ..................................................................................................... 3
E. Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung.......................................................................................... 3
PENUTUP ....................................................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ iii

ii
Pajak Bumi dan Bangunan
A. Dasar Hukum
Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Undang-undang No. 12 Tahun 1985
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 12 Tahun 1994, dan terakhir diubah dengan
Undang-undang No. 20 Tahun 2000.

Asas Pajak Bumi dan Bangunan

1. Memberikan kemudahan dan kesederhanaan


2. Adanya kepastian hukum L
3. Mudah dimengerti dan adil
4. Menghindari pajak berganda

Undang-Undang dan Peraturan serta Keputusan-Keputusan yang Mengatur Pemungutan PBB

1. Undang-Undang No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1994;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1985 tentang persentase Nilai Jual Kena Pajak pada
Pajak Bumi dan Bangunan;
3. Keputusan Menteri Keuangan No. 1002/KMK.04/19 tentang tata cara pendaftaran objek
PBB;
4. Keputusan Menteri Keuangan No. 1003/KMK.04/1985 tentang penentuan klasifikasi dan
besarnya Nilai Jual Objek Pajak sebagai dasar pengenaan PBB;
5. Keputusan Menteri Keuangan No. 1006/KMK.04/19 tentang tata cara penagihan PBB dan
penunjukan Pejabat yang berwenang mengeluarkan surat paksa;
6. Keputusan Menteri Keuangan No. 1007/KMK.04/1985 tentang pelimpahan wewenang
penagihan Pajak Bumi dan Bangunan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan/atau
Bupati/Walikota Madya Kepala Daerah Tingkat IIII;
7. Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. 186 Tahun 1989 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan di wilayah DKI Jakarta;
8. Peraturan Pelaksanaan lainnya.

1
B. Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Yang menjadi objek PBB adalah Bumi dan Bangunan:

Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Permukaan bumi meliputi
tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa tambak perairan) serta laut Wilayah Republik
Indonesia.

Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah dan/atau
perairan untuk tempat tinggal, tempat usaha dan tempat yang diusahakan. Yang dimaksud dengan
bangunan meliputi

1. jalan lingkungan yang terletak dalam suatu komplek bangunan, seperti hotel, pabrik, dan
emplasmennya, dan lain-lain yang merupakan satu kesatuan dengan komplek bangunan
tersebut;
2. jalan tol;
3. kolam renang;
4. pagar mewah, taman mewah;
5. tempat olahraga;
6. galangan kapal/dermaga;
7. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak;
8. fasilitas lain yang memberikan manfaat.

C. Tidak Termasuk Objek Pajak Bumi dan Bangunan


1. Yang semata-mata digunakan untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial,
kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan untuk
mencari/memperoleh keuntungan.
2. Untuk kuburan, peninggalan purbakala dan sejenisnya.
3. Hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, tanam nasional, tanah penggembalaan yang
dikuasai oleh desa, tanah negara yang belum dibebani hak.
4. Untuk perwakilan diplomatik, konsulat, berdasarkan asas perlakuan timbal balik.
5. Untuk badan dan perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri
Keuangan.

2
D. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan
Yang menjadi subjek Wajib Pajak PBB adalah orang atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki,
menguasai dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan, antara lain pemilik, penghuni,
pengontrak, penggarap, pemakai dan penyewa.

1. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)


Adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak
ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan
baru, atau Nilai Jual Objek Pajak pengganti.
2. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)
Adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan data objek menurut
ketentuan Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan.
3. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
Adalah surat yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk memberitahukan
besarnya pajak terutang kepada Wajib Pajak. Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan SPPT
berdasarkan SPOP Wajib Pajak.
4. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)
Ditetapkan secara regional setinggi-tingginya sebesar Rp12.000.000,00 Keputusan Dirjen
No. 251/PJ/2000, untuk bak setiap Wajib Pajak. Apabila seorang WP mempunyai beberapa
objek pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya salah satu Objek Pajak yang nilainya
terbesar, sedangkan Objek Pajak lainnya tetap dikenakan secara penuh tanpa dikurangi
NJOPTKP.
5. Tarif Pajak Bumi dan bangunan
Tarif Pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 0.5% (lima per sepuluh persen).

E. Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung


1. Dasar pengenaan pajak adalah nilai jual objek.
2. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak ditetapkan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan,
kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan
daerahnya.

3
3. Dasar penghitungan pajak adalah Nilai Jual Kena Pajak yang ditetapkan serendah-
rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari Nilai Jual Objek Pajak.
4. Besarnya persentase Nilai Jual Kena Pajak ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional.

Pada dasarnya, penetapan Nilai Jual Objek Pajak adalah tiga tahun sekali. Namun demikian, untuk
daerah tertentu yang karena perkembangan pembangunan mengakibatkan kenaikan Nilai Jual
Objek Pajak cukup besar, penetapan Nilai Jual ditetapkan satu tahun sekali.

Dalam penetapan Nilai Jual, Menteri Keuangan mendengar pertimbangan Gubernur serta
memperhatikan asas Self Assess-ment. Yang dimaksud dengan Nilai Jual Kena Pajak (assesment
value) adalah nilai jual yang dipergunakan sebagai dasar penghitungan pajak, yaitu suatu
persentase tertentu dari nilai jual sebenarnya.

Contoh:

• Nilai Jual Objek Pajak sebesar Rp950.000.000,00 Persentase Nilai Jual Kena Pajak
misalnya 20%, besarnya Nilai Jual Kena Pajak Rp950.000.000,00 x 20% = Rp
190.000.000,00
• Nilai Jual Objek Pajak sebesar Rp1.450.000.000,00. Persentase Nilai Jual Kena Pajak
misalnya 40%, besarnya Nilai Jual Kena Pajak Rp1.450.000.000,00 x 40% =
Rp580.000.000,00

Untuk perekonomian dewasa ini, terutama untuk tidak terlalu membebani Wajib Pajak di daerah
pedesaan, tetapi dengan tetap memperhatikan penerimaan, khususnya bagi Pemerintah Daerah,
telah ditetapkan besarnya persentase untuk menentukan besarnya nilai Jual Kena Pajak (NJKP),
yaitu sebesar 20% dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

NJKP = AV (Assesment Value) x NJOP

= 20% x NJOP

Besarnya Pajak Terutang

Dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)

4
Besarnya Pajak = Tarif Pajak x NJKP

= 0,5% x 20% (NJOP-NJOPTKP)

Misalnya, Wajib Pajak I Gede Kurniawan mempunyi sebidang tanah dan bangunan yang NJOP-
nya sebesar Rp875.750.000,00, besarnya pajak terutang adalah

= 0,5% x 20% (875.750.000,00 - 12.000.000,00)

= Rp863.750,00

Contoh:

Ir. Koharudin Sindik sebagai Wajib Pajak memiliki Tanah seluas 750 meter persegi dengan Nilai
Jual Objek Pajak Rp625.000,00 per meter. Berdiri sebuah bangunan dengan luas 600 meter persegi
dengan NJOP Rp925.000,00. Dasar Pengenaan Pajak ditentukan sebesar 20% NJOPTKP sebesar
Rp 12.000.000, tarif sebesar 0.5 %

Diminta: Hitung Pajak Bumi dan Bangunan

Penyelesaian

Nilai Jual Objek Pajak Bumi (Tanah) ingeri Rp 468.750.000,00 M

(750 m x Rp 625.000,00)

Nilai jual objek Bangunan sahib Rp 555.000.000,00

(600 m x Rp 925.000,00)

NJOP sebagai Dasar Pengenaan Pajak Rp 1.023.750.000,00

NJOPTKP Rp 12.000.000,00

NJOP untuk penghitungan pajak Rp 1.011.750.000,00

Besarnya Pajak (PBB) Terutang:

Rp 1.011.750.000,00 × 20% × 0,5% Rp 1.011.750,00

5
PENUTUP
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini dan berdoa semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan para pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa menganugerahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin……

6
DAFTAR PUSTAKA
AKUNTANSI PERPAJAKAN TERAPAN (YUSDIANTO PRABOWO)

iii

Anda mungkin juga menyukai