Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 4

WIWIN PUTRI WULANSARI 22010166

SYAHRA MUTMAINAH 22010146

MUTMA INNAH 22010160

MUHAMMAD AZMINIZAM 22010195

FITRIA ANDINI NUR 21910171

RASTA ANUGRAH 21910047

LA DIMAN 21910089

TETI INDRIATI 22010225

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH KENDARI

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5

C. Tujuan Makalah.......................................................................................................................6

BAB II.............................................................................................................................................7

PEMBAHASAN..............................................................................................................................7

1. Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan.........................................................................7

2. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan............................................................................................11

3. Dasar Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan......................................................................11

4. Cara Mendaftarkan Objek Pajak Bumi dan Bangunan..........................................................12

5. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan................................................................................12

BAB III..........................................................................................................................................15

PENUTUP.....................................................................................................................................15

A. Kesimpulan...........................................................................................................................15

B. Saran......................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas izin dan rahmat-Nya
makalah "Pajak Bumi dan Bangunan ini dapat diselesaikan tepat. pada waktunya. Tak lupa pala
shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang telah menunjukkan
kita dari jalan yang benar, jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT. sehingga kita bisa merasakan
nikmamya Islam. nikmatnya pendidikan, yang akan membawa kitu menuju kehidupan yang
bahagia dunia dan akhirat Pada kesempatan ini kami tidak lupa menyampaikan terima kasih
kepada Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Perpajakan. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami minta maaf yang sebesar-besarnya apabila
ada kesalahan dan kekurangan, baik dalam pengetikan, kata-kata maupun isi makalah Segala
kekurangan datangnya dari kami sendiri, kelebihan hanya dimiliki oleh Allah SWT. Oleh karena
itu, kami meminta kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi penyempurnaan
makalah-makalah yang akan datang Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca.
Terima kasih.

KENDARI,27 SEPTEMBAR 2022

KELOMPOK 4

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak bumi dan bangunan memiliki peranan penting dan manfaat yang besar bagi
kehidupan masyarakat. Pajak memiliki peran yang sangat penting terhadap kelangsungan
masyarakat, terutama di Indonesia. Setiap harta yang dimiliki wajib pajak dikenakan pajak sesuai
dengan peraturan yang ada. Pajak terdiri dari pajak bumi dan bangunan, pajak tersebut
merupakan pajak yang dikenakan atas harta tak bergerak. Pajak bumi adalah pengenaan pajak
atas permukaan bumi (lahan berdasarkan UU nomor 12 Tahun 1985. Sedangkan pajak bangunan
adalah pengenaan pajak atas konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
lahan, konstruksi teknik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai tempat tinggal, atau tempat
berusaha, atau tempat yang dapat diusahakanberdasarkan UU nomor 12 Tahun 1985. Pajak
merupakan juran wajib yang dibayar oleh rakyat dengan dasar hukum yang jelas dan dikelola
oleh Pemerintah untuk menjalankan roda pemerintahan dan melakukan pembangunan dengan
tujuan untuk mensejahterakan rakyat.

Peranan pajak dalam suatu negara adalah sebagai salah satu pendapatan negara yang
dapat menjadi aset negara. Selain itu pajak pada dasamya mengandung du sifat, yaitu budgeter
(memasukkan) dan non budgeter (mengatur). Budgeter atau yang berarti memasukkan adalah
sifat yang mutlak dimiliki oleh pajak. Hal ini dapat dikatakan karena dengan adanya pajak maka
ada uang yang masuk ke kas negara yang nantinya dikelola dengan tujuan membangun
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sifat
budgeter juga sangat berkaitan dengan fungsi sosial dalam batas-batas keadilan dan
perikemanusian yang terpancar dari nilai-nilai pancasila. Sifat pajak yang lain adalah on
budgeter yang berart mengatur. Dengan adanya pemasukan kas negara yang berasal dari pajak
muska pembangunan akan dapat terus berjalan seiring dengan pengelolaan pajak yang baik adil
dan 2 transparan. Semakin besar pajak yang diterima maka diperlukan pengelolaan yang lebih
dan pembangunan pun akan terus berjalan Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
pajak mempunyai peranan yang sangat vital dimana pajak sebagai pendapatan terbesar negara.
Besar kecilnya pajak yang diterima oleh negara akan sangat menentukan laju perkembangan roda
pemerintahan khususnya dalam melaksanakan pembangunan. Ada beberapa macam pajak yang

1
2

diterima oleh kas negara salah satunya adalah pajak bumi dan bangunan (PBB). Pajak bumi dan
bangunan merupakan iuran wajib kepada kas negara atas dasar kepemilikan, penguasaan dan
perolehan manfaat dari bumi dan bangunan Apabila dilihat lebi mendetail pajak bumi adalah
pengenaan pajak atas permukaan bumi (lahan) dan pajak bangunan adalah pengenaan pajak atas
konstruksi teknik yan ditanam atau dilekatkan secara tetap pada lahan tersebut.

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak negara yang dikenakan terhadap buni atau
bangunan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 (UU PBB),
PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam anti besamya pajak terutang ditentukan oleh
keadaan objek yain bumi tanah dan/atau bangunan Menurut Supriyono PBB merupakan pajak
yang dipungut atas obyek pajak berupa bumi dan bangunan. Bumi adalah permukaan bumi dan
tabuh bumi yang ada di bawahnya. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau
dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan PBB-PP merupakan jenis Pajak Pusat yang
dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota yang selanjutnya disebut Pajak
Daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (UU PDRD) yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2010.

B. Rumusan Masalah

Agar pembahasan masalah dalam makalah ini dapat terarah, maka kami merumuskan
masalah-masalah tersebut dengan rincian sebagai berikut:

1. Bagaimana Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangun


2. Bagaimana Tarif Pajak Bumi dan Bangunan
3. Bagaimana Dasar Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan?
4. Bagaimana Cara Mendaftarkan Objek Pajak Bomi dan Bangunan?
5. Bagaimana Cara Pembayaran pajak bumi dan bangunan?
3

C. Tujuan Makalah

Untuk mempermudah tercapainya arah serta sasaran yang diharapkan, maka kami
merumuskan beberapa tujuan yang hendak dicapai dari rumusan masalah, diantaranya sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Untuk mengetahui dan memahami Tarif Pajak Bumi dan Bangunan.
3. Untuk mengetahui dan memahami Dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan.
4. Untuk mengetahui dan memahami Cara mendaftarkan objek pajak bumi dan bangunan
5. Untuk mengetahui pembayaran pajak bumi dan bangunan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pajak Bumi dan Bangunan

1. Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan

a. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan


Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi
dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun
1994 Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang bersifat kebenduan dalam arti
besarnya pajak terutang ditemukan oleh keadaan objek yaitu bumi, tanah dan atau
bangunan. Keadaan subyek (siapa yang membayar) tidak skut menentukan besamya
pajak. Pajak Bumi dan Bangunan pada awalnya merupakan pajak pasat yang alokasi
penerimaannya dialokasikan ke daerah-daerah dengan proporsi tertentu, namun demikian
dalam perkembangannya berdasarkan Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang PDRD
pajak ini khususnya sektor perkotaan dan pedesaan menjadi sepenuhnya pajak daerah

b. Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan


a) UU No. 12 Tahun 1985 diperbaharui melalui Undang-Undang No. 12 tahun 1994
tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Terakhir diperbaharui melalui Undang-Undang
No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
b) KMK No.201/KMK.04/2000 tentang Penyesuaian Besamya Nilai Jual Objek Pajuk
Tidak Kena Pajak Sebagai Dasar Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan.
c) KMK No. 523/KMK.04/1998 tentang Penentuan Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual
Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan.
d) KMK No. 1004/KMK.04/1985 tentang Penentuan Badan atu Perwakilan Organisasi
Imernasional yang Menggunakan Objek Pajak Bumi dan Bangunan Yang Tidak
Dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan.
e) Kep Dirjen Pajak Nomor KEP.251/PJ/2000 tentang Tata Cara Penetapan Besamya
Nilai Jual Obick Pajak Tidak Kena Pajuk Sebagai Dasar Penghitungan Pajak Bumi
dan Bangunan

4
5

f) Kep Dirjen Pajak Nomor KEP-16/P1.6/1998 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor: SE 43/P1.6/2003 Tentang Penyesuaian
Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOFTKP) PBB dan Perubahan
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) BPHTB Untuk Tahun
Pajak 2004
g) Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor: SE-57/PJ6/1994 tungPenegasan dan Penjelasan
Pembebasan PBB atas Fasilitas Umum dan Saruna Sosial Untuk Kawasan Industri
dan Real Estate

c. Istilah Penting dalam Undang-Undang Pajak Bumi dan Bangunan


a) Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya.
b) Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
tanah dan/atau perairan
c) Nilai Jual Obyek Pajak adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli
yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual
Obyek Pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis,
atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Obyek Pajak Pengganti
d) Surat Pemberitahuan Obyek Pajak adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak
untuk melaporkan data obyck pajak menurut ketentuan undang-undang ini e) Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang adalah surat yang digunakan oleh Direktorat
Jenderal Pajak untuk membentukan besarnya pajak terhutang kepada wajib pajak

d. Objek Pajak Bumi dan Bangunan


Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti
besamya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi tanah dan atau
bangunan Keadaan subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.
Objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah sebagai berikut:
a) BumiPermukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di pedalaman
serta laut wilayah Indonesia. Contoh: sawah ladang, kebun, tanah, pekarangan,
tambang
6

b) Bangunan Konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tah dan
atau perairan. Contol rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, gedung
bertingkat, pusat perbelanjaan, emplasemen. pagar mewah, dermaga, taman mewah
fasilitas lain yang memberi manfaat, jalan tol, kolam renang, anjangan minyak lepas
pantai. Adapun objek pajak yang tidak dikenakan PBB adalah objek yang:
c) Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dibidang ibadah, sosial
kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan untk
memperoleh keuntungan, seperti mesjid.
d) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang sejenis dengan itu e)
Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah
penggembalian yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu
hak
e) Digunakan oleh perwakilan diplomatik berdasarkan asas perlakuan timbal balik.
f) Digunakan oleh badan dan perwakan organisasi internasional yang ditentukan oleh
Menteri Keuangan.

e. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan


Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata
a) Mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau;
b) Memperoleh manfaat atas bumi, dan atau
c) Memiliki bangunan, dan atau
d) Menguasai bangunan, dan atau;
e) Memperoleh mantat atas bangunan

Wajib pajak adalah subjek pajak yang dikenakan kewajiban membayar pajak."

f. Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan.


Dasar pengenaan PBB adalah "Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)". NJOP ditetapkan
per wilayah berdasarkan keputusan Menteri Keuangan dengan mendengar pertimbangan
Bupati Walikota serta memperhatikan:
a) Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar,
b) Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan
fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya.
7

c) nilai perolehan baru


d) Penentuan Nilai Jual Objek Pajak pengganti

g. Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan


Saat ini hasil penerimaan PBB 100% diterima dan diatur oleh pemerintah daerah
sehingga tidak ada lagi pembagian bagian dengan pemerintah pusat, provinsi, dan pihak
lainnya seperti sebelumnya.

h. Tempat Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan


Wajib Pajak yang telah menerima Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT),
Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak (STP) dari Kantor Pelayanan PBB
atau disampaikan lewat Pemerintah Daerah harus melunasinya tepat waktu poda tempat
pembayaran yang telah ditunjuk. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) saat ini
dapat dilakukan melalui
a) Bank at Kantor Pos dan Giro Tempat pembayaran yang tercantum dalam SPPT
b) Petugas Pemungut PBB Kelurahan/Desa yang ditunjuk resmi
c) Fasilitas elektronik yang disediakan oleh Bank, seperti: Mesin ATM, SMS Bankim
Phone Banking, Internet Banking Resi atau struk ATM. Print out internet banking
ataupun buku pembayaran (melalui teller) diperlakukan sebagai pengganti Surat
Tanda Terima Setoran (STTS). Apabila tanda terima pembayaran tersebut rusak au
hilang Wajib Pajak dapat meminta surat keterangan lunas ke KPPBB/KPP Pratamin

i. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)


NJOPTKP adalah batas NJOP atas bumi dan atau bangunan yang tidak kem papak
Besamya NJOFTKP hendasarkan KMK RI Nomor 201/KMK.042000 Pasal 2 adalah
setinggi-tingginya Rp 12.000.000, sedangkan berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 Pasal
77 ayat (4) besarnya NJOFTKP ditemukan paling rendah adalah Rp 10.000.000 dan
penetapannya dilakukan oleh masing-masing Kepala Daerah dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Setiap wajib pajak memperoleh pengurangan NJOFTKP sebanyak satu kali dalam
satu tahan pajak.
8

b) Apabila wajib pajak mempunyai beberapa objek pajak, maka yang mendapat
pengurangan NJOPTKP hanya satu objek pajak yang nilainya terbesar dan tidak bisa
digabungkan objek pajak lainnya,

j. Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)


Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) merupakan dasar penghitungan PBB NJKP juga
dikenal sebagai assessment value atau nilai jual objek yang akan dimasukan dalam
perhitungan pajak teratung, Artinya, NJKP merupakan bagian dari NJOP. Dalam KMK
Nomor 201/KMK.04/2000, terdapat ketentuan persentase NJKP sudah ditetapkan oleh
pemerintah, Berikut ini rinciannya
a) Objek pajak perkebunan sebesar 40%
b) Objek pajak pertambangan sebesar 40%
c) Objek pajak kebunan sebesar 40%
d) Objek pajak lainnya seperti Pedesaan dan Perkotaan dilihat dari nilai NJOP-nya,
yakni:
e) Jika NJOP-nya > Rp1.000.000.000,00, persentase NJKP sebesar 40%
f) Sedangkan, jika NJOP-nya Rp1.000.000.000,00 persentase NJKP sebesar 20%

2. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan

Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah 0,5% dan jenis tarif ini disebut
sebagai tarif tunggal yang berlaku bagi objck pajak jenis apapun diseluruh wilayah idonesia.
Tarif efektif pajak bumi dan bangunan adalah 0,1% untuk objek yang nilai jual objek pajak
(NJOP) kurang dari 1 milyar dan 0.2% untuk objek yang nilai jual objek pajak (NJOP) sama
diatas milyar.

3. Dasar Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan

Menurut (Waluyo, 2014), Dasar Penghitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak
(NJKP) yang ditetapkan serendah rendahnya 20% (dua puluh persen) dan setinggi-tingginya
100% (seratus persen) dari Nilai Jual Objek Pajak Besarnya persentase Nilai Jual Kena Pajak
9

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2000 yang diberlakukan mulai
tahun pajak 2001 yaitu:

a) Dasar perhitungan PBB adalah perkalian tarif 0,5% dengan NJKP.


b) NIOPTKP (Nilai Jual Objek Tidak Kena Pajak) yang ditetapkan per regional dan nilai
setinggi-tingginya adalah Rp. 12.000.000,
c) Sebesar 40% (empat puluh persen) dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Objek Pajak
perkebunan. Objek Pajak kehutanan Objek Pajak lainnya, yang apabila NJOP atas bumi
dan bangunan sama an lebih besar dari Rp 1.000.000.000.- (satu milyar rupiah)
d) Sebesar 20% (dua puluh persen) dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP),

Rumus Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan

PBB Terutang-Tarif Pajak x [% NJKP x (NJOP-NIOPTKP)} Jika NJKP 40% x (NJOP-


NIOPTKP) maka besamya PBB, -0.2% (NJOP-NJOPTKP) 0,5% x 40 % x (NJOP-NJOPTKP)
Jika NIKP-20% x (NJOP-NJOPTKP) maka besarnya PBB. -0.5% x 20% x (NJOP-
NJOPTKP)=0,1 % x (NJOP NIOPTKOP)

4. Cara Mendaftarkan Objek Pajak Bumi dan Bangunan

Orang atau Badan yang menjadi Subjek PBB harus mendaftarkan Objek Pajaknya ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, Kantor Pelayanan PBB (KP PBB), Kantor Pelayanan
Penyukihan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan
Potensi Perpajakan (KP4) yang wilayah kerjanya meliputi letak objek tersebut, dengan
menggunakan formulir Sunt Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) yang tersedia gratis di KPP
Pratima KP PBB. KP2KP atau KP4 setempat. Pendaftaran objek PBB juga melampirkan bukti
pendukung seperti:
a) Sketsa denah objek pajak
b) Foto copy KTP dan NPWP
c) Foto copy sertifikat tanah
d) Foto copy akte jual beli
e) Bukti pendukung lainnya
10

5. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

Untuk melakukan pembayaran PBB saat ini sudah sangat fleksibel dan dapat
dilakukan dengan berbagai macam pilihan cara sesuai keinginan Anda. Mulai dari offline
dengan mendatanga kantor pos, bank mitra, maupun secara kolektif dikumpulkan oleh
perangkat desa. Ataupun dengan kecanggihan teknologi saat ini. Anda juga dapat melakukan
pembayaran dengan cara online. Berikut ini akan dijelaskan pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan melalus offline maupun online.
a) Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dengan cara Offline
Jika Anda memilih untuk melakukan pembayaran pajak bumi dan bangunan
secara offline. Anda dapat memilih 2 pilihan di bawah ini:
1) Bank atau Kantor Pos dan Giro tempat pembayaran yang tercantum pada SPPT
Wajib pajak perlu menunjukkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PBB
dan sebagai bukti pembayarannya wajib pajak akan menerima Surat Tanda Terima
Setoran (STTS). Apabila SPPT tahunan belum diterima oleh wajib pajak, maka wajib
pajak dapat menunjukkan SPPT tahunan sebelumnya.
2) Petugas pemungut Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan Desa yang ditunjuk resmi
Jika wajib pajak membayar atau melunasi PBB melalui petugas pemungut, sebagai
bukti pembayaran akan diberikan Tanda Terima Sementara (TTS) Selanjutnya oleh
petugas pemungut dimasukkan dalam daftar penerimaan harian (DPH PBB) dan
disetorkan ke tempat pembayaran yang telah ditentukan. Setelah itu petugas
pemungut menyetorkan hasil penerimaan PBB dari wajib pajak ke Bank atau KPG
tempat pembayaran yang ditunjuk, sebagaimana tercantum dalam SPPT/SKP/STP
dengan menggunakan DPH dalam rangkap dengan ketentuan yang telah
diberlakukan.
b) Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dengan cara Online:
Untuk meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak, pembayaran PBB juga dapat
dilakukan melalui tempat pembayaran elektronik yang isediakan bank seperti ATM
teller/fasilitas lain Keuntungan pembayaran PBB melalui tempat pembayaran elektronik
ini adalah: Melayani pembayaran PBB atas objek pajak di seluruh Indonesia, Tidak
terikat pada hari kerja dan jam operasional bank untuk pembayaran PBB, Terhindar dari
antrean di bank pada saat pembayaran PBB. Dengan tersedianya layanan online dapat
11

memudahkan para wajib pajak untuk melakukan pembayaran secara mandiri yaitu
dengan menggunakan ATM atau internet banking. Itulah penjelasan mengenai Pajak
Bumi Bangunan Setelah mengetahui penjelasan das cara pembayarannya yang mudah,
jangan lupa untuk selalu membayar PBB tiap tahunnya dan jadilah warga Indonesia yang
taat membayar pajak.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi dan atau
bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun 1994.
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya
pajak terutang ditentukan oleh keadain objek yaitu bumi, tanah dan atau bangunan.
Keadaan subyek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya
2) Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah 0,5% dan jenis tarif ini disebut
sebagai tarif tunggal yang berlaku bagi objek pajak jenis apapun diseluruh wilayah
idonesia. Tarif efektif pajak bumi dan bangunan adalah 0.1% untuk objek yang nilai jual
objek pajak (NJOP) kurang dari 1 milyar dan 0.2% untuk objek yang nilai jual objek
pajak (NJOP) sama diatus milyar.
3) PBB Terutang Tarif Pajak x [% NJKP x (NJOP-NJOPIKP)] Jika NJKP -40% x (NJOP-
NJOPTKP) maka besamya PBB, -0.5% x 40% x (NJOP-NJOPTKP) 0,2% x (NJOP-
NJOPTKP) Jika NJKP = 20% x (NJOP-NJOPTKP) maka besarnya PBB, =0,5% x 20% x
(NJOPNJOPTKP) =0,1% x (NJOP-NJOPTKOP)
4) Orang atau Badan yang menjadi Subjek PBB harus mendaftarkan Objek Pajaknya ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, Kantor Pelayanan PBB (KP PBB), Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakuri (KP2KP) atau Kantor Penyuluhan dan
Pengamatin Potensi Perpajakan (KP4) yang wilayah kerjanya meliputi letak objek
tersebut, dengan menggunakan formulir Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) yang
tersedia gratis di KPP Pratama, KP PBB, KP2KP atau KP4 setempat. Untuk melakukan
pembayaran PBB saat ini sudah sangat fleksibel dan dapat dilakukan dengan berbagai
macam pilihan cara sesuai keinginan Anda. Mulai dari offline dengan mendatangi kantor
pos, bank mitra, maupun secara kolektif dikumpulkan oleh perangkat desa. Ataupun
dengan kecanggihan teknologi saat ini, Anda juga dapat melakukan pembayaran dengan
cara online.

12
13

B. Saran

Semoga pembaca bisa mengerti atau memahami makalah ini. Kurang lebihnya mohon maaf
DAFTAR PUSTAKA

Eddhi Wahyudi H. (2014, 01 September). "Perspektif Pajak Sebagai Pendukung


Pembangunan Pajak Bumi dan Bangunan". Diakses pada 02 Juni 2020, dari:

https://eddiwahyudi.com/perspektif-pajak-sebagai-sarana-pendukung-
pembangunan/pajak-bumi-dan-bangunan-pbb/

Muhayani Pajak Buini dan Bangunan (PBB)". Diakses pada 02 Juni 2020, dari

https://www.academia.edu/34358808/Pajak Bumi dan Bangunan PBB

Novia Widya Utami,"Cara Mudah Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang Bisa
Anda Ikuti". Diakses pada 01 Juni 2020, dari

https://klikpajak.id/blog/metode-pembayaran-pajak-bumi-dan-bangunan/

14

Anda mungkin juga menyukai