Anda di halaman 1dari 14

PERPAJAKAN I

Pajak Reklame

Oleh :
Yudha Vandiyanto 041711333173
Damar Agung Prakoso 041711333183
Deni Rachmad Sulistiyanto 041711333234
Ady Pratama Putra 041711333243
Naufal Putra Nurshadiqin 041711333262

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2018
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang pajak reklamasi ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya,10 November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover…………………………………………………..................................1

Kata Pengantar……………………………..………….................................2

Daftar Isi………………………………….…..….……................................3

BAB I…………………………………….…….………...............................4

1.1 Latar Belakang……………...………….…….....................................4


1.2 Rumusan Masalah…………………….…….…..................................4
1.3 Tujuan……………………………….…….…....................................4

BAB II : Pembahasan

2.1 Pengertian Pajak……………………………….….............................8

2.2 Tujuan dan Fungsi Pajak.....................................................................8

2.3 Pajak Daerah.......................................................................................8

2.4 Pengertian Pajak Reklamasi................................................................8

BAB III

4.1 Penutup……………………………………......................................24
4.2 Daftar Pustaka……………………………… ...................................25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Reklamasi merupakan upaya pembentukan suatu kawasan daratan baru baik di wilayah pesisir
pantai ataupun di tengah lautan. Tujuan utama reklamasi ini adalah untuk menjadikan kawasan
berair yang rusak atau belum termanfaatkan menjadi suatu kawasan baru yang lebih baik dan
bermanfaat untuk berbagai keperluan ekonomi maupun untuk tujuan strategis lain. Kawasan
daratan baru tersebut dapat dimanfaatkan untuk kawasan permukiman, perindustrian, bisnis dan
pertokoan, pelabuhan udara, perkotaan, pertanian, jalur transportasi alternatif, reservoir air tawar
di pinggir pantai, kawasan pengelolaan limbah dan lingkungan terpadu, dan sebagai tanggul
perlindungan daratan lama dari ancaman abrasi serta untuk menjadi suatu kawasan wisata
terpadu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Pajak ?
2. Bagaimana Tujuan dan Fungsi Pajak ?
3. Hubungan dengan Pajak Daerah ?
4. Apa Pengertian Pajak Reklamasi ?
5. Apa Dasar Hukum Pajak Reklamasi ?
1.3 TUJUAN
Biasanya kegiatan reklamasi ini dilakukan oleh suatu otoritas (negara, kota besar, pengelola
kawasan) yang memiliki laju pertumbuhan tinggi dan kebutuhan lahannya meningkat pesat,
tetapi mengalami kendala keterbatasan atau ketersediaan ruang dan lahan untuk mendukung laju
pertumbuhan yang ada, sehingga diperlukan untuk mengembangkan suatu wilayah daratan baru.
Dalam konteks pengembangan wilayah, reklamasi kawasan pantai ini diharapkan akan dapat
meningkatkan daya tampung dan daya dukungan lingkungan (environmental carrying capacity)
secara keseluruhan bagi kawasan tersebut.
2.1 Pengertian Pajak

Tentang pengertian pajak, ada beberapa pendapat dari para ahli. Menurut Usman dan K
Subroto (1980) pajak merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang hasilnya digunakan untuk pembiayaan pengeluaran umum
pemerintah yang balas jasanya tidak secara langsung diberikan pada pembayaran sedangkan
pelaksanaannya dimana perlu dapat dipaksakan. Pajak menurut kamus besar Bahasa Indonesia
adalah pungutan wajib, biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai
sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan,
pemilikan, harga beli barang dan sebagainya.
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang
langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran–pengeluaran
umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan (R. Santoso
Brotodihardjo, 1991). Pajak juga dapat dipandang dari berbagai aspek. Dari sudut pandang
ekonomi, pajak merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan Pajak juga
dapat dipandang dari berbagai aspek. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan penerimaan
negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan.
Pajak juga sebagai motor penggerak ekonomi masyarakat. Dari sudut pandang hukum,
pajak merupakan masalah keuangan negara, sehingga diperlukan peraturanperaturan yang
digunakan pemerintah untuk mengatur masalah keuangannegara tersebut. Dari sudut pandang
keuangan, pajak dipandang bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara. Dari sudut
pandang sosiologi ini pajak ditinjau dari segi masyarakat yaitu yang menyangkut akibat/dampak
terhadap masyarakat atas pungutan dan hasil apakah yang dapat disampaikan pada msayarakat
sendiri (Waluyo dan Wirawan, 2003).
Dari beberapa definisi tentang pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak adalah
peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai
investasi publik.
2.2 Tujuan dan Fungsi Pajak
Menurut (R. Nurkse, 1971) dalam (Muchlis, 2002) secara umum tujuan yang dapat
dicapai dari diberlakukanya pajak adalah untuk mencapai kondisi meningkatnya ekonomi suatu
Negara yaitu:
1. Untuk membatasi komsumsi dengan demikian dapat mentransfer sumber dari komsumsi
ke investasi.
2. Untuk mendorong tabungan dan menanam modal.
3. Untuk mentransfer sumber dari tangan masyarakat ke tangan pemerintah sehingga
memungkinkan adanya investasi sumber dari tangan masyarakat ke tangan pemerintah
sehingga memungkinkan adanya investasi pemerintah.
4. Untuk memodifikasi pola investasi.
5. Untuk mengurangi ketimpangan ekonomi.
6. Untuk mobilisasi surpulus ekonomi.

2.3 Pajak Daerah


Menurut Undang–undang No.18 Tahun 1987, sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang No.34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, yang dimaksud dengan
pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah
tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah
dan pembangunan daerah. Pajak daerah ini terdiri atas:

1. Pajak Daerah tingkat I (Propinsi)


Contoh: Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air, bea balik nama kendaraan bermotor
(BBNKB), pajak bahan bakar kendaraan bermotor dan pajak pengambilan dan pemanfaatan air
bawah tanah dan air permukaan.

2. Pajak Daerah tingkat II (Kabupaten/Kota)


Contoh: Pajak hotel dan restoran, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak hiburan, pajak
pengambilan bahan galian golongan C dan pajak parkir. Dalam pengelolaan pemungutan pajak
daerah berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Menurut Undang-undang No. 34
Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah, menyebutkan jenis-jenis pajak daerah
Kabupaten/Kota terdiri dari:

1. Pajak Hotel dan Restoran


Adalah pajak atas pelayanan hotel dan restoran. Menurut peraturan daerah No. 3 Tahun 1998
tentang Pajak Hotel dan Restoran, yang dimaksud dengan Pajak Hotel dan Restoran adalah
pungutan daerah atas pelayanan hotel dan restoran. Subyek pajak hotel dan restoran adalah orang
atau pribadi yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel dan restoran, sedangkan obyek
pajaknya adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di hotel dan restoran.
Besarnya tarif pajak adalah adalah 10% dari jumlah pembayaran.

2. Pajak Hiburan
Adalah pungutan daerah atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah semua jenis pertunjukan,
permainan, ketangkasan, dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun yang ditonton atau
dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk
berolah raga. Pajak Hiburan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2001 tentang
Pajak Hiburan. Penyelenggara hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan
hiburan baik untuk dan atas nama sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi
tanggungannya. Subyek pajakini adalah orang pribadi atau badan yang menonton dan atau
menikmati hiburan dan objek pajaknya adalah semua penyelenggaraan hiburan.

3. Pajak Reklame
Adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat perbuatan, atau media
yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunaan untuk
memperkenalkan, menganjurkan atau memuji suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk
mencari perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat
dilihat, dibaca dan atau didengarkan dari suatu tempat umum kecuali yang perlukan oleh
pemerintah. Subyek pajak ini adalah orang pribadi atau badan hukum yang menyelenggarakan
atau memesan reklame, sedangkan obyek pajak ini adalah semua penyelenggaraan reklame. Tarif
pajak ini ditetapkan sebesar 25% dari nilai sewa reklame.

4. Pajak Penerangan Jalan


Adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut
tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. Pajak penerangan
jalan umum dipungut berdasarkan Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2001. Subyek pajak ini adalah
orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik, sedangkan obyek pajak ini adalah
setiap pengguna tenaga listrik.

5. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C


Pajak ini dipungut berdasarkan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 1998. Pajak pengambilan bahan
galian golongan C adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan pengambilan bahan galian golongan C. Subyek pajak ini adalah orang pribadi
atau badan yang mengambil bahan galian golongan C, sedangkan obyek pajak ini adalah
kegiatan pengambilan bahan galian golongan C. Besarnya tarif pajak ini ditetapkan sebesar 20%
dari dasar pengenaan pajak yaitu nilai jual hasil pengambilan bahan galian golongan C.
6. Pajak Permanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
Pajak ini adalah pajak atas setiap pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan. Subyek pajak
ini adalah orang pribadi atau badan yang mengambil dan atau pemanfaatan air bawah tanah dan
air permukaan, sedangkan objek pajak ini adalah pengambilan air bawah tanah dan air
permukaan. Besarnya tarif pajak ini ditetapkan sebesar 20% dari nilai perolehan air.

7. Pajak Parkir
Adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan oleh orang
pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan
sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi
kendaraan bermotor yang memungut bayaran.

2.4 Pengertian Pajak Reklame


Adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat perbuatan, atau
media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunaan untuk
memperkenalkan, menganjurkan atau memuji suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk
mencari perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat
dilihat, dibaca dan atau didengarkan dari suatu tempat umum kecuali yang perlukan oleh
pemerintah.

Objek Pajak
Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame meliputi:

 reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya;


 reklame kain;
 reklame melekat, stiker;
 reklame selebaran;
 reklame berjalan, termasuk pada kendaraan;
 reklame udara;
 reklame apung;
 reklame suara;
 reklame film/slide; dand
 reklame peragaan
Tidak termasuk sebagai objek Pajak Reklame

1. penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta


mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya;
2. label/merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang
berfungsi untuk membedakan dari produk sejenis lainnya;
3. nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan
tempat usaha atau profesi diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang
mengatur nama pengenal usaha atau profesi tersebut; dan reklame yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah

Cara Menghitung Tarif Pajak Reklame


Sebesar 25% dari NSR (Nilai Sewa Reklame). Mengenai besaran atau jumlah pajak
reklame itu sangat tergantung pada faktor yang mempengaruhi tentang besaran nilai sewa
reklame (NSR) tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran NSR sangat ditentukan oleh
siapa penyelenggara reklame, jenis reklame (produk atau non-produk), dan juga faktor lainnya..
Untuk reklame yang diselenggarakan sendiri, besaran NSR ditentukan oleh beberapa faktor
berikut ini:

1. Jenis reklame
2. Lokasi
3. Kategori kelas jalan
4. Jumlah Reklame
5. Bahan yang digunakan
6. Ukuran
7. Jangka waktu pemasangan
8. Waktu pemasangan

2.5 Dasar Hukum Pajak Reklamasi


1. Diatur di dalam UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (“UU 28/2009”). Kedudukan dari Undang-Undang ini adalah sebagai dasar bagi
kewenangan daerah -sekaligus membatasi kewenangan daerah- dalam memungut biaya
dari masyarakat. Sedangkan, besaran biaya dan tata cara teknis pemungutan di atur lebih
lanjut oleh Peraturan Daerah (“Perda”) di daerah masing-masing.

2. Peraturan Daerah No 4 TAHUN 2011 Tentang PAJAK DAERAH


GAMBARAN KASUS ATAU FAKTA

Sebagai contoh lokasi penempatan reklame di Jl. Sudirman – Thamrin (kelas jalan
Protokol A) menempati tarif kelas jalan tertinggi yaitu Rp. 15.000,- / m2 / hari. Terhadap
penyelenggaraan reklame selain dipungut Pajak Reklame juga terdapat kewajiban untuk
melakukan pembayaran uang jaminan pembongkaran reklame sebesar Rp.5.000 per m2 minimal
2 m2, diterapkannya pemungutan uang jaminan pembongkaran reklame ini bertujuan untuk biaya
pelaksanaan pembongkaran reklame oleh Pemerintah Daerah pada kondisi reklame yang sudah
habis masa izin tetapi tidak dilakukan perpanjangan izin penyelenggaraannya dan tidak
dilakukan pembongkaran oleh pemilik/penyelenggara reklame tersebut.
PT. SAMPOERNA melakukan penyelenggaraan reklame rokok dengan ukuran 15 x 15 m
di Jl. Jenderal Sudirman, reklame dibangun sejak tanggal 1 Januari 2010 dan pengurusan
perizinan baru dilaksanakan pada bulan April 2010 dengan SKPD Pajak Reklame tanggal 1 Mei
2010, diketahui tarif kelas jalan tersebut Rp.15.000/m2 per hari dan jumlah hari setahun adalah
365 hari. Di samping itu PT. Sampoerna juga melakukan pemasangan Reklame Rokok pada
Kendaraan Operasional milik perusahaan dengan ukuran 2 x 1,5 m2 (Kendaraan tersebut
beroperasi di seluruh kelas jalan di DKI Jakarta) dan melakukan pemasangan reklame pada
Kendaraan Umum (Bus) route Blok M – Kota dengan ukuran 3 x 1,5 m. ( catatan : NSR
Reklame berjalan/kendaraan Rp. 5000,- / m2 / hari ).

PERMASALAHAN

Berdasarkan penjelasan di atas, hal-hal yang akan di bahas mengenai pajak reklame
adalah sebagai berikut:
1. Hitung berapa kewajiban Pajak Reklame yang harus dibayar oleh PT. SAMPOERNA jika
masa penyelenggaraan reklame sampai dengan 30 April 2011, termasuk sanksi administrasi
berupa bunga dan kenaikan pajak
PEMBAHASAN KASUS

1. Jelaskan pengertian Pajak Reklame, komponen apa yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak
(DPP) Pajak Reklame dan hitung berapa kewajiban Pajak Reklame yang harus dibayar oleh PT.
SAMPOERNA jika masa penyelenggaraan reklame sampai dengan 30 April 2011, termasuk
sanksi administrasi berupa bunga dan kenaikan pajak.
Jwb:

Perhitungan Pajak Reklame yang terutang :

Kewajiban Pajak Reklame yang harus dibayar oleh PT SAMPOERNA adalah sebagai berikut :

o Reklame yang lebih dahulu terpasang sebelum permohonan izin


( 1 Jan s/d April 2010 = 120 hari)
Luas reklame = 15 m x 15 m = 225 m2
Tarif Kelas Jalan = Rp. 15.000/m/hari
Pokok Pajak :
25% X (225M2 X Rp.15.000 X 120 hari) = Rp. 101.250.000
Tambahan karena reklame rokok:
25% X Rp. 101.250.000 = Rp. 25.312.500
Pokok Pajak terutang = Rp. 126.562.500

o Denda karena tidak melakukan perizinan reklame:


25%X Rp. 126.562.500 = Rp. 31.640.625
Sanksi bunga keterlambatan:
2% x 4 bulan x Rp. 126.562.500 = Rp. 10.125.000
Jumlah pajak terutang = Rp. 168.328.125

o Reklame untuk periode 1 Mei 2010 s/d 30 April 2011


Pokok Pajak :
25% X(225M2X Rp.15.000 X 365 hari) = Rp. 307.968.750
Tambahan karena reklame rokok:
25%X Rp. 307.968.750 = Rp. 76.992.188
Pokok Pajak terutang = Rp. 384.960.938

Jadi, Total Pajak Reklame PT SAMPOERNA :


(Rp. 168.328.125 + Rp. 384.960.938) = Rp. 553.289.063
Uang Jaminan Pembongkaran Reklame
(225 m2 X Rp. 5000) = Rp. 1.125.000
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan Undang-undang no 34 tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah,
yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran pemerintah dan pembangunan daerah. Reklame dalam pengertiannya adalah benda,
alat perbuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial,
dipergunaan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memuji suatu barang, jasa atau orang,
ataupun untuk mencari perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan
atau dapat dilihat, dibaca dan atau didengarkan dari suatu tempat umum kecuali yang perlukan
oleh pemerintah, dan termasuk objek pajak. Pajak Reklame termasuk jenis pajak daerah tingkat
II (kabupaten/kota) dan merupakan sumber pendapatan asli daerah yang dalam kewenangan
pemungutannya diberikan kepada kabupaten/kota. Hal ini diatur di dalam UU No. 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah No 4 TAHUN 2011 Tentang PAJAK
DAERAH
DAFTAR PUSTAKA

http://lutfiahaerudin.blogspot.com/2012/12/makalah-pajak-reklame.html

https://www.cermati.com/artikel/pajak-reklame-apa-itu-dan-bagaimana-perhitungannya

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4cbd054024ff6/apa-dasar-hukum-pajak-reklame-
dan-retribusi-daerah-

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/22722

Anda mungkin juga menyukai