Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN INFORMASI DAN FORTOFOLIO

“ BETA”

Dosen pengampu :
Dr. Enni Savitri,SE., MM.,Ak

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6

ANDIKA RAMADHAN 2002126821

M. DAFFA RISWANDI 2002110905

VIRGO GUSRIAN 2002110951

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah


mencurahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
yang berjudul “Beta”. Dalam pembuatan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, sehingga tugas makalah ini dapat selesai pada waktunya.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr Enni Savitri, SE., MM., Ak
selaku dosen mata kuliah Manajemen Investasi dan Portofolio atas bimbingan dan
pengarahannya selama penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang telah membantu dan
tidak dapat disebutkan satu per satu. Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami susun
ini sarat dengan kekurangan dan kelemahan, karena makalah ini kami susun atas dasar
pengembangan penalaran kami sendiri yang berpedoman pada sumber-sumber informasi
yang ada. Untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat diterima dan menjadi sesuatu yang berguna
bagi setiap orang yang membacanya.

Pekanbaru, 22 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................................3

2.1 Pengertian Beta...........................................................................................................3

2.2 Mengestimasi Beta......................................................................................................3

2.3 Beta Pasar....................................................................................................................7

2.4 Beta Akuntansi…………………………………………………………………........9

2.5 Beta Fundamental……………………………………………………………….......10

2.6 Beta Pasar Dan Beta Fundamental……………………………………………..........11

2.7 Beta Portofolio…………………………………………………………………........12

BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................13

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saham merupakan sekuritas yang lebih beresiko apabila dibandingkan dengan
sekuritas lain misalnya obligasi. Apabila investor berinvestasi pada obligasi maka akan
mendapatkan suatu kepastian bahwa dalam jangka waktu tertentu misalnya sepuluh tahun
mendapatkan pembayaran bunga dari debitur dan pada saat jatuh tempo, maka jumlah uang
yang akan diinvestasikan dalam obligasi tersebut akan diperoleh kembali seluruhnya,
sehingga dapat dikatakan bahwa resiko berinvestasi dalam obligasi relatif kecil. Apabila
investor berinvestasi pada saham, tak ada yang dapat menjamin bahwa setelah jangka waktu
tertentu akan mendapatkan keuntungan. Hal ini disebabkan karena tingkat keuntungan yang
akan didapatkan dipengaruhi oleh berbagi macam resiko seperti pemogokan buruh, tuntutan
kepada pihak lain kepada perusahaan, inflasi dan sebagainya.
Pembangunan ekonomi suatu negara tidak lepas dari kontribusian pasar modal seperti
penggagas renovasi ekonomi nasional. Banyaknya penyandang dana yang berkeinginan
menanamkan kelebihan dananya pada saham-saham perusahaan membentuk pembangunan nasional
bisa berjalan. Jusmaliani (2008) mengatakan bahwa investasi mewujudkan program muamalah yang
sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki berperan lebih produktif dan juga
menimbulkan faedah bagi orang lain. Pasar modal sendiri memegang jasa penting bagi
perekonomian suatu negara karena pasaran modal melaksanakan dua fungsi, yaitu pertama seperti
sarana bagi pendanaan usaha atau seperti sarana bagi perusahaan untuk memperoleh kontribusi dari
masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasaran modal menjadi fasilitas bagi khalayak untuk
berinvestasi pada instrument keuangan sebagai saham, obligasi dan reksa dana. Salah satu tempat
sasaran untuk berinvestasi adalah pada industri perbankan. Terdapat banyak perusahaan yang sudah
go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adanya BEI ini memudahkan para calon investor untuk
mempelajari kinerja perusahaan yang akan dipilihnya seperti wadah berinvestasi dengan melihat dari
laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut setiap tahunnya.
Dana yang diperoleh dari para investor di pasaran modal bisa digunakan untuk
pengembangan usaha, ekspansi dan penambahan modal kerja bagi perusahaan yang membutuhkan
dana. Bagi investor, terdapat dua hal yang seringkali menjadi perhatian dalam memutuskan
preferensi investasinya, yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Bersamaan dengan tingkat
pengembalian terdapat risiko yang menyertainya. Untuk instrument investasi yang mempunyai
tingkat pengembalian yang sama, investor mengejar tingkat risiko yang paling rendah. Sedangkan
untuk instrument investasi yang mempunyai tingkat risiko yang sama, investor memilik tingkat
1
pengembalian yang tinggi.
Investor yang menginvestasikan dana dalam suatu portofolio berharap untuk risiko dapat
berkurang. Risiko dari sekuiritas ini berupa risiko systematic dan unsystematic. Risiko unsystematic
ini mewujudkan risiko yang bisa dihilangakan dengan membentuk portofolio yang baik sedangkan
Risiko systematic ini mewujudkan risiko yang tidak bisa dihindari dengan membentuk portofolio
yang baik karena risiko ini terdapat diluar jangkauan perusahaan. Risiko systematic bisa disebut juga
dengan beta, karena beta merupakan pengukuran dari risiko systemtic.
Beta dalam suatu sekuritas sangat penting untuk dianalilis, untuk memahami tingkat
kepekaan manfaat sekuritas terhadap perubahan-bentuk pasar dan dengan ini para calon investor
mengetahui return yang akan ditemukan dengan risiko tertentu. Jogiyanto (2008) memaparkan
bahwa beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return
portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-I mengukur volatilitas return sekuritas ke-I dengan
return pasar. Dengan demikian, beta merupakan pengukur risiko sistematik (systematic risk) yang
berasal suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Yustiantomo (2009) juga
mengungkapkan bahwa penilaian risiko saham melalui pengukuran beta saham ini perlu dilakukan,
maka dari itu pengukuran beta bekerja sebagai pertimbangan bagi investor dan perlu diketahui
dengan melakukan penilaian akan beta saham untuk melihat sejauh return minimum yang kedapatan
dengan risiko yang terdapat dalam sekuritas tertentu. Penilaian akan nilai beta ini bisa membantu
investor untuk memutuskan kebijakan yang diambil dalam hal investasi pada suatu sekuirtas. Resiko
ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara menyeluruh dan akhirnya akan
mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan tersebut. Resiko berinvestasi dalam
saham (selanjutnya disebut resiko investasi) dibagi menjadi dua, yaitu resiko sistematik dan
resiko tidak sistematik (Hartono, 2000).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah penelitian ini:
1. Apa yang dimaksud dengan beta ?
2. Bagaimana cara mengestimasi beta ?
3. Apa yang dimaksud beta pasar ?
4. Apa itu beta akuntansi ?
5. Apa itu beta fundamental ?
6. Apa yang disebut beta pasar dan beta fundamental ?
7. Apa itu beta fortofolio ?

1.3 Tujuan
Dapat menjawab semua masalah yang ada pada rumusan masalah yang ada serta
mengetahui pembahasan yang dibahas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Beta

Beta ( β ) ialah “Pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return
portofolio terhadap return pasar”. Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas return sekuritas ke-i
dengan return pasar. Dengan kata lain Beta ( β ) merupakan bentuk perhitungan yang
menyatakan risiko khusus/ risiko sistematik (systematic risk) dari saham biasa suatu perusahaan
terhadap pasar saham secara keseluruhan (voltility). Sedangkan volatilitas (volaltility)
merupakan ”Fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode
waktu tertentu”. Dimana fluktuasi atau perubahan (naik atau turun) dari return sekuritas atau
return portofolio pada pasar saham (bursa efek) ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari
faktor internal emiten penerbit sekuritas (misal kebijakan dividen saham) maupun dari faktor
eksternal (misal huru-hara, perang, dll).

2.2 Mengestimasi Beta


Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam pengestimasian beta adalah data dan
sumbernya. Data yang diperoleh dari sumber yang berbeda sering menghasilkan beta yang
berbeda-beda untuk suatu aset yang sama.
Beta dapat dihitung dengan menggunakan return harian, mingguan, bulanan,
semesteran, atau tahunan. Ini tidak menjadi masalah dengan manakah yang dipilih, tetapi
estimasi beta yang dihasilkan akan menjadi berebda. Beta juga dapat diestimasi dengan jangka
waktu periode yang pendek, misalnya beberapa minggu. Selain itu, pemilihan indeks pasar
misalnya IHSG atau LQ 45 untuk mengukur return portofolio pasar juga menyumbang
perbesaab estimasi beta.
Ada beberapa hal yang bisa membuat kita ragu terhadap keakuratan hasil estimasi
beta tersebut.
1) Estimasi beta tersebut menggunakan data historis. Hal ini secara implisit berarti
bahwa kita menganggap apa yang terjadi pada beta masa lalu, akan sama dengan
apa yang terjadi pada beta masa datang.
2) Garis karakteristik dapat dibentuk oleh berbagai observasi dan periode waktu yang
berbeda, dan tidak ada satu pun periode dan observasiyang dianggap tepat. Dengan
demikian, estimasi beta untuk satu sekuritas dapat berbeda karena observasi dan
periode waktunya yang digunakan berbeda

3) Nilai α dan β yang diperoleh dari hasil regresi tersebut tidak terlepas dari adanya

3
error, sehingga bisa jadi estimasi beta tidak akurat karena α dan β tidak
menunjukkan nilai yang sebenarnya.

Untuk mengestimasi besarnya koefisien beta, bisa digunakan market model. Market
model pada dasarnya hampir sama dengan single index model, hanya saja pada market model
tidak digunakan asumsi bahwa eror term untuk setiap sekuritas tidak berkorelasi satu dengan
yang lainnya. Oleh karena itu, persamaan market model bisa dituliskan juga seperti persamaan
single index model seperti dibawah ini:

Persamaan market model di atas bisa digunakan untuk mengestimasi return sekuritas.
Persamaan market model bisa diestimasi dengan melakukan regresi antarareturn sekuritas yang
akan dinilai dengan return indeks pasar. Regresi tersebut akan menghasilkan nilai αi
(merupakan ukuran return sekuritas i yang tidak terkait dengan return pasar) dan βi
(menunjukkan besarnya slope yang mengindikasikan peningkatan return harapan pada sekuritas
i untuk setiap kenaikan return pasar sebesar 1%). Persamaan regresi market model tersebut
selanjutnya juga bisa dipakai untuk membentuk garis karakteristik (characteristic line), yaitu
garis yang menghubungkan total return sekuritas dengan return pasar, dengan cara meletakan
(plotting) titik-titik return total suatu saham dalam suatu periode tertentu terhadap return total
indeks pasar.

Sebagai contoh, anggap investor mempunyai data return saham UUU dan return pasar
selama lima bulan terakhir berikut

Bulan Return saham Return pasar


UUU
Juni 0,4 0,3
Juli 0,4 0,1
Agustus -0,05 -0,1
September 0 -0,05
Oktober 0,4 0,2
4
Berdasarkan data tersebut, persamaan regresi linier sederhana dapat dibentuk dengan
menggunakan persamaan single index model.

Berbagai program perangkat lunak tersedia untuk melakukannya. Berikut adalah


printout SPSS untuk contoh ini. Koefisien regresi yang diestimasi adalah 1,237 dan signifikant
berbeda dengan nol pada taraf signifikant 5%. Dengan demikian beta saham UUU telah kita
dapatkan sebesar 1,237. Sedangkan nilai αi dari persamaan single index model adalah 0,059.

Koefisien

Unstandardized Standardized
Model Coefficient Coefficient T Sig.

B Std. Error Beta


1 (constant) .059 .039 1.506 .229
RET_M 1.237 .223 .954 5.542 .012
a. Dependent Variable: RET_UUU

Tabel berikut mempermudah pekerjaan ini.


Return Deviasi Return Deviasi kuadrat Perkalian
Saham Pasar Saham Pasar Saham Pasar
Bulan Deviasi
UUU UUU UUU
Juni 0,4 0,3 0,23 0,21 0,0529 0,0441 0,0483
Juli 0,1 0,1 -0,07 0,01 0,0049 0,0001 0,000
Agustus -0,05 -0,1 -0,22 -0,19 0,0484 0,0361 0,0418
Septembe
0 -0,05 -0,17 -0,14 0,0289 0,0196 0,0238
r
Oktober 0,4 0,2 0,23 0,11 0,0529 0,0121 0,0253
Jumlah 0,85 0,45 0 0 0,188 0,1120 0,1385
Berdasarkan tabel di atas, perhitungan berikut dapat dibuat sebagai berikut.
• Rata-rata return saham UUU = 0,85/5= 0,17
• Varians return saham UUU = 0,188/4= 0,047
• Deviasi standar return saham UUU = √0,047=0,216795
• Rata-rata return pasar = 0,45/5= 0,15
• Varians return pasar = 0,112/4= 0,028
• Deviasi standar return saham UUU = √0 ,028=0,167332
• Covarians = 0,1385/4= 0,034625
• Korelasi = 0,034625/(0,216795 x 0,167332)= 0,954469
Dengan menggunakan persamaan, beta saham UUU dihitung berikut:
5
Beta saham UUU = 0,034625/ (0,028)= 1,236607 atau
Beta saham UUU = ρσUUU / σM
Beta saham UUU = (0,954469) (0,216795) / 0,167332)= 1,236607
Sedangkan intersepnya dihitung dengan mengurangkan rata-rata return sekuritas dari
perkalian beta dengan rata-rata return pasar.
α 1=0,17−(1,236607 )(0,15 )=0,59
Garis karakteristik juga bisa dibentuk dengan menggunakan excess return, dengan
mengurangkan masing-masing return total sekuritas maupun return pasar dengan return bebas
risiko. Analisis terhadap garis karakterisrik yang dibentuk dengan menggunakan excess return,
pada dasarnya akan sama dengan analisis persamaan regresi di atas dapat dimodifikasi menjadi:

Dalam bentuk excess return, nilai α akan menunjukkan besarnya excess return sekuritas
pada saat excess return pasar nol. Sedangkan β, atau slope dari garis karakteristik, akan
menunjukkan sensitivitas excess return sekuritas terhadap portofolio pasar.
Meneruskan contoh saham UUU, anggap RF= 5%. Maka return saham UUU dan
return pasar dapat diubah menjadi seperti pada tabel berikut.
Return
Bulan
Saham UUU Pasar
Juni 0,35 0,25
Juli 0,05 0,05
Agustus -0,1 -0,15
September -0,05 -0,1
Oktober 0,35 0,15

Apabila menggunakan regresi linier sederhana, printout SPSS ditunjukkan pada


gambar berikut. Hasilnya adalah sama dengan cara sebelumnya, yaitu beta = 1,236607

6
2.3 Beta Pasar

Beta pasar dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis return dari
sekuritas dan return dari pasar selama periode tertentu, misalnya selama 60 bulan untuk return
bulanan atau 200 hari untuk return harian. Dengan asumsi bahwa hubungan antara return-return
sekuritas dan return-return pasar adalah linier, maka Beta dapat diestimasi secara manual
dengan memplotgaris di antara titik-titik return atau dengan teknik regresi.
Beta ini dapat dengan dua pendekatan, yaitu dengan teknik :
1. Teknik Manual (plotting)
Penghitungan beta dengan teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data pasar dari
nilai- nilai historis return suatu sekuritas selama periode tertentu, misal return bulanan
digunakan data historis selama 60 bulan (5 tahun) sedangkan untuk return bulanan
minimum digunakan data historis selama 180 hari ( 6 bulan)
Contoh Teknik penghitungan Beta (β) Manual (plotting) :
1. Contoh 10.1 ( Jogiyanto, 2003: 268 – 269)
Return-return sekuritas A (RA) dan return-return pasar (RM) selama 10 minggu tampak
ditabel berikut ini :

Minggu Return Saham A Return Pasar


Ke- (RA) (RM)
1. 7,5% 4,0%
2. 8,0% 4,5%
3. 9,0% 4,5%
4. 10,0% 5,5%
5. 10,5% 6,0%
6. 11,5% 7,0%
7. 11,0% 6,0%
8. 12,0% 6,5%
9. 12,0% 7,5%
10. 14,0% 8,0%
Secara manual, Beta sekuritas A dapat dihitung secara manual dengan cara sebagai
berikut :
a. Buat diagram tersebar (scatter diagram), dimana sumbu horizontalnya adalah
Retrun Pasar (RM) dan sumbu vertikalnya adalah Return Saham A (RA)
b. Tarik garis lurus yang paling mendekati semua titik hubung diatas.

7
Scatter
15
Diagram
14 X

13
Ret urn
12 X X
Saham X
11 X
A X
10 X

8 X
X
7

3 4 6 7 8 9

Return Pasar
(RM)

c. Beta historis sekuritas A dapat dihitung berdasarkan slope dari garis lurus yang
ditarik paling mendekati semua titik diatas (garis merah). Besarnya beta A dapat
dihitung :

(13,5% - 7,5%) = 1,5


(8–4)
2. Teknik Regresi
Penghitungan beta dengan teknik ini dilakukan dengan mengunakan return-return pasar
sebagai variabel independen (mempengaruhi) dan return-return sekuritas sebagai
variabel dependen (dipengaruhi).
Persamaan regresi yang dihasilkan dari data time series ini akan menghasilkan
koefisien beta yang diasumsikan stabil dari waktu ke waktu selama periode observasi.

Contoh 10.2 (Jogiyanto, 2003: 270 -271)


1. Dari data di contoh 10.1, hasil perhitungan dengan teknik regresi adalah sebagai
berikut ini.
Variabel Estimasi Parameter t-test p-value
Intercept 2,014638 2,468 0,0389
RM 1,434515 10,692 0,0001
F-value = 114,311
R-Square = 0,9346
Adj R-Sq = 0,9264

Dari hasil regresi diatas, persamaan regresi yang didapat adalah


RA = Intercept variable + Variable Return Market
(RM)RA = 2,014638 + 1,434515 RM

8
Beta merupakan koefisien parameter dari variabel RM, yaitu sebesar 1,434515.
Koefisien ini adalah signifikan dengan p-value sebesar 0,0001 (signifikasi lebih kecil
dari 1%). Beta yang diperoleh dari teknik regresi ini tidak menyimpang jauh dari
Beta yang dihitung dengan teknik manual (plotting) sebesar 1,50

2.4 Beta Akuntansi

Data akuntansi seperti misalnya laba akuntansi (accounting earnings) dapat juga digunakan
untuk mengestimasi Beta. Beta akuntansi ini dapat dihitung secara sama dengan Beta pasar (yang
menggunakan data return), yaitu dengan mengganti data return dengan data laba akuntansi. Beta
akuntansi dengan demikian dapat dihitung dengan rumus:

hi = σlaba,iM / σ2laba M
Notasi :

hi = Beta akuntansisekuritaske-i

σlaba,iM = Kovarian antara laba perusahaan ke-I dengan indeks laba pasar.

σ2laba,M = variandariindekslabapasar.

Indeks laba pasar dapat dihitung berdasarkan rata-rata laba akuntansi untuk portofolio pasar.

Contoh : 10.5
Misalnya suatu pasar modal hanya mempunyai tiga (3) macam sekuritas, yaitu sekuritas A,
B dan C. Dengan demikian indeks laba pasar dapat dihitung dengan cara aritmatika laba
perusahaan A, B, dan C. Laba akuntansi untuk perusahaan A, B, C dan indeks laba
pasarnya selama 10 periode tampakdi tabel berikut ini :

Periode Earning A Earning B Earning C Earning Pasar


(t) (EA) (EB) (EC) (EM)
1 4,0 1,15 2,5 2,55
2 4,5 1,5 2,7 2,9
3 5,0 1,7 2,9 3,2
4 5,5 1,8 3,0 3,43
5 5,0 2,0 3,5 3,5
6 5,1 2,1 3,7 3,63
7 4,9 2,2 3,9 3,67
8 5,0 2,0 4,0 3,67
9 4,5 2,5 3,5 3,5
10 5,5 2,7 3,8 4,0
Rata-rata ( ¯ ) 4,9 1,965 3,35 3,405

9
Untuk mencari kovarian antara laba sekuritas i dengan laba pasar [Cov (Ei, EM)] setiap
periode (t) menggunakan rumus :

2.5 Beta Fundamental

Beta menggunakan beberapa variabel Fundamental. Variabel-variabel yang dipilih oleh


mereka variabel-variabel yang dianggap berhubungan dengan risiko, karena Beta merupakan
pengukuran dari risiko. Dengan argumentasi bahwa risiko dapat ditentukan menggunakan
kombinasi, karakteristik pasar dari sekuritas dari nilai-nilai fundamental perusahaan, maka
kombinasi ini akan banyak membantu mengerti Beta dan untuk memprediksinya. Oleh karena
itu Beaver, Kettler dan Scholes menggunakan tujuh macam variabel yang merupakan variabel-
variabel fundamental. Sebagian besar dari variabel-varibel tersebut secara umum dianggap
bervariasi dengan risiko, tetapi secara teori mungkin tidak semuanya berhubungan dengan
risiko. Ketujuh variabel-veriabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Dividend Payout
Dividend payout diukur sebagai dividend yang dibayarkan dibagi dengan laba yang
tersedia untuk pemeegang saham umum.
2) Asset Growth
Asset growth didefinisikan sebagai perubahan ( tingkat pertumbuhan ) tahunan dariaktifa
total.
3) Leverage
Leverage adalah nilai buku total utang jangka panjang dibagi dengan total aktiva.
4) Liquidity
Liquidity dihitung sebagai current ratio yaitu aktiva lancer dibagi utang lancar.
5) Asset Size
Asset size diukur sebagai logaritma dari total aktiva
10
6) Earnings Variability
Diukur dengan nilai deviasi standar dari PER atau rasio P/E.
7) Accounting Beta

Diperoleh dari koefisien regresi dengan variable dependen perubahan laba akuntansi dan variable
independen adalah perubahan iindeks laba pasar akkuntansi portofolio pasar.

2.6 Beta Pasar Dan Beta Fundamental

Beta return pasar dan Beta Fundamental masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dari Beta return pasar adalah Beta ini mengukur respon dari masing-
masing sekuritas terhadap pergerakan pasar. Kelemahannya dari Beta return pasar adalah tidak
langsung mencerminkan perubahan dari karakteristik perusahaan karena Beta return pasar
dihitung berdasarkan hubungan data pasar (return perusahaan yang merupakan perubahan dari
harga saham dengan return pasar) dan tidak dihitung berdasarkan data karakteristik
(fundamental) perusahaan, seperti misalnya data fundamental pembayaran dividen. Beta pasar
mungkin mencerminkan pembayaran dividen secara langsung.

Di lain pihak, Beta fundamental mempunyai kebaikan bahwa Beta ini secara langsung
berhubungan dengan perubahan karakteristik perusahaan, karena Beta ini dihitung
menggunakan data karakteristik tersebut. Beta fundamental juga mempunyai kelemahan, yaitu
variabel-variabel karakteristik perusahaan mempunyai efek terhadap Beta fundamental yang
sama untuk semua perusahaan mempunyai efek terhadap Beta fundamental yang sama untuk
semua perusahaan.

Gabungan data return pasar dan data karekteristik perusahaan untuk menghitung Beta.
Dengan menggabungkan ini diharapkan kelemahan masing-masing perhitungan Beta tertutup
dan semua kebaikannya tergabung, sehingga diharapkan daya prediksinya untuk menghitung
Beta dimasa mendatang lebih akurat.Terdapat perbedaan yang kuat antara Beta untuk industri-
industri yang berbeda. Karena hasil menambahkan efek dari industry sebagai variabel- variabel
didalam perhitung Beta yang sudah dilakukan. Hasil akhir dari perhitungan Beta ini melibatkan
Beta ini melibatkan 101 variabel sebagai berikut: 14 variabel untuk variabilitas pasar (misalnya
volume perdagangan dan range dari harga saham), 7 buah variabel variabilitas laba, 8 buah
variabel untuk evaluasi kesuksesan (ratio dari nilai buku dengan nilai pasar, pertumbuhan laba
dan lain sebagainya), 9 buah variabel pengukur besranya perusahaan (misalnya logaritma dari
total aktiva), 9 variabel yang berhubungan dengan orientasi pertumbuhan (misalnya dividend
yield, P/E ratio), 9 variabel mengukur risiko keuangan (misalnya leverage dan likuiditas), 6

11
variabel karakteristik perusahaan (misalnya tipe dari bisnis) dan 39 variabel merupakan dummy
variables. Variabel-variabel dummy menunjukkan sebanyak 40 industri yang ada di dalam
sampel dan variabel ini bernilai 1 jika perusahaan yang diobseravasi masuk kedalam kategori
industrinya dan bernilai 0 jika sebaliknya.

2.7 Beta Portofolio

Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata-rata tertimbang (berdasarkan porporsi) dari
masing-masing individual sekuritas yang membentuk portofolio sebagai berikut:
n

βP = ∑ wi . βi
i=1

Notasi
βP = Beta portofolio

βi = Beta individual sekuritaske-i

wi = proporsisekuritaske-i

Beta portofolio umunya lebih akurat dibandingkan dengan beta tiap-tiap individual sekuritas.
Alasannya adalah sebagai berikut:

1) Beta individual sekuritas diasumsikan konstantan dari waktu kewaktu. Kenyataannya Beta
individual sekuritas dapat berubah dari waktu kewaktu. Perbedaan Beta individual
sekuritas dapat berupa perubahan naik atau perubahan turun. Beta portofolio akan
meniadakan perubahan Beta individual sekuritas denngan perubahan Beta individual
sekuritas yang lainnya. Dengan demikian jka Beta tidak konstan dari waktu kewaktu,
makaportofolio akan lebih tepat dibandingkan dengan Beta individual sekuritas.

2) Perhitungan Beta individual sekuritas juga tidak lepas dari kesalahan pengukuran
(meansurement error) atau kesalahan acak (random error). Pembentukan portofolio akan
mengurangi kesalahan acak ini, karena kesalahan acak ini, karena kesalahan acak satu
sekuritas mungkin akan ditiadakan oleh kesalahan acak sekuritas yang lainnya. Dengan
demikian, Beta portofolio juga diharapkan akan lebih tepat dibandingkan dengan Beta
individual sekuritas.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beta ( β ) merupakan bentuk perhitungan yang menyatakan risiko khusus/ risiko
sistematik (systematic risk) dari saham biasa suatu perusahaan terhadap pasar saham secara
keseluruhan (voltility). Beta dalam suatu sekuritas sangat penting untuk dianalilis, untuk
mengetahui tingkat kepekaan keuntungan sekuritas terhadap perubahan-perubahan pasar dan
dengan ini para calon investor mengetahui return yang akan diperoleh dengan risiko tertentu.
Mengestimasi besarnya koefisien beta, bisa digunakan market model. Market model
pada dasarnya hampir sama dengan single index model, hanya saja pada market model tidak
digunakan asumsi bahwa eror term untuk setiap sekuritas tidak berkorelasi satu dengan yang
lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto. (2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kesebelas.
Yogyakarta: BPFE.
https://id.scribd.com/document/128782058/BAB-10-Beta-doc

14

Anda mungkin juga menyukai