Anda di halaman 1dari 20

FAKTOR RISIKO DALAM INVESTASI

Disusun Oleh :
Nama NPM

Vivi Andela 220301011


Amalia Vransiska 220301015

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajeen Keuangan
Dosen Pengampu : Sunarmi, S.E., M.Ak

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS SOSIAL & BISNIS
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor
Risiko Dalam Investasi”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah


SAW yang telah menuntun ummatnya dari masa kegelapan hingga menuju masa
yang terang benderang dengan banyak keilmuan seperti sekarang.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Sunarmi.S.E.,M.Ak selaku dosen


pengampuh mata kuliah Manajemen Keuangan serta teman-teman kami yang
telah membantu dalam penyelesaian penulisan makalah ini. Dan juga terima kasih
kepada teman-teman kelompok 8 yang sudah bekerja sama dalam pembuatan
makalah ini yang berjudul dan menjelaskan tentang “Faktor Risiko Dalam
Investasi”.

Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu,16 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i


KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
1.1 Faktor Risiko Dalam Investasi..................................................3
1.2 Cara Mencegah Risiko Investasi...............................................11

BAB III PENUTUP


1.1 Kesimpulan ..............................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita semua.
Dunia globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi
membawa hal yang baik dan buruknya. Globalisasi juga telah berkembang
merambat kedunia perekonomian biasanya berupa penanaman modal pada
suatu sector industry.
Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi, karena dengan investasi
setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas basis kekayaannya yang
dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa depannya. Seseorang sering
tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi, misalnya dengan
menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak melakukan investasi ke dalam
portofolio ‘sampah’, atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak bertanggung
jawab dengan iming-iming menarik, Anda harus mengedepankan rasionalitas
dan memahami betul resiko-resiko yang dihadapi dalam berinvestasi.
Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan
penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang
terdapat dalam kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat
dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh
manfaat dimasa yang akan datang.
Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa
keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang
erat dan memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan
unsur yang sangat penting dalam perusahaan. Aktivitas investasi yang
dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen
kas perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari
penggunaan kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk
menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi
merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu

1
keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan
investasi, investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi
keuangan perusahaan

B. Rumusan Masalah

1. Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Risiko Investasi?


2. Bagaimana Cara Mencegah resiko dalam investasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Investasi
2. Untuk mengetahui Cara Mencegah resiko dalam investasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Faktor Risiko Dalam Investasi


Pengertian dan Konsep Risiko Investasi Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) mengartikan risiko kurang menyenangkan
(membahayakan,sebagai akibat yang merugikan) dari disinonimkan
suatu tindakan dan perbuatan, risiko sering kali dengan
ketidakpastian karena risiko sering mengacu pada adanya variasi
nilai antara yang diperkirakan dengan nilai yang diobservasi
(Hidayat, 1997). Sedangkan dalam konteks investasi, pengertian
risiko investasi adalah penyimpangan (variabilitas) antara
keuntungan yang diharapkan (expected return) dengan keuntungan
sesungguhnya (actual return), dimana terdapat ketidakpastian yang
berakibat tidak tercapainya tujuan keuangan atau investasi.
Sederhananya risiko investasi merupakan sebuah kerugian yang
dialami oleh investor pada elemen tertentu.

Dalam berinvestasi investor selalu menghadapi dua masalah yaitu


return dan risiko investasi. Dalam hal ini, risiko investasi dapat
diartikan kondisi di mana investor berpotensi mengalami kerugian
dari aktivitas investasi, atau keuntungan atau imbal hasil yang
diharapkan dari investasi tidak sesuai. Return dan risiko
mempunyai hubungan yang positif (Jogiyanto, 2003). Risiko
investasi berbanding lurus dengan imbal hasil investasi. Semakin
tinggi risiko, maka semakin tinggi pula expected returnnya,
begitupun sebaliknya. Jadi dalam membuat investasi, investor
harus mencari portofolio optimum yang menawarkan expected
return maximal pada tingkat risiko tertentu dengan risiko yang
maximum.

3
Dapat disimpulkan, risiko investasi adalah tingkat potensi kerugian
yang timbul karena perolehan hasil investasi tidak sesuai dengan
harapan atau target profit. Sederhananya, dalam investasi terdapat
hubungan kuat antara return dan risiko investasi, jadi investor harus
menyadari bahwa investasi selain menjanjikan potensi keuntungan,
juga bisa menyebabkan kerugian, semakin tinggi potensi
keuntungan, semakin tinggi pula tingkat risikonya, dan begitu juga
sebaliknya.

Pentingnya Memahami Risiko Investasi

Semua jenis instrument investasi, baik investasi properti, investasi


di pasar modal, investasi emas, investasi deposito, investasi reksa
dana maupun investasi lainnya pasti memiliki risiko. Setiap
investasi tentu memiliki risiko tersendiri, entah itu saat kamu
memilih instrumen atau lainnya. Risiko bisa diartikan sebagai
kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
sebelumnya. Dalam dunia investasi ada istilah high risk-high
return, yang artinya semakin tinggi risiko yang ada maka semakin.
Jadi dalam berinvestasi, investor harus dapat mengenali dan
memahami profil risiko investasi masing-masing sebelum
melakukan investasi sehingga nantinya akan dapat memilih
instrumen investasi yang paling sesuai dengan kebutuhannya,
karena tidak ada satupun instrumen investasi yang cocok untuk
semua orang.

Mengukur risiko investasi penting bagi seorang investor. Hal itu


bermanfaat dalam memilih produk investasi yang paling cocok
dengan kebutuhan investor dan profil risiko tersebut. Khusus
terkait dengan risiko, setiap investor memiliki sikap toleransi
terhadap risiko investasi yang berbeda-beda. Sebagian merasa

4
nyaman untuk mengambil risiko (risk-takers), sebagian kurang
berani atau ragu-ragu (risk-moderate), dan ada juga yang benar-
benar tidak berani untuk mengambil risiko (risk- averse). Misalnya,
contoh risiko investasi adalah capital loss atau kerugian modal
pada saham, terjadi ketika nilai jual lebih rendah dibandingkan
nilai beli. Maka dari itu, investasi saham disebut sebagai investasi
high return dan tergolong high risk. Hal itu juga menjadikan,
investasi saham lebih cocok pada investor dengan profil risiko
yang agresif.tomy.

Dalam memahami risiko investasi, dibutuhkan manajemen risiko


investasi, yaitu proses mengenal risiko apa saja yang terkandung
dalam suatu aset investasi dan mengontrolnya dengan cara terbaik,
sehingga investor dapat membedakan risiko mana yang dapat
dikendalikan dan mana yang tidak dapat dikendalikan, kemudian
meminimalkan potensi risiko tersebut dalam portofolio aset. Dalam
manajemen risiko investasi setidaknya ada empat langkah, yaitu
mengenal risiko aset investasi, mencari alternatif mengendalikan
risiko, menyusun rencana pengendalian risiko dan menerapkan
rencana kontrol risiko dalam aset pilihan.

Kelompok Risiko Investasi

Investor seringkali hanya memperhatikan tingkat imbal hasil yang


ditawarkan (return) namun lupa atau kurang memperhatikan
tingkat risiko yang mungkin dihadapi jika memilih investasi
dimaksud. Seorang investor harus tahu kelompok risiko investasi.
Menurut Husnan (1998), risiko dapat dikelompokkan menjadi
risiko sistematis (systematic risk) dan Risiko tidak sistematis
(unsystematic risk). Systematic risk yaitu risiko selalu ada dan
tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi, dan sering disebut

5
dengan market risk karena fluktuasi risiko ini disebabkan faktor
kondisi perekonomian, kebijakan pajak dan kondisi sosial politik
yang berdampak pada hampir semua perusahaan. Sedangkan,
unsystematic risk yaitu risiko yang dapat dihilangkan dengan
diversifikasi atas portofolio yang dimiliki oleh investor.

Systematic risk dan unsystematic risk jika dijumlahkan disebut sebagai risiko
total dan menjadi dasar pertimbangan manajer investasi dalam mengambil
keputusan investasi. Akan tetapi systematic risk sangat dipengaruhi
karakteristik pasar ini sangat sensitif terhadap faktor fundamental perusahaan.
Dapat digambarkan apabila di suatu negara terjadi pertumbuhan ekonomi
sehingga menyebabkan peningkatan penjualan terhadap masing-masing
perusahaan yang mana pengaruh terhadap tiap-tiap perusahaan berbeda
tergantung risiko total, systematic risk, unsystematic risk dan jumlah
Sekuritas fundamentalnya sehingga akan mempengaruhi tinggi rendahnya
systematic risk perusahaan tersebut.

6
Jenis-jenis Risiko Investasi

Risiko investasi jika dilihat dari sumber penyebabnya, dapat dibedakan


menjadi 10 jenis risiko investasi, antara lain:
1. Risiko suku bunga merupakan risiko yang timbul dikarenakan
memburuknya nilai relatif aktiva berbunga yang disebabkan karena adanya
perubahan tingkat suku bunga yang menjadi penyebab menurunnya nilai
relatif aset berbunga seperti obligasi atau pinjaman. Jika suku bunga
meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun, demikian juga
sebaliknya. Suku bunga adalah harga dari meminjam uang atau biaya
meminjam uang, biasanya dinyatakan dalam persentase yang berfluktuasi dari
waktu ke waktu. Contohnya, suku bunga obligasi adalah 8-10%, namun
kemudian pemerintah mengeluarkan Sukuk Ritel yang memiliki suku bunga
hingga 12%. Dengan begitu, investor akan lebih menyukai Sukuk Ritel ini.

2. Risiko pasar merupakan variabilitas pendapatan saham yang disebakan


fluktuasi atau naik turunnya nilai aset di pasar. Hal itu diakibatkan dari
berubahnya sentimen pasar keuangan seperti obligasi dan saham. Perubahan
tersebut biasanya terjadi karena kondisi tertentu, misalnya preferensi
konsumen, isu, spekulasi, perubahan politik, resesi ekonomi, inflasi, perang,
kerusuhan, dan lain-lain. Contohnya, ada isu kesehatan seorang presiden dari
suatu negara, hal tersebut bisa saja memberikan fluktuasi nilai dari mata uang
negara tersebut terhadap dolar kemudian naik.

3. Risiko reinvestasi merupakan risiko yang terjadi pada penghasilan dari aset
keuangan yang mengharuskan perusahaan untuk menginvestasikan kembali
aset tersebut (reinvest). Risiko ini Jadi, ketika hendak melakukan reinvest,
perusahaan harus benar-benar memahami apa itu reinvest serta bagaimana
caranya agar bisa mengatur atau mengelola risiko investasi ini. Contohnya,
investor memiliki portofolio obligasi dengan kupon 3,45% untuk periode 5
tahun. Setelah 5 tahun ternyata imbal hasil obligasi tersebut turun menjadi

7
2,55%, karena return obligasi yang dimiliki investor termasuk dalam bunga
flat rate, maka investor menerima semua pembayaran bunga 5% dan pokok
investasi sesuai kesepakatan.

4. Risiko inflasi atau risiko daya beli merupakan faktor yang mempengaruhi
daya beli atau kemungkinan menurunnya daya beli dana yang diinvestasikan.
Risiko ini berhubungan dengan risiko suku bunga karena kenaikan suku
bunga menyebabkan kenaikan inflasi. Saat seseorang yang berinvestasi
dengan memegang uang tunai atau aset, biasanya risiko inflasi akan terjadi
pada hal tersebut. Inflasi akan menggerus nilai uang atau aset yang mereka
punya. Sebagai contoh, bila seorang investor memegang 40% dari portofolio
tunai Rp10.000.000 dan inflasi berjalan pada 5%, nilai tunai portofolio akan
kehilangan Rp2.000.000 per tahun (Rp10 juta x 0,4 x 0,05) karena inflasi.

5. Risiko bisnis merupakan risiko dalam menjalankan bisnis pada suatu


industri atau lingkungan industri, berkaitan dengan bisnis perusahaan
tersebut. Sektor yang terpengaruh siklus seperti komoditas dan properti
dianggap lebih memiliki risiko dibandingkan sektor konsumsi yang
berpengaruh terhadap return saham. Risiko bisnis dapat dikurangi dengan
memilih sektor yang lebih defensif.

6. Risiko keuangan merupakan risiko terkait dengan struktur pendanaan yang


dilakukan sebuah perusahaan. Sumber pendanaan perusahaan bisa dari
pemegang saham dalam bentuk saham biasa atau saham preferen, atau
melalui pinjaman jangka pendek atau jangka panjang. Ketika perusahaan
banyak menggunakan pendanaan dengan utang atau saham preferen yang
cenderung punya kewajiban tetap, maka perusahaan dianggap lebih berisiko.
Semakin besar utang semakin besar pula risiko. Pinjaman dianggap sebagai
leverage yang memiliki dua sisi yaitu bisa menaikkan keuntungan perusahaan
ketika kondisi ekonomi baik. Dan bisa menjadi risiko ketika ekonomi
memburuk atau jelek.

8
7. Risiko likuiditas merupakan risiko yang berhubungan dengan pasar
sekunder dimana saham diperdagangkan, risiko ini timbul dari kesulitan
tersedianya uang tunai dalam suatu periode waktu. Hal itu dapat terjadi
apabila pihak pengutang tak bisa menjual asetnya karena pihak lain tidak ada
yang berminat membelinya di pasar. Contohnya, ada satu pihak yang tak bisa
membayar kewajibannya saat jatuh tempo secara tunai. Walaupun pihak
tersebut tidak memiliki aset bernilai untuk melunasi kewajiban utangnya, tapi
jika aset tersebut tak bisa dikonversikan menjadi uang tunai maka bisa
dikatakan asetnya tidak likuis.

8. Risiko valuta asing (valas) merupakan risiko yang disebabkan oleh


perubahan kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang
diharapkan, terutama pada saat dikonversikan dengan dengan mata uang
domestik, risiko jenis ini juga disebut sebagai currency risk atau dengan
exchange rate risk. Contohnya, investor ingin menanamkan investasi yang
mengharuskannya menggunakan mata uang dolar AS. Di saat yang sama,
kurs rupiah terhadap dolar AS lemah, sehingga investor harus mengeluarkan
rupiah dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan ketika nilai rupiah
menguat. Menguatnya dolar terhadap rupiah bisa memberikan kerugian.

9. Risiko komoditas merupakan risiko yang disebabkan oleh perubahan harga


komoditas tertentu karena berbagai faktor. Risiko jenis ini berkaitan dengan
fluktuasi harga komoditas serta dipengaruhi oleh permintaan dan penawaraan.
Mengantisipasi risiko itu, investor sebaiknya mempelajari rasio likuiditas
sebuah perusahaan, yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban dalam periode jangka pendek. Masalah likuiditas bisa
menyebabkan perusahaan gagal bayar yang berpotensi menyebabkan
kebangkrutan. Investasi komoditas biasanya dilakukan melalui perusahaan
pialang berjangka atau broker. Selain itu, investor perlu mempelajari rasio
solvabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

9
jangka panjang dan semua kewajibannya. Investor yang tidak menyukai
risiko investasi saham, bisa memilih saham dengan leverage rendah.

10. Risiko negara merupakan variabilitas pendapatan saham erat kaitannya


dengan aktivitas dan kondisi politik negara. Risiko ini bisa juga disebut
sebagai risiko politik, alasannya berkaitan dengan perubahan perundang-
undangan yang berpengaruh terhadap perekonomian negara yang membuat
pendapatan menurun. Bahkan tidak menutup kemungkinan jika investasi yang
sudah ditanam akhirnya hilang begitu saja atau merugi karena perubahan
ketentuan hukum perundang- undangan. Oleh sebab itu, jika ada investor
yang akan menanamkan modal di luar negeri, memang lebih baik untuk
melihat kondisi politik negara tersebut. Jika kondisi politik baik, maka akan
berdampak positif juga bagi perjalanan investasi ke depannya.

Sumber Risiko Investasi

Risiko tidak bisa dihindari, dan pada umumnya risiko muncul dari tiga
kemungkinan, antara lain sebagai berikut:

1) Besarnya investasi suatu investasi yang besar lebih baik dibanding


investasi kecil, terutama dari unsur kegagalannya pabila proyek dengan
investasi besar gagal, maka kegagalannya bisa mengakibatkan perusahaan
menjadi bangkrut, sedang investasi kecil mempunyai risiko yang kecil,
artinya tidak terlalu banyak menggangu opersional perusahaan secara
keseluruhan.

2) Penanaman kembali dari cashflow, seberapa besar kemungkinan hasil dari


penanaman kembali investasi dan risiko dari penanaman kembali proyek
pertama tersebut besar, maka proyek lebih diutamakan.m

10
3) Penyimpangan dari cashflow, seperti diuraikan di atas bahwa cashflow
perusahaan didapat dari penerimaan keuntungan di masa yang akan dating.
Cashflow tersebut untuk masing- masing proyek investasi tidak sama, ada
yang variasinya besar dan ada yang variasinya kecil. Bila variasi penerimaan
besar maka risikonya juga besar, demikian sebaiknya bila variasinya kecil,
risiko yang di hadapi juga kecil.

1.2 Cara Mencegah Risiko Investasi

Setiap investasi memiliki risiko baik risiko itu besar atau kecil. Ketika risiko
kecil, investor bisa membiarkannya saja. Sedangkan ketika risiko tersebut
berimplikasi besar terhadap nilai investasi, maka sebaiknya lakukan berbagai
cara mencegah risiko investasi yang sesuai dengan jenis investasi yang
dipilih. Berbagai macam risiko harus kamu diperhatikan dengan baik,
meskipun risiko dan profit akan terus berdampingan' dengan investasi, bukan
berarti Investor tidak bisa mencegah kerugian. Lakukan langkah mitigasi
untuk meminimalisir risiko investasi. Berikut penjelasnya:

1. Tentukan target investasi, dengan menentukan target investasi yang jelas,


mulai dari jangka waktu investasi yang diinginkan, jenis investasi dan
perusahaan apa di investasikan, dan juga jenis risiko yang diambil. Jika
menginginkan investasi jangka pendek dengan risiko kecil, bisa berinvestasi
di reksa dana sambil mempelajari pasar dan jenis instrumen investasi lainnya.
Bagi pemula, investor bisa memulai dari risiko yang kecil dulu, walaupun
tingkat pengembaliannya tidak begitu besar. Ketika sudah paham market dan
jenis investasinya, bisa beralih ke risiko yang lebih tinggi karena sudah ada
pengetahuan dasar mengenai investasi dan risiko yang ada di dalamnya.

2. Rutin mengawasi investasi, setelah melakukan riset dan memutuskan ingin


berinvestasi di instrumen apa, investor harus selalu memegang penuh kendali
atas investasi dengan melakukan pengendalian risiko investasi dan memonitor

11
pergerakan investasi Investor. Di sini investor belajar untuk mengenal cara
kerja pasar dan dinamikanya serta bisa melakukan manajemen risiko
investasi. Ketika kondisi pasar sedang menurun, selalu ingat poin pertama
yaitu target investasi dari awal.

3. Waspada terhadap penipuan, salah satu risiko terbesar dari investasi adalah
penipuan. Meskipun sudah waspada terhadap oknum penipu dan investasi
bodong, penipu bisa membuat dirinya terlihat profesional dan kredibel,
sehingga menyulitkan untuk melihat mana yang benar dan tidak. Cara
sederhana menghindari penipuan, yaitu dengan melihat rekam jejak
perusahaan dan manajer investasi, legalitas serta izin resmi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan Bappebti. Hal ini berlaku untuk investasi dan juga pihak
ketiga yang membantu proses seperti manajer investasi (MI), agen penjual,
dan Bank Kustodian.

Cara Meminimalisir Risiko Investasi

Saat investor berinvestasi apapun itu bentuk produknya, risiko akan selalu
ada. Maka dari itu, investor harus bisa memahami manajemen risiko investasi
dengan baik. Sehingga, investasi yang investor lakukan akan lolos' dari risiko
investasi serta mendapatkan imbal hasil maksimal. Investor ketahui ketika
hendak berinvestasi adalah cara meminimalisir risikonya. Berikut ini
beberapa cara untuk meminimalisir risiko investasi antara lain:

1. Dalam satu produk investasi, ada baiknya tidak menaruh semua dana,
tetapi investor dapat memiliki portofolio yang beragam.

2. Investor harus bersikap tenang ketika menghadapi risiko investasi yang


terjadi.
3. Investor sebisa mungkin menghindari rasa panik, karena kepanikan akan
membuat Investor salah ketika mengambil keputusan.

12
Cara Mengatasi Risiko Investasi

Setiap keuntungan pasti ada risikonya. Setiap risiko pasti ada jalan keluarnya.
Jadi, Investor tidak perlu ragu dalam menghadapi risiko selama investor
mempersiapkan strategi secara matang. Cara mengatasi risiko investasi bisa
Investor lakukan seperti ini:

1. Tidak menggunakan seluruh modal untuk investasi, jangan menggunakan


seluruh modal di satu instrumen, modal yang disisakan ini bisa digunakan
untuk memulai investasi berikutnya ketika Investor mengalami kegagalan.

2. melakukan diversifikasi investasi, diversifikasi investasi membantu


meminimalisir risiko. Ketika satu instrumen untung, dan yang satu lagi
merugi, Investor tetap berhasil karena kerugian Investor ditutupi oleh
keuntungan.

3. Bersikap tenang ketika menghadapi risiko, investor harus bisa mengelola


emosi saat berinvestasi karena hal itu biasanya mempengaruhi Investor ketika
mengambil keputusan.

4. Memasang target wajar ketika berinvestasi, agar investor bisa memetik


hasil yang sesuai diharapkan. Banyak kejadian investor yang memasang
target terlalu tinggi, sehingga ketika sudah untung, malah berbalik mengalami
rugi karena mengejar hal di luar target.

13
Pertimbangan Faktor Risiko dalam Penilaian Usul Investasi.

Ada beberapa pendekatan dalam memasukkan pertimbangan dan pengukuran


risiko ke dalam usul investasi yang akan dilaksanakan, dimana bervariasi
tergantung kepada kriteria keputusan yang digunakannya dan juga bervariasi
antara berbagai situasi, antara lain sebagai berikut:

1. Pendekatan mean-standar deviasi, pendekatan ini merupakan pendekatan


yang paling langsung memasukkan unsur risiko ke dalam kriteria keputusan
yang menggunakan konsep nilai sekarang (present value). Dalam kaitan ini
besarnya risiko suatu proyek investasi dapat dilihat dari besarnya penyebaran
arus kas dari proyek investasi tersebut. Kalau risiko dihubungkan dengan
distribusi probabilitas arus kas yang mungkin terjadi, maka dapat dikatakan
bahwa makin besar penyebarannya berarti makin besar risikonya. Risiko di
sini dapat didefinisikan sebagai variabilitas arus kas terhadap arus kas yang
diharapkan. Makin besar variabilitasnya dapat diartikan makin besar risiko
dari proyek tersebut.

2. Pendekatan ekuivalen kepastian (certainty-equivalent), pendekatan ini akan


membuat seseorang untuk memberikan penilaian yang sama antara sejumlah
arus kas tertentu yang sudah pasti diterima dengan sejumlah arus kas tertentu
yang diharapkan yang belum pasti dan mengandung risiko. Dalam
pendekatan ini penyesuaian risiko dilakukan secara langsung terhadap arus
kas yang diperkirakan akan terjadi di waktu yang akan datang. Dengan
mengurangi arus kas yang diharapkan yang mengandung ketidakpastian itu
menjadi arus kas yang pasti sebenarnya kita kembali lagi bersangkutan
dengan penilaian proyek investasi yang dalam keadaan ada kepastian. Dalam
keadaan ada kepastian harus digunakan tingkat diskonto bebas risiko (risk-
free rate).

14
3. Pendekatan tingkat diskonto (risk-adjusted discount rate), pada pendekatan
ini, unsur risiko tidak dimasukkan ke dalam arus kas yang diharapkan, tetapi
secara langsung dimasukkan ke dalam tingkat diskonto yang merupakan
penyebut (denominator) pada formula NPV. Dalam metode ini tingkat
diskonto disesuaikan untuk mengimbangi risiko. Apabila suatu proyek
mengandung risiko yang besar, diperlukan return yang besar pula untuk
mengimbangi risiko yang besar tersebut. Untuk itu maka akan digunakan
tingkat diskonto yang makin besar apabila tingkat risiko yang terkandung
dalam suatu proyek makin besar.

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Biaya Modal (Cost Of Capital) Biaya Modal adalah biaya riil yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal
dari hutang. saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk
mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besamya biaya
modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang
harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang di perlukan.
Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya
(termasuk biaya modal) diminimalkan. Keputusan penganggaran modal
(capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal.
Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan
estimasi biaya modal
Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang
mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan
untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang. Metode
dalam penganggaran modal ini dapat membantu manajer untuk pengambilan
keputusan seperti metode Payback periode. Net Present Value (NPV),
Internal, Rates Of Return (IRR) dan Profitability Index. Penganggaran modal
memiliki kriteria dalam stiap metodenya dan dalam penganggaran modal
dapat terpengaruh oleh keadaan ekonomi suatu negara seperti inflasi salah
satunya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Manajemen Keuangan. 2023.CV Mega Press Nusantara

17

Anda mungkin juga menyukai