Anda di halaman 1dari 16

Manajemen Risiko Sebagai Alat Untuk Mengidentifikasi Risiko

Investasi

Disusun Oleh :
Alif Rizki Takuada

Dosen Pembimbing :
Dr. Rianto Singkil S.E, M.Ak

PENDIDIKAN VOKASI
ADMINISTRASI KEUANGAN DAN PERBANKAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan untuk menulis
makalah yang berjudul “Manajemen Risiko Sebagai Alat Untuk Mengidentifikasi Risiko
Investasi” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa dengan adanya
kemudahan yang diberikan dari Allah SWT tidak mungkin karya ilmiah ini dapat selesai dengan
baik dan tepat pada waktunya.

Karya ilmiah ini dibuat dengan tujuan untuk pemenuhan tugas dari matakuliah Manajemen Risiko
yang diampu oleh Dr. Rianto Singkil S.E, M.Ak. Penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan
dan saran beliau dalam membuat makalah ini menjadi lebih baik, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan benar.

Menyadari bahwa manusia tak luput dari kesalahan, penulis meminta maaf bila masih terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Dengan menyadari kesalahan tersebut, penulis berharap
menerima kritik dan saran agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini karena hal tersebut sangat
berarti bagi penulis.

Depok, 21 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................... 5

1.3 Tujuan ....................................................................................................................................... 5

BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................... 6

2.1 Identifikasi Risiko ..................................................................................................................... 6

2.2 Risiko Investasi ........................................................................................................................ 7

2.3 Identifikasi Risiko Investasi ................................................................................................... 10

BAB 3 SIMPULAN ........................................................................................................................ 14

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 14

3.2 Saran ....................................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 16


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investasi merupakan aspek dari dunia finansial yang memiliki peran yang pokok karena
pengaruhnya yang begitu krusial bagi dunia keuangan ataupun ekonomi. Terdapat dualitas
berbentuk kosa kata yang melekat pada dunia investasi yaitu capital gain dan capital loss, capital
gain merupakan return dari hasil investasi yang nilainya lebih besar dari modal awal yang
diinvestasikan sehingga dapat dikonklusikan bahwa hasil investasi membuahkan profitabilitas.
Sedangkan capital loss merupakan return dari hasil investasi yang nilainya lebih kecil dari modal
awal yang diinvestasikan sehingga dapat dikatakan bahwa hasil investasi tidak membuahkan
profitabilitas bahkan mengalami kerugian.

Setiap entitas usaha atau badan yang bergerak dalam dunia ekonomi mutlak membutuhkan
profitabilitas untuk meningkatkan indeks keberhasilan usahanya sehingga dapat memenangkan
kompetisi dalam pasar. Pentingnya profitabilitas pada dunia ekonomi menyebabkan setiap entitas
usaha di dalamnya berlomba untuk mendapatkan amplifikasi akses profitabilitas dengan nilai
setinggi mungkin. Hukum Investasi akan selalu adil karena melekatkan risiko dan profitabilitas
yang diraih untuk meraih titik stabilitas pada persaingan dalam dunia investasi.

Risiko dalam dunia investasi tidak dapat diabaikan pada hakikatnya karena tanpa kalkulasi dan
proses manajemen yang tepat maka pelaku investasi berpotensi besar mendapatkan kenihilan hasil
investasi bahkan dapat merugi dengan skala yang besar hingga mengalami katastrofi berupa
kebangkrutan. Oleh karena itu dibutuhkan formulasi yang tepat untuk mengkalkulasi risiko agar
hasil investasi membuahkan profitabilitas yang diharapkan oleh pelaku investasi. Manajemen
Risiko sebagai suatu metode menjadi solusi yang konkrit dalam menuntaskan permasalahan pada
krisis pengendalian risiko investasi, sehingga dalam makalah ini penulis akan membahas
bagaimana manajemen risiko dapat diimplementasikan untuk mengidentifikasi atau mengatasi
permasalahan pada risiko investasi.
1.2 Rumusan Masalah

Penulis merumuskan masalah dengan makalah yang berjudul “Manajemen Risiko Sebagai Alat
Untuk Mengidentifikasi Risiko Investasi “ sebagai berikut :

▪ Bagaimana Risiko Investasi dapat berkorelasi dengan Manajemen Risiko?


▪ Apa kontribusi yang dapat diberikan Manajemen Risiko untuk meminimalisir Risiko pada
Investasi?
▪ Bagaimana Manajemen Risiko dapat Mengidentifikasi Risiko dari Investasi?

1.3 Tujuan

Tujuan pada makalah tentang Manajemen Risiko Sebagai Alat Untuk Mengidentifikasi Risiko
Investasi adalah sebagai berikut:

• Menjelaskan bentuk-bentuk upaya manajemen risiko untuk meminimalisir risiko dalam


investasi
• Memberikan referensi jawaban terkait korelasi antara Manajemen Risiko terhadap Risiko
Investasi

• Menjawab bagaimana Identifikasi Risiko dan Pengukuran Umum dalam Manajemen


Risiko dapat diterapkan pada konteks Risiko Investasi

Dengan memahami tujuan makalah ini, pembaca akan memiliki pemahaman dasar tentang topik
yang akan dibahas dalam makalah ini, sehingga dapat memahami konteks dengan baik dan mudah
untuk mengikuti penjelasan yang akan disampaikan.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko adalah langkah awal dalam proses manajemen risiko yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, menggambarkan, dan memahami potensi risiko yang dapat memengaruhi tujuan,
proyek, atau aktivitas tertentu dalam suatu organisasi. Identifikasi risiko juga dapat diartikan sebagai
proses mengidentifikasi lokasi, waktu, sebab, dan proses terjadinya peristiwa risiko yang dapat
menghalangi, menurunkan, menunda, atau meningkatkan tercapainya sasaran. Identifikasi risiko
memiliki tujuan untuk menentukan dan mengungkap segala risiko yang berpengaruh terhadap
pencapaian sasaran organisasi. Risiko tersebut mencakup kejadian, penyebab, maupun dampak fisik
sehingga dapat diukur dengan menganalisis risiko untuk menentukan tingkat atau besaran risiko yang
mungkin. Identifikasi Risiko memiliki berbagai tahapan untuk mengungkap konteks risiko yang
dituju yaitu :

▪ Penentuan konteks sasaran/tujuan untuk setiap unit kegiatan yang dilakukan sehingga
objektivitas dari proses identifikasi menjadi jelas dan terukur.
▪ Mengenali risiko yang dituju sehingga agar observas dengan mengidentifikasi risiko berjalan
dengan baik. Terdapat rangkaian untuk mengenali risiko yaitu : inherent (melekat) pada
proses-proses tersebut, membuat deskripsi penyebab dan sumber risiko, serta registrasi
deskrpsi dan sumber risiko tersebut sesuai dengan kodefikasi.
▪ Dapatkan beragam sumber informasi untuk mengenali sumber risiko, sumber informasi dapat
diketahui oleh 2 aspek yaitu dari pihak eksternal dan internal perusahaan. Sumber informasi
meliputi pengalaman, pertimbangan tenaga ahli, data atau laporan historis, review dokumen,
rapat tinjauan manajemen, dan keluhan pelanggan.
▪ Kuasai teknik mengenali risiko antara lain : interview, workshop, wawancara, survey, kajian
literatur, audit, inspeksi, diskusi dengan tenaga ahli, dan seminar.

Dengan mengikuti dan memenuhi tahapan identifikasi risiko tersebut, dapat dimungkinkan bahwa
proses identifikasi risiko dapat berjalan dengan kondusif untuk mengungkap risiko yang terjadi.
2.2 Risiko Investasi

Risiko investasi adalah kondisi di mana investor berpeluang mengalami kerugian akibat aktivitas
investasi yang ia lakukan. Dengan kata lain, imbal hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan sebelumnya. Biasanya, risiko sebuah berbanding lurus dengan imbal hasilnya. Jika
keuntungan investasi tinggi, maka risiko yang diperoleh tinggi. Begitu juga sebaliknya, apabila
keuntungan rendah, risikonya pun akan rendah. Hal ini yang sering disebut sebagai high risk-high
return. Risiko investasi merujuk pada kemungkinan terjadinya kerugian atau fluktuasi nilai investasi
Anda sebagai akibat dari berbagai faktor yang tidak dapat diprediksi atau dikendalikan sepenuhnya.
Dalam konteks investasi, risiko adalah salah satu komponen penting yang harus dipahami oleh para
investor, karena tingkat risiko akan memengaruhi potensi pengembalian investasi

Secara garis besar, risiko sebuah investasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu risiko sistematis
(systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Berikut ulasan lengkap mengenai
kedua jenis risiko ini.

• Risiko Sistematis (Systematic Risk)


Risiko sistematis adalah jenis risiko eksternal yang tidak dapat dihindari atau dikendalikan. Jenis
ini dapat mempengaruhi semua efek dan tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Berikut ini
yang termasuk risiko sistematis.

1. Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga adalah risiko yang muncul akibat adanya peningkatan suku bunga. Meskipun
suku bunga meningkat, keuntungan investasi dan nilai obligasi berbunga akan mengalami
penurunan yang signifikan, begitu pula sebaliknya.

2. Risiko Inflasi

Risiko inflasi atau risiko daya beli adalah risiko yang muncul akibat adanya inflasi. Akibatnya, nilai
kas dari investasi saat ini tidak akan memiliki nilai banyak di masa depan. Hal tersebut berpotensi
menurunkan daya beli masyarakat karena naiknya harga barang.
3. Risiko Nilai Tukar Mata Uang (Valas)

Risiko nilai tukar mata uang (valas) atau currency risk adalah jenis risiko investasi yang terjadi
karena adanya perubahan kurs valuta asing. Hal ini akan membuat nilai konversi mata uang asing
ke Rupiah tidak sesuai dengan harapan, apalagi jika nilainya turun.

4. Risiko Komoditas

Risiko komoditas adalah risiko yang muncul karena adanya perubahan harga komoditas tertentu.
Biasanya, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor risiko lain, seperti fluktuasi harga ataupun
permintaan dan penawaran.

5. Risiko Negara

Risiko negara atau risiko politik adalah risiko yang muncul karena adanya perubahan peraturan
perundang-undangan suatu negara. Akibatnya, imbal hasil bisa menurun bahkan hilang.

• Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)


Jenis risiko investasi selanjutnya adalah risiko tidak sistematis. Berbeda dengan sebelumnya, risiko
ini bisa dihindari atau dikendalikan dalam bentuk portofolio investasi atau melakukan diversifikasi.
Berikut yang termasuk dalam risiko tidak sistematis.

1. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan menyediakan uang tunai dalam jangka
waktu tertentu. Biasanya, hal ini terjadi ketika satu pihak tak bisa menjual asetnya karena sepi
peminat atau tidak berhasil bertemu dengan pihak lain.

2. Risiko Reinvestment

Risiko reinvestment atau risiko reinvestasi adalah risiko yang muncul saat pendapatan dari suatu
aset investasi mengharuskan investor untuk menginvestasikannya kembali. Besar kemungkinan,
imbal hasilnya akan lebih rendah saat dilakukan reinvestasi.
3. Risiko Bisnis

Risiko bisnis adalah jenis risiko investasi yang erat kaitannya dengan bisnis perusahaan tempat
seseorang berinvestasi. Itu sebabnya, sangat penting bagi investor untuk mengetahui profil
perusahaan tersebut secara in-depth

Setelah mengetahui jenis-jenisnya, Anda harus bisa mengetahui tipe profil risiko yang Anda
miliki. Profil risiko investasi adalah cara untuk mengetahui tingkat toleransi pada suatu risiko saat
melakukan investasi.

Tipe profil ini wajib dipahami karena saat berinvestasi, Anda akan menghadapi beragam risiko yang
berbeda, tergantung dari jenis investasi yang dipilih sebelumnya. Berikut jenis-jenis yang harus
Anda ketahui.

• Profil Risiko Konservatif


Profil risiko investasi pertama adalah konservatif. Tipe profil ini cenderung memilih investasi yang
aman dengan risiko rendah. Biasanya, rencana jangka waktu investasinya antara 1-3 tahun.

Investor tipe konservatif akan menyukai produk-produk investasi yang stabil, contohnya reksadana,
emas, deposito, hingga Surat Berharga Negara (SBI). Mereka akan lebih toleran terhadap risiko
rendah dan cenderung menarik aset saat nilainya turun.

• Profil Risiko Moderat


Investor yang termasuk dalam tipe risiko moderat akan lebih berani untuk mengambil risiko besar,
namun tetap berhati-hati saat menentukan instrumen aset. Di sini, investor akan berusaha
menyeimbangkan antara risiko dengan imbal hasil sehingga mampu meraih keuntungan optimal.

Dengan rencana jangka waktu investasi antara 3-4 tahun, instrumen yang dipilih adalah reksadana
pendapatan tetap dan reksadana pendapatan campuran. Biasanya, mereka punya insting yang tinggi
dan terus memonitor aset-aset tersebut jika nilainya turun.
• Profil Risiko Agresif
Jenis profil risiko terakhir adalah agresif. Tipe investor ini memiliki tujuan untuk mengembangkan
nilai pokok investasi dengan tingkat keuntungan maksimal dalam jangka panjang, biasanya lebih
dari 4 tahun.

Tak hanya itu, sesuai namanya, tipe profil ini jauh lebih berani dalam mengambil risiko. Mereka
cenderung tidak akan mencairkan aset walau nilainya mengalami penurunan signifikan. Maka, aset
yang cocok bagi investor tipe agresif adalah saham hingga crypto.

2.3 Identifikasi Risiko Investasi

Manajemen Risiko memfasilitasi bidang investasi untuk meminimalisir kerugian hasil investasi atau
risiko berinvestasi. Salah satu metode yang dimilikki oleh Manajemen Risiko ialah Identifikasi Risiko
yang dapat digunakan untuk mengukur intensitas dari risiko investasi. Manajemen risiko melibatkan
pengidentifikasian dan analisis risiko dalam suatu investasi dan memutuskan apakah akan menerima
risiko tersebut atau tidak dengan memberikan pengembalian yang diharapkan untuk investasi
tersebut. Beberapa pengukuran risiko yang umum termasuk standar deviasi, Sharpe ratio, beta, value
at risk (VaR), conditional value at risk (CVaR), dan R-squared.

▪ Deviasi Standar
Standar deviasi mengukur penyebaran data dari nilai yang diharapkan . Standar deviasi biasanya
digunakan untuk mengukur volatilitas historis yang terkait dengan investasi relatif terhadap tingkat
pengembalian tahunannya . Ini menunjukkan berapa banyak pengembalian saat ini yang menyimpang
dari pengembalian normal historis yang diharapkan. Misalnya, saham yang memiliki standar deviasi
tinggi mengalami volatilitas yang lebih tinggi sehingga dianggap lebih berisiko. Standar deviasi
paling berguna dalam kaitannya dengan pengembalian rata-rata investasi untuk mengevaluasi dispersi
dari hasil historis. Standar deviasi dihitung dengan membagi akar kuadrat dari jumlah perbedaan
kuadrat dari rata-rata investasi dengan jumlah item yang terdapat dalam kumpulan data. Alternatif
standar deviasi adalah semi-deviasi, alat ukur yang hanya menilai sebagian dari profil risiko
investasi. Semi-deviasi dihitung mirip dengan standar deviasi tetapi dapat digunakan untuk secara
khusus hanya melihat sisi negatif atau risiko potensi kerugian investasi karena hanya setengah dari
kurva distribusi yang ditentukan.
▪ Rasio Sharpe
Rasio Sharpe mengukur kinerja investasi dengan mempertimbangkan risiko terkait. Untuk
menghitung rasio Sharpe, tingkat pengembalian bebas risiko dihapus dari keseluruhan pengembalian
investasi yang diharapkan. Pengembalian yang tersisa kemudian dibagi dengan standar deviasi
investasi terkait. Hasilnya adalah rasio yang membandingkan pengembalian spesifik untuk investasi
dengan tingkat volatilitas terkait yang harus diasumsikan oleh investor untuk memegang
investasi. Rasio Sharpe berfungsi sebagai indikator apakah pengembalian investasi sebanding dengan
risiko yang terkait. Salah satu variasi dari Sharpe ratio adalah rasio Sortino yang menghilangkan efek
pergerakan harga ke atas pada standar deviasi untuk fokus pada distribusi pengembalian yang berada
di bawah target atau pengembalian yang diminta. Rasio Sortino juga menghilangkan tingkat
pengembalian bebas risiko di pembilang rumus. Rasio Sharpe paling berguna saat mengevaluasi opsi
yang berbeda. Pengukuran ini memungkinkan investor untuk dengan mudah memahami perusahaan
atau industri mana yang menghasilkan pengembalian lebih tinggi untuk tingkat risiko tertentu. Rasio
Sharpe dihitung dengan mengurangi tingkat pengembalian bebas risiko dari total pengembalian
investasi. Kemudian, bagilah hasil ini dengan standar deviasi dari kelebihan pengembalian investasi.
Variasi lain dari rasio Sharpe adalah Rasio Treynor yang mengintegrasikan beta portofolio dengan
bagian pasar lainnya. Beta adalah ukuran volatilitas investasi dibandingkan dengan pasar
umum. Tujuan dari rasio Treynor adalah untuk menentukan apakah seorang investor diberi
kompensasi secara adil karena mengambil risiko tambahan di atas pasar. Rumus rasio Treynor
dihitung dengan membagi beta investasi dari pengembalian portofolio dikurangi tingkat bebas risiko.

▪ Beta
Beta mengukur jumlah risiko sistematis yang dimiliki oleh satu sekuritas atau sektor relatif terhadap
keseluruhan pasar saham. Pasar selalu menjadi tolok ukur beta yang dibandingkan dengan investasi,
dan pasar selalu memiliki beta satu. Jika beta sekuritas sama dengan satu, sekuritas memiliki profil
volatilitas yang persis sama dengan pasar luas. Keamanan dengan beta lebih besar dari satu berarti
lebih tidak stabil daripada pasar. Keamanan dengan beta kurang dari satu berarti kurang stabil
dibandingkan pasar. Beta paling berguna saat membandingkan investasi dengan pasar luas.
Beta dihitung dengan membagi kovarians pengembalian berlebih investasi dan pasar dengan varians
pengembalian pasar berlebih atas tingkat bebas risiko. Beta juga dapat digunakan untuk mengukur
skala volatilitas yang dimiliki sekuritas dibandingkan dengan pasar. Misalnya, anggaplah beta
keamanan adalah 1,5. Keamanan dianggap 50% lebih tidak stabil daripada pasar. Beta berguna saat
membandingkan seluruh sekuritas sekilas, beta dengan mudah mengidentifikasi bahwa investasi
dengan beta 1,5 lebih tidak stabil daripada investasi dengan beta 1,3.
▪ Nilai Berisiko (VaR)
Value at Risk (VaR) adalah pengukuran statistik yang digunakan untuk menilai tingkat risiko yang
terkait dengan portofolio atau perusahaan. VaR mengukur potensi kerugian maksimum dengan
tingkat kepercayaan untuk periode tertentu. Misalnya, portofolio investasi memiliki VaR 10% satu
tahun sebesar $5 juta. Oleh karena itu, portofolio tersebut memiliki peluang 10% untuk kehilangan
$5 juta selama periode satu tahun. VaR paling berguna ketika ingin menilai hasil tertentu dan
kemungkinan hasil tersebut terjadi. Ada beberapa metode berbeda untuk menghitung Value at Risk,
masing-masing dengan rumusnya sendiri:
• Metode simulasi historis adalah yang paling sederhana karena mengambil data pasar
sebelumnya selama periode yang ditentukan dan menerapkan hasil tersebut ke keadaan
investasi saat ini.
• Metode parametrik atau metode varians-kovarians lebih berguna ketika berhadapan
dengan kumpulan data yang lebih besar.
• Metode Monte Carlo paling cocok untuk simulasi yang paling rumit dan mengasumsikan
kemungkinan risiko untuk setiap faktor risiko diketahui.

▪ Nilai Bersyarat dalam Risiko (CVaR)


Conditional Value at Risk (CVaR) adalah pengukuran risiko lain yang digunakan untuk menilai risiko
ekor investasi. Digunakan sebagai perpanjangan VaR, CVaR menilai kemungkinan, dengan tingkat
kepercayaan tertentu, bahwa akan ada pemutusan VaR. Ini berusaha untuk menilai apa yang terjadi
pada investasi di luar ambang batas kerugian maksimumnya. Pengukuran ini lebih sensitif terhadap
peristiwa yang terjadi di akhir distribusi. Misalnya, seorang manajer risiko yakin bahwa rata-rata
kerugian atas investasi adalah $10 juta untuk satu persen kemungkinan hasil terburuk untuk
portofolio. Oleh karena itu, CVaR atau perkiraan kekurangan adalah $10 juta untuk porsi satu persen
dari kurva distribusi investasi ini. Kerugian VaR untuk investasi ini kemungkinan akan lebih rendah
dari $10 juta karena kerugian CVaR seringkali melebihi batas distribusi simulasi VaR.

▪ R-Kuadrat
R-squared adalah ukuran statistik yang mewakili persentase portofolio dana atau pergerakan
sekuritas yang dapat dijelaskan oleh pergerakan indeks benchmark. Untuk sekuritas pendapatan
tetap dan dana obligasi, tolok ukurnya adalah US Treasury Bill. Indeks S&P 500 adalah tolok ukur
untuk ekuitas dan dana ekuitas. Nilai R-kuadrat berkisar dari nol hingga satu dan umumnya
dinyatakan sebagai persentase (0% hingga 100%). Nilai R-kuadrat 0,9 berarti 90% analisis
menyumbang 90% variasi dalam data. Model risiko dengan nilai R-squared yang lebih tinggi
menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan lebih banyak
variasi variabel dependen. R-Squared paling berguna saat mencoba menentukan mengapa harga
investasi berubah. Ini adalah produk sampingan dari model keuangan yang mengklarifikasi variabel
apa yang menentukan hasil dari variabel lain. Rumus untuk mencari R-Squared adalah dengan
membagi varian yang tidak dapat dijelaskan (jumlah kuadrat dari residu) dengan varian total (jumlah
total kuadrat). Kemudian, kurangi hasil bagi ini dari 1. Investor reksa dana sering direkomendasikan
untuk menghindari dana yang dikelola secara aktif dengan rasio R-kuadrat tinggi yang umumnya
dikritik oleh analis sebagai dana indeks "tertutup". Dalam kasus ini, dengan setiap keranjang
investasi bertindak sangat mirip satu sama lain, tidak masuk akal untuk membayar biaya yang lebih
tinggi untuk manajemen profesional ketika Anda bisa mendapatkan hasil yang sama atau mendekati
dari dana indeks.
BAB 3
SIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Investasi adalah elemen krusial dalam dunia finansial dan ekonomi, memainkan peran utama dalam
memengaruhi keadaan ekonomi dan keuangan. Dalam konteks investasi, ada dua konsep utama yang
terus muncul, yaitu capital gain dan capital loss. Capital gain mengacu pada hasil investasi yang
menghasilkan keuntungan, sementara capital loss merujuk pada hasil investasi yang mengalami
kerugian. Profitabilitas menjadi fokus utama dalam setiap usaha ekonomi, karena ini adalah kunci
untuk bersaing dalam pasar yang kompetitif.

Namun, investasi tidak datang tanpa risiko. Risiko adalah bagian tak terhindarkan dari investasi, dan
mengelola risiko adalah kunci untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan profitabilitas.
Manajemen Risiko adalah alat yang penting dalam mengidentifikasi dan mengatasi risiko investasi.
Dalam konteks ini, beberapa metode pengukuran risiko digunakan, seperti standar deviasi, rasio
Sharpe, beta, Value at Risk (VaR), Conditional Value at Risk (CVaR), dan R-squared.

Identifikasi risiko merupakan langkah awal dalam manajemen risiko, di mana tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi, menggambarkan, dan memahami potensi risiko yang dapat memengaruhi tujuan,
proyek, atau aktivitas tertentu dalam suatu organisasi. Ini melibatkan pengenalan sumber risiko,
evaluasi risiko inheren, dan pengumpulan informasi dari sumber internal dan eksternal.

Risiko investasi terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.
Risiko sistematis adalah risiko eksternal yang tidak dapat dihindari, seperti risiko suku bunga, risiko
inflasi, risiko nilai tukar mata uang, risiko komoditas, dan risiko politik. Risiko tidak sistematis, di
sisi lain, dapat diatasi dengan diversifikasi dan termasuk risiko likuiditas, risiko reinvestasi, dan risiko
bisnis. Selanjutnya, profil risiko investor menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan
investasi. Profil ini mencakup investor konservatif, moderat, dan agresif, yang masing-masing
memiliki toleransi risiko yang berbeda. Profil risiko membantu investor memilih instrumen investasi
yang sesuai dengan preferensi dan tujuan mereka.
Dalam konteks investasi, manajemen risiko juga melibatkan penggunaan berbagai metode
pengukuran risiko seperti standar deviasi, rasio Sharpe, beta, Value at Risk (VaR), Conditional Value
at Risk (CVaR), dan R-squared. Ini membantu investor memahami sejauh mana tingkat risiko yang
mereka hadapi dalam investasi mereka. Secara keseluruhan, manajemen risiko adalah alat yang
penting dalam mengelola risiko investasi dan meminimalkan potensi kerugian. Dengan pemahaman
yang baik tentang risiko investasi dan penggunaan metode pengukuran risiko yang sesuai, investor
dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan memaksimalkan peluang profitabilitas.

3.2 Saran

Terkait dengan makalah “Manajemen Risiko Sebagai Alat Untuk Mengidentifikasi Risiko
Investasi” penulis menyarankan beberapa hal untukdiperhatikan yaitu sebagai berikut :

• Menjadikan makalah ini sebagai sebuah acuan informasi untuk pembaca dalam memahami
lebih dalam terkait dengan studi yang berkaitan dengan “Manajemen Risiko Sebagai Alat
Untuk Mengidentifikasi Risiko Investasi “ dan pembaca agar dapat menggunakan makalah ini
sebagai landasan pengetahuandan penelitian dengan bijak.

• Para pembaca diharapkan dapat memverikasi lebih dalam lagi untuk mendapatkan sumber
acuan yang lebih luas dan tidak bergantung terhadap informasi pada makalah ini, agar
informasi mengenai “Manajemen Risiko Sebagai Alat Untuk Mengidentifikasi Risiko Investasi”
dapat ditemukan referensinya dengan lebih luas sehingga informasi mengenai topik ini
tidak besifat tunggal.
DAFTAR PUSTAKA

Miftahurrohman. (2023). Metode Pengukuran Umum Manajemen Risiko Investasi. Diakses pada
laman:https://manajemen-s1.stekom.ac.id/informasi/baca/Metode-Pengukuran-Umum-Manajemen-
Risiko-Investasi/f9b3fb7f7554aacdff0302069adecc5d993499a8

Diptyarsa Janardana. (2023). Risiko Investasi : Pengertian dan Cara Meminimalisirnya. Diakses pada
laman:https://www.bizhare.id/media/investasi/risikoinvestasi#:~:text=Risiko%20investasi%20adala
h%20kondisi%20di,berbanding%20lurus%20dengan%20imbal%20hasilnya.

Pretty Angelia Wuisan. (2022). Mengenal Risiko Investasi dan Strategi untuk Menguranginya.
Diakses pada laman:https://www.modalrakyat.id/blog/risiko-investasi.

Anda mungkin juga menyukai