Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO IMBAL HASIL & MANAJEMEN RISIKO


INVESTASI

Disusun Oleh :
1. Ahmad Subyantoro
(2020520054)
2. Argo Putro Pratama
(2020520057)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG

i
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah azza wajalla, dengan
limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Manajemen Risiko Imbal Hasil & Manajemen Risiko Investasi ”. Yang mana makalah
ini bertujuan agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang mata kuliah manajemen
keuangan syariah.

Kami selaku penyusun berterimakasih kepada:

• Bapak Abdul Aziz Wahab M.Ag selaku rektor Universitas Islam Zainul Hasan
Genggong.

• Bapak Nuntufa, S.E,M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat walaupun masih banyak terdapat kesalahan. Kami selaku
penyusun mohon kritik dan saran yang membangun agar dapat memperbaiki kesalahan pada
makalah ini. Terima Kasih.

Probolinggo, 01 April 20223

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1. Latar Belakang.........................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah....................................................................................................................3
3. Tujuan.......................................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
1. DEFINISI RISIKO IMBAL HASIL.....................................................................................4
2. SUMBER RISIKO IMBAL HASIL.....................................................................................5
3. TUJUAN MANAJEMEN RISIKO IMBAL HASIL............................................................6
4. DEFINISI RESIKO INVESTASI.........................................................................................6
5. RISIKO INVESTASI SISTEMATIS (SYSTEMATIC RISK)...............................................6
6. CARA MENGATASI RISIKO INVESTASI.......................................................................7
7. STRATEGI MANAJEMEN RISIKO DALAM BERINVESTASI.....................................8
8. CONTOH SUKSES MANAJEMEN RISIKO DALAM INVESTASI................................9
BAB III..........................................................................................................................................12
KESIMPULAN..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Risiko akan muncul ketika keputusan yang diambil tidak berdasarkan informasi yang
sempurna, benar dan akurat. Jika keputusan yang diambil tidak diukur dengan kemungkinan
risiko yang akan dihadapi dan keputusan yang diambil karena kedekatan emosional, maka
sebenarnya keputusan yang diambil tersebut sedang membuka gerbang untuk masuknya
risiko. Informasi yang tidak sempurna akan menghasilkan ketidakpastian. Sebenarnya dalam
segala sisi kehidupan selalu ada ketidakpastian, sebagaimana firman Allah dalam surat
Luqman (31) ayat 34. Berdasarkan ayat ini Allah berfirman bahwa manusia mustahil sudah
mengetahui perihal rezekinya dan apa yang akan menimpanya esok hari, artinya terdapat
ketidakpastian yang akan dihadapi pada esok harinya.

Risiko pada perusahaan muncul ketika adanya ketidakpastian (uncertainty) yang


“mengancam” profitabilitas perusahaan tersebut dan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan
tersebut. Dalam perspektif regulasi, suatu perusahaan (dalam hal ini perbankan) perlu
menjaga kecukupan modalnya untuk menghadapi berbagai risiko (underlying philosophy of
capital requirement).

Ada dua metode dalam mengklasifikasikan risiko, yaitu metode yang membandingkan
antara risiko bisnis dan risiko keuangan. Risiko bisnis akan meningkat seiring dengan
perkembangan bisnis perusahaan itu sendiri. Karena risiko bisnis ini adalah faktor yang
mempengaruhi pemasaran produk. Sementara, risiko keuangan akan meningkat seiring
dengan kerugian yang diderita dalam pasar keuangan.

Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang mebahas tentang bagaimana suatu
organisasi atau perusahaan menerapkan ukuran dalam memetakan permasalahan yang ada
dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis
(Irham fahmi 2010). Herman Darmawi (2006) menyatakan, manajemen risiko adalah suatu
usaha untuk mengetahui, menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan
perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi.

1
Risiko Imbal Hasil ( Rate of Return Risk ) adalah Risiko akibat perubahan tingkat imbal
hasil yang menahan Bank terhadap nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang
diterima Bank dari transfer dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dan pihak
ketiga Bank (OJK, 2016).

Risiko imbal hasil merupakan potensi kerugian karena pergerakan imbal hasil di pasar
yang berlawanan pada posisi atau adanya transaksi perbankan. Jadi, perbankan syariah tidak
mengalami adanya risiko suku bunga karena ada harga dalam pembiayaan tidak memakai
tingkat suku bunga. Risiko imbal hasil di perbankan syariah merupakan risiko yang ada akibat
akad syirkah berupa mudharabah dan musyarakah sehingga muncul profit and loss sharing
(Rifai, 2020).

Manajemen risiko merupakan upaya dalam mengindentifikasi, menganalisis dan


mengendalikan risiko pada setiap perusahaan agar perusahaan tersebut berjalan dengan efektif
dan efisien. Pada manajemen risiko ini, selain mengidentifikasi perusahaan juga harus
mengukur dan menentukan besar-kecilnya risiko yang dihadapi, karena besar kecilnya risiko
yang dihadapi akan mempengaruhi pada keputusan yang diambil perusahaan dalam
menangani risiko tersebut.

Manajemen risiko investasi merupakan proses mengenal risiko apa saja yang terkandung
pada suatu aset investasi kemudian mengontrolnya dengan strategi terbaik. Seorang investor
harus mampu membedakan risiko mana yang bisa dikendalikan dan yang tidak bisa
dikendalikan.

Pentingnya Manajemen Risiko untuk Memastikan Keberhasilan Investasi. Berinvestasi di


bidang apapun akan selalu dibayangi oleh risiko. Bukannya mendapat untung, malah investasi
bikin rugi akibat tidak memahami risikonya. Baik itu investasi saham, investasi emas,
investasi properti, atau jenis investasi lainnya.Mengingat risiko tersebut, maka setiap orang
yang berinvestasi perlu memahami manajemen risiko investasi. Hal ini penting karena

menjadi faktor penentu keberhasilan dalam berinvestasi.

2
2. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari manajemen risiko imbal hasil ?


2. Jelaskan sumber risiko imbal hasil !
3. Jelaskan tujuan manajemen risiko imbal hasil !
4. Apakah definisi dari manajemen risiko investasi ?
5. Jelaskan sumber risiko investasi !
6. Jelaskan tujuan manajemen risiko investasi !

3. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi manajemen risiko imbal hasil


2. Untuk mengetahui sumber risiko imbal hasil
3. Untuk mengetahui tujuan manajemen risiko imbal hasil
4. Untuk mengetahui definisi manajemen risiko investasi
5. Untuk mengetahui sumber risiko investasi
6. Untuk mengetahui tujuan manajemen risiko investasi

3
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI RISIKO IMBAL HASIL

Pada peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tentang penerapan manajemen


risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah memaparkan bahwasanya terdapat
penambahan dua risiko khusus perbankan syariah yaitu risiko imbal hasil (rate of return risk)
dan risiko investasi (equity investment risk) (Saufanny & Khomsatun, 2019).

Risiko Imbal Hasil (Rate of Return Risk) adalah Risiko akibat perubahan tingkat imbal
hasil yang dibayarkan Bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil
yang diterima Bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana
pihak ketiga Bank ( POJK NOMOR 65 /POJK.03/2016)

Risiko imbal hasil (rate of return risk) adalah potensi kerugian akibat pergerakan imbal
hasil di pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi bank. Bank syariah tidak
mengalami risiko risiko suku bunga, karena harga untuk pembiayaan dan pendanaan tidak
menggunakan tingkat suku bunga atau secara regulasi risiko imbal hasil adalah risiko akibat
perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah risiko ini timbul karena
adanya perubahan perilaku nasabah dana pihak ketiga bank yang disebabkan oleh perubahan
ekspetasi tingkat yang di terima dari bank syariah.

Risiko imbal hasil pada perbankan syariah adalah risiko yang muncul karena konsekuensi
akad syirkah (kerjasama) yang berupa mudharabah dan musyarakah sehingga berdampak pada
munculnya profit and loss sharing (PLS). PLS adalah perjanjian kontraktual antara dua atau
lebih pihak yang bertransaksi yang memungkinkan mereka untuk menyatukan sumber daya
(modal) mereka untuk di investasikan dalam suatu proyek untuk berbagi dalam untung dan
rugi finansial (Inten, 2016)

Risiko imbal hasil (rate of return risk) adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil
yang dibayarkan bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil/margin
yang diterima bank dari hasil penyaluran dana. Hal ini biasanya sangat sensitif mempengaruhi
perilaku nasabah dana pihak ketiga (rasional customer) bank, terutama jika realisasi tingkat
imbal hasil yang diterima dari bank turun, sementara benchmark suku bunga di bank

4
konvensional relatif tetap atau malah naik. Hal ini dapat memicu perpindahan dana nasabah
dari bank kepada bank lain, yang menurut Fatwa DSN No. 87 tahun 2012 disebut dengan
displaced commercial risk. Dalam praktek besaran bagihasil ini tercermin dari besaran
indikatif rate yang diberikan bank syariah. Secara langsung potensi risiko imbal hasil yang
terjadi di sisi liability/pasiva pada neraca bank, sangat dipengaruhi oleh risiko yang terjadi di
sisi aset, yaitu risiko pembiayaan dan risiko investasi bank.

2. SUMBER RISIKO IMBAL HASIL

Peristiwa Yang Menyebabkan Timbulnya Risiko (risk event). Ada dua hal yang
melatarbelakangi timbulnya risiko, yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
disini adalah kejadian yang bersumber dari lembaga yang bersangkutan, seperti kesalahan
sistem, kesalahan manusia, kesalahan prosedur dan lain-lain. Risiko semacam ini pada
dasarnya bisa dicegah. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah kejadian
yang bersumber dari luar yang tidak mungkin dapat dihindari oleh perbankan. Seperti,
bencana alam, kerusuhan, perang, krisis ekonomi lokal, krisis ekonomi regional, krisis
ekonomi global, hingga efek domino dari masalah ekonomi yang ada di sebuah negara.
Risiko imbal hasil terjadi akibat perubahan tingakat imbal hasil yang dibayarkan bank
kepada nasabah dan memengaruhi perilaku nasabah. Risiko ini muncul sebagai akibat
terjadinya perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari penyaluran dana ke debitur.
Bagi nasabah rasional, terjadinya perubahan ekspektasi imbal hasil akan mempengaruhi
perilakunya. Perubahan ekspektasi ini dapat disebabkan oleh faktor internal, seperti
menurunnya nilai aset bank, turunnya pendapatan bagi hasil bank dari debitur, dan gagalnya
bayarnya debitur, dan faktor eksternal, seperti naiknya imbal hasil yang ditawarkan bank lain.
Perubahan ekspektasi tingkat imbal hasil tersebut dapat memicu perpindahan dana dari
bank kepada bank lain. Perhitungan bagi hasil tidak hanya didasarkan atas jumlah pendapatan
atau penjualan yang diperoleh nasabah namun dihitung dari keuntungan usaha yang
dihasilkan nasabah. Apabila usaha nasabah mengalami kebangkrutan maka jumlah pokok
pembiayaan yang diberikan bank kepada nasabah tidak akan diperoleh kembali.

5
3. TUJUAN MANAJEMEN RISIKO IMBAL HASIL

Tujuan manajemen risiko imbal hasil adalah untuk mengindentifikasi, menganalisis dan
mengendalikan risiko, serta meminimalisir kesalahan yang dapat terjadi dalam proses
pengelolaan, dan memastikan seluruh proses yang dilakukan tersusun sesuai dengan rencana.
selain mengidentifikasi perusahaan juga harus mengukur dan menentukan besar-kecilnya
risiko yang dihadapi, karena besar kecilnya risiko yang dihadapi akan mempengaruhi pada
keputusan yang diambil perusahaan dalam menangani risiko tersebut.

4. DEFINISI RESIKO INVESTASI

Manajemen risiko investasi didefinisikan sebagai kerangka dan proses manajemen risiko
yang secara spesifik diarahkan pada pengelolaan risiko investasi. Pada konteks perusahaan,
hal tersebut terkait dengan pengelolaan risiko capital expenditure (Capex) mulai dari proses
pengambilan keputusan sampai dengan pelaksanaan proyek dan utilisasi aset.Pengembangan
kerangka kerja manajemen risiko investasi meliputi komponen proses, indikator dan kriteria
risiko investasi. Kemudian proses pemantauan risiko dengan menggunakan performance
indicators dan leading indicators/key risk indicators (KRI) yang bisa berfungsi sebagai early
warning indicators.

Manajemen risiko investasi meliputi pengelolaan berbagai risiko yang melekat pada
proses perencanaan investasi/proyek Capex, pengadaan mitra kerja dan pengadaan proyek,
perizinan, hingga proses pelaksanaan proyek. Termasuk pengadaan sumber daya proyek dan
pengelolaan hubungan dengan para stakeholders yang bisa berpengaruh pada
keberlangsungan proyek. 

5. RISIKO INVESTASI SISTEMATIS (SYSTEMATIC RISK)

Risiko investasi ini  mempengaruhi semua efek serta tidak bisa  dikurangi lewat
diversifikasi. Berikut yang termasuk risiko sistematis adalah:

1. Risiko suku bunga; risiko investasi yang timbul akibat fluktuasi suku bunga sehingga
mempengaruhi pendapatan investasi.

6
2. Risiko inflasi; dinamakan juga risiko daya beli yang artinya peluang arus kas dari investasi
punya nilai yang lebih rendah di masa depan akibat adanya perubahan daya beli.
3. Risiko nilai tukar mata uang (valas); risiko investasi ini terjadi akibat perubahan kurs valuta
asing. Contoh saat mata uang domestik sedang melemah
4. Risiko komoditas; risiko investasi efek adanya perubahan pada harga komoditas tertentu.
Biasanya dipengaruhi oleh fluktuasi harga serta permintaan dan penawaran.
5. Risiko Investasi Non Sistematis (Unsystematic Risk)

Risiko investasi tidak sistematis artinya jenis risiko yang bisa dihindari atau dikendalikan.
Risiko investasi ini bisa diatasi dengan membuat portofolio atau melakukan diversifikasi
investasi. 

Berikut jenis risiko tidak sistematis yaitu:

1. Risiko likuiditas; risiko akibat mengalami kesulitan menyediakan uang tunai pada
periode tertentu.
2. Risiko reinvestment; risiko yang bisa terjadi pada penghasilan aset keuangan yang
mewajibkan perusahaan melakukan reinvest.
3. Risiko finansial; risiko berhubungan dengan struktur pendanaan.
4. Risiko bisnis; risiko berhubungan dengan bisnis perusahaan tempat seseorang
berinvestasi.

6. CARA MENGATASI RISIKO INVESTASI

Risiko dan keuntungan dalam investasi saling berkaitan. Jika return tinggi, maka risiko
juga berpeluang lebih tinggi. Sebaliknya, saat return kecil maka risiko yang dihadapi juga
ringan. Simak uraian berikut untuk meminimalisir risiko berinvestasi:

1. Tetapkan Target Investasi

Anda bisa mencari tahu banyak hal sebelum berinvestasi. Termasuk menentukan apa
target dalam berinvestasi. Tentukan jangka waktu dalam berinvestasi, jenis risiko, serta
risiko yang bisa Anda hadapi.Misalnya, jika ingin berinvestasi jangka pendek dengan risiko

7
rendah maka bisa memilih reksadana. Kalau sudah paham yang ini baru bisa naik ke level
investasi selanjutnya.

2. Lakukan Pengawasan Rutin

Sebagai orang yang berinvestasi, Anda harus melakukan pengawasan rutin terhadap
kondisi terkini investasi Anda. Lakukan monitor pergerakan investasi secara rutin. Hal ini
membuat Anda tidak kelewatan kesempatan untuk mendapat untung lebih banyak. Anda
juga bisa mengetahui saat tren investasi sedang turun. Intinya Anda harus tahu dinamika
investasi untuk meminimalisir risiko.

3. Waspadai Penipuan

Banyak sekali orang menjadi korban investasi bodong. Anda harus mengetahui lembaga
keuangan yang dipilih memiliki legalitas yang jelas sebelum berinvestasi. Pastikan
perusahaan itu memiliki izin resmi dari Bappebti dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal
demikian juga mesti berlaku untuk manajer investasi, Bank Kustodian, dan agen penjualan.

7. STRATEGI MANAJEMEN RISIKO DALAM BERINVESTASI

Manajemen risiko investasi merupakan proses mengenal risiko apa saja yang terkandung
pada suatu aset investasi kemudian mengontrolnya dengan strategi terbaik. Seorang investor
harus mampu membedakan risiko mana yang bisa dikendalikan dan yang tidak bisa
dikendalikan. Selanjutnya meminimalkan potensi risiko-risiko dalam portofolio aset.

Berikut 4 langkah yang harus dilakukan dalam manajemen risiko investasi, sebagai berikut:

1. Mengetahui risiko apa saja yang bisa terjadi dalam suatu aset investasi.
2. Mengetahui alternatif apa saja yang bisa diambil untuk mengendalikan risiko-risiko
dalam investasi.
3. Menetapkan strategi rencana pengendalian risiko investasi.
4. Menyusun rencana kontrol risiko tersebut selama Anda berinvestasi pada aset-aset
pilihan.

8
Terdapat sejumlah strategi untuk mengontrol risiko investasi. Teknik manajemen risiko
investasi yang biasa digunakan antara lain mempelajari seluk-beluk aset sebelum
berinvestasi, diversifikasi portofolio, dan dollar-cost averaging (DCA).DCA maksudnya
investor berkomitmen untuk berinvestasi dalam nominal tertentu secara rutin dengan tujuan
mengoleksi saham blue chip dengan harga rata-rata terbaik untuk jangka panjang.

8. CONTOH SUKSES MANAJEMEN RISIKO DALAM INVESTASI

Investasi memiliki sejumlah risiko yang harus bisa dihadapi dengan manajemen yang baik.
Berikut contoh kasus risiko investasi dan bagaimana cara mengatasinya:

1. Fluktuasi Tinggi

Diantara risiko investasi cryptocurrency dan saham yang paling utama adalah fluktuasi nilai
yang  tinggi, meskipun return yang diperoleh bisa tinggi juga. Contoh,  harga bitcoin yang
berubah secara signifikan dalam waktu relatif singkat.

Pada tanggal 19 Juli 2021, harga bitcoin berada di kisaran  Rp462 juta. Sedangkan pada 19
Juni 2022, harga bitcoin berada di sekitar Rp520 juta. Jika dilihat secara keseluruhan, harga
bitcoin mengalami peningkatan hingga 240 persen dibandingkan tahun lalu. 

Oleh karena itu fluktuasi memiliki dampak positif dan negatif asalkan bisa melihat celah
secara tepat.

Anda wajib mengamati pasar secara cermat dan mengikuti perkembangan berita terbaru
mengenai cryptocurrency maupun aset-aset lainnya untuk menghindari kerugian. Strategi 
lainnya adalah dengan menggunakan teknik Dollar Cost Averaging sehingga
meminimalisasi risiko kerugian akibat FOMO maupun tekanan psikologi trading.

2. Serangan Siber

Serangan siber bisa terjadi pada aset investasi,  terutama karena hampir semua investasi saat
ini menggunakan sistem digital. Dikutip dari Kontan, 1 dari 4 serangan siber (25,3%) terjadi
di sektor keuangan selama masa pandemi. 

9
Contoh kasus risiko investasi ini tentu sudah menjadi catatan sendiri bagi pemerintah untuk
memberikan keamanan terbaik bagi para investor. Aplikasi seperti harus menyediakan
berbagai fitur keamanan seperti PIN, 2FA Google Authenticator, fingerprint hingga Face
ID untuk membuat transaksi lebih aman dan nyaman.

3. Penipuan Berkedok Investasi

Penipuan berkedok investasi kadang dibuat oleh pihak yang mencari keuntungan dengan
curang. Dikutip dari CNN Indonesia, salah satu kasus risiko investasi kripto yang pernah
terjadi adalah EDCCash dengan skema piramida yang menjanjikan keuntungan atau bonus
pada orang-orang yang berhasil mendapatkan anggota baru.

Kemudian, pada tanggal 22 April 2021, EDCCash sudah ditetapkan sebagai tersangka
penipuan dan penggelapan uang oleh Bareskrim Polri. Untuk mengantisipasi  kejadian
serupa itu, Anda harus memastikan bahwa aset kripto yang Anda investasikan ada di daftar
resmi 229 jenis aset kripto yang diakui BAPPEBTI.

10
BAB III
KESIMPULAN
Risiko imbal hasil (rate of return risk) adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil
yang dibayarkan bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil/margin yang
diterima bank dari hasil penyaluran dana. Hal ini biasanya sangat sensitif mempengaruhi
perilaku nasabah dana pihak ketiga (rasional customer) bank, terutama jika realisasi tingkat
imbal hasil yang diterima dari bank turun, sementara benchmark suku bung di bank konvensional
relatif tetap atau malah naik. Hal ini dapat memicu perpindahan dana nasabah dari bank kepada
bank lain, yang menurut Fatwa DSN No. 87 tahun 2012 disebut dengan displaced commercial
risk. Dalam praktek besaran bagihasil ini tercermin dari besaran indikatif rate yang diberikan
bank syariah. Secara langsung potensi risiko imbal hasil yang terjadi di sisi liability/pasiva pada
neraca bank, sangat dipengaruhi oleh risiko yang terjadi di sisi aset, yaitu risiko pembiayaan dan
risiko investasi bank.

Manajemen risiko investasi didefinisikan sebagai kerangka dan proses manajemen risiko
yang secara spesifik diarahkan pada pengelolaan risiko investasi. Pada konteks perusahaan, hal
tersebut terkait dengan pengelolaan risiko capital expenditure (Capex) mulai dari proses
pengambilan keputusan sampai dengan pelaksanaan proyek dan utilisasi aset.Pengembangan
kerangka kerja manajemen risiko investasi meliputi komponen proses, indikator dan kriteria
risiko investasi. Kemudian proses pemantauan risiko dengan menggunakan performance
indicators dan leading indicators/key risk indicators (KRI) yang bisa berfungsi sebagai early
warning indicators.

11
DAFTAR PUSTAKA

Awaluddin Rifai, Achmad Boys. “ Analisis Risiko Imbal Hasil pada Bank Syariah” AL-INFAQ:
Jurnal Ekonomi Islam, (ISSN: 2087-2178, e-ISSN: 2579-6453) Vol. 11, No. 2, (2020)
Imam Wahyudi and et.al., Manajemen Risiko Bank Islam (Jakarta: Salemba Empat, 2013).
Masyhud Ali, Manajemen Risiko: Strategi Perbankan Dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan
Globalisasi Bisnis (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006).
Misbahul Munir, Implementasi Prudential Banking Dalam Perbankan Syari’ah (Malang:
UINMalang Press, 2009).
Tariqullah Khan, Risk Management: An Analysis of Issuess in Islamic Financial Industry
(Jeddah: Lembaga Pelatihan dan Riset Islamic Development Bank, 2001).
Saidatur, wiwik. Mulyani, Sri. Hasyim, Ridlwan. “Analisis Manajemen Risiko Imbal Hasil
Perbankan Syariah di Era Pandemi Covid 19”.
Jurnal Istiqro: Jurnal Hukum Islam, Ekonomi dan Bisnis. Vol.7 / No.2: 129-140, Juli 2021, ISSN
: 2599-3348.
Peraturan Otoritas jasa Keuangan Nomor 65 / POJK.03/ 2016 tentang Penerapan Manajemen
Risiko bagi bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. 2016.
Cipta, Hendra. “Rate of Return Risk pada Perbankan Syariah di Indonesia”. EDUGAMA:
Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Volume. 6, Nomor. 2, Desember 2020, pp. 91-109
ISSN: 2614-0217 (electronic).
Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syari’ah (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2010).

12

Anda mungkin juga menyukai