Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

RESIKO DAN MANFAAT INVESTASI SYARIAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen investasi syariah

Dosen Pengampu:
Hanny lubaba, S.M,. M.M

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2

1. DANIL FARHAN
2. KANELA

PROGRAM STUDY EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT
LAMONGAN
2024
KATA PENGANTAR

Syukur semoga tetap terjaga oleh kita karena Allah SWT telah memberi nikmat yang
luar biasa kepada kita, salah satunya nikmat kesehatan. Tidak lupa sholawat salam kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita tunggu syafa’atnya di hari kiamat nanti.
Kami selaku penulis bersyukur bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “resiko dan
manfaat investasi syariah”. Makalah ini kami tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah
pemikiran ekonomi islam.
Banyak pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu hanny lubaba, S.M,. M.M selaku Dosen Pengampu manajemen investasi syariah
2. Tidak lupa teman-teman EKSYA Kelas B yang saling membantu dan mendukung.
Semoga segala bentuk bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis dibalas oleh
Allah SWT.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna juga masih
banyak kesalahan-kesalahannya. Untuk itu kami selaku penulis menerima kritik dan saran
agar dari situ kami dapat belajar lagi dan memperbaiki di kesempatan selanjutnya. Kami
selaku penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.

Lamongan, 17 maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan masalah.................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Resiko investasi................................................................................................................2
2.2 Manfaat investasi..............................................................................................................4
2.3 Resiko dan manfaat investasi syariah...............................................................................5
2.4 Mengurangi resiko investasi.............................................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan
datang (Tandelilin, 2007:2). Istilah investasi dapat berkaitan dengan berbagi macam
aktifitas, seperti menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil (tanah, mesin, atau
bangunan), maupun aset finansial (deposito, saham, ataupun obligasi) merupakan
aktifitas yang sering dilakukan investor.

Seluruh aktifitas investasi yang dilakukan oleh investor akan melalui kegiatan yang
disebut proses investasi. Untuk memahami proses investasi, seorang investor terlebih
dahulu harus mengetahui beberapa konsep dasar investasi yang akan menjadi dasar
pijakan dalam setiap pembuatan keputusan investasi yang dibuat. Hal mendasar dalam
proses pembuatan keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara keuntungan
yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan keuntungan merupakan
hubungan yang linear, dimana semakin besar keuntungan maka semakin besar risiko
yang akan ditanggung.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Resiko investasi

1.2.2 Manfaat investasi

1.2.3 Resiko dan manfaat investasi syariah

1.2.4 Mengurangi resiko investasi

1.3 Tujuan masalah

Untuk mengetahui, tentang resiko dan manfaat investasi syariah, kami sebagai penulis
berharap pembaca bisa memahami apa yang akan kami paparkan.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Resiko investasi

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah ”risiko”. Berbagai macam
risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan, risiko terkena banjir
dimusim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita akan menanggung risiko-risiko
jika kita tidak mengantisipasi dari awal. Lebih-lebih dalam dunia bisnis, ketidakpastian
beserta risikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, malahan
harus diperhatikan secara cermat, bila orang menginginkan kesuksesan. Risiko tersebut
antara lain : kebakaran, kerusakan, kecelakaan, pencurian, penipuan, kecurangan,
penggelapan dan sebagainya, yang dapat menimbulkan kerugian yang tidak kecil.

Dengan kata lain, bagi seseorang yang akan melakukan kegiatan investasi
kemungkinan yang akan ditemukan dan dihadapi adalah adanya risiko (risk) dan
kemungkinan adanya manfaat berupa keuntungan atau pendapatan (return). Kedua
elemen ini akan selalu melekat pada setiap aktivitas investasi manusia. Tidak ada satu
pun kegiatan investasi di dunia ini yang aman dan bebas risiko. Dan tingkat risiko yang
dihadapi-pun akan sangat beragam pula dan tidak pernah sama.

Adapun definisi resiko investasi adalah pendapatan negatif (return negative) saat
melakukan investasi yang berujung pada kerugian. Menurut Ricky W, Griffin dan
Ronald J. Elbert, definisi resiko adalah ketidakpastian tentang sesuatu di masa
mendatang (uncertainty about future events).1

Adapun macam-macam atau bentuk-bentuk resiko dalam investasi adalah:2

1. Turunnya nilai investasi


Resiko turunnya nilai investasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Internal, yaitu faktor yang melekat dan berasal pada investasi tersebut, seperti
karena adanya perubahan pada obyek investasi tersebut. Contoh emas yang
mengalami perubahan warna.

1
Ricky W, Griffin dan Ronald J. Elbert, Bisnis, Alih Bahasa : Rd. Soemarnagara, (Jakarta: Erlangga,
2006), hlm. 752.
2
Miyosi Ariefiansyah, Jago Investasi, (Jakarta: PT. Niaga Swadaya, 2013), hlm. 116-122.

v
b. Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar yang menyebabkan penurunan nilai
investasi, seperti adanya musibah, perubahan kebijakan pemerintah dan kondisi
politik hukum, tren perubahan investasi.
2. Kenaikan investasi tidak sebanding kenaikan inflasi
Resiko kenaikan investasi yang tidak sebanding dengan kenaikan inflasi
terjadi karena adanya kenaikan harga barang secara terus menerus yang akan
berimbas pada banyak sedikitnya keuntungan investasi.
3. Jenis atau sifat investasi yang susah untuk dijual lagi
Resiko yang berasal dari jenis atau sifat invesatsi yang susah dijual lagi
dipengaruhi oleh adanya sifat atau jenis investasi yang berbeda-beda.
Jenis investasi dibagi menjadi 2 jenis atau sifat, yaitu:
a. Investasi likuid atau mudah untuk dicairkan, biasanya masuk dalam jenis jangka
pendek seperti tabungan dan deposito
b. Investasi non likuid atau sulit untuk dicairkan segera seperti pada sektor property

Menurut Panji Anoraga dan Piji Pakarti, dalam melaksanakan investasi seorang
investor harus memahami akan berhadapan dengan beberapa resiko, yaitu:3

1. Resiko Keuangan (Financial Risk)


Resiko keuangan yaitu resiko yang diterima investor akibat dari ketidak-
mampuan emiten (saham/obligasi) memenuhi kewajiban pembayaran dividen (bunga)
serta pokok investasi.
2. Resiko Pasar (Market Risk)
Resiko pasar yaitu resiko yang timbul akibat menurunnya harga pasar
substansial baik keeseluruhan saham maupun saham tertentu akibat tingkat inflasi
ekonomi, keuangan negara, perubahan manajemen perusahaan, atau kebijakan
pemerintah dalam bidang ekonomi.
3. Resiko Psikologis (Psychological Risk)
Resiko psikologis yaitu resiko bagi investor yang bertindak secara emosional
dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan pesimisme
yang dapat mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham.
4. Risiko Likuiditas (Liqiudity Risk)
Risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk
dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti
3
Miyosi Ariefiansyah, Jago Investasi, (Jakarta: PT. Niaga Swadaya, 2013), hlm. 116-122.

vi
5. Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk)
Risiko tingkat bunga merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat
bunga yang belaku dipasar biasanya risiko ini berjalan belawanan dengan harga-harga
instrumen pasar Modal.
6. Risiko Mata Uang (Currency Risk)
Risiko mata uang merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan
nilai tukar mata uang Domestik (misalnya rupiah) terhadap mata uang negara lain
(misalnya dolar Amerika Serikat).
7. Risiko Daya Beli
Risiko daya beli merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan
tingkat inflasi. Perubahan ini akan menyebabkan berkurangya daya beli uang yang
diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi, sehingga nilai riil
pendapatan menjadi lebih kecil.

2.2 Manfaat investasi

Manfaat investasi dapat berwujud pendapatan positif yang biasa disebut return.
Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari
hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Dalam pandangan R. J. Shook, pengertian
return adalah laba investasi, baik melalui bunga atau deviden.4

Manfaat investasi ini dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu:5

1. Aspek ekonomi
Manfaat investasi dari aspek ekonomi ini antara lain adalah;
a. Pendapatan atau keuntungan (return) yang lebih besar dari nilai investasi.
b. Pertumbuhan ekonomi akan berjalan dengan baik.
c. Adanya kompetensi yang sehat.
d. Menciptakan lapangan kerja yang luas.
2. Aspek sosial
Manfaat investasi dari aspek sosial ini antara lain adalah:
a. Adanya interaksi positif antara investor dan pengelola modal.
b. Membiasakan masyarakat untuk tidak bersikap konsumtif.

4
R. J. Shook, Wall Street Dictionary, Kamus Lengkap Wall Street, Penterjemah : Prof. Roy Simbel,
(Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 519.
5
Miyosi Ariefiansyah, Op.Cit, hlm. 128-134.

vii
c. Membiasakan masyarakat untuk mempunyai perencanaan yang matang untuk
jangka panjang.
d. Membiasakan diri untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik di masa
mendatang.

2.3 Resiko dan manfaat investasi syariah

Dalam investasi syariah tentunya juga pasti akan menghadapai apa yang disebut
dengan resiko (risk) dan pendapatan (return) atau manfaat secara umum.

1. Resiko dalam investasi syariah


Dalam Islam resiko disebut dengan istilah gharar yang berarti ketidakpastian
(uncertainty). Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa gharar adalah kemungkinan ada dan
tidak ada. Menurut Van Deer Heidjen, kategorisasi ketidakpastian (uncertainty) dapat
digolongkan menjadi tiga:
a. Risk, yaitu memiliki preseden historis dan dapat dilakukan estimasi probabilita
untuk tiap hasil yang mungkin muncul.
b. Structural uncertainty, yaitu kemungkinan terjadinya suatu hasil yang bersifat
unik, tidak memiliki preseden dimasa lalu, tetapi tetap terjadi dalam logika
kausalitas.
c. Unknowables, yaitu menunjuk kejadian yang secara ekstrem kemunculannya
tidak terbayang sebelumnya.

Al-Suwailem membedakan resiko menjadi dua tipe, yaitu :

1) Resiko Pasif, seperti game of chance, yang hanya mengandalkan keberuntungan.


2) Resiko Responsif yang memungkinkan adanya distribusi probabilitas hasil
keluaran dengan hubungan kausalitas yang logis. Kalau yang pertama disamakan
dengan game of chance, yang disebut belakangan bisa disebut game of skill.

Masing-masing investasi memiliki tingkat resiko yang terbagi dalam low risk low
return, moderat risk medium return dan high risk high return. Oleh karena itu Islam
dalam menanggapi masalah resiko dalam berinvestasi menganjurkan umatnya untuk
menggunakan prinsip kehati-hatian atau wara’ (prudent), sebagaimana Sabda
Rasulullah Saw., untuk sebaiknya meninggalkan segala sesuatu yang menimbulkan
keraguan.

viii
Dalam investasi syariah terdapat berbagai resiko, antara lain:

a. Resiko Kehilangan Modal


Investasi adalah menggunakan harta secara produktif melalui berbagai sarana
investasi. Akan tetapi, sebagai akibat dari ketidakpastian di masa depan, investasi
yang dilakukan bisa untung dan bisa rugi. Jika investasi tersebut menguntungkan,
maka nilai harta yang diinvestasikan akan bertambah, dan sebaliknya apabila
mengalami kerugian, maka nilai harta yang diinvestasikan akan turun. Risiko
kehilangan modal adalah risiko yang mungkin terjadi pada seluruh kegiatan
investasi.
Risiko kehilangan modal bukan hanya berarti kehilangan nilai nominal saja,
seperti Rp. 100 juta menjadi Rp. 50 juta, tetapi juga kehilangan nilai riil dari
investasi yang disebabkan perubahan nilai uang, misalnya Rp. 100 juta dulu dapat
digunakan untuk membeli beras 25 ton tetapi saat ini hanya dapat digunakan
untuk membeli 20 ton beras dengan spesifikasi dan jenis yang sama.
Jadi, investasi dengan cara menabung di rumah, secara nominal memang tidak
mempunyai risiko kehilangan modal tetapi secara riil sangat beresiko karena
menurunnya nilai riilnya
b. Risiko Ketidakpastian Keuntungan
Risiko yang kedua adalah karena ketidakpastian keuntungan yang diperoleh
dari sarana-sarana investasi yang ada. Risiko ini sebenarnya merupakan bagian
dari risiko di atas, tetapi lebih terfokus pada keuntungan yang mungkin didapat
dari jenis investasi yang berbeda. Investasi dalam real estate akan berbeda dengan
reksadana, obligasi, saham, dan yang lainnya. Investasi dalam real estate lebih
menjanjikan keuntungan karena probabilitas kenaikan harga real estate sangat
besar karena pertumbuhan penduduk yang pesat akan meningkatkan permintaan
real estate, sehingga karena keterbatasan ketersediaan lahan, harga akan
cenderung naik.
Sebaliknya, investasi dalam pasar modal melalui reksa dana, obligasi, dan
saham, sangat tergantung pada kondisi perekonomian negara dan manajemen
perusahaan sehingga berfluktuatif dan tidak stabil. Investasi dengan sistem riba
sebagaimana yang dilakukan oleh perbankan konvensional mempunyai tingkat
risiko ketidakpastian keuntungan yang sangat kecil karena bunga sudah dipatok

ix
oleh bank, tetapi terdapat kezaliman dalam pembagian keuntungan, sehingga
salah satu pihak dirugikan.
c. Sulitnya Menjual Produk Investasi.
Risiko ketiga yang ditakuti orang ketika berinvestasi adalah apakah produk
investasi yang dibelinya itu mudah untuk dijual/ diuangkan kembali. Beberapa
orang mungkin senang berinvestasi ke dalam emas karena emas dianggap mudah
dijual kembali. Contoh dari produk investasi yang tidak selalu mudah untuk dijual
kembali adalah barang-barang koleksi. Barang-barang koleksi umumnya tidak
mudah dijual kembali karena pasar pembeli barang-barang ini sangat spesifik.
2. Return dan manfaat investasi syariah
Konsep pendapatan/laba atau return di dalam Islam adalah Islam
menganjurkan kepada umatnya untuk mencari penghidupan sebanyak mungkin demi
kesejahteraan hidupnya didunia sebagaimana tertuang di dalam al-Qur’an surat al-
Jumu’ah ayat 10 yang artinya :”Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung”.
Selain itu mengenai return juga diterangkan dalam hadits Nabi yang berbunyi:
“Carilah kebahagiaan (mencari harta sebanyakbanyaknya) di dunia seakan-akan
engkau akan hidup selamanya. Dan beribadahlah kamu setiap saat seakan-akan
engkau akan mati esok hari.”
Abdullah Lam bin Ibrahin (2005: 31), degan merujuk pada surat At-Taubah
ayat 34-35, yang artinya : “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan
tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam
neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung
mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan
untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan
itu”., maka Abu Dzar berpendapat bahwa haram hukumnya memiliki harta benda
melebihi kebutuhan manusia. Dan setiap kelebihan harus didistribusikan ke jalan-
jalan Allah melalui mekanisme zakat, infaq dan shadaqah.
Menurut jumhur ulama dinyatakan bahwa tidak ada batasan maksimal
kepemilikan harta sejauh menjaga kaidah-kaidah dalam berusaha dan menggunakan
harta benda sesuai syariat. Manusia tidak bersalah dan tidak akan dihisab karena
mengumpulkan harta benda yang tidak terkira dan tidak terhitung tersebut.

x
Manfaat-manfaat dalam investasi syariah tidak jauh berbeda dengan manfaat investasi
secara umum, yaitu:
a. Manfaat bagi Investor
Manfaat bagi Investor Investor akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan
besar investasi yang ditanamkan dan sesuai dengan akad awal menurut prinsip
syariah.

b. Manfaat bagi Rekanan Investor


Rekanan investor akan mendapatkan tambahan modal sehingga memiliki
kemampuan untuk meneruskan usahanya.
c. Manfaat bagi Masyarakat (Fungsi Sosial)
Manfaat ini ini akan terlihat dari adanya penambahan lapangan kerja yang
dapat disedot dari adanya investasi.

2.4 Mengurangi resiko investasi

Untuk menghindari resiko yang timbul dalam suatu investasi, maka yang dibutuhkan
adalah alternatif-alternatif kebijakan dalam pengambilan keputusan. Alternatif keputusan
yang diambil adalah sesuatu yang dianggap paling realistis dan tidak menimbulkan
masalah baru. Tindakan seperti ini dianggap sebagai bagian dari strategi investasi.

Dalam menjalani aktivitas investasi, yang namanya resiko tentunya merupakan


sesuatu yang tidak bisa dihindarkan dan pasti terjadi, sehingga dibutuhkan bagaimana
mengelola resiko tersebut, terlebih bagi lembaga besar yang memiliki nilai investasi yang
besar pula.

Pada dasarnya resiko itu dapat dikelola dengan 4 cara, yaitu:6

1. Memperkecil Resiko
Keputusan untuk memperkecil resiko ini adalah dengan cara tidak
memperbesar setiap keputusan yang mengandung resiko tinggi, tapi membatasinya,
atau bahkan meminimalisirnya agar resiko tersebut tidak menjadi bertambah besar
dan di diluar kontrol.
2. Mengalihkan Resiko

6
Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Teori dan Soal Jawab,
(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 160-161.

xi
Keputusan mengalihkan resiko ini dengan cara resiko yang ada dialihkan ke
tempat lain sebagian, seperti dengan mengasuransikan obyek (usaha) investasi.
3. Mengontrol Resiko
Keputusan mengontrol resiko yaitu dengan cara melakukan kebijakan
preventif atau mengantisipasi terjadinya resiko sebelum terjadi
4. Pendanaan Resiko
Keputusan pendanaan resiko ini dengan menyediakan sejumlah dana sebagai
cadangan guna mengantisipasi timbulnya resiko di kemudian hari, seperti
menyediakan cadangan mata uang dollar guna mengantisipasi fluktuasi nilai mata
uang.

Namun, dalam praktek invetasi secara umum, usaha untuk mengurangi risiko dapat
ditempu dengan cara termudah, yaitu dengan berinvestasi di berbagai sarana investasi.
Cara ini disebut dengan membuat portofolio investasi, dengan tujuan untuk mengurangi
kerugian investasi yang mungkin timbul dari suatu sarana investasi dengan menutupnya
menggunakan keuntungan yang diperoleh dari sarana investasi yang lain.

Misalnya berinvestasi pada reksa dana dan pada tabungan. Jika keduanya memberikan
keuntungan maka investor tidak akan menderita kerugian. Tetapi bagaimana jika salah
satunya mengalami kerugian, misalnya nilai reksa dana turun atau bank dilikuidasi?
Dengan adanya portofolio ini maka diharapkan kerugian salah satu investasi dapat
dikurangi oleh keuntungan dari investasi lain.

Misalnya berinvestasi pada reksa dana dan pada tabungan. Jika keduanya memberikan
keuntungan maka investor tidak akan menderita kerugian. Tetapi bagaimana jika salah
satunya mengalami kerugian, misalnya nilai reksa dana turun atau bank dilikuidasi?
Dengan adanya portofolio ini maka diharapkan kerugian salah satu investasi dapat
dikurangi oleh keuntungan dari investasi lain.

Dengan demikian untuk mengurangi risiko dalam investasi adalah berpegang pada
portofolio: “jangan meletakkan telurtelur dalam satu keranjang” karena jika terjatuh,
maka telur akan lebih banyak yang pecah dibandingkan jika ditaruh pada beberapa
keranjang jika keranjang yang lain tidak jatuh”.

xii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manfaat investasi dapat berwujud pendapatan atau keuntungan positif yang biasa
disebut return. Manfaat investasi ini dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu : Aspek Ekonomi
dan Aspek Sosial.

Dalam Islam resiko disebut dengan istilah gharar yang berarti ketidakpastian
(uncertainty). Sementara Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa gharar adalah kemungkinan
ada dan tidak ada. Islam dalam menanggapi masalah resiko dalam berinvestasi
menganjurkan umatnya untuk menggunakan prinsip kehati-hatian atau wara’ (prudent),
sebagaimana Sabda Rasulullah Saw., untuk sebaiknya meninggalkan segala sesuatu yang
menimbulkan keraguan

Konsep pendapatan/laba atau return di dalam Islam adalah Islam menganjurkan


kepada umatnya untuk mencari penghidupan sebanyak mungkin demi kesejahteraan
hidupnya didunia sebagaimana tertuang di dalam al-Qur’an surat al- Jumu’ah ayat 10
yang artinya :”Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.

3.2 Saran

Dalam makalah ini telah dipaparkan mengenai resiko dan manfaat investasi syariah,
kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu
kami menyarankan agar pembaca dapat mencari referensi lain untuk menambah materi
yang kurang dari makalah ini. Kami juga mohon kritik dan sarannya guna perbaikan
dalam makalah ini agar menjadi lebih baik.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Puji, 8 Kunci Sukse Investasi Emas, Yogyakarta, Sophia Timur Publisher, 2011

Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Teori dan Soal
Jawab,(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 160-161.

R. J. Shook, Wall Street Dictionary, Kamus Lengkap Wall Street, Penterjemah : Prof. Roy
Simbel, (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 519

Miyosi Ariefiansyah, Jago Investasi, (Jakarta: PT. Niaga Swadaya, 2013), hlm. 116-122.

Ricky W, Griffin dan Ronald J. Elbert, Bisnis, Alih Bahasa : Rd. Soemarnagara, (Jakarta:
Erlangga, 2006), hlm. 752.

xiv

Anda mungkin juga menyukai