Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

ANALISIS OBLIGASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Sekuritas

Dosen Pengampu: M. Nanang Choiruddin,SE., MM

ANALISIS SEKURITAS B

Disusun oleh:

KELOMPOK 3
Nurfina Sari (18510017)

Buhaenah (18510023)

Indah Nur Rohmah (18510024)

Heni Kurniati (18510031)

Diniah (18510048)

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIKI IBRAHIM MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas kenikmatan dan
keberkahan yang telah diberikan selama ini. Makalah ini diterbitkan dengan maksud
agar dapat memberikan gambaran mengenai Analisis Obligasi

Makalah ini Kami susun dengan maksimal dan medapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu Kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
saran dan kritik untuk perbaikan dari semua pihak sangat saya harapkan.

Akhir kata Kami berharap semoga makalah mengenai analsiis obligasi ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat serta mampu memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Malang, 4 Maret 2021

penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I: PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1.Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah....................................................................................................2

1.3.Tujuan......................................................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN..................................................................................................3

2.1.Pengertian Obligasi..................................................................................................3

2.2.Karakteristik Obligasi..............................................................................................5

2.3.Klasifikasi dan Jenis-Jenis Obligasi........................................................................6

2.4.Peringkat Obligasi..................................................................................................14

2.5.Kelebihan dan Kelemahan Obligasi......................................................................20

2.6.Risiko Obligasi......................................................................................................22

2.7.Tahapan Membeli Obligasi....................................................................................23

2.8.Studi Kasus............................................................................................................25

2.9.Analisis 2 Jurnal Mengenai Obligasi.....................................................................25

BAB II: PENUTUP.........................................................................................................31

3.1.Kesimpulan............................................................................................................31

3.2.Saran......................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................32
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan selain saham.

Obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi

beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada

saat tanggal jatuh tempo. Penerbit obligasi adalah pihak yang membutuhkan dana atau

debitur, sedangkan pemegang obligasi adalah pihak yang memberikan pinjaman atau

kreditur. Obligasi diterbitkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kegiatan

pendanaan perusahaan tersebut, untuk pengembangan usaha dan menutup hutang yang

jatuh tempo. Meskipun obligasi merupakan salah satu bentuk investasi yang relatif lebih

aman bila dibandingkan dengan investasi dalam saham, seorang investor sebaiknya

harus mempertimbangkan risikonya, yaitu default risk. Default risk adalah risiko di

mana suatu emiten tidak mampu untuk memenuhi kewajiban keuangannya (pokok dan

bunga hutang) atau mengalami gagal bayar. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka

sebaiknya pemilik modal (investor) memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat

obligasi memberikan informasi atau signal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu

emiten. Peringkat obligasi dapat mencerminkan keamanan dari suatu obligasi. Peringkat

obligasi merupakan sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat

tentang kondisi penerbit obligasi dan skala risiko dari semua obligasi yang

diperdagangkan. Penentuan tingkat skala tersebut memperhitungkan beberapa variabel

yang mempengaruhi pemeringkatan obligasi.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Obligasi?

2. Bagaimana Klasifikasi Obligasi?

3. Apa Saja Klasifikasi dan Jenis-Jenis Obligasi?

4. Bagaimana Mengensi Peringkat Obligasi?

5. Apa Saja Keuntungan dan Kekurangan Obligasi?

6. Bagaimana Resiko Obligasi?

7. Bagaimana Tahapan Membeli Obligasi?

8. Bagaimana Studi Kasus Mengenai Obligasi?

9. Bagaimana Analisis Jurnal Mengenai Obligasi?

1.3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Obligasi

2. Untuk Mengetahui Karakteristik Obligasi

3. Untuk Mengetahui Klasifikasi dan Jenis-Jenis Obligasi

4. Untuk Mengetahui Peringkat Obligasi

5. Untuk Mengetahui Keuntungan dan Kekurangan Obligasi

6. Untuk Mengetahui Resiko Obligasi

7. Untuk Mengetahui Bagaimana Tahapan Membeli Obligasi

8. Untuk Mengetahui Studi Kasus Mengenai Obligasi

9. Untuk Mengetahui Analisis Jurnal Mengenai Obligasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Obligasi

Obligasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu Obligatie yang dalam bahasa

Indonesia disebut dengan obligasi berarti kontrak. Obligasi merupakan salah satu jenis

efek yang sekarang ini mulai populer diantara surat berharga yang diperdagangkan di

pasar modal. Berikut beberapa pengertian obligasi yang dikemukakan beberapa ahli,

yaitu: Sjahrial Dermawan (2008;45) dalam bukunya berjudul Manajemen Keuangan

Lanjutan mendefinisikan adalah surat utang (pada umumnya berjangka panjang) yang

diterbitkan oleh suatu perusahaan atau pemerintah. Obligasi disebut surat berharga

karena pemegang obligasi memiliki klaim terhadap pembayaran bunga dan pokok

pinjaman yang telah ditetapkan1. Obligasi merupakan alternatif pendaaan memalui

utang yang menarik bagi perusahaan atau pemerintah karena pada ummnya oblgasi

memiliki jatuh tempo yang panjang dan relatif murah karena merupakan utang secara

langsung kepada masyarakat (supplier modal). Meskipun demikian, obligasi (terutama

yang memberikan bunga yang tetap) memiliki resiko kerugian akibat fluktuasi suku

bunga di pasar. Bringham dan Houston (2006:345) dalam bukunya yang berjudul

Dasar-Dasar Manajemen Keuangan mendefinisikan obligasi (bond) adalah kontrak

jangka panjang dimana peminjam dana setuju untuk membayar bunga dan pokok

pinjaman pada tanggal tertentu, kepada pemegang obligasi tersebut2.

1
Muhammad Andi Faradi dan Supriyanto. 2015. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT
OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Jakarta Volume 2 Nomor 1 Edisi Januari-Juni 2015
2
Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Jilid 1. Alih Bahasa
Ali Akbar Yulianto, Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat

3
Obligasi merupakan surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah

atau perusahaan atau lembaga lain sebagai pihak yang berhutang, yang mempunyai nilai

nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga secara periodik atas dasar

persentase tertentu yang tetap3. Bursa Efek Indonesia mendefinisikan bahwa obligasi

sebagai surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang

berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada

periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada

pihak pembeli obligasi tersebut.

Sedangkan menurut Yulianingsih (2010) menyatakan bahwa obligasi pada

dasarnya merupakan surat pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh

perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat pemodal. Obligasi juga sebagai

alternatif investasi yang dapat memberikan pendapatan tetap dengan waktu yang telah

ditentukan kepada investor4.

Menurut Jogiyanto (2017:230), obligasi dapat didefinisikan sebagai utang

jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang

tepat jika ada. dari definisi ini dapat dimengerti bahwa obligasi adalah suatu utang

atau kewajiban jangka panjang sedang utang jangka pendek disebut dengan bill. Nilai

utang dari obligasi akan dibayarkan pada saat jatuh temponya. Nilai utang dari

obligasi ini dinyatakan di dalam surat utangnya. Obligasi mempunyai jatuh tempo

berarti mempunyai lama waktu pelunasannya yang sudah ditentukan. Bunga dari

3
Rika Yuliana. 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada
Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta:
Skripsi
4
Gema Yulianingsih. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada
Perusahaan Yang Listing Di BEI.

4
obligasi adalah tetap jika ada dan sudah ditentukan. Karena obligasi membayar bunga

yang besarnya tetap maka obligasi dikenal juga kebanyakan obligasi memberikan

bunga tetap, ada juga obligasi yang tidak membayar bunga.

Obligasi dapat berupa serial bond dan term bond atau kombinasi keduanya. Serial

Bond adalah suatu kelompok obligasi berurutan yaitu satu atau lebih aplikasi akan jatuh

tempo periode berikutnya setelah satu atau lebih obligasi lainnya jatuh tempo misalnya

setiap 1 tahun setiap 2 tahun dan seterusnya. Sedangkan Term Bond adalah obligasi

obligasi yang jatuh tempo bersamaan waktunya5.

2.2. Karakteristik Obligasi


1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam)

Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas

menyatakan jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah

“jumlah emisi obligasi”. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi

berdasarkan aliran arus kas perusahaan, kebutuhan, serta kinerja bisnis

perusahaan.

2. Jangka waktu obligasi

Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman

(maturity). Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1

tahun, adapula yang 10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka

akan semakin diminati oleh investor, karena dianggap risikonya kecil.

3. Principal dan Coupon rate

5
Jogiyanto Hartono. 2017. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kesebelas. Yogjakarta: BPFE. Hlm
233

5
Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit

obligasi agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo.

Jumlah ini biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value,

parvalue or face value. Coupon rate juga disebut nominal rate, adalah

tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang

obligasi setiap tahun. Besarnya pembayaran bunga setiap tahun kepada

pemilik obligasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon. Tingkat

persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon.

4. Jadwal pembayaran

Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan

secara berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan

triwulan, semesteran, atau tahunan.

5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah

2.3. Klasifikasi dan Jenis-Jenis Obligasi


2.3.1. Klasifikasi Obligasi

Tujuan dari penjualan obligasi kepada investor salah satunya agar

pemerintah dan perseroan memperoleh pinjaman uang. Uang yang mereka

dapatkan ketika menerbitkan obligasi, atau dijual kepada publik merupakan jumlah

dari uang yang dipinjam. Imbalan yang akan didapatkan oleh pemerintah atau

perseroan berupa persetujuan untuk memberikan bayaran dengan jumlah tertentu

kepada pemegang obligasi atau pemberi pinjaman (kreditur). Kupon merupakan

pembayaran bunga tetap tiap tahun hingga obligasi tersebut jatuh tempo untuk

pemilik obligasi. Sehingga utang tersebut akan dilunasi pada saat jatuh tempo,

6
pemegang obligasi akan memperoleh bayaran dari peminjam berupa nilai nominal

atau nilai muka obligasi (face value). Menurut Pertiwi (2013) menyatakan bahwa

obligasi memiliki klasifikasi yang penting diantaranya yaitu:

a. Klaim terhadap Aset dan Pendapatan Perusahaan

Bila perusahaan penerbit obligasi bangkrut, maka klaim terhadap utang secara

umum, termasuk obligasi, mendapat kehormatan untuk didahulukan haknya

daripada saham maupun saham prefer. Namun, utang-utang yang berbeda itu

mempunyai urutan dalam pelunasanya. Obligasi juga memiliki klaim

terhadap pendapatan yang didahulukan dari saham biasa dan saham prefer.

Secara umum jika suku obligasi tidak dibayar, dewan obligasi dapat

menyatakan bahwa perusahaan penerbitnya bangkrut.

b. Nilai Pari

Nilai pari obligasi adalah nilai nominal yang tertera pada lembar obligasi

yang akan dikembalikan kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo.

Tidak dinyatakan dalam jumlah melainkan dalam persentase atas nilai

nominalnya.

c. Tingkat Suku Bunga Kupon

Tingkat suku bunga kupon dari suatu obligasi menunjukan besarnya

presentase terhadap nilai pari obligasi yang akan dibayar setiap tahun sebagi

bunga.

d. Periode Jatuh Tempo

Periode jatuh tempo adalah lamanya waktu hingga pihak penerbit obligasi

membayarkan kembali nilai pari obligasi kepada para pemilik obligasi yang

7
sekaligus akan mengakhiri masa berlakunya.

e. Indenture

Indenture adalah dewan perjanjian legal antara perusahaan penerbit obligasi

dengan dewan atau wali obligasi yang mewakili para pemilik atau pembeli

obligasi tersebut. Didalamnya termuat berbagai ketentuan utang- piutang,

termasuk penjelasan mengenai obligasi itu sendiri, hak-hak para pemilik

obligasi, hak-hak perusahaan atau pihak penerbit, serta tanggung jawab

dewan. Dewan obligasi, biasanya sebuah bank komersial atau institusi

keuangan yang diserahi tugas untuk mengawasi hubungan antar penerbit dan

pemilik obligasi, melindungi kepentingan para pemilik obligasi, serta

menjamin dilaksanakanya segenap ketentuan yang telah disepakati.

f. Tingkat Penghasilan Sekarang

Tingkat penghasilan sekarang dari suatu obligasi adalah rasio pembayaran

bunga tahunan terhadap harga obligasi pada saat sekarang dipasaran6.

2.3.2. Jenis-Jenis Obligasi

Sebelum transaksi jual beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak perjanjian

obligasi (bond indenture) antara pembeli dan penjual obligasi. Perjanjian tersebut

menentukan adanya macam-macam obligasi yang terdiri dari beberapa bagian

diantaranya adalah:

a. Berdasarkan penerbit obligasi (Issuer)

Berdasarkan penerbit obligasi dapat dibagi atas empat jenis yaitu:

1) Obligasi pemerintah, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.

6
Ayu Pertiwi. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Skripsi

8
pemerintah juga membutuhkan dana untuk pembangunan negara salah

satunya adalah dengan meminjam jangka panjang kepada masyarakat. Surat

utang pemerintah ini disebut dengan SUT (Surat Utang Negara) atau

umumnya dikenal dengan nama obligasi pemerintah atau government Bond.

Obligasi pemerintah mempunyai sifat yang sama dengan obligasi

perusahaan hanya bedanya penerbitnya adalah pemerintah bukannya

perusahaan swasta sehingga obligasi pemerintah dianggap lebih aman

dibandingkan dengan obligasi perusahaan

2) Obligasi Ritel Indonesia, obligasi negara ritel atau obligasi ritel Indonesia

adalah obligasi yang diterbitkan negara dan dijual kepada perseorangan

khusus Warga Negara Indonesia melalui agen penjual yaitu bank atau

lembaga keuangan yang ditunjuk. ORI diterbitkan dengan tujuan untuk

membiayai anggaran negara, diversifikasi sumber pembiayaan, mengelola

portofolio utang negara dan memperluas basis investor. ORI diterbitkan

sejak tahun 2006. ORI termasuk obligasi yang berkupon (bunga) tetap dan

dapat dibeli secara eceran. ORI dijual secara ritel (eceran) dengan nilai

nominal yang relatif terjangkau, mulai dari Rp5 juta dan kelipatannya,

hingga maksimum Rp3 miliar. ORI diterbitkan dengan menggunakan dasar

dasar hukum Undang-Undang Nomor 24 tahun 2002 tentang Surat Utang

Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.06/2006 tentang

Penjualan Obligasi. Investasi ORI memiliki beberapa keunggulan antara

lain:

a) Tingkat bunga yang cenderung lebih tinggi dari tingkat bunga

9
deposito.

b) Risiko investasi ORI relatif kecil, kemungkinan terjadinya gagal

bayar kecil karena dijamin oleh undang-undang, yakni Undang-

Undang Nomor 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.

c) ORI cukup likuid dan mudah dicairkan. Dapat diperdagangkan di

Pasar Sekunder sesuai dengan harga pasar.

Walaupun risiko investasi ORI relatif kecil, bukan berarti investasi ORI

tanpa risiko. Risiko yang mungkin terjadi adalah capital loss, ini terjadi jika

harga jual ORI lebih rendah dibandingkan harga belinya, walaupun hal ini

dapat dihindari dengan tidak menjual ORI sampai dengan jatuh tempo

3) Obligasi Municipal, obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, seperti

misalnya pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten. Pemerintah daerah biasanya

mengeluarkan obligasi ini untuk pembiayaan modal, seperti membangun jalan

raya, perumahan rakyat, rumah sakit umum, universitas dan lainnya. Pendapatan

dari pembiayaan modal ini akan digunakan untuk membayar kembali utang

obligasinya. Bukan berarti pihak penerbit obligasi ini adalah pemerintah daerah,

maka obligasi ini tidak mengandung risiko sama sekali. Pemerintah kota New

York, misalnya, pada tahun 1975 pernah merestruk turisasi obligasinya dengan

waktu jatuh tempo yang lebih lama.

4) Obligasi Perusahaan, Obligasi perusahaan (corporate bond) adalah surat utang

jangka panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta dengan nilai utang

akan dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo dengan pembayaran kupon atau

tanpa kupon yang sudah ditentukan di kontrak utangnya. Obligasi perusahaan

10
biasanya dilindungi dengan bond indenture, yaitu janji perusahaan penerbit

obligasi untuk mematuhi semua ketentuan yang dituliskan kepada pihak tertentu

yang dipercaya (trustee) Trustee ini biasanya adalah suatu bank atau perusahaan

trust yang akan bertindak mewakili pemegang obligasi. Salah satu isi dari

indenture ini misalnya adalah pembayaran kupon tepat waktu dan jika

perusahaan melanggarnya, maka pemegang obligasi berhak membatalkan

obligasinya dengan meminta kembali semua investasinya

b. Berdasarkan sistem pembayaran bunga

Berdasarkan sistem pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi atas dua

jenis yaitu:

1) Obligasi Kupon (Coupon Bond)

Obligasi kupon (coupon bond) yaitu obligasi yang bunganya dibayarkan

secara periodik, ada yang setiap triwulan, semesteran, atau tahunan. Pada

surat obligasi terdapat bagian yang dapat dirobek untuk mengambil bunga

obligasi tersebut. Bagian inilah yang disebut kupon obligasi. Jadi kupon

obligasi adalah bagian yang istimewa dari suatu obligasi yang

mendefinisikan jumlah bunga tahunan. Setiap 1 kupon melambangkan 1 kali

bunga yang dapat diambil.

2) Obligasi tanpa Kupon (Zero Coupon Bond)

Lain halnya dengan coupon bond, zero coupon bond tidak mempunyai

kupon, sehingga investor tidak akan menerima bunga secara periodik, tetapi

bunga langsung dibayarkan sekaligus pada saat pembelian.

c. Berdasarkan tingkat bunganya

11
Berdasarkan tingkat bunga ada 3 jenis obligasi,yaitu:

1) Obligasi dengan Bunga Tetap (Fixed Rate Bond)

Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan tidak

berubah sampai dengan jatuh tempo.

2) Obligasi dengan Bunga Mengambang (Floating Rate Bond)

Bunga pada obligasi ini dietapkan pada waktu pertama kali untuk kupon

pertama, sedangkan pada waktu jatuh tempo kupon pertama akan

ditentukan tingkat bunga untuk kupon berikutnya, demikian seterusnya.

Biasanya obligasi dengan bunga mengambang ini ditentukan relatif

terhadap suatu patokan suku bunga misalnya 1% diatas JIBOR (Jakarta

Inter Bank Offering Rate), 1,5% diatas LIBOR (London Bank Offering

Rate).

3) Obligasi dengan Bunga Campuran (Mixed Rate Bond)

Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi bunga tetap dan

bunga mengambang. Bunga tetap ditetapkan untuk periode tertentu

biasanya pada periode awal, dan periode selanjutnya bunganya

mengambang.

d. Berdasarkan jaminannya

Berdasarkan jaminannya ada 5 jenis obligasi yaitu:

1) Collateral

Perusahaan penerbit membuat suatu janji, apabila pada saat jatuh tempo

obligasi perusahaan penerbit tidak dapat membayar nilai nominal obligasi

maka perusahaan penerbit menyediakan sejumlah asset milik perusahaan

12
sebagai jaminan. Hal tersebut akan memperkuat tingkat kepercayaan

pemodal, yang menjamin bahwa pemodal tidak akan mengalami kerugian.

2) Debenture

Dalam tipe obligasi ini, perusahaan penerbit obligasi tidak menjamin

dengan aktiva tertentu, tetapi dijamin oleh tingkat likuiditas perusahaan.

Pemodal berharap bahwa perusahaan dapat mencapai laba untuk

membayar bunga dan nilai nominal obligasi.

3) Subording Debenture

Dalam perjanjian kontrak obligasi, pemegang obligasi diklasifikasikan

berdasarkan siapa yang akan dibayar terlebih dahulu. Jika perusahaan

bangkrut, siapa yang paling mendapat prioritas untuk dibayar terlebih

dahulu. Tipe Subording Debenture dibayar setelah debenture. Oleh

karena itu, Subording Debenture merupakan obligasi yang mempunyai

risiko tinggi.

4) Obligasi pendapatan (Income Bonds)

Obligasi tipe ini, tidak dijamin dengan asset tertentu. Disamping itu,

perusahaan penerbit tidak mempunyai kewajiban membayar bunga secara

periodik kepada pemegang obligasi. Dalam obligasi, perusahaan akan

membayar bunga apabila laba yang dicapai cukup untuk membayar bunga.

Perusahaan penerbit tidak mempunyai utang bunga apabila periode yang

berlalu tidak mampu membayar bunga.

5) Obligasi Hipotek (Mortgage)

Obligasi tipe ini dijamin dengan aset tertentu dan aset yang dijadikan

13
agunan disebutkan secara jelas. Aset tersebut merupakan aset yang tidak

bergerak misalnya, tanah dan gedung. Apabila perusahaan menepati

janjinya, agunan tersebut dapat dijual untuk menutupi kewajiban

perusahaan tersebut. Dalam obligasi tipe ini, asset perusahaan yang baru

secara langsung menjadi agunan7.

2.4. Peringkat Obligasi

Sebuah perusahaan atau emiten yang akan mengeluarkan obligasi sangat

mengharapkan agar pemilik modal tertarik untuk berinvestasi diperusahaan tersebut.

Tetapi pemilik modal juga tentunya harus memperhatikan peringkat obligasi

perusahaan yang menawarkan obligasinya. Peringkat merupakan adanya pernyataan

yang berisi tentang keadaan pemilik hutang mengenai kemungkinan yang akan

dilakukan berkaitan dengan utang yang dimikinya. Peringkat dijadikan indikator

penting dalam membeli obligasi dikarenakan dapat digunakan sebagai strategi bagi

investor dalam mengambil keputusan apakah akan membeli obligasi atau tidak

membeli obligasi perusahaan tersebut. Pemeringkatan obligasi memiliki tujuan untuk

memberikan informasi akurat berupa peringkat mengenai posisi bisnis perusahaan

dan kinerjanya yang menerbitkan obligasi kepada calon investor. Perusahaan juga

memiliki manfaat lain dari adanya peringkat obligasi, jika peringkat yang didapatkan

perusahaan baik dengan sendirinya akan menjadi sarana promosi untuk menarik

investor untuk berinvestasi karena memiliki kepercayaan diri dengan peringkat yang

dimiliki.

7
Aning Listianingrum. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Di Tinjau Dari Analisis
Keuangan dan Non Keuangan Pada Perusahaan Non Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Hlm 13

14
Peringkat obligasi merupakan skala resiko dari semua obligasi yang

diperdagangkan milik perusahaan yang menerbitkan obligasi. Semua perusahaan

yang menerbitkan obligasi wajib memiliki peringkat obligasi. Peringkat dikeluarkan

oleh perusahaan pemeringkat, dan perusahaan peringkat harus mendapat izin resmi

dari pemerintah. Lembaga pemeringkat sekuritas utang atau obligasi di Indonesia ada

dua yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating

Indonesia. Pemeringkatan berbagai perusahaan tidak akan dilakukan secara

bersamaan atau serentak tetapi pemeringkatan akan diberikan sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakati masing-masing perusahaan dengan lembaga

pemeringkat secara terpisah. Lembaga peringkat juga akan memberikan peringkat

obligasi setiap satu tahun sekali selama obligasi tersebut belum lunas. Peringkat dan

penjelasan peringkat utang perusahaan yang dikeluarkan PT Pefindo adalah sebagai

berikut:

Peringkat Keterangan
AAA Efek utang dengan peringkat AAA merupakan efek utang peringkat
tertinggi dari Pefindo yang didukung oleh kemampuan obligor yang
superior relatif di banding entitas Indonesia lainya untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan.
AA Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit sedikit
dibawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor yang
sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya
sesuai dengan yang diperjanjikan relatif dibandingkan dengan entitas
Indonesia lainya.
A Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan obligor
yang kuat dibandingkan dengan entitas Indonesia lainya untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai

15
dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan yang
merugikan.
BBB Efek utang dengan BBB didukung oleh kemempuan obligor yang
memadai relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk
memenuhi kewajiban finansial, namun kemampuan tersebut dapat
diperlemah oleh keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.
BB Efek utang dengan peringkat BB menunjukan dukungan kemampuan
obligor yang agak lemah relatif dibandingkan dengan entitas lainya
untuk memenuhi kewajiban potensial jangka panjangnya sesuai dengan
yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis yang tidak
menentu.
B Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter perlindungan
yang sangat lemah. Walaupun obligor masih memiliki kemampuan
untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya
perubahan keadaan bisnis dari perekonomian yang merugikan akan
memperburuk kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban
finansialnya.
CCC Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan efek utang yang tidak
mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya tergantung
kepada perbaikan keadaan ekternal.
D Efek utang dengan peringkat D menandakan efek utang yang macet.
Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha.

Darmadji dan Fakhruddin (2001) menyatakan bahwa peringkat obligasi dengan

tanda tambah (+) atau kurang (-) dapat dicantumkan dengan peringkat mulai dari AA

hingga CC. Tanda tambah menunjukan bahwa kategori peringkat lebih mendekati

kategori peringkat diatasnya. Tanda kurang berarti bahwa suatu kategori peringkat

tetap lebih baik dari kategori peringkat dibawahnya walaupun semakin mendekati.

Jadi rating dengan tanda (+) atau (-) berpeluang dinaikan atau tidak tergantung pada

outlook. Jika outlook bernilai positif artinya berpeluang dinaikan pada periode rating

16
mendatang, stabil artinya akan tetap dan negatif artinya akan berpeluang diturunkan

pada periode rating berikutnya8.

Pemeringkatan dibagi atas 2 jenis yaitu corporate rating dan securities rating.

Corporate rating adalah pemeringkatan yang dilakukan untuk menilai suatu perusahaan

secara menyeluruh, sedangkan securities rating adalah pemeringkatan yang dilakukan

terhadap suatu produk efek yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pemeringkatan suatu

obligasi ini sangat berguna bagi investor obligasi, karena dengan adanya rating maka

para investor tidak perlu lagi melakukan proses evaluasi yang membosankan dan

membutuhkan kerja keras sendiri-sendiri9.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeringkatan

Peringkat obligasi membantu investor dalam penilaian utang dan risiko default

obligasi. Risiko tersebut berupa ketidakmampuan emiten dalam membayar dan

melunasi kewajiban selama umur obligasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

peringkat obligasi adalah:

1. Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam

hubungannya dengan tingkat penjualan, aset, maupun modal saham sendiri.

Rasio ini direpresentasikan oleh return on asset (ROA). Keuntungan yang

diperoleh perusahaan mengindikasikan bahwa kondisi keuangan emiten baik.

Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan kemampuan

perusahaan untuk going concern dan pelunasan kewajiban (Linandarini, 2010).

Penerbit obligasi yang memiliki profitabilitas tinggi akan berperingkat baik


8
Darmadji dan Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat
9
Yahya Ikhsan dan Saidaturrahmi. 2012. Peringkat Obligasi Dan Faktor Yang Mempengaruhinya.
Universitas Syiah Kuala: Skripsi

17
karena laba yang dihasilkan dapat digunakan untuk melunasi kewajiban. Hal

tersebut didukung oleh pernyataan Burton (2000 dalam Susilowati & Sumarto,

2010) bahwa tingkat profitabilitas yang tinggi menurunkan risiko insolvency

(ketidakmampuan membayar utang). Dengan demikian peringkat perusahaan

akan semakin membaik.

2. Likuiditas

Menurut Sartono (2006:116), likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio

likuiditas merupakan rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan

perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Tingkat likuiditas biasa

diukur dengan Current ratio dan Quick ratio. Menurut Sejati (2010) menyatakan

bahwa kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek

mengindikasikan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid. Hal tersebut

dikarenakan aktiva lancar yang dimiliki mampu melunasi kewajiban jangka

pendek perusahaan. Burton et al (2000) dalam Devi (2007) menyatakan bahwa

tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan

perusahaan sehingga secara finansial akan mempengaruhi prediksi peringkat

obligasi.

3. Ukuran perusahaan (size)

Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya

perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset,

penjualan, dan ekuitas (Andry, 2005). Menurut Devi (2007) menyatakan bahwa

perusahaan kecil memiliki risiko yang lebih besar dibanding dengan perusahaan

18
besar. Aset yang dimiliki perusahaan besar relatif lebih besar jumlahnya

sehingga dengan aset tersebut dapat digunakan untuk jaminan membayar

obligasi. Andry (2005) menyatakan bahwa total utang dan ukuran perusahaan

memiliki korelasi kuat dan positif. Dengan kata lain firm size dapat digunakan

sebagai pengukur total utang (termasuk obligasi), sehingga secara tidak langsung

ukuran perusahaan berpengaruh pada peringkat obligasi.

4. Leverage

Rasio leverage merupakan rasio yang menunjukkan tingkat proporsi penggunaan

utang dalam membiayai investasi (Raharja & Sari, 2008). Pecking Order Theory

menjelaskan sumber dana yang disukai perusahaan adalah internal financing

(pendanaan hasil operasi). Jika dana internal masih belum mencukupi, maka

dibutuhkan pendanaan dari hasil utang (obligasi) serta penerbitan saham baru.

Utang diperbolehkan sejauh masih memberikan manfaat, karena utang dalam

jumlah besar dapat menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan (Husnan,

2007). Penelitian Burton et al (2000) dalam Raharja & Sari (2008) menyatakan

bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Semakin

rendah nilai rasio, maka semakin kecil aktiva yang didanai dengan utang.

Tingkat leverage yang tinggi kurang baik karena tanggungan beban bunga utang.

Apabila tingkat leverage yang tinggi (extreme leverage) menyebabkan

perusahaan tidak mampu melunasi seluruh kewajibannya (termasuk obligasi),

maka peringkat obligasi perusahaan menjadi kurang baik.

5. Umur Obligasi (Maturity)

19
Menurut Husnan (2007), jatuh tempo adalah tanggal dimana pemegang obligasi

akan mendapatkan kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya.

Periode jatuh tempo obligasi bervariasi dari 1 tahun hingga diatas 5 tahun.

Obligasi yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk

diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibanding dengan obligasi

yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Mark et al (2001)

dalam Andry (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang peringkat obligasinya

tinggi mempunyai umur obligasi yang pendek. Investor cenderung tidak

menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang karena risiko yang akan

didapat juga akan semakin besar10.

2.5. Kelebihan dan Kelemahan Obligasi

1. Kelebihan obligasi bagi perusahaan

Perusahaan yang memenuhi kebutuhan akan pembiayaan dengan cara menerbitkan


obligasi. Obligasi memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri. Kelebihan tersebut antara
lain :

a. Investor pemegang obligasi hanya berhak atas bunga tidak atas keuntungan yang
lainnya
b. Biaya penerbitan obligasi lebih murah bila dibandingkan dengan menerbitkan
saham baru
c. Obligasi tidak mempunyai hak suara sehingga tidak dapat ikut campur dalam
urusan internal perusahaan
d. Bunga obligasi relative lebih rendah bila dibandingkan dengan bunga pinjaman
kredit pada bank

10
Aries Veronica. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan
Manufaktur. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol.13 No. 2 Juni 2015

20
e. Jika obligasi diisukan lewat pasar modal, perusahaan penerbit obligasi dan
obligasinya akan dipantau oleh masyarakat dan pihak yang berwenang seperti
Bapepam, sehingga perusahaan penerbit obligasi akan lebih hati-hati.
2. Kelemahan atau kerugian obligasi

Bagi perusahaan yang menerbitkan obligasi, ada hal-hal tertentu yang harus diperhatian,
salah satunya yaitu kelemahan obligasi. Berikut ini adalah kelemahan atau kerugian
obligasi

a. Perjanjian obligasi sangat ketat sehingga dapat membatasi jalannya perusahaan


b. Bunga obligasi harus dibayar tepat pada waktunya, jika tidak penerbit dapat
dipailitkan
c. Pembayaran pinjaman pokok obligasi pada saat jatuh tempo menyebabkan
perusahaan harus menyediakan dana yang besar dalam jumlah yang besar, bila
hal ini tidak dipersiapkan dengan benar dapat mengganggu operasional
perusahaan.
d. karena obligasi dipandang sebagai utang jangka panjang, maka hal ini dapat
mengakibatkan biaya tetap, sehingga dapat menyulitkan tingkat solvabilitas
perusahaan penerbit obligasi tersebut, terutama perusahaan yang incomenya
tidak stabil.11
 Keuntungan dan Kekurangan Obligasi
Keuntungan menarik obligasi antara lain:
1. Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan
sehingga tidak mempengaruhi manajemen.
2. Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus dibayarkan
kepada pemegang saham.
3. Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat
mengurangi kewajiban pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang
tidak dapat dibebankan sebagai biaya
Kekurangan obligasi

11
James Julianto Irawan, Surat Berharga : Suatu Tinjauan Yuridis dan Praktis (Jakarta : Kencana, 2016)
192

21
1. Bunga obligasi adalah beban tetap baik dalam keadaan perusahaan mendapat
laba atau mengalami kerugian
2. Jika perusahaan tidak mampu membayar obligasi yang jatuh tempo, pemegang
obligasi tetap mempunyai hak untuk menuntut pengembalian obligasi sedangkan
pemegang saham tidak mempunyai hak demikian karena pemegang saham
adalah pemilik perusahaan yang turut bertanggung jawab menanggung resiko
kerugian perusahaan.12

2.6. Risiko Obligasi

Meskipun obligasi memiliki banyak kelebihan, obligasi juga tidak bebas risiko.
Adapun risiko obligasi menurut Rahman (2010) yaitu:

1. Risiko default, Risiko default merupakan risiko yang ditanggung investor atas
ketidakmampuan emiten melunasi obligasi pada waktu yang telah ditetapkan
dalam kontrak obligasi. Risiko default dapat dinilai dari gagal bayar kupon dan
pokok obligasi. Dampak yang ditimbulkan dari risiko default adalah harga
obligasi perusahaan menurun tajam. Selain itu perusahaan yang mengalami
gagal bayar kurang diminati investor karena risiko yang ditanggung investor
terlalu besar.
2. Callability lebih rendah, Pada investasi obligasi, emiten memiliki hak untuk
membeli kembali obligasi dari investor sebelum waktu jatuh tempo. Emiten
yang membeli kembali obligasi biasanya terjadi apabila tingkat suku bunga
deposito menurun sehingga harga obligasi akan naik. Investor yang ditarik
obligasinya oleh emiten akan merugi karena tidak sepenuhnya mendapatkan
hasil obligasi secara maksimum. Untukmeminimalkan kerugian yang dialami
investor biasanya emiten akan memberikan sejumlah kompensasi.
3. Risiko nilai tukar mata uang, Risiko ini dapat terjadi pada obligasi yang dibeli
dalam satuan mata uang negara lain, contoh: dolar AS. Jika investor membeli
obligasi pada satuan dolar AS maka kupon yang diterima juga dalam bentuk

12
Jusmani, “ Perhitungan Investasi Dalam Obligasi” Jurnal Media Wahana Ekonomik. Vol.8 (2011) N0.1
Hal 41

22
dolar AS. Apabila kondisi ekonomi semakin menguatkan nilai rupiah maka
kupon yang akan diterima akan semakin kecil dalam bentuk rupiah.13

2.7. Tahapan Membeli Obligasi

a. Membuka Rekening.
Tahap awal yang harus dilakukan dalam proses transaksi obligasi adalah
memilih perusahaan sekuritas yang memiliki divisi fixed income yang
menangani pembelian dan penjualan obligasi. Pilih perusahaan dengan
pengalaman, tim yang solid baik trader/dealer ataupun riset serta fee yang
kompetitif. Dengan membuka rekening, Anda bisa mendapatkan informasi
perkembangan dan perdagangan obligasi setiap saat, sehingga Anda
mendapatkan pengetahuan pergerakan pasarobligasi secara akurat dan
aktual.
b. Pahami Produk Obligasi.
Pada tahap ini, investor dianjurkan untuk mempelajari seluk beluk informasi
yang dibutuhkan mengenai obligasi, baik mengenai investasinya sendiri,
potensi risiko yang terkandung maupun potensi keuntungannya. Hal ini
dapat diperoleh dengan mempelajarinya secara mandiri, bertanya kepada
bagian riset perusahaan sekuritas, di mana Anda membuka rekening atau
melalui internet. Dengan mempelajari instrumen obligasi secara lengkap,
diharapkan investor mengenal investasi tersebut dengan baik, sehingga
mempermudah pengambilan keputusan investasi. Mempelajari instrumen, di
mana Anda ingin menempatkan investasi, akan memberikan manfaat
maksimal dalam mencapai rencana yang diinginkan.
c. Lakukan Analisis.
Analisis dilakukan, agar keputusan yang diambil sesuai dengan apa yang
diinginkan, yaitu kestabilan pendapatan. Aspek-aspek yang dibutuhkan
seperti kupon, jangka waktu, nilai penerbitan dan peringkat. Latar belakang
serta profil penerbit juga menjadi pertimbangan sendiri. Dengan informasi
yang lengkap, diharapkan keputusan yang diambil tidak menimbulkan
13
Aries Veronica, “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan
Manufaktur”, Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya .Vol.13 (2015) No.2 . Hal 273

23
kerugian yang cukup besar. Dianjurkan untuk membanding antara obligasi
sejenis.
d. Memberikan Amanat Beli.
Setelah melalui analisis, Anda memperoleh jenis obligasi yang ingin
dibeli. Tahap selanjutnya adalah memberikan amanat pembelian kepada
trader atau broker obligasi yang telah kita pilih. Pihak trader akan
melakukan pembelian obligasi sesuai dengan jenis serta harga yang diinginkan.
e. Siapkan Dana Membeli
Obligasi membutuhkan dana yang tidak sedikit. Satuan pembelian obligasi
biasanya bernilai Rp 1 miliar, sehingga sulit bagi investor individu untuk
dapat ikut berinvestasi dalam obligasi. Namum, ada juga yang
menawarkan satuan bernilai Rp50 juta atau Rp 100 juta. Setelah amanat
pembelian di ajukan, sebaiknya dana tersebut sudah dialokasikan. Jangan
sampai Anda dikenakan penalty, karena keterlambatan dalam pembayaran.
Selain itu, penempatan dana tunai yang serba mendadak mungkin bisa
mengganggu kelancaran aliran arus kas keuangan Anda dan keluarga..
f. Penyelesaian Pembayaran Obligasi.
Pembayaran dana pembelian obligasi dilakukan melalui transfer ke rekening
perusahaan sekuritas tersebut. Setelah pembayaran selesai, maka Anda
sebagai pembeli tinggal menunggu proses atas transaksi tersebut. Obligasi
yang telah Anda beli akan tercantum di dalam rekening perusahaan sekuritas
yang tercatat di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia). Pemindahtanganan
hak atas obliasi akan sangat mudahdilakukan secara elektronik, karena saat ini
fisik obligasi tidak lagi berupa sertifikat, namun sudah scriptless (tahap
warkat). Administrasi pembukuan akan dilakukan oleh bank custodian
perusahaan sekuritas Untuk hal ini, tentunya bank bersangkutan akan
memungut biaya tertentu.

24
2.8. Studi Kasus

Sebuah Obligasi mempunyai nilai nominal Rp 100.000.000 dengan tingkat kupon

10% dibayar dua kali setahun. Seorang investor membelinya pada harga Rp 90.000.000

(90% dari nilai nominal). Hitunglah berapa Current Yield Obligasi tersebut?

Jawab

Bunga Kupon = 10% x 100.000.000

CY= (K x N)/(NO)

Dimana

CY= Current Yield

K= Tingkat Kupon

N= Nilai Obligasi

NO= Harga Pasar Obligasi

NO= 90% x 100.000.000

CY = (10% x 100.000.000)/(90% x 100.000.000)

CY = 10/90

CY = 11,11%

2.9. Analisis 2 Jurnal Mengenai Obligasi

2.9.1. Review Jurnal

A. Jurnal Pertama

1. Judul: PENGARUH KUPON, MATURITAS, LIKUDITAS DAN SUKU


BUNGA TERHADAP YIELD OBLIGASI KORPORASI
2. Teori yang Digunakan
Obligasi berumur pendek akan menawarkan yield relatif lebih rendah
dibandingkan obligasi yang umurnya panjang (Tandelilin, 2010). Teori

25
preferensi likuiditas menyatakan semakin lama periode waktu maka
ketidakpastian juga semakin tinggi.
Semakin besar frekuensi transaksi maka semakin tinggi likuiditas
sehingga harga obligasi tersebut cenderung meningkat. Likuiditas yang baik
menyebabkan risiko menurun sehingga yield yang disyaratkan juga menurun.
Sebaliknya jika likuiditas menurun, harga obligasi akan menurun dan
berdampak pada meningkatnya yield.
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kupon,
maturitas, likuiditas dan suku bunga terhadap yield obligasi korporasi.
4. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada seluruh perusahaan yang menerbitkan obligasi
korporasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017 dengan
jumlah sampel penelitian sebanyak 44 obligasi dari 23 perusahaan
5. Jenis Penelitian
Kuantitatif: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
observasi non partisipan
6. Jenis Data
Pebelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari website BEI
(www.idx.go.id), The Indonesia Capital Market Institute (TICMI) dan website
Bank Indonesia (www.bi.go.org).
7. Analisis
Berdasarkan hasil data analisis yang telah dilakukan diperoleh bahwa pengaruh
kupon, maturitas, likuiditas dan suku bunga terhadap yield obligasi diketahui
bahwa sebesar 86,3 persen variasi yield obligasi dapat dijelaskan oleh model
sedangkan sisanya sebesar 13,7 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model
regresi. Hasil hipotesis menunjukkan kupon berpengaruh positif signifikan
terhadap yield obligasi, maturitas berpengaruh positif signifikan terhadap yield
obligasi, likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap yield obligasi, dan
suku bunga berpengaruh positif signifikan terhadap yield obligasi. Berikut
adalah beberapa saran yang dapat diberikan

26
B. Jurnal Kedua

1. Judul: ANALISIS PENGARUH KUPON, MATURITY, LIKUIDITAS DAN


RATING OBLIGASI TERHADAP YIELD OBLIGASI PERBANKAN
2. Teori yang Digunakan
Rahardjo (2004) berpendapat bahwa semakin pendek jatuh tempo
obligasi, semakin menarik bagi investor karena obligasi tersebut dianggap
berisiko rendah. Harga obligasi akan berfluktuasi sepanjang sisa usia obligasi
seiring dengan perubahan dalam yield obligasi di pasar. Sisa usia obligasi
disebut maturity. Tingkat perubahan harga obligasi tergantung pada maturity.
Semakin lama maturity, semakin besar perubahan tingkat harga obligasi karena
perubahan hasil (Fabozzi, 2000).
3. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik obligasi seperti
kupon, maturity, likuiditas dan rating obligasi terhadap yield obligasi.
4. Objek Penelitian
Obligasi Bank buku 3 yang aktif diperdagangkan di pasar obligasi Indonesia
yang berjumlah 14 Obligasi
5. Jenis Penelitian
Kuantitatif: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
6. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang didapat dari Indonesian
Bond Pricing Agency, Pefindo Rating Agency, dan The Indonesian Capital
Market institute
7. Analisis
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, menunjukan
Hasil analisis regresi data panel untuk masing-masing variabel independen yang
mencakup kupon dan jatuh tempo memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
yield obligasi. Variabel lain yaitu peringkat obligasi memiliki pengaruh negatif
pada yield obligasi. Sementara variabel likuiditas pada penelitian ini
menunjukan tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada variabel yield
obligasi Perbankan. Sedangkan Hasil peramalan pada yield obligasi dengan

27
menggunakan model peramalan hubungan deret waktu yang diinterpretasikan
dalam grafik analisis tren, yaitu peramalan yield obligasi pada empat belas yield
obligasi Bank BUKU 3, menunjukan tiga belas yield obligasi menunjukkan tren
menurun dan hanya satu obligasi Bank yang menunjukan tren yield meningkat.
2.9.2. Analisis Perbandingan Kedua Jurnal
1. Kedua jurnal tersebut sama-sama menganalisis mengenai pengaruh kupon,
maturity, dan likuiditas terhadap yield obligasi. Namun, terdapat perbedaan
tambahan indikator dalam jurnal pertama yaitu indikator peringkat (rating),
sedangkan jurnal kedua yaitu indikator suku bunga.
2. Pada jurnal pertama, penelitian berfokus dalam menganalisisis besaran yield
pada obligasi perbankan yaitu obligasi Bank BUKU 3 yang aktif
diperdagangka di pasar obligasi Indonesia dan peramalan atas yield obligasi
perbankan satu tahun kedepan. Sedangkan, pada jurnal kedua penelitian
berfokus dalam menganalisis besaran yield pada perusahaan yang
menerbitkan obligasi korporasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2015-2017.
3. Pada jurnal pertama, menggunakan teknik analisis data menggunakan
regresi data panel dengan model fixed effect. Sedangkan, pada jurnal kedua
menggunakan teknik analisis data regresi linear berganda dengan metode
pengumpulan data menggunakan metode observasi non partisipan.
4. Hasil dari kedua penelitian tersebut sama-sama menunjukan bahwa variabel
kupon dan maturity berpengaruh positif terhadap yield obligasi. Dimana
apabila terjadi kenaikan 1% pada kupon akan mempengaruhi peningkatan
hasil sebesar 0,25%, dengan kupon yang tinggi dapat meningkatkan minat
investor karena akan memberikan yield yang tinggi pula. dan apabila terjadi
kenaikan 1% pada maturity akan mempengaruhi peningkatan nilai yield
sebesar 0,079%. Kedua jurnal tersebut juga sama-sama menunjukan bahwa
variabel likuiditas menunjukan pengaruh negatif yang signifikan karena
semakin besar jumlah frekuensi transaksi akan semakin tinggi likuiditas
sehingga harga obligasi semakin cenderung meningkat. Likuiditas yang baik
menyebabkan risiko menurun hingga yield yang disyaratkan juga menurun.

28
5. Variabel tambahan pada jurnal pertama, yaitu peringkat obligasi memiliki
pengaruh negatif terhadap obligasi perbankan karena peringkat obligasi
tinggi akan memberikan yield obligasi yang rendah dan risiko tinggi
tercermin dalam peringkat obligasi yang rendah. Sedangkan pada variabel
tambahan pada jurnal kedua menunjukan bahwa tingkat suku bunga
berpengaruh positif signifikan terhadap yield obligasi korporasi, karena
investor lebih menyukai investasi di deposito di bank ketika tingkat suku
bunga meningkat karena lebih menguntungkan dibandingkan obligasi.
Sehingga pemegang obligasi akan terdorong untuk mengubah obligasi yag
dimiliki menjadi deposito dengan cara menjualnya.
2.9.3. Rekomendasi

Berikut adalah beberapa saran yang dapat diberikan:

Bagi perusahaan, diharapkan lebih cermat dalam mengamati perkembangan

ekonomi baik mikro maupun makro antara lain kupon, maturitas, likuiditas dan

suku bunga untuk menentukan nilai yield tanpa mengabaikan faktor-faktor lain

seperti inflasi, nilai tukar, harga obligasi, dan sebagainya sebelum menerbitkan

obligasi untuk menjaga kepercayaan investor dalam berinvestasi. Bagi investor

diharapkan dapat membantu investor untuk lebih mengenali pengaruh kupon,

maturitas, likuiditas dan suku bunga terhadap yield obligasi agar dapat

menentukan keputusan investasi yang tepat dan dapat menghasilkan

pengembalian yang optimal. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini

berguna sebagai referensi dengan menggunakan variabel yang relevan. Peneliti

selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah periode penelitian dan dapat

menggunakan obyek yang berbeda seperti obligasi pemerintah maupun obligasi

sub sektor tertentu. Obligasi pada korporasi akan menarik minat investor karena

29
apabila terjadi kenaikan 1% pada maturity akan mempengaruhi peningkatan nilai

yield sebesar 0,25%.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Bursa Efek Indonesia mendefinisikan bahwa obligasi sebagai surat utang jangka

menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang

30
menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi

pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Obligasi merupakan alternatif pendaaan memalui utang yang menarik bagi perusahaan

atau pemerintah karena pada ummnya oblgasi memiliki jatuh tempo yang panjang dan

relatif murah karena merupakan utang secara langsung kepada masyarakat (supplier

modal).

Peringkat obligasi merupakan skala resiko dari semua obligasi yang

diperdagangkan milik perusahaan yang menerbitkan obligasi. Semua perusahaan yang

menerbitkan obligasi wajib memiliki peringkat obligasi. Peringkat dikeluarkan oleh

perusahaan pemeringkat, dan perusahaan peringkat harus mendapat izin resmi dari

pemerintah. Lembaga pemeringkat sekuritas utang atau obligasi di Indonesia ada dua

yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating

Indonesia. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemeringkatan obligasi yaitu

profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, leverage, dan umur obligasi.

3.2. Saran

Kami sepenuhnya sadar bahwa makalah ini masih perlu banyak perbaikan. Untuk

selanjutnya mungkin perlu dilakukan kajian lebih mendetail mengenai Analisis Obligasi

agar dapat bermanfaat untuk para pembaca dan pengguna informasi ini.

DAFTAR PUSTAKA
Darmadji dan Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Edisi Pertama. Jakarta:

Salemba Empat

31
Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan

Jilid 1. Alih Bahasa Ali Akbar Yulianto, Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba

Empat

Faradi, Muhammad Andi dan Supriyanto. 2015. FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON

KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Jurnal

Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Jakarta Volume 2 Nomor 1 Edisi Januari-Juni

2015

Hartono, Jogiyanto. 2017. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kesebelas.

Yogjakarta: BPFE

Ikhsan, Yahya dan Saidaturrahmi. 2012. Peringkat Obligasi Dan Faktor Yang

Mempengaruhinya. Universitas Syiah Kuala: Skripsi

Irawan, James Julianto. Surat Berharga: Suatu Tinjauan Yuridis dan Praktis (Jakarta :

Kencana, 2016)

Jusmani. “ Perhitungan Investasi Dalam Obligasi” Jurnal Media Wahana Ekonomik.

Vol.8 (2011) N0.1

Listianingrum, Aning. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Di

Tinjau Dari Analisis Keuangan dan Non Keuangan Pada Perusahaan Non

Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Muhammadiyah

Purwokerto

Pertiwi, Ayu. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Skripsi

32
Veronica, Aries. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada

Perusahaan Manufaktur. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol.13 No. 2

Juni 2015

Yuliana, Rika. 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat

Obligasi Pada Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sebelas Maret. Surakarta: Skripsi

Yulianingsih, Gema. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi

Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Yang Listing Di BEI.

33

Anda mungkin juga menyukai