OLEH:
Pipit Dwi Cahya Kirana
181011200225
Penulis
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................... 1
PENDAHULUAN
Obligasi syariah atau sukuk pada dasarnya adalah efek syariah berupa sertifikat
atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu
(tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas; aset berwujud tertentu, manfaat atas aset
berwujud tertentu baik yang sudah ada maupun yang akan ada, jasa yang sudah ada
maupun yang akan ada, aset proyek tertentu atau kegiatan investasi yang telah
ditentukan). Kemunculan sukuk pada saat ini dilatar belakangi oleh upaya untuk
menghindari praktik riba yang terjadi pada obligasi konvensional dan mencari alternatif
instrumen pembiayaan bagi pengusaha atau negara yang sesuai dengan syariah. Sukuk
semakin disukai karena upaya para investor, terutama di wilayah Timur Tengah, untuk
menarik modal dari lembaga perbankan Barat kembali ke lembaga keuangan Islam.
Dukungan solidaritas bagi kegiatan pasar modal syariah dilandasi oleh kesamaan
ideologi dan semangat negara-negara yang tergabung dalam OKI. Pasar modal Islam
diterima secara luas karena investor non-Muslim memasuki pasar sukuk. Sukuk
dipandang sebagai target baru yang lebih menguntungkan. Popularitas sukuk ini tidak
lepas dari terbukanya akses permodalan dalam skala global, sehingga terjadi
pengelolaan likuiditas lintas batas.
PEMBAHASAN
Obligasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “obligate” yang dalam bahasa
Indonesia disebut dengan “obligasi” yang berarti kontrak. Dalam keputusan RI Nomor
775/KMK 001/1982 disebutkan bahwa obligasi adalah jenis efek berupa surat
pengakuan utang atas pinjaman uang dari masyarakat dalam bentuk tertentu, untuk
jangka waktu yang sekurang-kurangnya tiga tahun dengan menjanjikan imbalan bunga
yang jumlah serta saat pembayarannya telah ditentukan terlebih dahulu oleh emiten
(Badan Pelaksana pasar modal).
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa obligasi adalah surat utang yang
dikeluarkan oleh emiten (bisa berupa badan hukum atau perusahaan, bisa juga dari
pemerintah) yang memerlukan dana untuk kebutuhan operasional maupun ekspansi
dalam memajukan investasi yang mereka laksanakan.
Utang obligasi sama dengan deposito yang disimpan dalam bank, dan hitungan
bunga atas obligasi dianggap sama dengan bunga deposito, walaupun uang dari obligasi
itu bisa diinvestasikan secara khusus setelah diserahkan kepada pihak yang
mengeluarkan obligasi serta dijamin atas pengembaliannya setelah jatuh tempo plus
Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang bersifat hutang
dengan kewajiban membayar berdasarkan bunga.
Obligasi yang dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang berdasarkan prinsip-
prinsip syariah.
Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan
Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi
hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Begitu besar keinginan para ekonom muslim untuk mengadakan produk terutama
obligasi yang berdasarkan prinsip Islam. Namun apa yang terjadi setelah obligasi
menggunaan pembiayaan syariah, pelaksanaan dan peraturannya belum mengikuti
syariah. Dalam hal ini obligasi yang diadakan hanya sekedar menggunakan pembiayaan
syariah, idealnya belum berdasarkan syariah secara keseluruhan.
Karena itu perlunya solusi alternatif ke arah yang lebih baik, dalam artian prinsip ini
dapat diterima dan diakui secara langsung berdasarkan prinsip dan aturan syariah.
Berkaitan dengan ini para ekonom muslim memberi sumbangan pemikiran terhadap
alternatif penerapan obligasi syariah. Alternatif tersebut diantaranya :
a. Obligasi Muqaradah (Muqaradah Bonds)
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN