Anda di halaman 1dari 10

STANDARISASI ISO 26000

CSR DAN SEBAGAI


KEWAJIBAN HUKUM
DI INDONESIA
 Corporate Social Responsibility
 (CSR)

CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau


tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab
perusahaan terhadap social maupun lingkungan sekitar dimana
perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga
lingkungan, memberikan beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah
tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk
membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna
untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di
sekitar perusahaan tersebut berada
Landasan Hukum dan Pelaksanaan
Corporate Social Responsibility

CSR merupakan kewajiban hukum yang harus dipatuhi


oleh perusahaan, sebagaimana ditegaskan dalam Pasal
74 ayat (1) UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Akan tetapi pelaksanaan CSR di Indonesia
masih menimbulkan banyak persoalan. Pelaksanaan
CSR masih menjadi persoalan karena belum adanya
peraturan pelaksanaan dari UU No.40/2007 tentang
Kewajiban CSR.
Standar ISO 26000 CSR

Standar ISO 26000 adalah panduan dan standarisasi internasional


mengenai tanggung jawab sosial atau Guidance Standard on Social
Responsibility.
Standar Internasional ini berupa panduan bagi perusahaan dalam
merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi program Social
Responsibility (SR) maupun Corporate Social Responsibility (CSR).
Berangkat dari penerapan CSR yang ada di perusahaan saat ini dan juga
penerapan CSR diberbagai perusahaan, ISO 26000 merupakan panduan
yang komprehensif dan efektif dalam melaksanakan CSR perusahaan
secara berkelanjutan dalam jangka panjang.
Sejarah penyusunan Standar
ISO 26000

Standar ISO 26000 disusun oleh induk organisasi standarisasi


internasional yaitu ISO (International Organization for
Standardization) dengan membentuk tim (working group) yang
beranggotakan berbagai pihak terkait.
Standar ini diluncurkan pada tahun 2010 setelah melalui berbagai
perundingan dan negosiasi selama lima tahun yang melibatkan
berbagai pemangku kepentingan di seluruh dunia, termasuk
perwakilan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, industri,
asosiasi konsumen dan asosiasi pekerja yang terlibat dalam isu
pembangunan berkelanjutan sehingga standard ini bisa disebut
sebagai sebuah konsensus internasional.
Penerapan standar ISO
26000

Dengan penerapan ISO 26000 ini, organisasi akan memberikan


tambahan nilai terhadap aktivitas tanggung jawab sosial yang
berkembang saat ini dengan cara:
mengembangkan suatu konsensus terhadap pengertian
tanggung jawab sosial dan isunya
menyediakan pedoman tentang penterjemahan prinsip-prinsip
menjadi kegiatan-kegiatan yang efektif
memilah praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang dan
disebarluaskan untuk kebaikan komunitas atau masyarakat
internasional
Prinsip Dasar Social
Responsibility

Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi dasar bagi


pelaksanaan atau menjadi informasi dalam keputusan dan kegiatan
tanggung jawab sosial menurut ISO 26000 adalah :

•Kepatuhan kepada hukum


•Menghormati instrumen/badan-badan internasional
•Menghormati stakeholders dan kepentingannya
•Akuntabilitas
•Transparansi
•Perilaku yang beretika
•Melakukan tindakan pencegahan
•Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia
Subyek Inti ISO 26000

Didalam panduan ISO 26000, penerapan CSR lebih luas dari


pemahaman dan penerapan CSR yang umum diterapkan oleh banyak
perusahaan sekarang. Hal ini dijelaskan lebih detil dalam 7 Subyek Inti
ISO 26000, yaitu :

•Tata kelola perusahaan (organizational governance)


•Hak asasi manusia (human rights)
•Praktek ketenagakerjaan (labour practices)
•Lingkungan hidup (the environment)
•Praktek operasi yang fair (fair operating practices)
•Isu-isu konsumen (consumer issues)
•Keterlibatan dan pengembangan masyarakat (community involvement
dan development)
Manfaat penerapan ISO 26000

Manfaat penerapan panduan ISO 26000 in bagi


perusahaan antara lain:

•Peningkatan hubungan perusahaan dengan masyarakat,


pemerintah, investor, supplier, konsumen dan
stakeholders lainnya
•Peningkatan daya saing dan reputasi
•Peningkatan moral, komitmen dan produktivitas
karyawan

Anda mungkin juga menyukai