Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

VOLATILITAS
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Portofolio dan Analisis
Investasi
Dosen pengampu : Hilmawan Pradipta, S.E., M.A

Disusun Oleh :
Muhammad Abu Ubaidillah (E20193026)
Vina Amalia Rifanti (E20193045)
Kifliyatun Hasanah (E20193157)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM


PRODI AKUNTANSI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ
JEMBER
TAHUN AJARAN 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,


penyususn dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “VOLATILITAS”
sebagaimana yang diharapkan. Sholawat seiring salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi akhir zaman, rahmat sekalian salam Nabi Muhammad SAW. Semoga
kita semua selalu mendapat syafaat darinya dan diakui sebagai umatnya hingga
akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Portofolio
dan Analisis Investasi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang tingkat fluktuasi harga dari sebuah saham atau sekuritas dalam waktu ke
waktu bagi para mebaca dan juga bagi penyusun.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hilmawan Pradipta,
S.E., M.A selaku dosen mata kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Jember, 07 Maret 2022

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan ................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian, Jenis – Jenis, dan Penyebab Terjadinya Volatilitas ........ 5
2. Permasalahan Dalam Volatilitas ......................................................... 7
3. Random Walk Hypothesis ................................................................. 10
4. Cara Perhitungan Volatilitas .............................................................. 14
5. Soal Latihan ....................................................................................... 14
6. Kasus ................................................................................................. 15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................... 17
Daftar Pustaka .............................................................................................. 18

ii
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Volatilitas harga saham penting dan menarik untuk diteliti karena
di era sekarang orang lebih tertarik menanamkan modalnya di pasar modal
kerena menjajikan dimasa yang akan datang. Sehingga dengan meneliti
volatilitas harga saham, investor lebih tau faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi selisish fluktuasi akan harga saham. Dengan meneliti
faktor apa saja yang mempengaruhi volatilitas harga saham, investor bisa
mengkalkulasi risiko yang akan dihadapi nantinya.
kegiatan operasional perusahaan dibiayai menggunakan dana yang
terdiri dari modal sendiri dan hutang. Dana yang berasal dari dalam
perusahaan disebut modal sendiri, sedangkan dana yang berasal dari
pinjaman luar perusahaan disebut hutang. Untuk menambah modal,
perusahaan dapat memperoleh modalnya melalui penerbitan sekurias di
pasar modal. Pasar modal merupakan media yang mempertemukan pihak
yang kelebihan dana (investor) dengan pihak yang kekurangan dana.
Investor nantinya yang akan menginvestasikan dananya pada
perusahaan yang membutuhkan dana. Investasi sendiri adalah
menanamkan sejumlah dana kepada perusahaan yang membutuhkan dana
untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Dalam pasar
modal salah satunya adalah saham terdapat beberapa bentuk investasi. Di
pasar modal biasanya investor sering menanamkan modalnya dalam
bentuk pembelian saham. Dengan membeli saham, investor mengharapkan
keuntungan berupa dividen maupun capital gain. Capital gain sendiri
merupakan pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga
belinya. Sebelum membeli saham, seorang investor akan mencari tahu
mengenai potensi yang dimiliki suatu saham yang akan dibeli baik potensi
keuntungan maupun kerugian yang akan dialami.
Salah satu cara mengetahui potensi keuntungan atau kerugian suatu
saham yaitu dengan melihat statistik volatilitas harga saham. Semakin

1
tinggi tingkat volatilitas harga saham, maka semakin tinggi pula
kemungkinan akan ketidakpastian pengembalian atas investasi. Adanya
volatilitas menyebabkan ketidakpastian dan resiko yang dihadapi investor
semakin tinggi dan berdampak pada ketidakstabilan minat investor dalam
menginvestasikan modalnya. Sebagian investor cenderung menyukai
saham yang memiliki tingkat volatilitas yang tinggi karena peluang dalam
mendapatkan keuntungan akan semakin besar meskipun disisi lain akan
semakin besar resiko yang akan diperoleh.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis
beberapa faktor-faktor penyebab timbulnya volatilitas harga saham.
adanya bukti-bukti empiris yang menyebutkan bahwa volatilitas harga
saham disebabkan oleh good news yang diterima oleh perusahaan seperti
volatilitas harga saham dengan dividend yield, dividend payout ratio,
ukuran perusahaan, volatilitas laba, debt to asset ratio, pertumbuhan aset,
nilai buku per saham, dan frekuensi perdagangan
Dividend yield merupakan pembagian keuntungan yang diperoleh
dan diberikan kepada investor. Semakin tinggi dividend yield yang
dibagikan perusahaan dapat membuat pandangan investor bahwa
perusahaan tersebut menguntungkan. Hal ini dapat menarik investor untuk
menanamkan sejumlah sahamnya. Sehingga dapat mempengaruhi
kenaikan harga saham.
Dividend payout ratio merupakan presentase laba yang dibayarkan
kepada pemegang saham sebagai dividen per tahun (Mobarak dan Mahfud,
2017). Dividend payout ratio yang tinggi membuat semakin kuat sinyal
profitabilitas perusahaan sehingga akan mempengaruhi minat investor
dalam berinvestasi pada perusahaan tersebut.
Hal ini dapaat membuat harga saham meningkat. Ukuran
perusahaan mencerminkan kesadaran diri dari pihak manajemen mengenai
pentingnya informasi, baik bagi pihak internal perusahaan maupun pihak
eksternal perusahaan sekaligus menunjukkan seberapa besar informasi
yang terdapat didalamnya. Ukuran perusahaan pada dasarnya

2
pengelompokan perusahaan kedalam beberapa kelompok, yaitu
perusahaan kecil, sedang, dan besar. Ukuran perusahaan diukur dengan
menggunakan total aktiva. besar kecilnya ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Disebabkan oleh investor
hanya melihat deviden dari pada ukuran perusahaan.
Volatilitas laba merupakan indikator seberapa stabil laba yang
diperoleh perusahaan setiap tahun (Khurniaji dan Raharja, 2013). Suatu
perusahaan dengan tingkat volatilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa
perusahaan tersebut tinggi akan risiko. Hal ini membuat pandangan para
investor bahwa perusahaan tersebut kurang baik dan membuat daya minat
investor berkurang sehinga dapat menyebabkan harga saham menurun.

Debt to asset ratio merupakan rasio yang menunjukkan berapa


besar utang atau kewajiban perusahaan dibandingkan dengan modalnya.
Debt to asset ratio yang semakin tinggi membuat pendanaan dengan
hutang semakin besar dan semakin sulit bagi perusahaan untuk
mendapatkan tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak
mampu menutupi hutang-hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Hal
ini membuat pandangan investor bahwa perusahaan tersebut dalam
keadaan kurang baik dan dapat membuat harga saham mengalami
penurunan. Pertumbuhan aset merupakan kekayaan yang dimiliki suatu
entitas bisnis yang bisa diukur secara jelas.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan aset yang tinggi
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut sudah berkembang.
peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasional perusahaan
maka akan menambah daya tarik investor terhadap perusahaan. dengan
meningkatnya daya tarik investor maka harga suatu saham semakin
meningkat.
Nilai buku per saham merupakan nilai aset yang dikurangi dengan
sejumlah penyusutan nilai yang dibagikan selama umur pengguna aset

3
tersebut. Jika nilai buku persahaan semakin rendah, maka perusahaan
dalam membagikan labanya juga semakin berkurang. Hal ini dikarenakan
seberapa besar tingkat nilai aset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban.
Ketidakstabilan nilai buku per saham berdampak pada seberapa besar
volatilitas investor dalam menanamkan modalnya.
Frekuensi perdagangan merupakan banyaknya jumlah transaksi
pada periode tertentu. Frekuensi perdagangan saham yang semakin tinggi
mengindikasikan banyaknya saham tersebut aktif di perdagangkan karena
banyaknyainat investor akan saham tersebut. Sebaliknya, jika frekuensi
perdagangan saham sedikit menandakan bahwa saham tersebut kurang
diminati investor sehingga membuat harga saham tersebut menurun dan
ini berdampak pada volatilitas harga saham.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh dividend yield terhadap volatilitas harga saham?
2. Bagaimana pengaruh dividend payout ratio terhadap volatilitas harga
saham?
3. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap volatilitas harga
saham?
4. Bagaimana pengaruh volatilitas laba terhadap volatilitas harga saham?
5. Bagaimana pengaruh debt to asset ratioterhadap volatilitas harga
saham?
C. Tujuan
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh dividend yield terhadap
volatilitas harga saham.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh dividend payout ratio
terhadap volatilitas harga saham.
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan
terhadap volatilitasharga saham
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh volatilitas laba terhadap
volatilitas harga saham.

4
5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh debt to asset ratio terhadap
volatilitasharga saham.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. a. Pengertian Volatilitas
Volatilitas adalah tingkat fluktuasi harga dari sebuah saham atau sekuritas
dalam waktu ke waktu sehingga sering juga disebut sebagai “market
mood” karena berkaitan dengan naik turunnya harga sekuritas dalam kurun
waktu tertentu.Volatilitas bisa dijadikan sebagai acuan untuk menghitung
peluang dan risiko dari suatu sekuritas. Volatilitas juga bisa jadi acuan untuk
melihat pergerakan suatu sekuritas, volatilitas yang tinggi menunjukkan
bahwa pergerakan harga di pasar bergerak dengan cepat jika dibandingkan
dengan pasar dengan volatilitas rendah.
Dalam trading forex volatilitas merupakan hal penting yang sangat
diperhatikan karena keuntungan yang didapatkan investor berasal dari
pergerakan pasar.Akan hal ini tentu saja juga diikuti dengan risiko yang tinggi
karena fluktuasi pasar.
b. Jenis-Jenis Volatilitas
Berikut beberapa jenis volatilitas yang perlu kamu pahami:
1. Volatilitas Historis (Historical Volatility):
Volatilitas historis merupakan jumlah volatilitas yang dimiliki oleh
sebuah efek dalam setahun terakhir. Jenis ini melihat bagaimana
variasi harga saham dalam satu tahun terakhir. Apabila suatu saham
memiliki harga yang variatif dalam setahun terakhir berarti saham
tersebut memiliki nilai volatilitas yang tinggi.
2. Volatilitas Pasar (Market Volatility): 
Volatilitas pasar merupakan kecepatan perubahan harga di pasar
manapun termasuk di dalamnya pasar saham, komoditas dan valuta
asing. Peningkatan volatilitas pasar biasanya menandakan bahwa
kondisi sedang berada di dasar atau puncak pasar sudah dekat. Saat
menghadapi kondisi ini investor akan mengambil keputusan sesuai
dengan strategi investasi yang mereka miliki.

6
3. Volatilitas Tersirat (Implied Volatility):
Jenis ini mengacu kepada pandangan trader terhadap volatilitas
yang akan terjadi di masa mendatang. Hal ini mengacu tingkat
permintaan dan penawaran dari sebuah saham yang digunakan untuk
memprediksi naik turunnya sebuah saham di masa mendatang.

4. Volatilitas Saham:
Volatilitas saham menggunakan pengukuran yang disebut beta
yang bisa menjelaskan kepada anda seberapa baik harga sebuah saham
berkorelasi dengan Indeks Standard & Poor’s 500. Jika harga saham
bergerak sempurna sejalan dengan indeks maka nilai beta-nya akan 1
dan apabila lebih dari 1 artinya saham memiliki nilai yang tidak stabil
sehingga mudah berubah dan begitu juga sebaliknya. Angka ini bisa
menjadi salah satu acuan bagi investor untuk memilih saham untuk
investasi mereka.
c. Penyebab Terjadinya Volatilitas
Volatilitas terjadi karena beberapa hal, berikut beberapa hal yang dapat
menyebabkan terjadinya volatilitas:
1. Industri dan Sektor Bisnis
Perubahan dan munculnya tren baru menimbulkan volatilitas
terhadap industri dan sektor bisnis tertentu. Misalnya saja digitalisasi yang
membuat banyak bisnis menjadi berkembang pesat tapi juga menyebabkan
sebagian bisnis mengalami penurunan hingga bangkrut. Hal-hal seperti
akan seringkali terjadi sehingga anda sebagai investor harus bisa
mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi perubahan tersebut.
2. Kondisi Ekonomi dan Politik
Kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara akan sangat
berpengaruh terhadap volatilitas dari efek. Hal ini karena pemerintah
merupakan pihak yang mengatur berbagai kebijakan politik dan ekonomi
sehingga setiap kebijakan ekonomi dan politik yang diambil akan
mempengaruhi volatilitas dari sebuah saham.

7
Saat negara memiliki kondisi ekonomi dan politik yang stabil, maka nilai
sekuritas juga akan ikut stabil. Oleh sebab itu anda harus bisa melihat
sejauh mana dampak dari fenomena ekonomi dan politik terhadap
perubahan nilai instrumen investasi.
3. Performa Perusahaan
Volatilitas juga berkaitan dengan bagaimana performa perusahaan
sehingga perubahan harga saham sangat berkaitan dengan kinerja
perusahaan. Saat produk-produk yang ditawarkan inovatif dan laku di
pasar maka harga akan naik karena banyak investor tertarik untuk membeli
saham tersebut. Akan tetapi saat produk yang ditawarkan tidak sukses di
pasar maka harga akan turun karena investor mulai ragu dengan kinerja
perusahaan.

2. Permasalahan Dalam Volatilitas


1. Hipotesis Efisiensi Pasar
Menurut Hendriksen dan Brenda (2000), merupakan sebuah
teori investasi yang menyatakan bahwa di dalam pasar efisien, harga
saham selalu berhubungan dengan informasi yang ada di pasar
(Khurniaji dan Raharja 2013). Hal ini akan mengubah ekspektasi dari
para investor yang dapat berakibat pada perubahan harga. Pasar efisien
merupakan pasar yang menyesuaikan informasi secara cepat. Efisiensi
pasar bentuk lemah mencerminkan informasi yang terjadi di masa lalu.
Hal ini menyebabkan investor tidak mendapatkan keuntungan
dari informasi yang berasal dari siklus saham (Dow Theory), pola harga
saham (head and shoulders), serta moving averages dan sebagainya
(Godfrey et al. 2010, 408). Efisiensi pasar bentuk kuatmenyatakan
bahwa harga saham mencerminkan secara utuh semua informasi yang
relevan.
Menurut Khurniaji dan Raharja (2013), teori ini sulit dibuktikan
kebenarannya karena:

8
(1) Terdapat hukum yang melarang menggunakan informasi
private atau
internal untuk perdagangan saham;
(2) Informasi private sulit didapatkan oleh investor luar;
(3) Teori ini tidak menjelaskan secara rinci bagaimana informasi
private dapat tercermin dalam harga saham. Efisiensi pasar
bentuk setengah kuat, menurut Khurniaji dan Raharja (2013),
seluruh informasi yang dicerminkan pada harga pasar adalah
informasi yang hanya tersedia di pasar dan tidak ada informasi
internal. Teori ini merupakan yang terbaik diantara kedua teori
yang lain karena informasi akuntansi merupakan informasi yang
tersedia untuk publik (Godfrey et al. 2010, 408).
2. Dividend Yield dan Volatilitas
Harga Saham Dividend yield adalah tingkat pengembalian berupa
dividen atas investasi yang telah ditanamkan oleh investor (Khurniaji
dan Raharja 2013). Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap keputusan
investasi seorang investor dan perubahan keputusan investasi tersebut
dapat berdampak kepada harga saham ataupun volatilitas.
Penelitian Khurniaji dan Raharja (2013) menunjukkan dividend yield
berpengaruh negatif terhadap volatilitas harga saham. Hal ini disebabkan
semakin besar dividen yang dibayarkan, berarti semakin kuat sinyal
profitabilitas perusahaan di masa mendatang. Semakin rendah risiko yang
dihadapi investor dan akan berakibat menurunkan tingkat volatilitas harga
saham. Hipotesis yang diajukan adalah :
H1; Dividend yield berpengaruh terhadap volatilitas harga saham.
3. Dividend Payout Ratio dan Volatilitas
Harga Saham Dividend payout ratio adalah pengukuran tingkat
pengembalian investasi dalam bentuk dividen yang dialokasikan dari
total laba perusahaan (Darmadji dan Fakhruddin 2006, 201). Penelitian
Rashid dan Rahman (2008) menunjukkan bahwa dividend payout ratio
mempunyai pengaruh negatif terhadap volatilitas harga saham. Hal ini
disebabkan oleh semakin besar pembayaran dividen semakin kuat

9
sinyal profitabilitas perusahaan. Hal ini akan mengurangi risiko dalam
investasi dan berpengaruh terhadap naik turunnya harga saham.
Hipotesis yang diajukan adalah:
H2 : Dividend payout ratio berpengaruh terhadap volatilitas harga
saham.
4. Ukuran Perusahaan dan Volatilitas
Harga Saham Menurut Hashemijoo et al. (2012), saham
perusahaan kecil lebih likuid dibanding perusahaan besar, sehingga
menyebabkan harga sahamnya lebih volatil. Penelitian Hashemijoo et
al. (2012) menunjukkan pengaruh negatif ukuran perusahaan terhadap
volatilitas harga saham. Hal ini disebabkan oleh semakin besarnya
ukuran perusahaan maka diversifikasi aktivitas semakin besar, sehingga
perusahaan besar biasanya mempunyai lebih banyak informasi publik
dan dapat mengurangi tingkat volatilitas harga saham. Hipotesis yang
diajukan adalah :
H3; Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap volatilitas harga
saham.
5. Volatilitas Laba dan Volatilitas
Harga Saham Volatilitas laba adalah indikator seberapa stabil laba
yang diperoleh perusahaan setiap tahun (Khurniaji dan Raharja 2013).
Perusahaan yang memiliki tingkat pendapatan yang tidak stabil
merupakan sinyal kepada investor bahwa perusahaan memiliki risiko
yang tinggi untuk berinvestasi. Sinyal ini dapat mempengaruhi investor
untuk menjual saham perusahaan tersebut dalam jangka waktu yang
cepat, maka perusahaan dengan tingkat volatilitas laba yang tinggi
cenderung memiliki saham yang volatil. Hipotesis yang diajukan adalah
:
H4; Volatilitas laba berpengaruh terhadap volatilitas harga saham.
6. Debt to Asset Ratio dan Volatilitas
Harga Saham Debt to asset ratio menunjukkan tingkat hutang suatu
perusahaan atau bagaimana perusahaan membayar hutangnya dengan

10
aset yang dimiliki. Zakaria et al. (2012) menemukan bahwa debt to
asset ratio berpengaruh negatif terhadap volatilitas harga saham. Hal ini
terjadi karena dalam jangka pendek, dampak dari leverage dapat
menyebabkan peningkatan volatilitas harga saham sebagai reaksi dari
bad news dan penurunan volatilitas sebagai reaksi dari good news.
Hipotesis yang diajukan adalah :
H5; Debt to asset ratio berpengaruh terhadap volatilitas harga
saham.
7. Pertumbuhan Aset dan Volatilitas
Harga Saham Pertumbuhan aset merupakan indikator seberapa
besar perusahaan menggunakan dananya tersebut. Menurut Hashemijoo
et al. (2012), perusahaan yang dalam tingkat pertumbuhan cenderung
menggunakan laba untuk berinvestasi pada proyek baru dibanding
membagikan dividen kepada investor. Asghar et al. (2011) menemukan
bahwa pertumbuhan aset berpengaruh negatif terhadap volatilitas harga
saham. Hipotesis yang diajukan adalah :
H6 ; Pertumbuhan aset berpengaruh terhadap volatilitas harga
saham.
8. Nilai Buku per Saham dan Volatilitas
Harga Saham Penelitan Mgbame dan Ikhatua (2013) menunjukkan
bahwa nilai buku per saham berpengaruh terhadap volatilitas harga
saham. Hal ini disebabkan karena nilai buku per saham merupakan
informasi akuntansi dan segala bentuk informasi dalam pasar modal
sangat berhubungan dengan reaksi investor saham sehingga dapat
berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Hipotesis yang diajukan
adalah :
H7; Nilai buku per saham berpengaruh terhadap volatilitas harga
saham.

3. Random Walk Hypothesis


1. Teory Random walk

11
Informasi menjadi hal yang penting dalam pergerakan
harga saham karena diharapkan oleh para investor untuk
menganalisis dan mencoba untuk mengetahui pergerakan dari
harga saham. Informasi apa saja yang dapat digunakan untuk
memprediksi kinerja saham haruslah telah tersedia dalam harga
saham. Sebuah informasi yang mengindikasi bahwa sebuah harga
saham berada pada underpriced maka para investor akan berlomba
untuk membeli saham tersebut karena adanya peluang keuntungan
dalam saham tersebut. Saham yang banyak dibeli tersebut akan
mengakibatkan naiknya pemintaan sehingga harga saham tersebut
naik pada tingkat wajar.
Saham yang secara tiba-tiba naik hingga ke tingkat wajar
saat semua informasi telah tersedia pastilah dikarenakan terdapat
informasi baru tentang saham tersebut. Informasi terbaru pastilah
tidak dapat diprediksi (unpredictable), jika dapat diprediksikan
maka informasi tersebut akan termasuk dalam bagian informasi
yang diketahui para investor saat ini. Pada akhirnya perubahan
harga saham yang diakibatkan karena reaksi terhadap informasi
baru (unpredictable) juga bergerak secara tidak dapat diprediksi.
Berdasarkan argumen tersebut maka sebuah harga saham
akan mengikuti random walk (Bodie et al., 2008). Menurut Nayak
(2008) random walk adalah jalur variabel dari waktu ke waktu
yang menunjukkan tidak ada pola untuk diprediksi sama sekali. Di
bawah teori weak-form efficient market hypothesis, harga dari
sebuah sekuritas mencerminkan semua informasi tentang ekonomi,
pasar, dan sekuritas tertentu, dan harga akan menyesuaikan dengan
segera terhadap informasi baru (Nayak, 2008). Apabila harga dapat
ditentukan secara rasional, maka hanya informasi barulah yang
dapat menyebabkan terjadinya perubahan, sehingga random walk
akan menjadi hasil yang wajar dari sebuah harga yang selalu
mencerminkan semua informasi yang ada.

12
Random walk dianggap sebagai kondisi yang sesuai untuk
efisiensi pasar. Paradoks dari efisiensi pasar adalah setiap investor
percaya bahwa sebuah pasar adalah efisien, kemudian pasar akan
menjadi tidak efisien karena tidak ada yang menganalisa pasar.
Sebenarnya, efisiensi pasar bergantung pada peserta pasar yang
percaya bahwa pasar tidak efisien dan melakukan perdagangan
sekuritas dalam upaya mengungguli pasar tersebut. Pada
kenyataannya, pasar tidak sepenuhnya efisien atau tidak efisien.
Semua pasar efisien pada taraf tertentu, beberapa lebih daripada
yang lain. Pada pasar yang mengalami penurunan efisiensi pasar
secara substansial, investor yang mempunyai pengetahuan lebih
dapat mengungguli investor yang kurang berpengetahuan.
2. Efficient Market Hypothesis
Efficient market hypothesis (EMH) adalah sebuah hipotesis
yang menyatakan bahwa harga dari sebuah surat berharga
menggambarkan secara lengkap ketersediaan informasi tentang
surat berharga tersebut (Bodie et al., 2008). Mengapa investor
mengharapkan harga saham mencerminkan “semua informasi yang
tersedia”? Karena apabila investor mau meluangkan waktu dan
uang dalam mengumpulkan informasi maka mungkin masuk akal
apabila investor menemukan suatu informasi yang dilewatkan oleh
investor lain (Bodie et al., 2008).
Informasi mengenai saham tidak harus terbatas pada berita
tentang keuangan, informasi tentang politik, ekonomi, dan
peristiwa sosial dikombinasikan dengan bagaimana investor
mengartikan informasi-informasi tersebut apakah informasi itu
rumor atau benar akan terefleksikan pada harga saham. Informasi
sangat penting dalam pasar saham karena investor berharap dengan
mendapatkan informasi yang lebih maka dapat mengungguli pasar
dimana investasi dilakukan.

13
Efficient market hypothesis dapat dibagi menjadi tiga
bentuk, yaitu weak, semistrong, dan strong (Bodie et al., 2008).
Ketiga versi ini dibedakan oleh apa yang diartikan sebagai “semua
informasi yang tersedia”.
1. Weak-form Teori
weak-form menegaskan bahwa harga saham telah
merefleksikan semua informasi yang diperoleh dengan
menganalisa data dari pasar seperti riwayat harga masa
lalu, volume perdagangan, atau bunga jangka pendek.
Versi hipotesis ini menyiratkan bahwa trend analysis
tidak membuahkan hasil. Harga saham masa lampau
tersedia untuk umum dan secara virtual murah untuk
didapatkan. Teori weak-form beranggapan bahwa
apabila data seperti yang demikian dapat
menyampaikan sinyal yang dapat dipercaya tentang
kinerja masa depan maka investor sudah akan belajar
memanfaatkan sinyal tersebut. Pada akhirnya sinyal
tersebut akan kehilangan nilainya saat diketahui secara
luas karena sebuah sinyal beli akan menyebabkan
lonjakan harga secara cepat.
2. Semi strong-form
Teori semistrong-form menyatakan bahwa apabila
investor mempunyai akses informasi umum yang
tersedia yang mengenai prospek sebuah perusahaan
maka investor akan mengharapkan informasi tersebut
termasuk informasi mengenai fundamental data pada
lini produk perusahaan, kualitas management,
komposisi neraca keuangan, hak paten yang dimiliki,
peramalan pendapatan, dan akuntansi sebagai tambahan
harga saham masa lampau.
3. Strong-form

14
Pada teori ini menyatakan bahwa harga saham
semua informasi perusahaan yang relevan bahkan
termasuk informasi yang hanya dapat diakses oleh
orang bagian dalam perusahaan. Teori efficient market
hypothesis (EMH) sejalan dengan teori random walk
yang juga menyatakan bahwa closing price sebuah
saham adalah random walk dan karena peramalan
untuk harga saham hari esok (dalam random walk)
adalah harga saham hari ini.

4. Cara Perhitungan Volatilitas


Penghitungan volatilitas dilakukan menggunakan standar deviasi
dan varians. Standar deviasi sendiri merupakan akar kuadrat dari angka
varians. Untuk memulai penghitungan, terlebih dahulu kumpulkan rata-
rata data. Caranya adalah dengan menambahkan setiap nilai per bulan
kemudian dibagi dengan jumlah bulan. 
5. Soal Latihan
Misalnya sebuah perusahaan  memiliki nilai penutupan saham
bulanan $1 pada bulan pertama, $2 pada bulan kedua, dan seterusnya
hingga bulan ke 10. Maka rata-rata data adalah $1 + $2 + $3+....+$10
sehingga didapatkan $55. Bagi dengan jumlah bulan hingga didapatkan
rata-rata $5,50.
Selanjutnya hitung selisih setiap nilai dengan rata-rata yang
nantinya disebut deviasi. Misalnya $1 - $5,50 = -$4,50, $2 - $5,50 = -
$3,50, dan seterusnya. Setelah mendapatkan deviasi, kuadratkan untuk
menghilangkan nilai negatif yaitu 4,502 = 20.25, 3,502 = 12.25, dan
seterusnya.
Cari r dengan menambahkan setiap deviasi kuadrat yang nantinya
didapatkan $82,5. Kemudian bagi jumlah total deviasi kuadrat dengan
jumlah nilai data sehingga menghasilkan $8,25. Dari data tersebut, maka
standar deviasinya adalah $2,87.

15
Ukuran volatilitas lain yang digunakan adalah beta. Misalnya sebuah
saham memiliki nilai beta 1,1 yang berpindah 110% secara historis untuk
tiap 100 persen pergerakan berdasarkan tingkat harga. Contoh lain, saham
yang memiliki beta 0,9 bergerak 90 persen untuk setiap 100 persen
pergerakan.

Atau rumus volatilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai


berikut:

6. Kasus
Dicontohkan seorang investor sedang dalam proses membangun portofolio
pensiun. Karena dia berencana untuk pensiun beberapa tahun yang akan
datang, dia ingin mencari saham dengan volatilitas yang rendah serta
memiliki pengembalian stabil.
Ada dua perusahaan yang dipertimbangkan, yaitu Microsoft
Corporation dengan koefisiensi beta 0,93 sehingga sedikit kurang stabil.
Pilihan kedua adalah Shopify dengan koefisiensi beta 1,61 sehingga lebih
tidak stabil.
Kemungkinan besar investor akan memilih perusahaan Microsoft
Corporation untuk portofolio pensiun. Alasannya adalah karena

16
perusahaan ini mempunyai tingkat volatilitas yang lebih rendah serta nilai
jangka pendek yang lebih dapat diprediksi.
Volatilitas adalah ukuran statistik yang sangat penting untuk
dipahami ketika berkecimpung dalam dunia investasi. Dengan memahami
cara menghitung volatilitas, diharapkan Anda bisa menghindari saham
yang tidak stabil dan sulit diprediksi.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Volatilitas adalah tingkat fluktuasi harga dari sebuah saham atau
sekuritas dalam waktu ke waktu sehingga sering juga disebut sebagai
“market mood” karena berkaitan dengan naik turunnya harga sekuritas
dalam kurun waktu tertentu. Sebuah informasi yang mengindikasi bahwa
sebuah harga saham berada pada underpriced maka para investor akan
berlomba untuk membeli saham tersebut karena adanya peluang
keuntungan dalam saham tersebut. Tetapi informasi mengenai saham tidak
harus terbatas pada berita tentang keuangan, informasi tentang politik,
ekonomi, dan peristiwa sosial dikombinasikan dengan bagaimana investor
mengartikan informasi-informasi tersebut apakah informasi itu rumor atau
benar akan terefleksikan pada harga saham.

B. Saran
Tentunya penyusun sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di
atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun
nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

18
Dafta Pustaka

https://www.obligasi.co.id/2021/09/pengertian-volatilitas-jenis-cara-
menghitung.html
http://e-journal.uajy.ac.id/467/3/2MM00543.pdf
http://eprints.perbanas.ac.id/3838/8/ARTIKEL%20ILMIAH.pd
http://eprints.ums.ac.id/37007/3/BAB%20I.pdf
http://repo.darmajaya.ac.id/583/1/SKRIPSI%20GABUNG.pdf

19
20

Anda mungkin juga menyukai