Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PSAK 15: INVESTASI PADA ENTITAS


ASOSIASI DAN VENTURA BERSAMA”

KELOMPOK 2

▪ Karina A. Putri (023001501021)


▪ Yola Febriyanti (023001701130)
▪ Rini Widjaya (023001701133)
▪ Delvita Sari (023001701135)
▪ Julian

UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
S1 AKUNTANSI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah yang berjudul “PSAK: Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat dengan
menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca. Tujuan penulisan ini adalah
untuk melengkapi tugas mata kuliah Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini kedepannya.

Jakarta, 02 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
2.1. Tinjauan Teoritis dan PSAK 15 ................................................................................................ 2
2.2. Pengaruh Signifikan................................................................................................................. 3
2.3. Metode Ekuitas ....................................................................................................................... 4
2.4. Tanggal Efektif......................................................................................................................... 6
2.5. Penarikan ................................................................................................................................ 6
BAB III Contoh Implikasi penerapan PSAK 15 bagi Stakeholder .............................................. 7
BAB IV Kesimpulan ............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin derasnya arus globalisasi yang menghilangkan batas-batas geografis dalam


kegiatan perekonomian telah menuntut adanya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
yang seragam dan dapat diterima diberbagai negara. Setiap negara memiliki standar akuntansi
yang berbeda dengan negara lain, karena disebabkan berbagai factor diantaranya, yaitu
kondisi ekonomi, ideologi ekonomi yang dianut, kondisi politik, social dan budaya di setiap
negara.
Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan yang bersifat
ekonomi juga dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus mengalami perubahan karena
adanya globalisasi, baik lingkungan bisnis yang pertumbuhannya baik, stagnasi maupun
depresi. Transaksi antar negara, dan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda mengakibatkan
munculnya kebutuhan akan standar akuntansi secara internasional.
International Financial Reporting Standards (IFRS) menjadi trend topic yang hangat
bagi akuntan dan top manajemen pada perusahaan-perusahaan yang sudah terjun di Bursa
Efek global dan juga para akademisi serta para Auditor. Hal ini dikarenakan melemahnya
standar yang diusung oleh Amerika Serikat yaitu US GAAP. Para ahli beranggapan bahwa
US GAAP sebetulnya penuh dengan masalah karena terlalu di anggap rule based dan
memberikan aturan sampai ke hal yang kecil. Anggapan tersebut timbul setelah banyaknya
kejadian mega skandal yang terjadi di Amerika yang melibatkan korporasi-korporasi raksasa
seperti Enron, Adhelpia, Wordcom dan lain-lain.
Sifat US GAAP yang rule based itu telah memberikan motivasi kepada para pelaku
keajahatan korporasi di Amerika Serikat untuk melaukan aggressive accounting dan creative
accounting dengan cara mencari celah yang ada pada standar akuntansi dan pelaporan
keuangan tersebut. Berbeda dengan IFRS, IFRS dianggap lebih principle based dan hal-hal
kecil cukup diatur dengan interpretasi atas aturan pokoknya. Hal ini membuat IFRS lebih
supel dan menyeluruh, walaupun rawan terhadap berbagai interpretasi.
Sedangkan Indonesia yang awalnya berkiblat ke standar yang diusung oleh Amerika
itu kini telah merubah haluannya ke IFRS. Sebenarnya sejak tahun 1994, telah menjadi
kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan IAS sebagai dasar
untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. Di tahun 1995, IAI melakukan
revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, kebanyakan konsisten dengan
IAS. Pertengahan Agustus 2004, Dirjen Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai mengundang
DPN-IAI, kompartemen IAI, DSAK-IAI, DSPAP-IAI KAP, Bapepam, KSAPPD untuk
mendiskusikan kesiapan profesi akuntan melakukan konvergensi standar yang berlaku
internasional. Sebagai full member dari IFAC, IAI berkewajiban memenuhi butir-butir
Statements of Membership Obligation (SMO) diantaranya penerapan IFRS (Muchlis, 2011).
Dalam penerapan IFRS Indonesia menggunakan Strategy Gradual, yaitu adopsi
dilakukan secara bertahap. Tahun 2008 sampai dengan 2010 Indonesia masih dalam tahap
adopsi dan pada tahun 2011 Indonesia memasuki tahap persiapan akhir. IAI menargetkan
tahap persiapan akhir ini hanya dalam jangka waktu satu tahun, karena periode 1 Januari
2012 Indonesia resmi menerapkan IFRS. Dari pemaparan di atas penulis tertarik untuk
membahas mengenai perubahan-perubahan yang terjadi dalam Standar Akuntansi yang
berlaku di Indonesia yang secara lebih khusus penulis akan membahas mengenai PSAK 15
yaitu mengenai Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.

1
1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang dibahas dan apa
yang diungkapkan PSAK 15 mengenai investasi pada entitas asosiasi dan pembahasan
tentang ventura bersama serta memahami contoh implikasi kasus dengan PSAK 15 sebagai
acuan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Teoritis dan PSAK 15

PSAK No. 15 Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi mengatur


mengenai investasi saham dalam perusahaan asosiasi (associates). PSAK ini tidak mengatur
mengenai:

• investasi saham dalam entitas anak (subsidiary),


• organisasi modal ventura,
• reksadana,
• unit perwalian, dan
• entitas sejenis termasuk dana asuransi.

Diterapkan oleh seluruh entitas yang merupakan investor dengan pengendalian


bersama atau pengaruh signifikan terhadap investee.

Perbedaan PSAK 15 lama vs PSAK 15 versi 2013

PSAK 15 VERSI 2013 PSAK 15 VERSI LAMA


Ruang Lingkup Pengecualian untuk investasi Tidak ada pengecualian
pada entitas asosiasi yang tersebut.
dicatat dengan PSAK 55 (fair
value option)
Pengaruh • Indikator kuantitatif • Indikator Kuantitatif
Signifikan dan kualitatif • Hilangnya secara
• Hilangnya secara absolut
absolut dan relative
(hak suara potensial)
Metode Metode Ekuitas Metode Ekuitas dan metode
Akuntansi biaya (pembatasan jangka
Panjang dan tujuan dijual
dalam jangka pendek)

2
DEFINISI ENTITAS ASOSIASI

➢ Entitas Asosiasi
Adalah suatu entitas termasuk entitas non-korporasi seperti persekutuan, dimana
investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun
bagian partisipasi dalam ventura bersama.

➢ Entitas anak (subsidiary)


Adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, yang
dikendalikan oleh entitas lain (yang dikenal sebagai entitas induk)

➢ Ventura bersama (joint venture)


Adalah perjanjian Ventura bersama (joint venture) adalah perjanjian kontraktual
dimana dua atau lebih pihak menjalankan aktivitas ekonomi yang tunduk pada
pengendalian bersama pengendalian bersama.

➢ Venturer Bersama
Adalah pihak dalam ventura bersama yang memiliki pengendalian bersama atas
ventura bersama tersebut
➢ Pengendalian bersama
Adalah Persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian atassuatu pengaturan,
yang ada hanya ketika keputusan tentangaktivitas relevan mensyaratkan persetujuan
dengan suarabulat dari seluruh pihak yang berbagi pengendalian

2.2 Pengaruh Signifikan

Pengaruh Signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan


kebijakan keuangan dan operasional investee, tetapi tidak mengendalikan atau
mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.

1. Indikasi Kuantitatif
✓ Hak suara ≥20% dianggap memiliki pengaruh signifikan, kecuali dapat
dibuktikan sebaliknya.
✓ Hak suara <20% dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan, kecuali dapat
dibuktikan sebaliknya

2. Indikasi Kualitatif
✓ Keterwakilan dalam dewan direksi dan komisaris atau organ setara di investee
✓ Partisipasi proses pembuatan kebijakan, termasuk dividen dan distribusi lain
✓ Transaksi material investor dengan investee
✓ Pertukaran personel manajerial
✓ Penyediaan informasi teknis pokok

3
INVESTASI PADA EKUITAS

Tidak ada pengaruh Pengaruh Pengendalian Pengendalian


signifikan signifikan Bersama

<20% 20% < 50% ≤50% >50%

Instrumen Perusahaan Ventura Anak

Keuangan Asosiasi Bersama Perusahaan

Nilai wajar Metode Metode Konsolidasi


Ekuitas Ekuitas/Konsolidasi
FVPL/AFS
proporsional

Keterangan:

▪ Kepemilikan saham sebesar 20% sampai dengan 50% dinyatakan sebagai


kepemilikan yang mempunyai pengaruh signifikan. Sebagai konsekuensinya entitas
tersebut diwajibkan untuk melakukan pencatatan dengan metode ekuitas.
▪ Pengaruh signifikan tidak serta merta diperoleh sebuah entitas meskipun memiliki
saham sebanyak 30% misalnya, sebab kepemilikan sejumlah 30% tersebut hanyalah
merupakan salah satu indikasi kuantitatif.

2.3 Metode Ekuitas

Metode Ekuitas adalah metode akuntansi dimana investasi pada awalnya diakui
sebesar biaya perolehan kemudian ditambah atau dikurangi untuk mengakui laba atau rugi
investee setelah tanggal perolehan. Pengakuan atas pendapatan komprehensif investee
diakui sebagai pendapatan komprehensif dan kenaikan investasi pada pembukuan investor
dan distribusi dari investee mengurangi nilai tercatat investasi.

Beberapa Penerapan metode ekuitas, sebagai berikut:

1. Pendapatan komprehensif dalam pencatatan investor dihapus atau disesuikan


• Jika aset terkait pendapatan komprehensif tersebut dilepaskan.
• Investor kehilangan pengaruh signifikan. Terdapat perubahan
kepemilikan.
2. Penerapan metode konsolidasi digunakan dalam metode ekuitas untuk transaksi
antar investor dan investee.
• Laba rugi rugi transaksi hulu (penjualan dari investor) atau hilir hanya
diakui sebesar bagian dari investor lain dalam entitas asosiasi.
4
• Laba rugi entitas asosiasi dari transaksi tersebut dieliminasi.

Dalam penggunaan metode ekuitas, perusahaan harus menghentikan


penggunaan metode ekuitas tersebut ketika:
1. Jika investasi menjadi investasi entitas anak, maka entitas mencatat investasinya
sesuai dengan PSAK 22: Kombinasi Bisnis dan PSAK 65: Laporan Keuangan
Konsolidasian
2. Jika sisa kepentingan dalam entitas asosiasi atau ventura bersama merupakan aset
keuangan, maka entitas mengukur sisa kepentingan tersebut pada nilai wajar. Nilai
wajar dari sisa kepentingan dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan
awal sebagai aset keuangan sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran.
3. Ketika entitas menghentikan penggunaan metode ekuitas, entitas mencatat seluruh
jumlah yang sebelumnya telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain yang
terkait dengan investasi tersebut menggunakan dasar perlakuan yang sama dengan
yang disyaratkan jika investee telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas
terkait.
4. Jika investasi pada entitas asosiasi menjadi investasi pada ventura bersama atau
sebaliknya investasi pada ventura bersama menjadi investasi pada entitas asosiasi,
maka entitas melanjutkan penerapan metode ekuitas dan tidak mengukur kembali
kepentingan yang tersisa.

Prosedur Metode Ekuitas

Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari transaksi “hilir” dan “hulu”
antara entitas (termasuk entitas anak yang dikonsolidasi) dan entitas asosiasinya atau
ventura bersamanya diakui dalam laporan keuangan entitas tersebut hanya sebesar
bagian investor lain dalam entitas asosiasi atau ventura bersama. Transaksi “hilir”
adalah, sebagai contoh, penjualan aset dari entitas asosiasi atau ventura bersama
kepada investor. Transaksi “hulu” adalah, sebagai contoh, penjualan atau kontribusi
aset dari investor kepada entitas asosiasinya atau ventura bersamanya. Bagian investor
atas keuntungan atau kerugian entitas asosiasi atau ventura bersama yang dihasilkan
dari transaksi tersebut dieliminasi.
Ketika transaksi “hulu” memberikan bukti penurunan nilai realisasi neto dari
aset yang akan dijual atau dikontribusikan, atau kerugian penurunan nilai aset
tersebut, maka kerugian tersebut diakui secara penuh oleh investor. Ketika transaksi
“hilir” memberikan bukti kerugian penurunan nilai realisasi neto dari aset yang akan
dibeli atau penurunan nilai aset tersebut, investor mengakui sebesar bagiannya dalam
kerugian tersebut
Investasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas sejak tanggal investasi
tersebut memenuhi definisi entitas asosiasi atau ventura bersama. Pada saat perolehan
investasi, setiap selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian entitas atas
nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi dari investee dicatat dengan cara

5
sebagai berikut: (a) Goodwill yang terkait dengan entitas asosiasi atau ventura
bersama termasuk dalam jumlah tercatat investasi. Amortisasi goodwill tersebut tidak
diperkenankan. (b) Setiap selisih lebih bagian entitas atas nilai wajar neto aset dan
liabilitas teridentifikasi dari investee terhadap biaya perolehan investasi dimasukkan
sebagai penghasilan dalam menentukan bagian entitas atas laba rugi entitas asosiasi
atau ventura bersama pada periode investasi diperoleh. Penyesuaian terhadap bagian
entitas atas laba rugi entitas asosiasi atau ventura bersama setelah perolehan dilakukan
untuk mencatat, sebagai contoh, penyusutan dari aset yang tersusutkan berdasarkan
nilai wajarnya pada tanggal perolehan. Serupa dengan hal tersebut, penyesuaian
terhadap bagian entitas atas laba rugi entitas asosiasi atau ventura bersama setelah
perolehan dilakukan untuk rugi penurunan nilai yang diakui oleh entitas asosiasi,
misalnya goodwill atau aset tetap.

Laporan keuangan terkini entitas asosiasi atau ventura bersama yang tersedia
digunakan oleh entitas dalam menerapkan metode ekuitas. Jika akhir periode
pelaporan entitas berbeda dengan entitas asosiasi atau ventura bersama, maka entitas
asosiasi atau ventura bersama menyajikan (untuk digunakan oleh entitas) laporan
keuangan dengan tanggal yang sama dengan laporan keuangan entitas, kecuali hal
tersebut tidak praktis.

Jika laporan keuangan entitas asosiasi atau ventura bersama yang digunakan
dalam menerapkan metode ekuitas disusun berbeda dari tanggal entitas, maka
penyesuaian dilakukan terhadap dampak dari transaksi atau peristiwa signifikan yang
terjadi di antara tanggal laporan keuangan entitas asosiasi atau ventura bersama
dengan tanggal laporan keuangan entitas. Dalam kasus apapun, perbedaan antara
akhir periode pelaporan entitas asosiasi atau ventura bersama dengan akhir periode
pelaporan entitas tidak boleh lebih dari tiga bulan. Panjangnya periode pelaporan dan
perbedaan apapun antara akhir periode pelaporan adalah sama dari periode ke periode.

Laporan keuangan entitas disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi


yang sama untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan serupa.

2.4 Tanggal Efektif


Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2015.

2.5 Penarikan
Pernyataan ini menggantikan: PSAK 15 (2009): Investasi pada Entitas
Asosiasi.

6
BAB III
CONTOH IMPLIKASI PENERAPAN PSAK 15 BAGI STAKEHOLDER

Contoh 1

A Ltd adalah sebuah anak perusahaan (subsidiary) yang berdomisili di Pakistan dan bergerak
dalam bidang farmasi. Pemegang saham mayoritas adalah B Inc. yang berdomisili di Amerika Serikat.
Sedangkan pemegang saham lainnya, yaitu pemegang saham minoritas (minority shareholder’s), hanya
memiliki kurang dari 0,5% dari jumlah saham A Ltd. Dalam laporan keuangannya, A Ltd menunjukkan
kinerja keuangan yang jelek, sehingga menderita kerugian yang mengakibatkan modal pemegang saham
menjadi berkurang. Atas dasar hal tersebut, pemegang saham minoritas komplain ke Pengadilan Tinggi di
Karachi dengan alasan bahwa kondisi kinerja keuangan yang jelek tersebut disebabkan karena A Ltd
melakukan praktik transfer pricing dengan membebankan biaya pembelian bahan baku obat yang dibeli
dari B Inc. dengan harga yang tinggi (artificially high price). Pemegang saham minoritas tersebut
berpendapat bahwamark-up harga beli bahan baku obat yang sangat tinggi tersebut menyebabkan A Ltd
menderita kerugian.
Pihak Pengadilan juga berpendapat sama dengan pemegang saham minoritas. Pengadilan mengutip
Laporan Audit (auditor’s report ) tahun 2003 yang menyatakan bahwa: ” ..... Laporan Keuangan A Ltd adalah
merupakan konsekuensi langsung dari keputusan manajemen...,dan keputusan manajemen tersebut
adalah untuk kepentingan pemegang saham mayoritas, yang merupakan pemasok utama
bahan baku obat.”
Laporan Audit juga memberikan catatan bahwa 60% dari bahan baku obat yang dibeli oleh A Ltd
adalah berasal dari B Inc. Laporan tersebut juga menyajikan perbandingan harga yang dibebankan oleh B Inc
dan pemasok lainnya yang independen. Salah satu bahan baku obat yang dibeli dari B Inc adalah USD
30.000/Kg, sedangkan harga dari pihak lain yang independen adalah USD 500/Kg. Bahan baku lainnya yang
dibeli dari B Inc. adalah USD 8.750/Kg, sedangkan harga dari pihak lain yang independen adalah USD
125/Kg.
Pengadilan berkesimpulan bahwa meskipun akuntan publik ”telah bekerja dengan baik
dan menghasilkan pendapat yang fair, akan tetapi akuntan publik tidak mempertimbangkan dampak dari
praktik transfer pricing yang dilakukan oleh B Inc. terhadap laporan keuangan A Ltd dan nilai saham dari
pemegang saham minoritas. Oleh karena itu, pemegang saham minoritas sudah sewajarnya mendapatkan
kompensasi atas tindakan yang telah dilakukan B Inc yang tidak fair. Atas dasar argumentasi tersebut,
pengadilan memerintahkan kepada akuntan publik untuk menghitung ulang nilai saham A Ltd dengan asumsi
tidak ada manipulasi harga.

7
Contoh 2

Investor membeli 20% saham Investee (PT X) seharga $100,000 pada awal tahun 20X1.
Investor dinilai memiliki pengaruh signifikan atas investee.

Jurnal:
Investasi pada PT X 100,000
Kas 100,000

PT X melaporkan laba bersih $60,000

Jurnal:
Investasi pada PT X 12,000
Bagian laba pada PT X 12,000
*20% x $ 60,000

PT X mengumumkan dividen $20,000.

Jurnal:
Piutang/Kas 4,000
Investasi pada PT X 4,000
*20% x $ 20,000

Investasi pada PT X
Perolehan awal 100,000 Dividen ($20,000 x .20) 4,000
Bagian laba ($60,000 x .20) 12,000
Saldo Akhir 108,000

Jika Investor membeli saham Investee pada tanggal 1 Oktober seharga $109,000, maka:

Investasi pada PT X
Perolehan awal 109,000 Dividen ($20,000 x .20) 4,000
Bagian laba(60,000x1/4x.20) 3,000
Saldo Akhir 108,000

8
Tanggal 31 Desember 20X2, PT X mengakuipeningkatan nilai wajar atas Available for Sale
Securities dengan mencatat :

Jurnal:
Investasi Tersedia untuk Dijual 10,000
Pendapatan komprehensif lain 10,000

Atas kejadian tersebut, Investor akan mencatat:

Investasi Tersedia untuk Dijual 2,000


Pendapatan komprehensif lain 2,000
*20% x $10,000

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

PSAK 15 ini membahas mengenai Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi investasi pada entitas
asosiasi dan mengatur penerapan metode ekuitas pada akuntansi investasi pada entitas
asosiasi dan ventura bersama. Pernyataan ini diterapkan oleh seluruh entitas yang merupakan
investor dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas investee. Penyertaan
saham Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan persentase kepemilikan paling sedikit 20 %
tetapi tidak lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, dicatat dengan metode
Ekuitas sebesar biaya perolehan, ditambah atau dikurangi dengan bagian laba atau rugi bersih
serta dikurangi dividen yang diterima setelah tanggal perolehan anak perusahaan sesuai
dengan persentase kepemilikannya. Sedangkan penyertaan saham dengan kepemilikan
kurang dari 20 % dicatat dengan metode Biaya Perolehan.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/psak-15-560d6304b1998.html

PSAK 15, Investasi Pada Entitas Asosiasi Dan Ventura Bersama. 2015. Ikatan Akuntansi
Indonesia

https://www.infoakuntan.me/2015/04/investasi-pada-entitas-asosiasi.html

https://www.slideshare.net/SriApriyantiHusain/psak15investasipadaentitasasosiasiias28240712

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/martani/material/psak15investasipadaentitasasosiasi.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai