Anda di halaman 1dari 4

A.

Studi Kasus Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual pada Bank MNC Internasional
Tbk

Penyajian aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dalam laporan posisi keuangan PT
Bank MNC Internasional Tbk disajikan sebagai berikut:

Berdasarkan ikhtisar kebijakan akuntansi Bank MNC Internasional Tbk tahun 2016, aset
tidak lancar yang dimiliki untuk dijual (atau kelompok lepasan) diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi
penjualan dari pada melalui pemakaian berlanjut (Paragraf 06 PSAK 58). Kondisi ini dianggap
memenuhi hanya ketika aset (atau kelompok lepasan) adalah berada dalam keadaan segera
dapat dijual dengan syarat- syarat yang biasa dan umum diperlukan dalam penjualan aset (atau
kelompok lepasan) tersebut dan penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable)
(Paragraf 07 PSAK 58). Manajemen harus memiliki komitmen untuk menjual dan penjualan
diharapkan untuk diselesaikan dalam waktu satu tahun sejak tanggal reklasifikasi(Paragraf 08
PSAK 58). Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) diklasifikasi sebagai yang dimiliki untuk
dijual diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah
dikurangi biaya untuk menjual (Paragraf 15 PSAK 58).

Selanjutnya, dalam Catatan atas Laporan Keuangan angka 14 dinyatakan bahwa Bank
MNC Internasional Tbk bermaksud untuk menjual tanah dan bangunan yang tidak lagi
digunakan dalam waktu 12 bulan mendatang dengan jumlah tercatat sebesar Rp 2.407 juta.
Bangunan tersebut sebelumnya digunakan dalam operasional Bank. Tidak terdapat penurunan
nilai yang diakui atas reklasifikasi tanah dan bangunan menjadi aset tidak lancar yang dimiliki
untuk dijual pada tanggal 31 Desember 2016, manajemen mengestimasi bahwa nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual adalah lebih tinggi dari jumlah tercatatnya.

B. Studi Kasus Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual pada Bank Ganesha Tbk

Dalam tahun berjalan, Bank telah menerapkan sejumlah amandemen dan interpretasi
PSAK yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan
Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai
pada 1 Januari 2017 di antaranya PSAK 58 (penyesuaian) tentang Aset Tidak Lancar yang
Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.

Secara umum, kebijakan akuntansi terkait aset tidak lancar dimiliki untuk dijual Bank
Ganesha Tbk sama dengan Bank MNC Internasional Tbk. PSAK 58 yang diadopsi keduanya
sama yaitu meliputi Paragraf 06, 07, 08, 15. Yang membedakan adalah penyajiannya dalam
laporan keuangan. Bank Ganesha Tbk menyajikan aset tidak lancar dimiliki untuk dijual
sebagai bagian dari Aset Lain-Lain sedangan Bank MNC Internasional Tbk menyajikan aset
tidak lancar dimiliki untuk dijual sebagai akun tersendiri dalam Aset Tetap.
Berikut ini adalah penyajian aset tidak lancar dimiliki untuk dijual Bank Ganesha Tbk:

Dalam catatan atas laporan keuangan angka 12 dinyatakan bahwa:

Bank bermaksud untuk menjual sebuah bangunan ruko yang tidak lagi digunakan dalam waktu
12 bulan mendatang dengan jumlah tercatat sebesar Rp 1.100 juta. Properti tersebut
sebelumnya digunakan dalam operasional Bank. Pencarian pembeli sedang berlangsung. Tidak
terdapat penurunan nilai yang diakui atas reklasifikasi tanah dan bangunan menjadi asset tidak
lancar dimiliki untuk dijual pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, manajemen
mengestimasi bahwa nilai wajar (estimasi berdasarkan harga pasar saat ini atas properti dan
lokasi yang sama) dikurangi biaya untuk menjual adalah lebih tinggi dari jumlah tercatatnya.
Jumlah tersebut sesuai dengan CaLK bagian aset tetap yang menyatakan bahwa pada tahun
2016, bangunan ruko telah direklasifikasi sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual
dalam kelompok aset lain-lain dengan nilai buku sebesar Rp 1.100 juta.

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual Bank Ganesha Tbk terdiri dari bangunan ruko yang
sebelumnya dipakai dalam operasional Bank. Pencarian pembeli sedang berlangsung.

C. Studi Kasus Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual pada PT Batavia Prosperindo
Finance Tbk

Dalam ikhtisar kebijakan akuntansi perusahaan pada bagian “Aset Dimiliki untuk Dijual”,
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk mengadopsi PSAK 58 Paragraf 06, 07, 08, 15 seperti
pada Bank Ganesha Tbk dan Bank MNC Internasional Tbk. Namun, dalam ikhtisar PT Batavia
Prosperindo Finance Tbk menambahkan beberapa paragraf lainnya yaitu:

Kerugian penurunan nilai awal atau selanjutnya diakui atas penurunan nilai aset ke nilai
wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual aset (Paragraf 20 PSAK 58). Keuntungan diakui
atas peningkatan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset, tetapi tidak boleh melebihi
akumulasi rugi penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya (Paragraf 21 PSAK 58).
Keuntungan atau kerugian yang sebelumnya tidak diakui pada tanggal penjualan aset tidak
lancar diakui pada tanggal penghentian pengakuan (Paragraf 24 PSAK 58).

Aset boleh disusutkan atau diamortisasi selama diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual. Namun, hal ini bertentangan dengan Paragraf 25 PSAK 58 yang menyatakan bahwa
entitas tidak boleh menyusutkan (atau mengamortisasi) aset tidak lancar yang diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual atau selama menjadi bagian dari kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.

Dalam CaLK bagian aset tetap, dinyatakan pada tanggal 31 Desember 2015, perusahaan
mereklasifikasi kendaraan dari aset tetap ke aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dalam akun
asset lain-lain (Catatan 15) dengan nilai buku sebesar Rp 69.764.957, sebagai bagian dari
pengurangan/ reklasifikasi aset tetap selama tahun 2015.

Penyajian aset dimiliki untuk dijual dalam laporan posisi keuangan diklasifikasikan sebagai
bagian dari Aset Lain-lain.

Penjelasan dalam CaLK angka 15, aset dimiliki untuk dijual masing-masing terdiri dari
bangunan dan kendaraan per 31 Desember 2017 dan 2016 yang akan dijual setelah periode
pelaporan. Aset dimiliki untuk dijual per 31 Desember 2015 telah dijual pada tahun 2016. Rugi
penjualan aset dimiliki untuk dijual diakui sebagai bagian dari “Penghasilan lain-lain” pada
laporan laba rugi.

Anda mungkin juga menyukai