Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Di bidang perekonomian yang semakin maju pasti akan berpengaruh pada
setiap perusahaan, baik swasta maupun perusahaan pemerintah. Setiap
perusahaan pasti memerlukan sebuah laporan keuangan untuk mengikhtisarkan
posisi keuangannya.
Laporan posisi keuangan adalah salah satu laporan keuangan dasar yang
biasanya disusun oleh organisasi yang mencari laba, untuk digunakan oleh
investor, kreditor, dan pengambilan keputusan eksternal yang lainnya. Laporan
posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan dengan komponen asset
(harta/asset) dan pasiva (kewajiban dan modal/payable and equity). Aset terdiri
dari aset lancar (current asset), aset tetap (fixed asset) dan aset lain-lain (other
asset).
Dalam menyusun laporan keuangan asset tetap merupakan salah satu
baian penting dalam penyajian nya. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus
sangat teliti dan cermat dalam pengolahan aset tetap karena sangat berpengaruh
terhadap kewajaran penilaian dalam laporan keuangan. Selain itu, aset tetap
sangat penting dalam menunjang aktifitas perusahaan karena aset tetap dapat
berfungsi sebagai komponen pendukung dalam menjalankan suatu kegiatan
sehingga dapat meningkatkan produktifitas suatu perusahaan. Asset tetap sebeuah
perusahaan berbeda beda satu dengan yang lain tergantung kepada aktivitas
perusahaan itu sendiri
.Dalam PSAK No.16, “Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh
dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan
dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Transaksi antara induk dan anak perusahaan yang melibatkan penjualan
dan pembelian aset tetap akan menimbulkan keuntungan yang belum direalisasi

4
dan kerugian yang belum direalisasi dari sudut pandang konsolidasi. Keuntungan
atau kerugian yang belum direalisasi ini harus dieliminasi dalam melaporkan hasil
operasi dan posisi keuangan konsolidasi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu Transaksi Penjualan Aset tetap Yang Disusutkan?
b. Apa konsep Transaksi Jual Beli Aset Tetap?
c. Bagaimana Jurnal Eliminasi ?

1.3 Tujuan Makalah


a. Untuk Mengetahui Apa itu Transaksi Penjualan Aset tetap Yang Disusutkan.
b. Untuk Mengetahui Apa konsep Transaksi Jual Beli Aset Tetap.
c. Untuk Mengetahui Bagaimana Jurnal Eliminasi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Transaksi Penjualan Aset Tetap Yang Disusutkan


Transaksi penjualan aset tetap yang disusutkan dalam transaksi hulu hilir
merujuk pada penjualan aset tetap yang telah mengalami proses penyusutan
dalam perusahaan. Transaksi ini terjadi dalam konteks aliran bisnis dari hulu ke
hilir, yang berarti aset tersebut awalnya digunakan dalam proses produksi atau
operasi perusahaan (hulu) dan kemudian dijual kepada pihak lain (hilir).
Aset tetap adalah aset yang digunakan dalam operasi perusahaan dalam
jangka panjang, seperti mesin, kendaraan, atau gedung. Penjualan aset tetap yang
telah disusutkan dapat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan. Perbedaan
antara nilai buku aset (nilai aset setelah penyusutan) dan harga penjualan akan
menciptakan keuntungan atau kerugian yang perlu dicatat dalam laporan
keuangan. Selain itu, transaksi ini juga memengaruhi perhitungan pajak
perusahaan karena ada potensi pajak atas keuntungan penjualan aset tetap yang
telah disusutkan. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan pengaruh
transaksi ini terhadap laporan keuangan dan perpajakan mereka. Transaksi hulu
dan hilir dalam penjualan aset tetap yang disusutkan merujuk pada dua tahap
dalam proses penjualan aset tetap yang telah mengalami penyusutan.
a. Transaksi Hulu (Upstream Transaction)
Pada tahap ini, aset tetap yang telah disusutkan dijual atau dipindahkan
oleh perusahaan kepada pihak luar. Transaksi hulu adalah langkah awal dalam
proses penjualan aset tetap yang telah disusutkan. Pada tahap ini, perusahaan
mencatat penjualan aset tetap, dan jika hasil penjualan lebih tinggi dari nilai
tercatatnya, maka laba atas penjualan aset tetap tersebut akan diakui.
b. Transaksi Hilir (Downstream Transaction)
Transaksi hilir adalah tahap di mana perusahaan mencatat dampak
penjualan aset tetap yang telah disusutkan pada laporan keuangan. Pada tahap
ini, perusahaan menghitung selisih antara hasil penjualan aset dan nilai

6
tercatatnya. Selisih tersebut, yang dikenal sebagai "keuntungan atau kerugian
atas penjualan aset tetap," dicatat dalam laporan laba rugi perusahaan.

Penting untuk mencatat bahwa ketentuan akuntansi yang berlaku, seperti


peraturan penyusutan dan peraturan tentang pengakuan laba atas penjualan aset tetap,
dapat bervariasi berdasarkan standar akuntansi yang diterapkan oleh suatu negara atau
organisasi. Oleh karena itu, perlu untuk merujuk kepada standar akuntansi yang berlaku
di wilayah atau yurisdiksi yang bersangkutan.

2.2 Konsep Jual Beli Aset Tetap


Konsep transaksi jual beli aset tetap yang disusutkan antara entitas induk dan
entitas anak melibatkan beberapa prinsip akuntansi terkait dengan transaksi
semacam ini. Beberapa konsep yang relevan termasuk:
a. Penilaian Aset
Aset tetap yang dijual oleh entitas anak kepada entitas induk harus dinilai
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, seperti Nilai Wajar atau Nilai
Buku. Penilaian ini harus adil dan mencerminkan nilai yang sebenarnya.
b. Harga Jual
Harga jual aset tetap yang disusutkan harus ditetapkan berdasarkan negosiasi
yang wajar antara entitas anak dan entitas induk. Harga jual ini harus
mencerminkan kondisi pasar saat transaksi terjadi.
c. Penyusutan Aset
Setelah transaksi penjualan, entitas induk harus menghentikan penyusutan
atas aset yang dijual. Selain itu, entitas anak akan menghentikan penyusutan
pada aset yang dijual.
d. Pelaporan Keuntungan atau Kerugian
Perbedaan antara harga jual dan nilai tercatat aset tetap yang dijual akan
menghasilkan keuntungan atau kerugian. Keuntungan atau kerugian ini harus
dicatat dalam laporan keuangan keduanya.
e. Pengungkapan

7
Kedua entitas harus mengungkapkan transaksi ini dengan jelas dalam laporan
keuangan, termasuk informasi tentang aset yang dijual, harga jual,
keuntungan atau kerugian yang diakibatkan, dan dasar penilaian yang
digunakan.

Penting untuk mematuhi standar akuntansi yang berlaku dan menjalani proses
yang transparan dan adil dalam transaksi semacam ini untuk memastikan laporan
keuangan yang akurat dan tepat waktu. Selalu konsultasikan dengan akuntan atau
profesional keuangan yang berkompeten untuk memastikan pematuhan dengan
standar akuntansi yang berlaku di wilayah Indonesia.

2.3 Jurnal Eliminasi


a. Contoh Dampak Penjualan Kendaraan terhadap Pencatatan Entitas Induk
dan Jurnal Eliminasi
Soal:
Pada 31 Desember 2015, PT Palapa (PTP) menjual kendaraan kepada entitas
anaknya PT Samudra (PTS) pada harga Rp210.000.000.PT P memperoleh
kendaraan tersebut pada 1 Januari 2014 pada harga Rp300.000.000. PT P
menyusutkan kendaraan selama 5 tahun dengan menggunakan metode garis lurus
dan tanpa nilai sisa.Nilai tercatat kendaraan pada 31 Desember 2015 adalah
180.000.000, sehingga PT P membukukan keuntungan penjualan kendaraan
sebesar Rp30.000.000.PT S bermaksud untuk menggunakan kendaraan tersebut
untuk operasional dan menyusutkan kendaraan selama sisa manfaat, yaitu 3
tahun, dengan metode garis lurus dan nilai sisa.
Penyelesaian:

 Pencatatan yang dibuat oleh PT P terkait dengan kepemilikan kendaraan adalah:

8
1 Januari 2014
Keterangan Debit Kredit
Kendaraan Rp
Kas 300.000.000 Rp 300.000.000
Mencatat perolehan kendaraan dari pihak non-afiliasi
31 Desember 2014 dan 2015
Keterangan Debit Kredit
Beban Penyusutan Rp 60.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp 60.000.000
Mencatat beban penyusutan kendaraan setiap periode ((Rp300,000.000-0)/5 tahun)
 Nilai tercatat kendaraan per 31 Desember 2015:
Nilai perolehan 300.000.000
Dikurangi: Akumulasi penyusutan (120.000.000)
Nilai tercatat 180.000.000
 Jurnal yang dibuat pada saat PT P menjual kepapda PT S:
31 Desember 2015
Kas 210.000.000
Akumulasi penyusutan – Kendaraan 120.000.000
Kendaraan 300.000.000
Keuntungan penjualan kendaraan 30.000.000
(Mencatat penjualan kendaraan)
 Pencatatan PT S saat membeli kendaraan:
31 Desember 2015
Kendaraan 210.000.000
Kas 210.000.000
(Mencatat perolehan kendaraan dari PT )
 PT P mengakui keuntungan 30.000.000 dan PT S melaporkan perolehan
kendaraan 210.000.000.
 Keuntungan penjualan belum terealisasi, PT P harus membuat pencatatan untuk
menangguhkan keuntungan penjualan sbb:

9
31 Desember 2015
Bagian laba atas entitas anak 30.000.000
Investasi pada entitas anak
30.000.000
(Mencatat keuntungan belum terealisasi)
 Jurnal eliminasi diperlukan untuk meningkatkan nilai kendaraan dari
Rp210.000.000 menjadi Rp300.000.000 dan memunculkan akumulasi penyusutan
sebesar Rp120.000.000
Jurnal Eliminasi
Kendaraa 90.000.000
Keuntungan penjualan kendaraan 30.000.000
Akumulasi penyusutan – Kendaraan
120.000.000
(Mengeliminasi penjualan kendaraan antara PT P dan PT S)
Periode 2016
 Atas keuntungan penjualan kendaraan yang telah terealisasi, maka PT P akan
membuat jurnal sbb:
Investasi pada entitas anak 10.000.000
Bagian laba atas entitas anak 10.000.000
(Mencatat keuntungan yang terealisasi)
Jurnal eliminasi
Kendaraan 90.000.000
Investasi pada entitas anak 20.000.000
Akumulasi penyusutan – Kendaraan 110.000.000
(Mengeliminasi penjualan kendaraan antara PT P dan PT S)

b. Contoh Transaksi Hulu Penjualan dan Jurnal Eliminasi


Soal:

10
PT Nusantara telah melakukan pembelian 75% saham PT Andalas pada 1
Januari 2015 pada nilai bukunya Rp900.000.000. Nilai wajar KNP sebesar
Rp300.000.000.Selama 2015, PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih
sebesar Rp200.000.000 dan pembagian dividen Rp50.000.000.PT Andalah
melakukan pembelian bangunan milik PT Nusantara pada 31 Desember 2015
seharga Rp230.000.000. Bangunan tersebut diperoleh PT Nusantara pada 1
Januari 2016 pada harga Rp400.000.000. Umur ekonomis 20 tahun, metode
garis lurus, tanpa residu.PT Andalas menggunakan bangunan tersebut selama
sisa manfaat, yaitu 10 tahun.Menggunakan metode garis lurus dan tanpa nilai
residu. Penyelesaian:
Periode 2015
1 Januari 2015
Investasi pada PT Andalas 900.000.000
Kas
900.000.000
(Mencatat pembelian saham PT Andalas)
31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas 150.000.000
Bagian laba atas PT Andalas
150.000.000
(Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (200.000.000 x
75%))
31 Desember 2015
Kas 37.500.000
Investasi pada PT Andalas
37.500.000
(Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (50.000.000 x 75%))

31 Desember 2015
Bagian laba atas PT Andalas 30.000.000

11
Investasi pada PT Andalas
30.000.000
(Mencatat keuntungan transaksi hulu yang belum terealisasi)
Jurnal Eliminasi
Saham Biasa 800.000.000
Saldo Laba 400.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 120.000.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 50.000.000
Dividen Diumumkan 50.000.000
Investasi pada PT Andalas 982.500.000
Kepentingan Nonpengendali 337.500.000
(Mengeliminasi ekuitas dan investasi pada PT Andalas)
 Bangunan tersebut digunakan oleh PT Andalas, sehingga dari sudut pandang
konsolidasi, keuntungan penjualan bangunan dalam buku PT Nusantara harus
dieliminasi.
 Nilai bangunan dan akumulasi penyusutan harus disesuaikan agar mencerminkan
nilai perolehan dari pihak non-afiliasi. Jurnal eliminasi sbb:
Jurnal eliminasi
Keuntungan penjualan bangunan 30.000.000
Bangunan 170.000.000
Akumulasi penyusutan 200.000.000
(Mengeliminasi penjualan bangunan antara PT Nusantara dan PT Andalas)
Periode 2016
Pencatatan PT Nusantara – 2016
31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 187.500.000
Bagian laba atas PT Andalas 187.500.000
(Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (250.000.000 x 75%))
31 Desember 2016
Kas 75.000.000

12
Investasi pada PT Andalas 75.000.000
(Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (100.000.000 x 75%))
 Atas keuntungan penjualan bangunan yang telah terealisasi, PT Nusantara akan
membuat jurnal sbb:
31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 3.000.000
Bagian laba atas PT Andalas 3.000.000
(Mencatat keuntungan transaksi hulu yang telah terealisasi (23.000.000 – 20.000.000))
Jurnal Eliminasi
Saham Biasa 800.000.000
Saldo Laba 550.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 160.500.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 62.500.000
Dividen Diumumkan 100.000.000
Investasi pada PT Andalas 1.098.000.000
Kepentingan Nonpengendali 337.500.000
(Mengeliminasi ekuitas dan investasi pada PT Andalas)
Jurnal eliminasi
Investasi pada PT Andalas 30.000.000
Bangunan 170.000.000
Akumulasi penyusutan 200.000.000
(Mengeliminasi penjualan bangunan antara PT Nusantara dan PT Andalas)
 Jurnal eliminasi berikut untuk menyesuaikan nilai beban penyusutan dan
akumulasi penyusutan yang disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian
2016. Beban penyusutan seharusnya yang disajikan dalam laporan keuangan
konsolidasian sebesar Rp20.000.000, sedangkan beban penyusutan dalam
pencatatan PT Andalas adalah 23.000.000. Oleh karena itu, diperlukan jurnal
eliminasi untuk menurunkan beban penyusutan dan akumulasi penyusutan sebesar
Rp3.000.000
Jurnal eliminasi

13
Akumulasi penyusutan 3.000.000
Beban penyusutan 3.000.000
(Menyesuaikan beban penyusutan dan akumulasi penyusutan)

c. Contoh Transaksi Hilir Penjualan dan Jurnal Eliminasi


Soal:
PT Nusantara telah melakukan pembelian 75% saham PT Andalas pada 1 Januari
2015 pada nilai bukunya, yaitu Rp900.000.000. Nilai wajar kepentingan
nonpengendali sama dengan nilai bukunya, sebesar Rp300.000.000.Selama 2015,
PT Andalas melaporkan laba bersih Rp250.000.000 dan dividen
Rp50.000.000.PT Nusantara telah melakukan pembelian peralatan milik PT
Andalas pada 31 Desember 2015 seharga Rp150.000.000. Peralatan tersebut
diperoleh PT Andalas pada 1 Januari 2013 pada harga Rp250.000.000. Umur
manfaat atas peralatan tersebut diperkirakan 5 tahun. PT Andalas menyusutkan
dengan metode garis lurus tanpa nilai sisa.PT Nusantara menggunakan peralatan
tersebut selama sisa masa manfaat yaitu 2 tahun. PT Nusantara menggunakan
metode garis lurus tanpa nilai sisa.
Penyelesaian:
1 Januari 2015
Investasi pada PT Andalas 900.000.000
Kas 900.000.000
Mencatat pembelian saham PT Andalas
31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas 187.500.000
Bagian laba atas PT Andalas 187.500.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas

31 Desember 2015
Kas 37.500.000
Investasi pada PT Andalas 37.500.000

14
Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas
31 Desember 2015
Bagian laba atas PT Andalas 37.500.000
Investasi pada PT Andalas 37.500.000
Mencatat keuntungan belum terealisasi (Rp50.000.000 x 75%)
Jurnal Eliminasi
Saham Biasa 800.000.000
Saldo Laba 400.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 150.000.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 50.000.000
Dividen Diumumkan 50.000.000
Investasi pada PT Andalas 1.012.500.000
Kepentingan Nonpengendali 337.500.000
Mengeliminasi ekuitas dan investasi pada PT Andalas
Jurnal eliminasi
Keuntungan penjualan peralatan 50.000.000
Peralatan 100.000.000
Akumulasi penyusutan 150.000.000
Mengeliminasi penjualan peralatan antara PT Nusantara dan PT Andalas
Pencatatan PT Nusantara – 2016
31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 187.500.000
Bagian laba atas PT Andalas 187.500.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (250.000.000 x 75%)

31 Desember 2016
Kas 75.000.000
Investasi pada PT Andalas 75.000.000

15
Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (100.000.000 x 75%)
31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 18.750.000
Bagian laba atas PT Andalas 18.750.000
(Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (25.000.000 x 75%))
Jurnal Eliminasi
Saham Biasa 800.000.000
Saldo Laba 600.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 206.250.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 68.750.000
Dividen Diumumkan 100.000.000
Investasi pada PT Andalas 1.181.250.000
Kepentingan Nonpengendali 393.750.000
(Mengeliminasi ekuitas dan investasi pada PT Andalas)
 Jurnal eliminasi berikut untuk mengeliminasi keuntungan penjualan peralatan
yang belum terealisasi pada awal 2016. Karena transaksi penjualan peralatan
merupakan transaksi hilir, maka jurnal eliminasi dibuat dengan mendebit akun
Investasi pada PT Andalas dan Kepentingan Nonpengendali.
jurnal eliminasi
Investasi pada PT Andalas 37.500.000
Kepentingan Nonpengendali 12.500.000
Peralatan 100.000.000
Akumulasi penyusutan 150.000.000
(Mengeliminasi dampak penjualan peralatan antara PT Nusantara dan PT Andalas)
Jurnal eliminasi untuk menyesuaikan nilai beban penyusutan dan akumulasi
penyusutan yang disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian 2016. Jurnal
eliminasi dibuat untuk menurunkan beban penyusutan dan akumulasi penyusutan
sebesar Rp25.000.000
Jurnal eliminasi
Akumulasi penyusutan 25.000.000

16
Beban penyusutan 25.000.000
(Menyesuaikan beban penyusutan dan akumulasi penyusutan).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

17
Jadi yang dapat disumpulkan dari makalah ini Aset tetap adalah aset
berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih
dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun. Transaksi penjualan aset tetap yang disusutkan dalam
transaksi hulu hilir merujuk pada penjualan aset tetap yang telah mengalami
proses penyusutan dalam perusahaan. Transaksi ini terjadi dalam konteks aliran
bisnis dari hulu ke hilir, yang berarti aset tersebut awalnya digunakan dalam
proses produksi atau operasi perusahaan dan kemudian dijual kepada pihak lain.
Konsep transaksi jual beli aset tetap yang disusutkan antara entitas induk dan
entitas anak melibatkan beberapa prinsip akuntansi terkait dengan transaksi
semacam ini. Beberapa konsep yang relevan termasuk Penilaian Aset,Harga
Jual,Penyusutan Aset,Pelaporan Keuntungan atau Kerugian dan Pengungkapan.

DAFTAR PUSTAKA
Martani, Dwi, dkk. 2015. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 (Berbasis PSAK). Jakarta:
Salemba Empat.

18
Indrawati Lin.2020. Akuntansi Keuangan Lanjutan.Tanggerang Selatan: Politeknik
Keuangan Negara STAN.

19

Anda mungkin juga menyukai