Anda di halaman 1dari 9

Ringkasan Materi “Melakukan Audit Siklus Pendapatan {Penjualan dan

Hasil Penjualan ”
Makalah Kelompok
Diajukan Sebagai Salah Satu Untuk Pemenuhan Tugas Pembuatan Makalah Untuk mengikuti
Ujian Tengah dan Akhir Semester
Mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi 2 Semester 6 (Kelas M2) Program Studi Akuntansi
STIE.Pembangunan
TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU

Disusun oleh :

1. OKTA WAHYU SAPUTRA { 16622142 }


2. REZA ALDINO { 16622143 }
3. TRI ANDI RIANTONO { 16622152 }

Dosen Pengajar/Pembimbing :
Masyitah As Sahara,SE.,M.Ak

AKUNTANSI MALAM 2

STIE PEMBANGUNAN TANJUNGPINAG


T.P 2019
PEMBAHASAN
PENGERTIAN PENDAPATAN
Menurut kieso, warfiel dan wegantd (2011;955)
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal entitas selama satu periode, jika arus masuk masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Menurut skousen,stice dan stice(2010;161)

Pendapatan adalah arus masuk atau penyelesaian(atau kombinasi keduanya) dari


pengiriman atau produksi barang, memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang
merupakan aktivitas utama atau aktivitas centra yang sedang berlangsung.

PENGERTIAN SIKLUS PENDAPATAN

Siklus pendapatan adalah aktivitas yang terkait dengan pertukaran barang dan jasa
dengan pelanggan dan pengumpulan kas dari pendapatan terdiri atas transaksi:

 Penjualan kredit

 Penagihan/penerimaan piutang

 Penyesuaian penjualan (diskon,retur dan rabat penjualan, dan kerugian piutang


Siklus Pendapatan

Transaksi pendapatan Debit Kredit

Penjualan kedit Piutang usaha Penjualan

Harga pokok Persediaan

penjualan

Penerimaan kas Kas Piutang usaha

Diskon penjualan

Retur penjualan dan Retur penjualan dan Piutang usaha


pengurangan harga
pengurangan harga

Penyisihan Piutang tak Beban piutang tak tertagih Penyisihan piutang tak tertagih
tertagih

Penghapusan piutang tak Penyisihan untuk piutang tak Piutang usaha


tertagih tertagih

SIFAT SIKLUS PENDAPATAN

Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang


berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan
dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang
berbeda. Sebagai contoh, perusahaan barang dagang dan pabrikasi yang melakukan
penjualan; dokter, pengacara, akuntan publik yang menerima uang jasa (fee); serta bioskop,
bank serta lembaga keuangan yang menerima bunga dan deviden. Kebanyakan pembahasan
dan ilustrasi dalam makalah ini didasarkan pada perusahaan barang dagang.
Usaha perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus
pendapatan adalah :
1. Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang)
2. Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
3. Penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan pengurangan harga
serta piutang tak tertagih (penyisipan dan pengapusan).
Transaksi-transaksi tersebut mempengaruhi rekening-rekening berikut :
a) Penjualan
b) Piutang dagang
c) Harga pokok penjualan (HPP)
d) Kas
e) Persediaan barang dagang
f) Potongan penjualan
g) Retur penjualan
h) Kerugian atau biaya piutang tak tertagih (bad debts expense)
i) Cadangan kerugian piutang

TUJUAN AUDIT
Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-
masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pendapatan. Tujuan
audit ditentukan berdasar atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh
manajemen.

Asersi Keberadaan atau Keterjadian


Pada siklus ini tujuan keberadaan atau keterjadian menekankan pada apakah seluruh
saldo penjualan, piutang dagang dan kas benar-benar eksis atau ada pada tanggal neraca.
Tujuan dari asersi ini adalah :
1) Transaksi penjualan yang tercatat menggambarkan barang yang dikirimkan kepada
pelanggan selama periode di bawah audit.
2) Transaksi penerimaan kas yang tercatat menggambarkan kas yang diterima selama
periode, baik yang berasal dari penjualan tunai maupun penjualan kredit.
3) Transaksi penyesuaian penjualan yang tercatat selama satu periode menggambarkan
rekening potongan penjualan yang terotorisasi, retur penjualan, dan piutang tak
tertagih.
4) Saldo piutang dagang yang tercatat menggambarkan jumlah yang harus dibayar
pelanggan pada tanggal neraca
Asersi Kelengkapan
Asersi ini menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya tercantum
dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan. Berikut rincian tujuan
audit sersi kelengkapan :
1) Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari penagihan piutang dan
penjualan tunai, serta penyesuaian penjualan yang terjadi selama suatu periode sudah
dicatat.
2) Piutang dagang meliputi seluruh klaim perusahaan terhadap pelanggan pada tanggal
neraca

Asersi Penilaian dan Pengalokasian


Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh bukti mengenai
apakah saldo penjualan, piutang dagang dan kas telah disajikan dalam laporan keuangan pada
jumlah yang tepat. Tujuan dari asersi ini adalah :
1) Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan telah
dijurnal secara tepat.
2) Saldo piutang dagang menggambarkan klaim bruto terhadap pelanggan dan sesuai
dengan saldo dalam buku pembantu piutang dagang. Klaim bruto berarti potongan
penjualan baru akan diakui apabila pelunasan piutang dilakukan dalam periode
potongan.
3) Cadangan piutang tak tertagih menggambarkan estimasi yang wajar tentang
perbedaan antara piutang dagang bruto dan nilai bersih yang dapat direalisasikan

Asersi Pelaporan dan Pengungkapan


Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi diatas, auditor perlu menghimpun
bukti apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah tepat diklassifikasikan. Tujuan dari asersi
ini adalah :
1) Piutang dagang telah diidentifikasi dan dikelompokan secara tepat dalam neraca.
Piutang dagang dikelompokan sebagi asset lancer perusahaan dalam neraca.
2) Pengungkapan yang tepat dan memadai telah dilakukan sehubungan dengan piutang
dagang yang sudah dialihkan ke pihak lain atau dijaminkan.
3) Penjualan, potongan penjualan, retur penjualan, dan rugi piutang tak tertagih telah
diidentifikasi dan dikelompokan secara tepat dalam laporan laba rugi
TUJUAN AUDIT ATAS PIUTANG
Menurut Sukrisno Agoes (2004:173), tujuan audit atas piutang antara lain :
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik
atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada
piutang.
3. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup
tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul
karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, standar akuntansi abu 11 juni 2011

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG


Piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar
secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja. Piutang merupakan aset atau
kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya praktik penjualan
kredit. Penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan dalam rangka merangsang minat para
pelanggan, sehingga diharapkan dengan melakukan penjualan kredit ini perusahaan dapat
memperkuat pasar dan memperbesar hasil penjualan.Piutang merupakan suatu aset yang
timbul karena perusahaan menjual barangnya atau memberikan jasanya kepada para
pelanggan dan menerima janji bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah uang kepada
perusahaan pada suatu waktu di masa yang akan datang.

Hubungan antara piutang dagang dan penjualan kredit dimana piutang dagang
khususnya digunakan untuk tagihan yang timbul karena penjualan barang atau jasa secara
kredit, dimana pembeli tidak memberikan surat janji tertulis formal. Jadi secara nyata
piutang dagang timbul karena adanya transaksi penjualan kredit. Oleh karena itu besar
kecilnya penjualan kredit akan berpengaruh langsung terhadap jumlah piutang dagang.
SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PIUTANG

Adapun sistem pengendalian intern atas piutang secara keseluruhan antara lain sebagai
berikut :

1. Memisahkan fungsi pegawai atau bagian yang menangani transaksi penjualan (operasi)
dari " Fungsi Akuntansi Untuk Piutang "
2. Pegawai yang menangani akuntansi piutang, harus dipisahkan dari fungsi penerimaan
hasil tagihan piutang
3. Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan dan penghapusan piutang, harus
mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.
4. Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang (Accounts Receivable
Subsidiary Ledger)
5. Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya (Aging Schedule).

PROSEDUR AUDIT ATAS PIUTANG

Menurut Sukrisno Agoes (2004:176), prosedur audit piutang usaha antara lain :
Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan
penerimaan.
Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca.Minta aging
shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain menunjukkan nama pelanggan
(customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collections-nya.
Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal laporan posisi keuangan(neraca)yang
antara lain menunjukan nama pelanggan(custumer), saldo piutang, umur piutang dan kalau
bisa subsequent collectionsnya. Selain itu perlu juga diminta rincian piutang pegawai, wesel
tagih, uang muka dan lain-lain, pertanggal laporan posisi keuangan (neraca).
Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya
ke general ledger.
Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice.
Kirimkan konfirmasi piutang:

1) Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim surat konfirmasi.
2) Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negatif.
3) Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat konfirmasi.
4) Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari
perbedaannya.
5) Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi

Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas
untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan
lapangan (audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent collections
hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang sedang diperiksa.
Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui
kemungkinan adanya contingent liability.

Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih kurang
2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah barang-barang yang
dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca. Kalau belum
cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang
dibatalkan dalam periode berikutnya
Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence file untuk mengetahi apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan.
Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia/SAK Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang
diperiksa

RETUR

penjelasan retur, kata sendiri yaitu "kembali", retur sering di sebut sebagai retur
penjualan. Retur penjualan adalahn pengembalian barang dari costumer karna hal tertentu,
mungkin karena rusak dalam perjalanan atau pengiriman barang yang tidak memenuhi
sepesifikasi yang diinginkan costumer
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA RETUR

System pengedalian interen yang merupakan bagia dari masing-masing system yag di
pergunakan sebagai prosedur da pedoman pelaksanaa oprasional perusahaan atau organnisasi
tertentu. Dalam fungsi terkait retur di gunakan sebagai fungsi penjualan yaitu bertanggung
jawab atas penerimaan pemberitahuan mengenai pengembalian barang yang telah di beli oleh
si pembeli, ada fingsi penerimaan sebagai tanggung jawab berdasarkan otorisasi yang
terdapat dalam memo keredit , fungsi gudang sebagai penyimpanan barang kembali yang di
terima dari retur penjualan setelah barang tersebut diperiksa oleh fungsi penerimaan, yang
terakir fungsi akuntansi yang bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur penjualan
kedalam jurnal umum dan pencatatan berkurangnya piutang dan bertambahnya persedian
akibat retur penjualan kartu persediaan.

PROSEDUR AUDIT PADA RETUR

1. Jurnal umum dan / jurnal retur penjualan ,karena berkurangnhya pendapatan


penjualan dan pitang dagang akiabat transaksi retur penjualan di catat dalam jurnal
umum
2. Kartu pitang yaitu catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu piutang yang dalm
transaksi retur penjualan digunakan untuk mencatata berkurangnnya piutang kepada
debitur tertentu akibat dari transaksi tersebut
3. Kartu persediaan yaitu catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu persedian
yang dalam transaksi retur penjualan diguanakan untuk mencatat bertambahnya jenis
persediaan produk jadi tertentu akibat dari transaksi tsebut.
4. Kartu gudang catatan ini di selenggarakan oleh bagian gudang untuk mencatat
bertambahanya jenis persediaan produk jadi tertentu akibat dari transaksi retur
penjualan.

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS RETUR

Menurut standar akutansi keuagan yang dikeluarkan denga IAI ( ikatan akuntansi
indonesia) October 1994, sebagai pengganti prinsip Akuntansi Indonesia pernyataan no.6 Pa
1 1986 ini menjadi persyaratan standar akuntansi keuangan no30 ( PSAK No 30 ). Retur
sering dikaitkan dengan akuntansi sering di sebut return of asset yang digunakan dalam
situasi marger,akuisisi dan penilaian harga pasar saham.metode ini juga dapat di gunakan
untuk membandingkan perusahaaan yang berada di dalam industry yang sama.

Anda mungkin juga menyukai