Anda di halaman 1dari 3

International Accounting Standard 1 (IAS 1) tentang Penyajian Laporan Keuangan

adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh Dewan Standar
Akuntansi Internasional (IASB). Yang menjabarkan pedoman penyajian laporan keuangan
dan menetapkan persyaratan minimum dalam menyusun laporan keuangan. Yang berlaku
untuk semua laporan keuangan secara umum yang didasarkan pada International Financial
Reporting Standard (IFRS).
Di dalam IAS 1 dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai
penyediaan informasi yang berguna tentang posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas
dari suatu entitas, dan mengkategorikan informasi yang diberikan menjadi aset, kewajiban,
pendapatan dan pengeluaran, kontribusi oleh dan distribusi kepada pemilik, dan arus kas.
Dalam IAS 1 menguraikan tentang penyajian laporan keuangan sebagai berikut.
 Penyajian secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK.
 Disusun atas dasar kelangsungan usaha (going concern).
 Disusun dengan menggunakan dasar akrual (accrual basis).
 Materialitas dan Penggabungan.
 Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas.
 Disajikan minimal secara tahunan.
 Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya.
 Disajikan secara secara konsisten pada setiap periode.
IAS 1 mensyaratkan identifikasi atas laporan keuangan dan membedakan laporan
keuangan dari informasi lainnya. Setiap elemen dari laporan keuangan harus memuat nama
entitas pelaporan, apakah laporan keuangan dari individu atau kelompok, tanggal entitas
pelaporan dan periode yang dicakup, mata uang presentasi dan tingkat pembulatan.
IAS 1 diubah pada tahun 2007 untuk menggambarkan perubahan dalam istilah yang
berdampak pada standar akuntansi lainnya. Perubahan tersebut meliputi:
Sebelum revisi 2007 Setelah Revisi 2007
Balance Sheet Statement of Financial Position
Cash Flow Statement Statement of Cash Flows
Income Statement Statement of Comprehensive Income.
Balance Sheet Date End of The Reporting Period
Reporting Date End of The Reporting Period
After The Balance Sheet Date After The Reporting Period
Di Indonesia, IAS 1 dikonfergensi kedalam PSAK 1. Namun di dalam konfergensi itu sendiri,
tidak semua hal di dalam IAS di masukkan kedalam PSAK. Berikut adalah yang menjadi
pembeda antara IAS 1 dan PSAK 1:
a) IAS 1 paragraf 1 yang menjadi PSAK 1 par. 01 tentang tujuan dengan menambahkan
kalimat yang selanjutnya disebut “Laporan Keuangan”.
b) IAS 1 par. 02 yang menjadi PSAK 1 par. 02 tentang ruang lingkup dengan
penambahan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas
syariah, karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101:
Penyajian Laporan Keuangan Syariah
c) IAS 1 par. 07 yang menjadi PSAK 1 par. 07 tentang definisi Standar Akuntansi
Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang
berada di bawah pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan
perundang-undangan di pasar modal.
d) IAS 1 par. 10 yang menjadi PSAK 1 par. 10 dengan menghilangkan kalimat yang
memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan keuangan,
supaya menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan keuangan.
e) Tambaha par. 14a tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena peraturan
perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan
keuangan untuk seluruh entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas.
f) Catatan kaki pada IAS 1 par. 15 yang terkait tentang Kerangka Dasar Penyusunan
Laporan Keuangan tidak diadopsi karena belum direvisi.
g) IAS 1 par. 19-22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi
Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia.
Pengaturan IAS par. 23-24 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 23-24 mengenai
pegungkapannya, tetapi dengan menghilangkan kalimat “but the relevant regulatory
framework prohibits departure from the requirement” dalam IAS 1 par. 23
h) Catatan kaki pada IAS 1 par. 07, 15, 28, dan 89 yang terkait dengan Kerangka Dasar
Penyusunan Laporan Keuangan tidak diadopsi karena belum di revisi.
i) IAS 1 par. 54 (f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41 Agriculture
belum diadopsi
j) IAS 1 par. 139 yang menjadi PSAK 1 par. 139 tentang tanggal efektif dengan
meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat
dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara

IAS 1 Presentation of Financial Statements 2


bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara
bertahap.
k) IAS 1 par. 139A – 139L tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena tidak
relevan. Adopsi IAS 1 menjadi PSAK 1 telah menggunakan IAS 1 yang telah
mengakomodir amandemen tersebut.
l) IAS 1 par. IG5A tidak diadopsi karena IFRS 9 belum diadopsi.
m) Pedoman Implementasi dari IAS 1 tentang ilustrasi penyajian laporan posisi keuangan
disesuaikan dengan penyajian laporan posisi keuangan yang selama ini berlaku di
Indonesia. Pedoman Implementasi tersebut menyajikan laporan posisi keuangan
sebagai berikut:
ASET EKUITAS
Aset Tidak Lancar Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk
Aset Lancar Kepenteingan non-pengendali
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas Jangka Pendek
Sementara Pedoman Implementasi dari PSAK 1 menyajikan laporan posisi keuangan
sebagai berikut:
ASET LIABILITAS
Aset Lancar Liabilitas Jangka Panjang
Aset Tidak Lancar Liabilitas Jangka Pendek
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk
Kepenteingan non-pengendali

IAS 1 Presentation of Financial Statements 3

Anda mungkin juga menyukai