Anda di halaman 1dari 21

Makalah

KONSEP AUDIT DAN PENGUJIAN SUBTANTIF


TERHADAP INVESTASI DI PERUSAHAAN
( Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing II )
Yang diampuh oleh Rosfianti M. Yadasang, SE., M.Ak

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

1. SITI SYAFIRAH I. MOH ( 20033023 )


2. HARTATI LINGGI ( 20033042)
3. LELING YALIMANG ( 20033041 )
4. YULIWITANTI ( 20033036 )
5. TSARAH NAZEMA ( 20033038 )

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK BANGGAI
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan menyelesaikan makalah kami
dengan judul “Konsep Audit dan Pengujian Subtantif terhadap Investasi di
Perusahaan”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca agar nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.

Demikian kami ucapkan terima kasih semoga makalah ini dapat


bermanfaat. Wassallam alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PENYUSUN

KELOMPOK 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Tentang Investasi.............................................................. 2
2.2 Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Investasi di
Neraca ............................................................................................... 3
2.3 Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Investasi................................ 5
2.4 Program Pengujian Subtantif Terhadap Investasi............................. 6
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan........................................................................................ 14
4.2 Saran.............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam PSAK 13 (Rev 2011) Properti Investasi adalah properti (tanah
atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang
dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk
menghasilkan rental atau kenaikan nilai atau keduanya, dan tidak untuk:
a. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau
untuk tujuan administratif; atau
b. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Properti Investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
a. Besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan
properti investasi akan mengalir ke entitas; dan
b. Biaya perolehan properti investasi dapat diukur secara andal.
Dalam PSAK 13 (Rev 2011) juga disebutkan; Properti Investasi pada
awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam
pengukuran awal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan investasi?
2. Apa sajakah prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian
investasi di neraca?
3. Apa tujuan dari pengujian subtantif terhadap investasi?
4. Bagaimanakah program pengujian subtantif terhadap investasi?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Tentang Investasi


Investasi pada dasarnya merupakan penempatan sejumlah dana pada
saat ini dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang
akan datang. Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan
sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa
datang. Investasi adalah suatu bentuk penanaman dana atau modal untuk
menghasilkan kekayaan, yang akan dapat memberikan keuntungan tingkat
pengembalian (return) baik pada masa sekarang atau dan di masa depan
(Herlianto, 2013).
Investasi merupakan penanaman uang di luar perusahaan, yang dapat
berupa surat berharga atau aktiva lain yang tidak digunakan secara langsung
dalam kegiatan produktif perusahaan.
Menurut tujuannya, investasi dapat dibagi menjadi dua kelompok :
1. Investasi jangka pendek (temporary investment)
Umumnya investasi iniberupa surat berharga (seperti : saham,
obligasi, atau surat berharga yang lain) yang harga pasarnya relative
stabil. Tujuan pokok pembelian surat berharga ini adalah untuk
menanamkan kas yang untuk sementara waktu tidak terpakai dalam
kegiatan bisnis perusahaan. investasi jangka pendek ini disajikan di
neraca dalam kelompok aktiva lancar.
2. Investasi jangka panjang (long-term investment)
Tujuan pokok investasi dalam surat berharga ini adalah untuk
memperoleh pendapatan bunga atau deviden dalam jangka panjang,
untuk membentuk dana khusus, atau untuk mengendalikan perusahaan
lain melalui pemilikan saham. Investasi ini di sajikan dalam kelompok
aktiva tidak lancar dalam kelompok tersendiri. Investasi jangka panjang
dapat berupa surat berharga (seperti : saham, obligasi, piutang hipotek,

2
wesel, piutang), dan berupa persekot kepada perusahaan afiliasi, dana
khusus (seperti sinking fund, dana pensiun), dan aktiva tetap yang tidak
digunakan secara langsung dalam kegiatan perusahaan (seperti tanah
untuk ekspansi pabrik).

2.2 Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Investasi Di


Neraca

Prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU) adalah seperangkat


prinsip akuntansi, standar dan prosedur yang yuridis, teoritis, dan praktis
yang digunakan perusahaan untuk menyusun laporan keuangan mereka.
PABU ini dibentuk oleh 2 pedoman yaitu: pedoman yang ditentukan secara
resmi oleh badan yang berwenang dalam bentuk standar akuntansi atau juga
pedoman-pedoman yang baik dan tengah banyak dipraktikkan dapat
digunakan sebagai acuan bila hal tersebut tidak bertentangan dengan
kerangka konseptual atau didukung berlakunya secara autoritatif.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) memberi pedoman
tentang akuntansi, yaitu:
1. Pengukuran
Pengukuran atau penilaian adalah penentuan jumlah rupiah sebagai unit
pengukur suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan.
2. Pengakuan
Pengakuan ialah suatu jumlah rupiah ke dalam sistem akuntansi sehingga
jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam
laporan keuangan.
3. Penyajian
Penyajian berarti pembeberan hal hal informatif yang di anggap penting
dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat dinyatakan melalui
laporan keuangan utama dan cara cara penyampaiannya.
4. Pengauditan
Pengauditan ialah membahas prinsip, prosedur, dan teknik pengauditan

3
laporan keuangan untuk member pendapat tentang kewajaran penyajian
laporan keuangan.
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian investasi di neraca
adalah sebagai berikut :
1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan
investasi tersebut. Investasi yang tidak akan dijual dalam jangka pendek
disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar.
2. Investasi jangka pendek disajikan nilainya dineraca, nilai yang lebih
tinggi harus dicantumkan di dalam tanda kurung.
3. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya. Harga pasar
tidak harus di sajikan didalam tanda kurung seperti hal nya dengan
investasi jangka pendek. Jika nilai pasar investasi jangka panjang
tersebut turun dalam jumlah yang material, dan diperkirakan penurunan
nilai tersebut akan berlangsung lama (permanen), maka kerugian
penurunan nilai tersebut harus dibebankan sebagai kerugian dalam tahun
yang bersangkutan.
4. Harus di cantumkan pengungkapan yang cukup jika investasi jangka
pendek digadaikan sebagai jaminan penarikan uang.
5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam nonconsolidated subsidiary
companies harus disajikan secara terpisah dari investasi yang lain dan
harus dicantumkan penjelasan yang cukup mengenai sifat hubungan
antara perusahaan-perusahaan tersebut.
6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien, yang dibeli kembali
sebagai treasury bond, treasury stock, disimpan dalam dana khusus
sebaiknya disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham.
7. Jika investasi bukan merupakan sumber pendapatan perusahaan, maka
penghasilan yang timbul dari pemilikan investasi tersebut harus
digolongkan dalam “penghasilan diluar usaha”.
8. Jika penghasilan bunga dan penghasilan dividen jumlahnya material,
keduanya harus disajikan secara terpisah di dalam laporan rugi-laba.

4
9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang
material jumlahnya, harus disajikan secara terpisah di dalam laporan
rugi-laba dalam kelompok “penghasilan di luar usaha”.
10. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang belum
direalisasikan dalam hubungan antara induk dan anak perusahaan harus
dieliminasikan jika investasi dicatat dengan equity method.
11. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi yang bersangkutan dengan
saham yang di keluarkan sendiri oleh perusahaan, tidak boleh
diperhitungkan dalam penentuan laba atau rugi perusahaan. Laba atau
rugi diperlakukan sebagai tambahan atau pengurangan unsur modal.

2.3 Tujuan Pengujian Subtantif Terhadap Investasi


Tujuan pengujian substantif terhadap investasi adalah :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan investasi.
2. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien
yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi
yang berkaitan dengan investasi selama tahun yang diaudit.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang
diaudit dan kelengkapan saldo investasi yang disajikan di neraca.
4. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan di neraca
merupakan milik klien.
5. Membuktikan kewajaran penilaian investasi yang dicantumkan di neraca.
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan investasi di
neraca.
Tujuan utama pengujian substantif terhadap investasi adalah
membuktikan bahwa saldo akun Investasi Sementara dan Akun Investasi
Jangka Panjang yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun-
akun tersebut yang sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut.

5
Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang Pengujian Substantif
yang digolongkan kedalam lima kelompok :
1. Prosedur audit awal
2. Prosedur Analitik
3. Pengujian terhadap transaksi rinci
4. Pengujian terhadap saldo akun rinci
5. Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan

2.4 Program Pengujian Subtantif Terhadap Investasi


a. Prosedur Audit Awal
Sebelum membuktikan apakah saldo investasi yang dicantumkan
oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan investasi yang benar-benar
ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi
investasi yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang
mendukungnya. Rekonsiliasi ini penting untuk dilakukan agar auditor
memperoleh keyakinan bahwa informasi investasi yang dicantumkan di
neraca didukung oleh catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena
itu, auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam melakukan
rekonsiliasi informasi investasi di neraca dengan catatan akuntansi yang
bersangkutan :
1. Usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi
yang bersangkutan di dalam buku besar.
2. Hitung kembali saldo akun investasi di buku besar.
3. Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.
4. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun investasi.
5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke jurnal
yang bersangkutan.
6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun control
investasi di buku besar.
b. Prosedur Analitik

6
Pada tahap awal pengujian substantif terhadap investasi, pengujian
analitik dimaksudkan untuk menbantu auditor dalam memahami bisnis
klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif.
Ratio yang sudah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan
harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, ratio industri, atau ratio
yang dianggarkan. Perbandingan ini membantu auditor untuk
mengungkapkan :
1. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
2. Perubahan akuntansi
3. Perubahan usaha
4. Fluktuasi acak
5. Salah saji
c. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci
Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan surat berharga
yang dimiliki oleh klien pada tanggal neraca. untuk membuktikan hak
milik klien atas surat berharga yang berada di tangan klien atau di
tangan pihak lain pada tanggal neraca auditor melakukan pemeriksaan
terhadap dokumen yang mendukung pemerolehan surat berharga
tersebut. Hitung kembali pendapatan bunga dan dividen tahun yang
diaudit.
Penghasilan bunga dan dividen dicatat dalam kelompok akun
pendapatan diluar usaha. Dalam memverifikasi penghasilan dan dividen
tersebut, auditor menganalisis akun “pendapatan investasi” yang
terdapat dalam kelompok pendapatan diluar usaha dan mengusut
pendapatan yang dicatat di akun tersebut ke bukti kas masuk dan bukti
memorial (untuk mencatat piutang bunga).
Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi
penjualan surat berharga. investasi dalam surat berharga menimbulkan
dua macam pendapatan :
1. Pendapatan bunga

7
Dalam memverifikasi penghasilan bunga dan deviden auditor di
samping menghitung kembali pendapatan bunga yang menjadi hak
klien dalam tahun yang diperiksa, juga melakukan perhitungan
kembali capital gain/loss yang dicatat oleh klien dalam tahun yang
diperiksa.

2. Capital gain/loss
Yang timbul dari penjualan surat berharga ini dihitung dengan cara
mengurangi hasil penjualan surat berharga dengan kos surat berharga
yang dijual.
Hitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi
penjualan investasi. Penjualan surat berharga menimbulkan laba atau
rugi yang merupakan selisi hasil penjualan dengan kos surat berharga
yang dijual. Dalam memverifikasi nilai investasi yang dicantumkan di
neraca, auditor memeriksa dokumen yang mendukung penjualan
investasi, dan sekaligus menghitung kembali laba atau rugi yang timbul
dari transaksi penjulan investasi tersebut.
Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat
berharga dalam priode sekitar tanggal neraca.
Verifikasi ketepatan pisah batas yang digunakan oleh klien
dalam mencatat transaksi yang bersangkutan dengan investasi di
lakukan oleh auditor dengan memeriksa buku pembantu invesatasi dan
mengusut transaksi pembelian surat berharga dalam priode sekitar
tanggal neraca ke dokumen pendukungnya (bukti kas keluar dan faktur
dari makelar surat berharga).
Periksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat
berharga dalam priode sekitar taggal neraca.
Verifikasi ketepatan pisa batas yang digunakan oleh klien dalam
mencatat transaksi yang bersangkutan dengan investasi dilakukan pula
oleh auditor dengan memeriksa buku pembantu investasi dan mengusut

8
transaksi penjualan surat berharga dalam priode sekitar tanggal ke
dokumen pendukungnya (bukti kas masuk).
Periksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan
penjualan investasi.
Pengujian substantif terhadap investasi meliputi pemeriksaan
terhadap bukti yang mendukung transaksi pembelian surat berharga
yang terjadi dalam tahun yang diperiksa.
Pemeriksan ini bertujuan untuk menilai kewajaran penentuan
kos investasi. Karena kos investasi di samping ditentukan oleh transaksi
pemerolehan investasi, juga dipengaruhi oleh transaksi penjualan
investasi.
d. Pengujian Terhadap Akun Rinci
Pelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi. Penanaman
modal di luar perusahaan, terutama yang bersifat jangka panjang
biasanya memerlukan otorisasi dari pemilik perusahaan. Oleh karena
itu, auditor berkewajiban untuk mempelajari notulen rapat pemegang
saham untuk mengetahui apakah dalam tahun yang diperiksa pemegang
saham setelah membuat keputusan yang berhubung dengan penananam
dana perusahaan dalam bentuk investasi jangka panjang.
Minta daftar surat yang ada di tangan klien dan lakukan
perhitungan dan inspeksi terhadap sertifikat surat berharga tersebut.
Langkah selanjutnya, auditor meminta klien untuk menbuat daftar
semua investasi yang dimiliki klien pada tanggal neraca. jika daftar
investasi tersebut dibuat oleh klien untuk auditor, maka auditor harus
menguji ketelitian informasi yang tercantum di dalamnya dengan
melakukan prosedur audit berikut ini :
1. Melakukan rekonsiliasi jumlah kos investasi yang tercantum di
dalam daftar tersebut dengan akun control investasi yang
bersangkutan di dalam buku besar

9
2. Mengusut kos setiap jenis surat berharga yang tercantum di dalam
daftar tersebut ke dalam buku pembantu investasi
Kirimkan konfirmasi tentang surat berharga milik klien yang
berada di tangan pihak lain. Jika sertifikat surat berharga milik klien
berada di tangan pihak lain pada tanggal neraca, misalnya dipegang
oleh kreditur sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien, auditor
harus memperoleh konfirmasi dari pemegang serfikat tersebut, untuk
membuktikan keberadaan investasi yang dicantumkan oleh klien di
neraca.
Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan
hasil konfirmasi dan jurnal yang disajikan di neraca. Untuk
membuktikan keberadaan investasi yang disajikan di neraca, informasi
hasil perhitungan dan pengamatan fisik terhadap sertifikat investasi dan
jawaban konfirmasi dari pemegang sertikat investasi klien dicocokkan
dengan jumlah investasi yang dicantumkan di neraca.
Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat
berharga. Jika klien memiliki sertifikat surat berharga dalam jumlah
yang banyak, biasanya klien menutup asuransi untuk melindungi klien
dari resiko kecurian. Polis asuransi yang disimpan di dalam arsip klien
dapat memberikan informasi mengenai hak milik klien atas surat
berharga yang dicantumkan di neraca.
Minta konfirmasi mengenai surat berharga yang dijadikan
jaminan penarikan utang. Prosedur pemeriksaan ini telah ditempuh oleh
auditor pada saaat auditor melakukan pemeriksaan terhadap kas. Dalam
pemeriksaan terhadap kas, auditor mengirim surat konfirmasi bank.
Dari jawaban konfirmasi bank tersebut, auditor dapat mengetahui jenis,
tariff dividen atau bunga, dan nominal surat berharga yang dijaminkan
dalam penarikan utang.
Bandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh
klien dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Menurut

10
prinsip akuantansi berterima umum di Indonesia, investasi harus
disajikan di neraca dengan cara tertentu seperti disebutkan diatas,
auditor menbandingkan metode penilaian invesatasi yang digunakan
oleh klien dengan metode yang sesuai prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia.
Bandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga.
Saldo investasi dicantumkan di neraca pada nilai yang lebih rendah
antara harga pasar pada tanggal neraca dengan kosnya. Untuk
memverifikasi penilaian klien terhadap investasi jangka pendeknya,
auditor membandingkan nilai pasar dengan kos surat berharga.
Verifikasi penyajian dan pengungkapan periksa klarifikasi surat
berharga sebagai investasi sementara dan investasi jangka panjang.
Untuk memverifikasi penyajian investasi di neraca, auditor
melakukan wawancara dengan direktur keuangan mengenai kebijakan
investasi sementara yang dijalankan selama tahun yang diperiksa.
Periksa investasijangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat
pengendalian perusahaan lain.
Jika invetasi dalam perusahaan lain dimaksudkan untuk
mengendalikan perusahaan tersebut, klien harus menyajikan investasi
jangka panjang ini menurut slah satu metode berikut ini : eguity method
atau pooling of interest method.
Prosedur Audit Awal
Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun investasi yang akan diuji lebih lanjut
a. Usut saldo investasi yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi yang
bersangkutan dalam buku besar
b. Hitung kembali saldo akun investasi didalam buku besar
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun investasi.
d. Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.

11
e. Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun investasi kedalam jurnal
yang bersangkutan
f. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku besar ke buku
pembantu investasi.
Prosedur Analitik
Lakukan prosedur analitik
a. Hitung ratio berikut ini :
 Ratio investasi sementara dengan aktiva lancer
 Ratio investasi jangka panjang dengan aktiva lancer
 Rate of returns tiap-tiap golongan investasi.
b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan
pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain.
Pengujian terhadap Transaksi Rinci
a. Periksa dokumen yang mendukung dokumen transaksi pemerolehan dan
penjualan investasi
b. Hitung kembali pendapatan bunga dan deviden tahun yang diaudit.
c. Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat
berharga.
d. Hitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan
investasi.
e. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga
dalam priode sekitar tanggal neraca
f. Periksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga
dalam priode sekitar tanggal neraca.
g. Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan investasi yang di miliki
oleh klien pada tanggal neraca.
Pengujian terhadap Transaksi Rinci
a. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi.
b. Minta daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan lakukan
penghitungan dan inspeksi terhadap sertifikat surat berharga tersebut.

12
c. Kirim konfirmasi tentang surat berharga milik klien yang berada ditangan
pihak lain.
d. Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan hasil
dengan hasil konfirmasi dan jumlah yang disajikan di neraca.
e. Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga.
f. Minta informasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan
penarikan utang.
g. Bandingkan metode penilaian investasi yang di gunakan klien dengan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
h. Bandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga.
Verifikasi penyajian dan pengungkapan
a. Periksa klasifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi
jangka panjang
b. Periksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat
pengendalian perusahaan lain.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pengujian Subtantif terhadap investasi adalah membuktikan bahwa
saldo akun investasi sementara dan akun investasi jangka panjang yang
dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun akun tersebut yang
sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut. Yang harus meliputi berbagai
tahap diantara lain:
a. Prosedur audit awal
b. Prosedur analitik
c. Pengujian terhadap transaksi rinci
d. Pengujian terhadap saldo akun rinci
e. Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan
Demikianlah poin pembahasan penting yang harus diperhatikan dalam
Pengujian Subtantif terhadap Investasi.

3.2 Saran

14
Dalam hal ini, sebaiknya para akuntan perusahaan mempersiapkan
Elemen Laporan Keuangan perusahaan meliputi harta, kewajiban dan
ekultas yang masuk dalam laporan keuangan sebelum di Audit.

15
DAFTAR PUSTAKA

Herlianto, Didit. 2013. Manajemen Investasi Plus Jurus Mendeteksi


Investasi Bodong. Gosyen Publishing: Yogyakarta.

Wahono, Agung. Pengujian Subtantif Terhadap Investasi. https://


www.academia.edu/31384629/
PENGUJIAN_SUBSTANTIF_TERHADAP_INVESTASI_a.

Fithriyana, Rinda. Pengantar Akuntansi. https://


moodle.universitaspahlawan.ac.id/pluginfile.php/13543/course/overviewfiles/
PERTEMUAN%201%20AKUNTANSI%20BISNIS.pdf?forcedownload=1.

15
LAMPIRAN

Hasil diskusi kelompok 2

Pertanyaan kelompok 1: Apa saja pertimbangan penting yang harus diperhatikan


oleh auditor saat melakukan pengujian substansif terhadap investasi perusahaan?
Jawaban: Prosedur audit awal, sebelum membuktikan apakah saldo investasi
yang dicantumkan oleh klien didalam neracanya sesuai dengan investasi yang
benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara
informasi investasi yang dicantumkan dineraca dengan catatan akuntansi yang
mendukungnya. Rekonsiliasi ini penting untuk dilakukan agar auditor
memperoleh keyakinan bahwa informasi investasi yang dicantumkan dineraca
didukung oleh catatan akuntansi yang dapat dipercaya.

Pertanyaan kelompok 3: Mengapa rekonsiliasi informasi investasi yang ada pada


neraca dan dicatatan akuntansi pendukung sangat penting bagi auditor?
Jawaban: Karena agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi investasi
yang dicantumkan dineraca didukung oleh catatan akuntansi yang dapat
dipercaya.

Pertanyaan kelompok 4: Apa saja dapat dilakukan prosedur auditing unruk


mengaudit investasi?
Jawaban: Pencocokkan saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun lalu.
Review seluruh transaksi investasi dan pendapatan investasi, serta lakukan
identifikasi atas transaksi dan saldo akun yang tidak lazim. Baik dari jumlah
maupun sumber transaksi.

Pertanyaan kelompok 5: Jelaskan faktor-faktor apa saja sebelum mengevaluasi


dalam pengambilan investasi?

16
Jawaban: Terdapat sejumlah faktor-faktor yang menjadi tolak ukur dallam
mengambil keputusan investasi. Seperti arus kas, struktur modal, likuiditas,
kebijakan hutang, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, kesempatan investasi,
dan lain sebagainya.

Pertanyaan kelompok 6: Mengapa prosedur analitis dianggap sebagai pengujian


substantif?
Jawaban: Karena auditor menganggap bahwa penggunaan prosedur analitis bisa
lebih efektif atau efisien dari pada pengujian perincian dalam mengurangi risiko
salah saji material pada tingkat asersi ke level yang dapat diterima rendah.

17

Anda mungkin juga menyukai