Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KAS DAN SURAT BERHARGA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Financial Management

Disusun Oleh :

Muhammad Nasir (202106003)


Yunita Putri (202106001)

Fakultas Manajemen Keungan Perbankan

POLITEKNIK LP3I KAMPUS TASIKMALAYA

2022
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa kani panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Financial
Management, dengan judul “Kas dan Surat Berharga”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan malakah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi para pembaca, umunya bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Tasikmalaya, 27 Juni 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Pengertian Manajemen Kas...........................................................................6
2.2 Alasan Mengadakan Kas................................................................................6
2.2.1 Motif Transaksi ( Transaction Motive ).................................................6
2.2.2 Motif Spekulasi ( Speculative Motive )...................................................7
2.2.3 Motif Berjaga-jaga ( Precautionar Motive )...........................................7
2.2.4 Motif Saldo Kompensasi ( Compensating Balances Motive )................7
2.3 Float Manajemen Kas....................................................................................8
2.3.1 Disbursement Float.................................................................................8
2.3.2 Collection Float.......................................................................................9
2.3.3 Net Float................................................................................................10
2.4 Surat Berharga..............................................................................................11
2.4.1 Pengertian Surat Berharga....................................................................11
2.4.2 Macam-macam Surat Berharga.............................................................11
2.4.3 Syarat Penerbitan Surat Berharga.........................................................14
2.4.4 Syarat-syarat Penerbitan Surat Berharga di Indonesia..........................15
2.4.5 Manfaat Surat Berharga........................................................................16
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................18
3.1 Kesimpulan..................................................................................................18
3.2 Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

3
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kas dan surat berharga merupakan komponen yang berada dalam aktiva
lancar. Kedua komponen ini merupakan aktiva yang paling liquid bagi
perusahaan. Manager keuangan perlu mengelola kas dan surat berharga mengingat
kedua komponen aktiva memiliki nilai strategis dalam hal yang berkaitan dengan
operasional perusahaan. Setiap penerimaan dan pengelolaan kas harus dilakukan
secara baik. Artinya jangan sampai perusahaan kekurangan uang kas untuk
melakukan berbagai keperluan pengeluaran perusahaan. Penempatan dana
perusahaan dalam surat berharga juga penting guna mendukung aktiva usaha
sekaligus memperoleh penghasilan berupa bunga atau tujuan lainnya. Banyak
jenis surat berharga yang dapat dipilih dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Seorang manager keuangan harus mampu menempatkan dana
tersebut dengan pertimbangan yang tepat

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian manajemen kas ?
2. Apa alasan mengadakan kas ?
3. Bagaimana float manajemen kas ?
4. Apa pengertian surat berharga ?
5. Apa saja macam-macam surat berharga ?
6. Apa saja syarat penerbitan surat berharga ?
7. Apa manfaat surat berharga ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi manajemen kas dan alasan mengadakan kas.
2. Untuk mengetahui maksud dari float manajemen kas.
3. Untuk mengetahui defisini dari surat berharga.
4. Untuk mengetahui maksud dari macam-macam surat berharga.

5
5. Untuk mengetahui apa saja syarat penerbitan surat berharga.
6. Untuk mengetahuin manfaat dari surar berharga.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Kas
Manajemen kas merupakan sistem pengelolaan kas perusahaan yang
tujuannya agar tersedia kas yang memadai. Dalam hal ini, memadai yang
dimaksud adalah kas yang tidak terlalu banyak, tapi juga tidak terlalu sedikit.

Kas sendiri adalah suatu bentuk aktiva yang paling likuid yang mana dapat
digunakan dengan segera agar mampu memenuhi kewajiban finansial dari suatu
perusahaan. Karena sifatnya yang likuid, maka kas bisa memberikan nilai
keuntungan yang lebih rendah dari yang lain.

2.2 Alasan Mengadakan Kas


Kas sering disebut sebagai aktiva yang tidak menghasilkan (non-earning
asset). Kas diperlukan untuk menjaga likuiditas perusahaan, seperti: membayar
tenaga kerja, membeli bahan baku, membayar utang dan bunga, dan lain
sebagainya. Akan tetapi jika kas yang dimiliki disimpan di brankas perusahaan
maka kas tersebut tidak menghasilkan. Besar kecilnya saldo kas yang dianggap
cukup oleh suatu perusahaan tergantung pada karakteristik perusahaan dan
manajemen. Namun demikian, secara umum ada beberapa alasan atau motivasi
perusahaan untuk mengadakan sejumlah kas. Berikut alas an perusahaan
mengadakan kas :

2.2.1 Motif Transaksi ( Transaction Motive )


Perusahaan mengadakan kas untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan
dengan transaksi yang dilakukan perusahaan sehubungan dengan kegiatan
operasional perusahaan, seperti: membeli bahan baku, membayar upah atau gaji
karyawan, membayar bunga, dividen, pajak, dan sebagainya. Pengeluaran dan
penerimaan kas perusahaan tidak selalu sinkron sehingga dibutuhkan sejumlah kas

6
untuk keperluan pengaman, agar tidak mengganggu kelancaran kegiatan
perusahaan.

2.2.2 Motif Spekulasi ( Speculative Motive )


Kas untuk spekulasi diperlukan agar perusahaan dapat memanfaatkan
peluang bisnis yang menguntungkan, seperti: suku bunga yang menarik,
perubahan nilai tukar mata uang dan sebagainya. Pada kebanyakan perusahaan
cadangan kemampuan untuk meminjam dan surat-surat berharga dapat
dipergunakan memenuhi kebutuhan kas untuk motif spekulasi.

2.2.3 Motif Berjaga-jaga ( Precautionar Motive )


Perusahaan mengadakan kas dengan maksud untuk mengamankan
kegiatan perusahaan terhadap kondisi yang bersifat tidak pasti, seperti terjadinya
bencana alam, dan sebagainya. Karena nilai surat-surat berharga pasar uang
seperti SBI (Sertifikat Bank Indonesia), relatif stabil maka perusahaan tidak perlu
mengadakan sejumlah kas yang cukup besar untuk maksud berjaga-jaga, tetapi
cukup menginvestasikan dalam bentuk surat berharga pasar uang yang sangat
likuid.

2.2.4 Motif Saldo Kompensasi ( Compensating Balances Motive )


Motif saldo kompensasi merupakan salah satu alasan perusahaan untuk
mengadakan kas. Perusahaan memiliki saldo kas tertentu di bank dalam bentuk
rekening giro, sebagai kompensasi atas jasa pelayanan yang diberikan bank
kepada perusahaan.

Ketika perusahaan memiliki kas melebihi kebutuhan minimum, maka


perusahaan menanggung biaya kesempatan (oppotunity cost). Oppotunity cost
atas kelebihan kas yang dimiliki perusahaan, adalah sama dengan pendapatan
bunga yang seharusnya diperoleh perusahaan jika kelebihan kas tersebut disimpan
dalam bentuk tabungan di bank. Dengan adanya oppotunity cost, kenapa
perusahaan tetap memiliki kas yang melebihi kebutuhannya?. Hal ini karena saldo
kas yang diadakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bagi kelancaran
transaksi perusahaan.

7
Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang terlalu sedikit, perusahaan
dapat menghadapi kehabisan kas. Hal ini dapat berakibat perusahaan harus
mencari dana jangka pendek, baik berupa pinjaman atau penjualan surat berharga,
yang juga membutuhkan berbagai biaya. Untuk menentukan saldo kas yang tepat,
perusahaan sebaiknya mempertimbangkan manfaat (benefits) mengadakan kas dan
biaya yang timbul akibat dari pengadaan kas tersebut.

2.3 Float Manajemen Kas

Suatu perusahaan yang sudah besar pada umumnya menggunakan jasa


bank untuk memfasilitasi berbagai transaksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Sering kali terdapat perbedaan antara saldo kas yang ada dalam catatan buku
perusahaan (firm’s book balance) dan saldo yang ada pada rekening perusahaan di
bank (available balance). Perbedaan inilah yang dikenal dengan istilah float, yang
mencerminkan dampak dari adanya cek perusahaan yang masih dalam proses
kliring.

2.3.1 Disbursement Float

Cek yang ditulis perusahaan akan menimbulkan disbursement float, karena


akan menurunkan saldo kas dalam catatan buku perusahaan, tetapi belum
mengubah saldo kas perusahaan di bank sampai dengan cek tersebut diuangkan.

Sebagai contoh, Perusahaan General mempunyai Rp 100 juta rekening


giro di bank. Pada tanggal 8 Oktober 2008 perusahaan membeli bahan baku dan
membayar dengan menggunakan cek Rp 100 juta. Saldo kas pada catatan buku
perusahaan (firm’s book balance) akan segera berkurang sebesar Rp 100 juta.

Bank perusahaan General tidak akan mengetahui cek tersebut sampai saat
diuangkan ke bank, misalkan tanggal 15 Oktober 2008. Dengan demikian sampai
dengan cek diuangakan, saldo kas perusahaan di bank akan lebih tinggi sebesar
RP 100 juta dibandingkan dengan saldo kas dalam catatan buku perusahaan. Jadi,
sebelum tanggal 8 Oktober 2008 perusahaan General mempunyai zero float.

8
Float = Firm’s available balance – Firm’s book balance

= Rp 100 juta – Rp 100 juta

= Rp 0

Posisi perusahaan General antara 8 Oktober sampai dengan 15 Oktober 2008


adalah :

Disbursement Float = Firm’s available balance - Firm’s book balance

= Rp 100 juta – Rp 100 juta

= Rp 0

Selama cek dalam proses kliring, perusahaan dapat memperoleh manfaat dengan
menginvestasikan sementara kas yang ada di bank pada surat berharga, sehingga
perusahaan memperoleh bunga.

2.3.2 Collection Float

Cek yang diterima perusahaan akan menimbulkan collection float, yang


akan segera meningkatkan saldo kas dalam catatan buku perusahaan (book
balance) tetapi tidak segera menimbulkan perubahan pada saldo kas perusahaan di
bank (available balance).

Sebagai contoh, Perusahaan General pada 20 Oktober 2008 menerima cek


dari pelanggan Rp 100 juta. Perusahaan mencatat penerimaan cek tersebut pada
buku perusahaan General sehingga meningkatkan saldo kasnya sebesar Rp 100
juta menjadi Rp 200 juta. Akan tetapi, tambahan saldo kas tidak tampak pada
saldo kas perusahaan General di bank, sampai cek tersebut diuangkan ke bank
pelanggan pada tanggal 30 Oktober 2008. Sebelum 20 Oktober 2008 posisi
perusahaan General adalah :

Float = Firm’s available balance – Firm’s book balance

= Rp 100 juta – Rp 100 juta = Rp 0

9
Posisi Perusahaan General antara tanggal 20 Oktober sampi 30 Oktober 2008
adalah :

Collection float = Firm’s available balance – Firm’s book balance

= Rp 100 juta – Rp 200 juta

= Rp -100 juta

Pada umumnya, aktivitas pembayaran (disbursement) akan menghasilkan


disbursement float dan aktivitas pengumpulan (collection) akan menghasilkan
collection float.

2.3.3 Net Float


Net Float adalah jumlah dari disbursement float dan collection float. Net
float pada saat tertentu menunjukkan seluruh perbedaan antara firm’s available
balance dan firm’s book balance. Jika net float positif, berarti disbursement float
lebih besar dari collection float, dan firm’s available balance lebih besar dari
firm’s book balance. Jika available balance lebih kecil dari book balance, berarti
perusahaan mempunyai net collection float.

Perusahaan seharusnya lebih memerhatikan net float dan available


balance lebih besar dari book balance. Jika manajer keuangan mengetahui cek
yang telah ditulis perusahaan belum dikliringkan selama beberapa hari, manajer
keuangan dapat mempertahankan saldo kas yang rendah di bank, sehingga
memungkinkan perusahaan untuk menginvestasikannya.

Sebagai contoh, rata-rata penjualan perusahaan Exxon Mobil per hari


mencapai USD 690 juta. Jika pengumpulan kas Exxon Mobil dapat dipercepat
satu hari saja, maka perusahaan akan mempunyai kas USD 690 juta untuk
diinvestasikan. Misalkan tingkat keuntungan sebesar 0,01% per hari, maka jumlah
bunga yang diperoleh setiap hari sebesar USD 69.000.

10
2.4 Surat Berharga

2.4.1 Pengertian Surat Berharga

Pengertian Surat berharga menurut Wikipedia, surat berharga atau


Commercial paper adalah sekuritas dalam pasar uang yang diterbitkan oleh bank
berkapitalisasi besar serta perusahaan. Biasanya instrument ini tidak digunakan
sebagai investasi jangka panjang melainkan hanya sebagai pembelian inventaris
atau untuk pengelolaan modal kerja. Dimana biasanya pula instrument ini dibeli
oleh lembaga keuangan karena nilai nominalnya terlalu besar bagi investor
perorangan, dan termasuk dalam kategori investasi yang sangat aman sehingga
imbal hasil dari surat berharga komersial ini juga rendah.

Sederhananya surat berharga yaitu dokumen yang memiliki nilai uang,


diakui dan dilindungi secara hukum. Tujuan surat ini yaitu untuk suatu
pemenuhan pembayaran bernilai uang seperti wesel, cek, bilyet giro, dan lain
sebagainya. Dokumen ini berfungsi juga sebagai salahsatu metode pembayaran
antara pihak-pihak yang memiliki perjanjian dengan surat tersebut.

2.4.2 Macam-macam Surat Berharga

Masing-masing surat berharga tersebut memiliki ciri dan syarat yang mirip
secara umum, namun kegunaan dan fungsinya berbeda-beda. Berikut menganai
macam-macam surat berharga :

1. Wesel
Wesel merupakan surat berharga yang di dalamnya memuat kata
wesel, tanggal, dan ditandatangani oleh penerbit yang memberikan
perintah tanda syarat kepada pihak terkait perihal hari pembayaran kepada
penerima yang telah ditunjuk penerbit maupun penggantinya di suatu
tempat. Ada pun syarat-syarat wesel sesuai dengan pasal 100 KUHD,
sebagai berikut:
a. Tertera kata wesel yang jelas pada dokumen.

11
b. Pemerintah tidak memiliki syarat sejumlah uang yang sudah
ditentukan.
c. Tertera nama orang yang bertanggung jawab untuk membayar.
d. Adanya ketentuan tanggal pembayaran, tempat pembayaran akan
dilakukan, dan nama orang yang akan menerima uang.
e. Tempat dan tanggal surat wesel ditarik.
f. Terdapat tanda tangan dari pihak yang menerbitkan wesel atau
penerima.
2. Surat Sanggup
Surat sanggup atau dikenal juga dengan promes adalah surat berharga
yang memuat kata accept atau promes yang mana penerbit menyanggupi
untuk melakukan pembayaran kepada pihak yang juga disebutkan dalam
surat berharga tersebut, maupun penggantinya pada hari pembayaran.
Mengapa dikatakan surat sanggup? Karena surat ini merupakan janji
kesanggupan untuk melakukan pembayaran. Bedanya dengan wesel, pada
surat sanggup, tidak ada perintah melainkan pernyataan menyanggupi.
Berikut ini ketentuan dalam surat sanggup:
a. Keterangan terkait yang menyebutkan bahwa sanggup dalam
menanggung pembayaran.
b. Adanya penetapan waktu dan tempat pembayaran.
c. Adanya tanggal surat sanggup yang ditandatangani.
d. Adanya tanda tangan orang yang membuat atau mengeluarkan surat
3. Saham
Pengertian tentang saham ini sudah diatur dalam 40 KUHD yang
berarti modal perseroan dibagi atas saham-saham atau sero-sero atau nama
atau blanko. Saham juga dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang maupun badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas.
Bentuk dari saham sendiri merupakan selembar kertas yang berisi
keterangan bahwa pemilik dokumen tersebut adalah pemilik perusahaan

12
yang menerbitkan surat saham tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan dari
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Dari segi perpajakan, pajak atas transaksi nilai penjualan saham bersifat
final dengan besaran 0,1% dari nilai bruto transaksi penjualan saham.
4. Cek
Cek merupakan salah satu surat berharga yang sifatnya sebagai alat
bayar. Berikut ini ciri-ciri cek secara umum:
a. Nama harus tertulis dengan jelas.
b. Adanya perintah untuk membayarkan sejumlah uang.
c. Tertera nama badan hukum atau bank yang wajib membayar.
d. Sudah ditetapkan tanggal, tempat pembayaran, dan tempat
mengeluarkan cek.
e. Semua syarat atau ciri di atas ini harus terpenuhi. Jika tidak, maka cek
dikatakan tidak sah.
f. Cek dapat dikeluarkan secara atas tunjuk, atas perintah, atas bawa,
dan/atau atas nama.
5. Kuitansi atas Tunjuk
Kuitansi atas tunjuk merupakan surat berharga yang berisi
penandatanganan untuk suatu pembayaran sejumlah uang/dana dan waktu
yang sudah ditentukan kepada petunjuk (atas tunjuk).
6. Konosemen
Konosemen (Bill of Lading) merupakan surat bertanggal yang
dibuat oleh pengangkut. Pengangkut dalam hal ini adalah perusahaan
pelayaran yang menerangkan bahwa pihak tersebut sudah menerima
barang dari pengirim untuk diangkut pihak tertentu (penerima). Di dalam
surat ini ada nama dan keterangan mengenai syarat-syarat penyerahan
barang yang dikirim.
Pihak-pihak yang terlibat dalam konosemen adalah penerbit yang dalam
hal ini perusahaan pelayaran yang diwakili oleh nahkoda kapal dan pihak
penerima/penggantinya. Penerima yang dimaksud adalah:
a. Orang yang namanya ada dalam konosemen.

13
b. Orang pengganti pengirim atau kepada orang yang ditunjuk oleh
pengirim.
c. Orang pengganti pihak ketiga atau orang yang ditunjuk namanya oleh
pihak ketiga.
d. Orang yang disebut dalam konosemen atau pembawa.
e. Orang yang membuat konosemen itu.
7. Delivery Order
Dalam pasal 520 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
Indonesia, delivery order merupakan pemegang yang sah dan berhak
menuntut penyerahan barang di tempat sesuai dengan ini konosemennya,
kecuali pihak tersebut menjadi pemegang tidak sah menurut hukum.
8. Surat Utang
Surat utang dapat dibagi menjadi 3 jenis, di antaranya: obligasi,
Surat Utang Negara (SUN), dan Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN).
Obligasi merupakan jenis surat utang jangka menengah hingga panjang
yang dapat dipindahtangankan. Obligasi sendiri berisi janji untuk
membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi
pokok utang pada waktu yang ditentukan kepada pihak pembeli obligasi.
Obligasi dapat diterbitkan oleh korporasi atau negara.
Surat utang negara merupakan surat pengakuan utang yang dijamin
pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara sesuai masa berlakunya.
SUN juga digunakan pemerintah dalam membiayai defisit APBN dan
menutup kekurangan kas jangka pendek dalam satu tahun anggaran. Surat
berharga syariah nasional disebut juga sukuk negara diterbitkan oleh
pemerintah berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Sukuk negara merupakan
instrumen utang piutang tanpa riba.

2.4.3 Syarat Penerbitan Surat Berharga

Terdapat dua cara penerbitan suarat berharga yaitu:

1. Penerbitan Secara Langsung

14
Penerbitan secara langsung kepada investor jangka panjang seperti
lembaga keuangan, atau penerbitan langsung ini biasanya dilakukan oleh
lembaga keuangan yang memiliki kebutuhan tetap atas pinjaman dalam
jumlah besar yang memilih melakukan penerbitan langsung yang lebih
ekonomis dibandingkan menggunakan pialang investasi.
Di Amerika perusahaan yang melakukan penerbitan surat berharga
secara langsung ini dapat menghemat 3 basis poin (1 basis poin =
1/10000%) setahunnya. Diluar Amerika imbalan jasa pialang investasi ini
lebih murah.
2. Penerbitan Secara Tidak Langsung
Penerbitan secara tidak langsung yaitu dijual kepada pialang dan pialang
tersebutlah yang memperdagangkannya di pasar uang.

2.4.4 Syarat-syarat Penerbitan Surat Berharga di Indonesia

Syarat-syarat penerbitan surat berharga komersial ini dapat ditemukan


pada ketentuan pasal 2 sampai dengan pasal 5 dari Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia No. 28/52/KEP/DIR tanggal 11 Agustus 1995 yaitu:

1. Kriteria
a. Berjangka waktu paling lama 270 (dua ratus tujuh puluh) hari
b. Diterbitkan oleh perusahaan bukan bank dalam Pasal 1 angka 9 surat
keputusan ini.
c. Mencantumkan :
- Klausula sanggup dan kata-kata “Surat Sanggup” di dalam teksnya
dan dinyatakan dalam bahasa Indonesia.
- Janji tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
- Penetapan hari bayar
- Penetapan pembayaran
- Nama pihak yang harus menerima pembayaran atau penggantinya
- Tanggal dan tempat surat sanggup diterbitkan
- Tanda tangan penerbit

15
2. Pada Halaman Muka, commercial paper sekurang-kurangnya dicantumkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Kata-kata "Surat Berharga Komersial" (Commercial Paper) yang
ditulis kata-kata "Surat Sanggup"
b. Pernyataan “tanpa protes” dan “tanpa biaya” sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 176 jo Pasal 145 KUHD ;
c. Nama bank atau perusahaan efek dan nama serta tanda tangan pejabat
bank atau perusahaan efek yang ditunjuk sebagai agen tanda keaslian
d. Commercial Paper, tanpa penempatan logo atau perusahaan efek
secara mencolok ;
e. Nama dan alamat bank atau perusahaan yang ditunjuk sebagai
pembayar tanpa penempatan logo bank atau perusahaan secara
mencolok ;
f. Nomor seri Commercial Paper ;
g. Keterangan cara penguangan Commercial Paper sebagaimana diatur
dalam pasal 4 surat keputusan ini.
3. Pada halaman belakang Commercial Paper dicantumkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Pernyataan mengenai endosemen blanko tanpa hak regres dengan
klausula "Untuk saya kepada pembawa tanpa hak regres".
b. Cara perhitungan nilai tunai

2.4.5 Manfaat Surat Berharga


Secara garis besar, manfaat surat berharga dibagi menjadi dua yaitu
manfaat yuridis dan manfaat dari segi fungsinya.

1. Manfaat Yuridis Surat Berharga


a. Sebagai alat pembayaran
Manfaat pertama yaitu sebagai alat pembayaran. Surat ini dapat
dijadikan pengganti metode pembayaran secara tunai. Pembayaran
dengan dokumen ini akan lebih aman dan mudah apalagi jika kita

16
melakukan transaksi dengan nominal besar. Salah satu contoh yang
menjadi alat pembayaran yaitu cek.
b. Sebagai Alat Pemindahan Hak Tagih
Tidak hanya sebagai pengganti pembayaran saja, surat ini juga dapat
menjadi alat jual beli yang dapat dipindahtangankan dari satu pihak ke
pihak lain dengan mudah dan sederhana.
c. Sebagai Bukti Hak Tagih
Ketiga, surat ini juga dapat menjadi surat legitimasi atau bukti hak
tagih. Tentu bukti tagih dengan menggunakan dokumen ini bersifat sah
karena dilindungi oleh hukum yang berlaku di Indonesia.
2. Manfaat dari Segi Fungsinya
a. Memiliki Hukum Kebendaan
Manfaat pertama dari surat ini yaitu memiliki hukum kebendaan.
Mengutip definisi dari Prof. Soediman Kartohadiprodjo, hukum
kebendaan berarti semua kaidah hukum yang mengatur apa yang
diartikan dengan benda dan juga hak-hak atas benda tersebut.
b. Surat Tanda Keanggotaan
Selain memiliki fungsi yang dilindungi oleh hukum, surat ini juga
dapat menjadi surat tanda keanggotaan apabila seseorang menjadi
bagian dari suatu organisasi atau persekutuan.
c. Sebagai Tagihan Hutang
Surat ini juga dapat menjadi surat tagihan hutang. Tagihan dapat
dipindahtangankan dari satu pihak ke pihak lain dengan menunjukkan
dokumen tersebut.

17
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Terdapat beberapa macam pengertian mengenai Kas, dapat ditinjau dari sisi
Teori Konsep ekonomi maupun dari sisi Perundang-Undangan. Berikut adalah
pengertian Kas yaitu:

1.Menurut Standar Akuntansi Pemerintah

Kas merupakan saldo simpanan di bank atau dengan berupa uang tunai yang dapat
dipergunakan untuk membiayai berbagai kegiatan, termasuk kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintahan setiap waktu

. 2. Menurut Standar Akuntansi Keuangan

Kas merupakan rekening giro setara kas dan juga saldo kas yang merupakan
investasi yang bersifat likuid, berkurun waktu pendek dan yang paling cepat
dijadikan kas dalan jumlah tertentu tanpa menghadapi berbagai resiko perubahan
nilai yang cukup besar.

3.Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Keuangan Negara

Kas negara merupakan tempat penyimpanan uang negara yang telah ditentukan
oleh Menteri keuangan yang berjabat sebagai Bendaharawan Umum Negara untuk
menampung seluruh pemasukan dan membayar semua pengeluaran yang
dilakukan oleh negara.

Dalam Manajemen Kas terdapat Aliran kas, seperti dibawah ini:

1. Aliran kas masuk kontinyu, contohnya seperti hasil penjualan produk yang
dilakukan secara tunai, dan juga penerimaan piutang.

2. Aliran kas masuk intermittent, contohnya seperti pendapatan dari penyertaan


pemilik perusahaan, penjualan saham, dan penerimaan kredit yang berasal dari
Bank.

3. Aliran kas keluar kontinyu, contohnya seperti untuk pembelian bahan belum
jadi atau bahan mentah, dan juga gaji karyawan.

18
Surat berharga secara aturan harus memenuhi unsur-unsur sebagai alat

pembayaran (alat tukar uang), sebagai alat untuk dipindahtangankan, sebagai surat

bukti hutang yang telah ada. Dalam transaksi perekonomian saat ini pada

kenyataannya alat pembayaran yang digunakan masyarakat tidak hanya berbentuk

uang tunai akan tetapi alat pembayarannya juga bisa dalam bentuk non tunai salah

satunya adalah dengan cek atau bilyet giro. Bilyet giro tidak dapat memenuhi jika

disebut sebagai surat berharga, karena bilyet giro tidak dapat dipindahtangankan

kepada pihak lain, akan tetapi secara fakta dilapangan banyak yang menggunakan

bilyet giro sebagai sarana alat bayar bahkan lebih tinggi penggunaannya

dibandingkan dengan cek. Maka ternyata jelas bilyet giro secara teori bukan

merupakan surat berharga akan tetapi sebagai alat bayar dengan cara

pembindahbukuan pada bank yang sama atau melalui lembaga kliring.

3.2 Saran

Sebaiknya perusahaan menginvestasikan dananya secara tepat. Bila dilihat,


ada kemungkinan sebagian hutang lancar perusahaan yang digunakan dalam harta
tetap, hal ini akan mengakibatkan turunnya likuiditas perusahaan. Sebaiknya
perusahaan lebih cermat dalam penggunanaan dananya agar tidak mengurangi
likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Demi tersedianya persediaan yang
merupakan syarat mutlak bagi kelancaran usaha, maka disarankan agar
perusahaan terus menjalin hubungan baik dengan para suppliernya, salah satu
caranya adalah dengan membayar hutang tepat pada waktunya.

Bagi Akademisi Hasil Penelitian menunjukan bahwa kedudukan bilyet


giro sebagai sarana transaksi anjak piutang di Indonesia, belum dapat
dikategorikan surat beharga tetapi sebagai alat bayar dengan cara
pemindahbukuan atau melalui kliring, dan belum dapat dikatergorikan

19
sebagai jaminan artinya masih cukup riskan digunakan sebagai jaminan dalam
anjak piutang, perlu adanya jaminan lain yang utama yang sifatnya mengikat
dan dapat dilakukan eksekusi melalui pengadilan untuk mengcover kerugian
jika bilyet gironya tidak cair, sebagai masukan guna kemajuan ilmu hukum
bisnis khususnya dalam transaksi anjak piutang.

DAFTAR PUSTAKA

(https://www.online-pajak.com/tentang-pph-final/jenis-surat-berharga, 2020)
(https://rangkulteman.id/berita/manajemen kas-adalah-pengertian-dan-ciri-cirinya,
2019)

20

Anda mungkin juga menyukai