Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Analisa Ratio Keuangan dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada Ibu Dra. Sitti Hajerah Hasyim, M.Si selaku dosen mata
kuliah manajemen keuangan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan dan kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................5
2.1 Pengertian manajemen kas...........................................................................................................5
2.2 Motivasi Memiliki Uang Kas..........................................................................................................6
2.3 Manfaat Memiliki Uang Kas...........................................................................................................7
2.4 Aliran Kas dalam Perusahaan........................................................................................................7
2.5 faktor faktor yang mempengaruhi persediaan besi kas..............................................................10
2.6 Cash Budget...................................................................................................................................12
2.6.1 penting penyusunan cash budget...........................................................................................13
2.6.2 Tujuan Membuat Budget Kas................................................................................................14
2.6.3 Tahap-Tahap Penyusunan Budget Kas.................................................................................15
2.7 Manajemen Kas yang Efisien........................................................................................................19
2.7.1 Tujuan manajemen kas meliputi 2 hal: likuiditas dan earning...........................................20
2.7.2 Faktor Faktor yang mempengaruhi saldo kas dan kas minimal........................................20
2.8 Surat-Surat Berharga....................................................................................................................21
2.8.1 jenis-jenis surat berharga pasar uang...................................................................................22
2.9 Model Manajemen Kas.................................................................................................................23
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................25
3.1 Simpulan.........................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.5. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi persediaan besi kas?
1.3 Tujuan
Manajemen kas adalah suatu sIstem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas (cash
flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan serta memanfaatkan idle cash dan
perencanaan cash. Manajer keuangan harus mampu mengelola uang yang masuk ke perusahaan
dan uang yang dikeluarkan. Dalam praktiknya selama perusahaan beroperasi terdapat dua
macam aliran kas. Pertama aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
Aliran kas masuk merupakan uang kas yang masuk ke perusahaan (penerimaan uang), misalnya
perolehan pendapatan baik berupa hasil penjualan atau laba perusahaan. Uang kas masuk dapat
pula diperoleh dari bunga yang diperoleh dari hasil investasi atau pendapatan diluar usaha serta
dapat diperoleh dari pinjaman pihak lain( bank) ataupun dana hibah. Adapun aliran kas keluar
merupakan uang yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan seperti
untuk membeli bahan baku, membayar gaji, upah, pajak, atau biaya operasional lainnya. Uang
keluar dapat berupa sejumlah uang yang digunakan untuk melakukan investasi baik yang
berkaitan dengan bidang usaha maupun tidak.
Dikarenakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar ini akan terus menerus terjadi sepanjang
perusahaan beroperasi, maka pihak manajemen perlu mengaturnya. Hal-hal yang perlu diatur
misalnya agar jumlah yang masuk selalu lebih besar daripada uang keluar. Dengan demikian,
keseimbangan cash flow perusahaan dapat terjamin.
Uang kas janganlah terlalu kecil ataupun terlalu besar daripada pengeluaran kas yang
dibutuhkan. Apabila jumlah kas terlalu kecil akan berbahaya bagi perusahaan, karena akan
mengakibatkan hambatan bagi pengeluaran untuk berbagai pembayaran perusahaan. DAmpak
kekurangan kas ini cukup besar, misalnya menyangkut kepercayaan pelanggan kepada kita,
apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya. Kemudian dampak lain kemungkinan
biaya-biaya yang sudah menjadi beban perusahaan. Kekurangan kas dapat juga menghambat
operasi perusahaan karena tidak mampu mmbeli bahan baku atau membayar gaji pegawai.
Sebaliknya apabila uang kas terlalu besar, daripada pengeluaran kas yang dibutuhkan juga
kurang baik. Artinya, kemungkinan ada uang menganggur alias tidak memberikan penghasilan
kepada perusahaan. Jadi, arus kas perlu diatur atau dikelola sedemikian rupa agar uang kas
jangan terlalu kecil dan jangan pula terlalu berlebihan.
Sementara itu pengertian idle cash atau uang menganggur adalah sejumlah dana yang tidak
atau belum dimanfaatkan. Tentunya manajer perusahaan harus mampu untuk memanfaatkan
dana yang menganggur untuk diinvestasikan ke berbagai investasi yang dianggap
menguntungkan.
Kebutuhan kas perlu direncanakan sebaik mungkin , baik kas keluar dan kas masuk .
Kebutuhan kas ini perlu dibuatkan secara detail dalam anggaran kas. Hal-hal yang menjadi
pokok perhatian di dalam penyusunan anggaran kas, adalah harus memuat unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Penerimaan kas
2. Pengeluaran kas
3. Perubahan kas bersih dalam periode bersangkutan
4. Kebutuhan kas baru
John Maynard Keynes mengatakan ada tiga alasan untuk menyimpan uang kas yaitu:
1. Motif transaksi
Motif transaksi artinya uang kas digunakan untuk melakukan pembelian dan
pembayaran., seperti pembelian barang atau jasa, pembayaran gaji, upah utang dan
pembayaran lainnya.
2. Motif spekulasi
Motif spekulasi, artinya uang kas digunakan untuk mengambil keuntungan dari
kesempatan yang mungkin timbul diwaktu yang kana datang., seperti turunnya harga
bahan baku secara tiba-tiba akan menguntungkan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan
akan memiliki kesempatan untuk membeli dengan uang kas yang dimilikinya dan
menjualnya pada saat harganya naik.
3. Motif berjaga-jaga
Motif berjaga-jaga, artinya uang kas digunakan untk berjaga-jaga sewaktu dibutuhkan
untuk keperluan yang tidak terduga. Misalnya pada saat mengalami kerugian tertentu dan
harus menutupi kerugian tersebut sesegera mungkin.
Pengertian diatas lebih diarahkan alasan mengapa perlu memegang atau menyimpan uang kas.
Artinya ada alasan tertentu seseorang atau perusahaan untuk menahan uang kas, sesuai dengan
tujuan atau alasan masing-masing.
1. Perusahaan dapat memanfaatkan potongan tunai yang diberikan oleh rekanan. Potongan ini
tidak dapat dimanfaatkan apabila kita tidak memiliki uang tunai.
2. Dapat menjaga likuiditas perusahaan.
3. Memiliki kas yang cukup dapat memenuhi beberapa kondisi yang tidak diinginkan dan
tidak
bisa diperkirakan, seperti; pemogokan karyawan.
4. Dapat memanfaatkan kesempatan bisnis yang sangat menguntungkan bagi perusahaan.
1. Cash Inflow ( aliran kas masuk) : dapat bersumber dari aktifitas financing (bantuan
pinjaman oleh pihak luar), hasil penjualan produk, ataupun investasi oleh pihak lain
A. Cash inflow yang bersifat Kontinyu : adalah kas yang didapat dari hasil
penjual;an produk secara tunai dan penerimaan piutang.
B. Cash inflow yang bersifat intermitten (tidak kontinyu) : adalah pendapatan dari
penyertaan dari pemilik perusahaan,penjualan saham,penerimaan kredit dari
bank,penjualan AT yang tidak terpakai
2. Cash outflow ( aliran kas keluar) : diakibatkan oleh pembiayaan-pembiayaan yang
dilakukan
A. Cash outflow yang bersifat kontinyu : kas untuk pembeliaan bahan mentah dan
gaji karyawan
B. Cash outflow yang bersifat intermittent (tidak kontinyu) : pengeluaraan untuk
pembayaran dividen,bunga,angsuran pembayaran hutang,pembalian kembali
saham
Dengan demikian, aliran kas secara sederhana merupakan pergerakan keluar dan
masuknya kas ke suatu bisnis atau proyek pada periode tertentu sehingga
menggambarkan perubahan kondisi kas proyek atau bisnis tersebut dari satu periode ke
periode berikutnya. Selain itu, cash flows dapat juga mewakili proyeksi aliran kas suatu
peluang bisnis atau investasi yang menggambarkan jumlah dan saat terjadinya
pemasukan (income atau revenue) dan pengeluaran (expenditure atau cost) selama life
cycle dari proyek atau investasi tersebut.
Dalam dunia bisnis, aliran kas dapat digunakan sebagai indikator dalam mengukur
kekuatan finansial dan nilai suatu proyek atau bisnis dan merupakan hal yang sangat
menentukan bagi hidup matinya suatu perusahaan. Aliran kas bersih (net cash flow)
sebuah bisnis selama periode tertentu dapat dihitung berdasarkan perubahan jumlah kas
yang dimiliki selama periode tersebut. Aliran kas bersih bernilai positif apabila jumlah
kas yang dimiliki bertambah selama periode tersebut dan bernilai negatif apabila jumlah
kas yang dimiliki berkurang. Proyek, perusahaan, atau bisnis dengan aliran kas bersih
yang positif (pemasukan lebih besar dari pengeluaran) akan memiliki kemampuan untuk
melakukan re-investasi kelebihan kas yang dimiliki sehingga dapat menciptakan
tambahan aliran kas masuk dan keuntungan yang lebih besar.
Dalam konteks perencanaan atau evaluasi kelayakan suatu proyekatau suatu peluang
investasi, aliran kas menggambarkan perkiraan biaya investasi dan biaya operasional
serta proyeksi pendapatan dari proyekatau investasi yang direncanakan. Perkiraan aliran
kas yang akan terjadi di masa yang akan datang untuk setiap alternatif investasi
merupakan tahapan yang sangat penting dalam analisis ekonomi teknik. Akan
tetapi, upaya untuk memperkirakan dengan tepat semua biaya, pendapatan, umur
ekonomis, nilai akhir, dan resiko suatu investasi jangka panjang merupakan hal yang
sangat sulit sehingga sering kali membutuhkan biaya yang cukup besar dan waktu yang
lama.
Aliran kas operasional (operational cash flows). Kelompok ini meliputi kas yang
diterima (pemasukan) dan kas yang dibelanjakan (pengeluaran) untuk aktifitas
bisnis dari proyek atau perusahaan. Pemasukan dapat bersumber dari hasil penjualan
produk atau layanan atau dari pinjaman untuk penguatan modal kerja (working
capital).Pengeluaran meliputi antara lain pembayaran gaji pegawai dan buruh,
pembelian bahan baku,biaya listrik dan sumber energi, pemeliharaan dan perbaikan,biaya
distribusi, dan biaya overhead. Agar proyek atau perusahaan berada pada kondisi sehat
dan menguntungkan, nilai bersih dari aliran kas operasional harus positif.
Aliran kas investasi (investment cash flows) merupakan kas yang diterima dari
penjualan asset berumur panjang, atau kas yang dikeluarkan untuk belanja modal seperti
belanja untuk investasi, akusisi, dan pembiayaan aset berumur panjang.
Aliran kas untuk pendanaaan (financing cash flows). Kelompok ini terdiri atas kas yang
diterima dari pinjaman dan penjualan saham, kas yang dibayarkan sebagai dividen ke
pemegang saham,kas yang digunakan untuk membeli kembali saham yang dipegang
oleh pihak luar, dan kas yang digunakan untuk pembayaran pokok pinjaman dan bunga
utang perusahaan.
Melalui informasi yang diperoleh dari aliran kas, kita dapat melakukan beberapa hal
sebagai berikut:
Menghitung nilai beberapa parameter finansial yang dapat digunakan untuk menilai
untung-ruginya atau layak-tidaknya suatu proyek atau bisnis. Data arus kas suatu bisnis
atau proyek dapat digunakan sebagai input dalam model-model finansial seperti nilai
bersih sekarang (net present value), laju pengembalian modal (rate of return), dan laba
tahunan seragam ekuivalen (equivalent uniform annual profit). Mengevaluasi status
likuiditas suatu bisnis. Hal ini penting karena sebuah bisnis dapat menghadapi masalah
likuiditas (kekuarangan kas) dan gagal walaupun bisnis tersebut dalam kondisi yang
menguntungkan.
Dalam konteks perencanaan dan evaluasi kelayakan suatu proyek atau bisnis, aliran
keluar masuknya kas harus dapat diperkirakan secara akurat agar jumlah kas yang akan
dihasilkan oleh proyek atau bisnis tersebut melebihi jumlah kas yang harus dikeluarkan.
Dengan demikian, perkiraan pendapatan (earning forecast) sangat penting dilakukan
agar pengendali proyek atau managemen perusahaan dapat melakukan kontrol
pembiayaan (cost control) secara akurat untuk menjamin aliran kas bersih bernilai positif.
Berubahnya kas yang terjadi dalam suatu periode maka berubah pula jumlah kas dari waktu
ke waktu. Perubahan ini dimulai dari adanya perolehan kas dari berbagai sumber yang dimilliki.
Kemudian perubahan juga terjadi dalam penggunaan uang kas untuk berbagai kegiatan
perusahaan. Perubahan ini terkadang menyebabkan terjadinya kekurangan uang kas, sehingga
perusahaan harus segera mencari tambahan kas untuk menutupi kekurangan tersebut. Begitu pula
bila terjadi kelebihan uang kas, sehingga pihak manajemen harus segera menggunakannya
secara optimal agar tidak ada kas yang menganggur.
Dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang memengaruhi jumlah uang kas, yaitu:
1. Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa. Artinya apabila perusahaan
melakukan penjualan barang, baik secara tunai maupun kredit. Bila secara tunai maka
otomatis akan langsung berpengaruh terhadap kas, sedangkan apabila secara kredit atau
angsuran, maka perubahan ini akan terjadi untuk beberapa saat kedepan. Perubahan tentu
akan menyebabkan uang kas bertambah.
2. Adanya pembelian barang dan jasa, artinya perusahaan membeli sejumlah barang, baik
bahan baku, bahan tambahan atau barang keperluan lainnya, yang tentunya akan
menyebabkan berkurangnya jumlaeh uang kas.
3. Adanya pembayaran biaya-biaya operasional. Dalam hal ini perusahaan mengeluarkan
sejumlah biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan untu membiayai aktivitas
perusahaan, seperti mambayar gaji, upah, telepon, listrik, pajak, biaya pemeliharaan yang
tentunya kan mengakibatkan berkurangnya uang kas.
4. Adanya pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman. Artinya, jika dalam
memperoleh sumber dana perusahaan melakukan pinjaman ke bank atau ke lembaga lain,
maka perusahaan tentu akan membayar cicilan pinjaman tersebut, selama beberapa
waktu. Hal ini tentu akan mengakibatkan berkurangnya uang kas.
5. Adanya pengeluaran untuk investasi. Hal ini dilakukan bila perusahaan hendak
melakukan penambahan kapasitas produksi seperti pembelian mesin-mesin baru, atau
pembangunan gedung atau pabrik baru. Hal lain dapat juga terjadi bila perusahaan
hendak melakukan ekspansi ke bidang usaha lainnya.
6. Adanya penerimaan dari pendapatan, baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan
perusahaan maupun pendapatan yang tidak langsung. Jelas bahwa pendapatan ini akan
mempengeruhi jumlah uang kas.
7. Adanya penerimaan dari pinjaman. Dalam hal ini perusahaan memperoleh sejumlah uang
dari lembaga peminjam, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Pinjaman ini akan
menambah jumlah uang kas dalam periode tertentu.
Disamping faktor-faktor yang dapat memengaruhi uang kas, berikut terdapat pula faktor-
faktor yang tidak memengaruhi perubahan jumlah uang, yaitu:
Terhadap semua transaksi yang tidak memengaruhi kas, maka perlu dibuat jurnal
penyesuaiannya.
2.6 Cash Budget
Adalah anggaran penerimaan dan pembayaran/pengeluaran kas selama periode tertentu, shg dpt
diketahui terjadinya surplus/defisit kas pd periode mendatang. Apabila pd periode mendatang
diperkirakan akan tdpt surplus kas, mk dpt direncanakan penggunaannya untuk menambah
pendapatan perusahaan (misal : diinvestasikan pd surat-surat berharga spt saham, obligasi, dll),
sedang apabila defisit mk dpt direncanakan pencarian sumber untuk menutupnya (misal :
mengajukan pinjaman ke bank, menjual surat-surat berharga, menjual aktiva yg tidak produktif,
dll).
Sumber penerimaan kas meliputi : penjualan tunai, penagihan piutang, penjualan aktiva tetap,
penjualan investasi surat berharga, pinjaman dr bank, penerbitan saham, dll
Peruntukan pembayaran kas meliputi : pembelian tunai, pembayaran hutang dagang, pembelian
aktiva tetap, pembelian investasi surat berharga, pembayaran hutang bank, perolehan kembali
saham treasury, pembayaran deviden, dll
====
Peranan budget kas sangat penting bagi pihak manajemen, karena budget
kas dapat memberikan informasi tentang pola penerimaan dan pengeluaran kas
setiap periode operasi, sehingga dapat diketahui kapan posisi kas perusahaan
cash budget mempunyai arti penting bagi manajemen karena cash budget dapat
memberikan informasi yang berguna bagi pola penerimaan dan pengeluaran kas
setiap periode operasi, sehingga dapat diketahui kapan posisi kas berada diatas
atau dibawah jumlah kas yang ditetapkan sebagai standar (safety cash balance).
Jadi disini bahwa budget kas merupakan kontrol terhadap operasi perusahaan,
mengenai pemasukan dan pengeluaran kas, sehingga kesulitan perusahaan dalam
c. Besarnya dana beserta aset-aset kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup
defisit kas.
Menurut Alwi (1995:30), kegunaan dari budget kas adalah sebagai berikut :
transactions). Pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit atau surplus
dana lainnya yang diperlukan untuk menyusun defisit kas, karena rencana
setelah adanya transaksi operasional dan budget kas yang final ini merupakan
contoh soal:
Dari transaksi operasionil diketahui bahwa pada bulan Januari dan Februari terjadi
defisit, untuk itu perlu direncanakan transaksi finansiil untuk menutup defisit tersebut. Untuk
keperluan itu kita perlu menyusun Skedul Penerimaan dan Pembayaran Pinjaman dan Bunga.
Dalam hal ini diperlukan tambahan informasi, sebagai berikut:
a. Estimasi saldo kas akhir bulan Desember tahun lalu Rp. 100 juta
b. Persediaan kas minimal/ besi sebesar Rp 50 juta
c. Pinjaman diterima diawal bulan dan bunga dibayar pada akhir bulan yang bersangkutan sebesar
2% per bulan. Angsuran dilakukan pada awal bulan.
Ju mlah Penerimaan
Juml Kas Keseluruhan 1.460 1.582,8 1.669 2.155,2 2.145,4 1.849,4
3 Pengeluaran:
-Pemb B mentah 600 600 500 550 600 600
-Pembayaran Upah 250 350 300 350 350 300
-Biaya Penjualan 200 300 200 200 250 230
-B. adm &Umum 350 350 400 400 400 420
-Pembayaran bunga 7,2 13,8 13,8 9,8 - -
-Pembayaran pajak - - 100 - - -
-Angsuran - - - 200 490 -
Jumlah Pengeluaran 1407,2 1.513,8 1.413,8 1.609,8 1.990 1.550
Saldo Kas Akhir Bulan 52,8 69 255,2 545,4 155,4 299,4
Penjualan yang dilakukan perusahaan tidak selamanya bersifat tunai, sehingga penerimaan
perusahaan setiap periode diterima dalam waktu yang berbeda. Untuk itu sebelum menyusun
Budget Kas, dilakukan penyusunan budget pembantu berupa budget pengumpulan piutang.
Misalnya penjualan kredit PT Arjuna untuk bulan Januari – Juni tahun 200X
diperkirakan sebagai berikut :
-Januari = Rp 24 juta April = Rp 32 juta
-Februaei = Rp 42 juta Mei =.Rp 56 juta
-Maret =.Rp 62 juta Juni = Rp 46 juta
Diketahui penjualan bulan November dan Desember tahun lalu adalah Rp 48 juta dan
Rp 60 juta. Dengan pola demikian maka untuk penjualan November dan Desember tahun lalu
akan diterima pada Budget Kas periode Januari-Juni.
Apabila pola pembayaran kredit adalah 50% dibayar pada bulan berikut setelah bulan
penjualan, dan 50% sisanya pada bulan ke 2 sesudah bulan penjualan maka skedule
pengumpulan piutang dapat disusun sebagai berikut:
2.7.2 Faktor Faktor yang mempengaruhi saldo kas dan kas minimal
1. Produksi perusahaan
2. Teknik penjualaan
3. Prosedur penagihan piutang
4. Pembayaran piutang
A. Siklus Operasi (SO)
Komponen siklus operasi:
-Rata-Rata Umur Persediaan (RUP)
-Rata-Rata periode Tagih
(RPT) SO = RUP + RPT
B. Siklus Konversi Kas (SKK)
-Rata-Rata periode Bayar Untuk Input Produksi ( RPB)
SKK = SO - RPB
5. Pertimbangan antara aliran kas masuk dengan aliran kas keluar
6. Penyimpanan terhadap aliran kas yang
7. diperkirakan
8. Adanya hubungan yang baik dengan bank-bank
Strategi lainnya adalah untuk mengakuisisi perusahaan yang sahamnya kita beli.
Artinya, apabila perusahaan yang sahamnya kita beli mengalami masalah keuangan,
maka sebagai salah satu pemegang saham cukup besar dapat mengakuisisi perusahaan
tersebut.
1. Keamanan.
2. Harga/daya jual.
3. Hasil/keuntungan.
4. Waktu jatuh tempo.
5. Penguasaan.
Dalam praktiknya terdapat berbagai jenis surat berharga yang dapat dibeli perusahaan
masing-masing. Berikut ini beberapa jenis surat berharga antara lain :
1. Akseptasi bank
Merupakan wesel yang dikeluarkan bank dan bank berjanji untuk melakukan
pembayaran wesel sesuai jangka pendek kepada pemegang akseptasi bank sesuai nilai
nominalnya pada saat maturitas.
2. Deposito berjangka
Merupakan simpanan pada bank dengan jangka waktu pencairannya 1,3,6 dan 12
bulan. Diterbitkan dalam mata uang rupian maupun mata uang asing dengan tingkat
bunga tertentu. Surat berharga ini diterbitkan atas nama dan bunga dapat diambil tiap
bulan atau pada saat jatuh tempo. Kemudian pencairan deposito dapat dilakukan
sesuai jatuh tempo.
3. Sertifikat deposito
Merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh bank dengan jangka waktu
pencariannya 1,3,6, dan 12 bulan , dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing
dengan tingkat bunga tertentu. Surat berharga ini diterbitkan atas unjuk sehingga
dapat diperjualbelikan (dipindah tangankan) setiap saat dan bunga dapat diambil,
dimuka tiap bulan ada pada saat jatuh tempo.
4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh BI dengan tingkat suku bunga
tertentu dan dapat diperjualbelikan.
5. Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU)
Merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh bank-bank umum dengan tingkat
suku bunga tertentu. Surat berharga pasar uang ini dapat diperjualbelikan apabila
perusahaan memerlukan dana.
6. Saham
Merupakan surat tanda kepemilikan perusahaan atas nama saham yang dibelinya.
Saham dapat diperjualbelikan (dipindahtangankan) kepada pihak lain keuntungan
saham merupakan capital gaint dan devided . Capital gaint merupakan keuntungan
yang diperoleh apabila harga yang dijual kembali lebih tinggi dari harga beli dan
besar kecilnya deviden yang diperoleh tergantung dari keuntungan perusahaan .
7. Obligasi
Merupakan surat pengakuan utang yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun swasta.
Pembelian obligasi akan memperoleh pendapatan berupa bunga sesuai dengan
kesepakatan dengan penerbit obligasi. Hanya saja besar bunga yang dibayarkan
kepada pemegang obligasi relative tetap setiap bunganya.
Merupakan model yang mengaitkan antara kas dan surat berharga yaitu dalam menetukan
jumlah optimal surat berharga yang diubah kedalam bentuk kas jika di perlukan
tambahan kas dan sebaliknya menetukan jumlah optimal dari kas yang diubah menjadi
surat berharga jika terjadi surplus kas
Biaya Kesempatan = ( C / 2 ) k
Biaya Transaksi = ( D / C ) F
Miller and Orr mengasumsikan bahwa aliran kas masuk dan keluar tidak konstan (berfluktuasi).
Miller and Orr menentukan batas pengendalian atas dan batas pengendalian bawah serta saldo
kas yang ditargetkan.
Rumus yang disajikan Miller and Orr Z = [ (3 o σ2)]1/3
4i
o = biaya tetap untuk melakukan transaski
σ2 = variance arus kas masuk bersih
harian
i = bunga harian untuk investasi pada ssekuritas
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada empat alasan utama dalam
memegang kas yaitu ; Motif Transaksi, Motif berjaga-jaga, Motif Spekulasi, dan Saldo
kompensasi yang diisyaratkan oleh bank. Dalam manajemen arus kas ada dua hal untuk
memenuhi kebutuhan pembayaran yaitu perusahaan harus dapat memprediksi secara tepat
jumlah saldo kas untuk suatu periode tertentu dan melakukan sinkronisasi secara tepat
penerimaan dan pengeluaraan kas. Terdapat 3 model manajemen kas dan surat berharga
yaitu Model Persediaan, Model Boumol, dan Model Miller-Orr. Dalam Memperbaiki Efisiensi
Manajemen Kas terdapat tiga aktivitas untuk bisa meningkatkan efisiensi manajemen kas,
yaitu mempercepat penagihan piutang, pengendalian pembayaran, dan investasi dalam
surat-surat berharga. Mengenai Investasi Sementara, pertimbangan dalam membeli surat-
surat berharga untuk memanfaatkan idle kas adalah mudah tidaknya surat berharga
tersebut diperjualbelikan, risiko kegagalan, jatuh tempo, dan pajak.
DAFTAR
PUSTAKA
[5] http://id-jurnal.blogspot.com/2008/04/analisis-faktor-faktor-yang_4220.html.
manajemen-kas.html [7]http://mdp.ac.id