Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ANGGARAN ARUS KAS


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan
di Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Cirebon

Dibuat Oleh Kelompok 1


1. Astri Febiani 200121034
2. Istiqomah Nur Rizki 200121079
3. Muhamad Dzulfikri 200121025
4. Muhammad Ismail 200121023
5. Revansa Barati 200121034
6. Yunika 200121011

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
KATA PENGANTAR

Puji syukur teriring doa, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa dan hanya karena kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas dalam
menyusun makalah ini.
Makalah dengan tema “ANGGARAN ARUS KAS” ini dimaksudkan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Penganggaran Perusahaan yang diberikan oleh
Surono, SE, MSi. selaku dosen Penganggaran Perusahaan kami.
Dengan segala bantuan dan dorongan yang telah diterima, penulis hanya
dapat mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa akan
memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan yang telah diberikan.
Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini. Penulis
yakin masih banyak kekurangan dan kesalahan di dalamnya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhirnya dengan segala
kerendahan hati penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

Cirebon, 25 Juni 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Anggaran Kas .................................................................... 3
B. Manfaat Anggaran Kas ........................................................................ 4
C. Faktor faktor yang mempengaruhi anggaran kas ................................. 5
D. Penyusunan Anggaran Kas .................................................................. 10
E. Langkah Penyusunan Anggaran Kas ................................................... 11
F. Ilustrasi Penyusunan Anggaran Kas .................................................... 12
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kas merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kelancaran
aktivitas perusahaan. Jumlah kas yang ada kurang atau lebih dapat
berakibat kurang baik pada perusahaan. Kekurangan kas dapat
mengakibatkan tidak terbayarnya berbagai kewajiban, seperti tidak
terbayarnya gaji karyawan, tidak terbayar nya hutang yang jatuh tempo,
tidak dapat terbeli nya bahan baku, dll. Jika terjadi kas menganggur akan
mengakibatkan banyaknya kas yangtidak dapat dimaksimalkan
penggunaan nya.
Sifat aliran kas, baik aliran kas masuk atau aliran kas keluar dapat
bersifat kontinyu atau tidak. Aliran kas keluar yang bersifat kontinyu
seperti pembelian bahanbaku, dan pembayaran gaji pegawai. Sedangkan
aliran kas keluar yang tidak bersifat kontinyu seperti kas untuk pembelian
kembali saham perusahaan dan pembelian aktiva tetap. Sedangkan aliran
kas masuk kontinyu seperti pendapatan yang berasal dari penjualan tunai,
dan pelunasan piutang. Penerimaan kas yang tidak bersifat kontinyu
seprerti penjualan saham, dan penerimaan kredit.
Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk
suatuperiode tertentu yang akan datang. Hal ini penting karena
berkaitandengan likuiditas perusahaan, juga akan diketahui
kapanperusahaan mengalami defisit dan kapan surplus. Budget kas dapat
disusun untuk periode bulanan atau kuartalan. Pada dasarnya budget kas
dibedakan dalam dua bagian, yaitu:
1. Estimasi penerimaan-penerimaan kas yang berasal dari hasil penjualan
tunai, piutang yang berkumpul, penerimaan bunga devident, hasil
penjualan aktiva tetap, dan penerimaan-penerimaan lain.
2. Estimasi pengeluaran kas yang digunakan untuk pembelian bahan
mentah, pembayaran utang-utang, pembayaran upah buruh,

1
pengeluaran untuk biaya penjualan, premi asuransi, pembelian aktiva
tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep anggaran kas jika dikaji dari segi definisi
danmanfaatnya.
2. Apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyusunan
anggarankas?
3. Bagaimana ilustrasi penyusunan dari anggaran kas?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran Kas


Menurut IFRS, kas adalah salah satu bagian dari unsur financial
instrument (instrumen keuangan) yang meliputi bentuk uang
tunai,sertifikat, maupun dana yang disimpan di bank yang menyangkut
tabungan dan giro. Kas juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu dalam
bentuk tunai maupun bukan tunai yang tersedia dan dapat diterima sebagai
alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Berbicara mengenai
kas,terdapat fakta menarik bahwasanya ternyata kas termasuk ke dalam
instrumen yang sangat esensial bagi suatu organisasi atau perusahaan
dalam keberlangsungan operasi perusahaan. Adanya kondisi volume kas
yang kurang atau berlebih dapat berimplikasi negatif pada
perusahaan.Apabila terjadi kekurangan kas, maka akan berakibat pada
menurunnya kredibilitas perusahaan dan tidak terbayarnya berbagai
kewajiban seperti hutang dan bunga di bank. Sementara apabila terjadi
kelebihan kas, maka akan meningkatkan beban tetap perusahaan karena
dapat menyerap modal kerja. Oleh sebab itu perusahaan membutuhkan
yang namanya anggaran kas untuk tujuan menentukan terjadinya kondisi
surplus dan deficit kas,posisi kas, serta sebagai dasar penilaian terhadap
pengrealisasian dana kasyang direncanakan dengan keadaan sebenarnya.
Anggaran kas merupakan suatu anggaran yang berhubungan
dengan segala penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan dalam jangka waktu atau dalam suatu periode tertentu. Banyak
pakar yang menyatakan pendapat mereka mengenai pengertian dari
anggaran kas itusendiri. (M. Munandar:2001) sebagai salah satu
mencetuskan bahwa anggaran kas dapat didefinisikan sebagai suatu
anggaran yang berisirancangan yang memvisualisasikan aliran kas keluar
maupun masuk serta perubahan-perubahan dalam kedua kondisi tersebut
untuk suatu periodeata jangka waktu tertentu. Dengan demikian, dapat

3
ditarik kesimpulan bahwa kas ialah sebuah proyeksi mengenai aliran kas
masuk dan keluar untuk melakukan pengendalian kas dan menentukan
kegiatan yang akan diselenggarakan di masa mendatang.Mengacu pada
arah aliran kas yang masuk atau keluar itu dapat bersifat continue
(berkelanjutan) dan juga tidak. Aliran kas keluar bersifat continue dapat
diperoleh dari penghasilan yang berasal dari penjualan tunai serta uang
atas pelunasan piutang. Untuk contoh aliran kas keluar yang bersifat
continue itu dapat menyangkut pembayaran gaji/upahpekerja dan
pembelian bahan baku. Sedangkan untuk aliran kas masuk bersifat tidak
continue dapat mencakup hal dalam pembelian aktiva tetap,dividen, dan
sebagainya. Aliran ini dapat diperoleh melalui penjualan saham, penjualan
aktiva tetap yang telah tidak terpakai lagi atau bekas,dan penerimaan
kredit bank.

B. Manfaat Anggaran Kas


Secara garis besar penggunaan anggaran kas oleh para pemangku
kepentingan ini memiliki 3 (tiga) manfaat pokok yang meliputi
(M.Munandir:2001) :
1. Sebagai Pedoman Kerja
Sebagai pedoman kerja disini berarti anggaran kas dapat dimanfaatkan
untuk memberikan sasaran atau target yang ingin diraih perusahaan
dimasa mendatang serta memberikan arahan dalam rangka pencapaian
target tersebut.
2. Sebagai Fungsi Pengontrol Dalam Kegiatan Operasional Perusahaan
Dalam hal ini anggaran kas berperan dalam mengatur seluruh
bagiandalam perusahaan agar mampu bekerja secara
berkesinambunganuntuk mencapai target yang telah ditetapkan.
3. Sebagai Fungsi Pengawasan Dalam Kegiatan Operasional
Perusahaan Sebagai fungsi pengawasan disini bermakna bahwa
anggaran kasmenjadi tolak ukur dan pembanding untuk kegiatan
evaluasi yang diselenggarakan oleh perusahaan. Dengan adanya

4
kegiatan perbandingan ini maka perusahaan dapat mengetahui sampai
sejauh mana misi mereka dapat pencapaian target atau sasaran yang
telah ditentukan sebelumnya, serta perusahaan dapat menganalisa
segala penyimpangan yang mungkin atau telah terjadi.

C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Kas


Dalam rangka mengoptimalkan penyusunan anggaran kas oleh
suatuperusahaan ataupun organisasi bisnis, maka pihak yang
berkepentingan dalam hal ini perlu mempertimbangkan berbagai perihal
yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran itu
sendiri. Pada umumnya,faktor-faktor tersebut bersumber dari ruang
lingkup dari dalam perusahaan(internal) maupun ruang lingkup dari luar
perusahaan (eksternal). Apabila dikaji lebih dalam, faktor-faktor yang
mempengaruhi anggaran kas mengacu pada beberapa faktor yang
mengimplikasi penerimaan kas dan beberapa faktor yang mengimplikasi
pengeluaran kas. Untuk penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada uraian
berikut.
a. Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Kas Melalui
Penerimaan Kas
1. Anggaran Penjualan.
Dalam hal ini, anggaran penjualan yang dimaksud adalah
secara khusus mengenai tipe dan kuantitas produk yang
nantinya dipasarkan dari waktu ke waktu pada periode
mendatang. Keterkaitan antara anggaran volume penjualan
dengan penerimaan kas memiliki korelasi yang berbanding
lurus. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadinya peningkatan
volume penjualanakan berdampak pada jumlah kas yang masuk
menjadi semakin besar. Hal yang demikian juga berlaku
sebaliknya, dimana terjadinya penurunan volume penjualan
akan berdampak pada jumlah kas yang masuk menjadi semakin
berkurang pula.

5
2. Kondisi terkait kompetisi (persaingan) dipasaran
Melalui persaingan yang begitu ketat akan mengakibatkan
tuntutan kepada perusahaan agar mengadakan lebih banyak
transaksi penjualan secara kredit. Adapun kondisi yang
demikian adanya secara langsung berakibat pada berkurangnya
transaksi penjualan dalam bentuk tunai yang juga membuat
jumlah penerimaan kas mengalami penurunan.
3. Kedudukan Organisasi Bisnis di dalam persaingan
Jika suatu organisasi bisnis memiliki kedudukan yang cukup
kuat dalam persaingan di pasar dan memiliki citra yang baik di
mata konsumen, maka organisasi bisnis tersebut dapat
dikatakan memiliki peluang yangbesar pula untuk
memaksimalkan tingkat penjualan berupa tunai. Berkenaan
dengan hal itu, maka kas yang diterima pun akan semakin
tinggi. Di sisi lain, jika suatu organisasi bisnis memiliki
kedudukan yang lemah dalam persaingan di pasar dan memiliki
citra yang kurang baik di mata konsumen, maka organisasi
bisnis tersebut dapat dikatakan memiliki peluang yang tidak
cukup besar untuk memaksimalkan tingkat penjualan dan
tentunya mengakibatkan berkurangnya nominal kas yang
diterima.
4. Ketentuan-ketentuan pembayaran atau dikenal dengan istilah
Term of Payment yang ditawarkan oleh organisasi bisnis.
Salah satu Term of Payment yang sering diterapkan dalam
dunia bisnis adalah potongan harga tunai (cash discount)
dengan tujuan agar pihak pembeli segera melakukan transaksi
secara tunai atau melakukan pembayaran dalam waktu yang
singkat. Jika pemberian cash discount mampu menarik minat
konsumen, maka konsumen pun akan mengambil kesempatan
potongan harga tersebut melalui pembelian dalam bentuk tunai.
Dengan demikian, akan terjadi peningkatan jumlah kas yang

6
diterima oleh organisasi bisnis sebagai pihak penjual.
Sedangkan pemberian Term of Payment yang tidak menarik
minat konsumen, maka konsumen itu sendiri akan beralih ke
pembayaran dalam bentuk kredit yang membuat jumlah kas
yang diterima menjadi berkurang.
5. Mekanisme perusahaan dalam perihal penagihan piutang.
Dalam hal organisasi bisnis melaksanakan penagihan piutang
secara aktif, maka akan berimplikasi pada penerimaan kas yang
semakin lancar.Sementara dalam hal organisasi bisnis bersifat
pasif dalam melakukan penagihan piutang, maka tidak menutup
kemungkinan bahwa penerimaan kas menjadi semakin lambat.
6. Anggaran aset tetap yang mengalami perubahan
Secara mengkhusus, aspek ini mencakup perihal penjualan aset
tetap yang terdapat pada organisasi bisnis yang bersangkutan.
Jika di masa mendatang suatu organisasi bisnis
mengestimasikan akan mengadakan penjualan aset tetap, maka
jumlah kas yang masuk akan bertambah. Namun, jika di masa
mendatang tidak ada pengalokasian tentang penjualan aset
tetap, maka jumlah kas yang masuk akan berkurang.
7. Perencanaan yang disusun organisasi bisnis mengenai
penerimaan kas yang diperoleh dari sumber lain.
Sebagai contoh, penghasilanberupa bunga, sewa, dan
sejenisnya.
b. Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Kas Melalui
Pengeluaran Kas
1. Anggaran pembelian bahan baku dan bahan penolong yang
secara keseluruhan disebut bahan mentah.
Secara mengkhusus, aspek ini mencakup perencanaan yang
disusun perusahaan mengenai tipe dan kuantitas bahan mentah
yang nantinya dibeli dari waktu ke waktu padamasa
mendatang. Volume pembelian yang tinggi akan merujuk pada

7
intensitas kegiatan transaksi pembelian berupa tunai yang
tinggi puladan berdampak pada semakin bertambahnya jumlah
kas yang keluar.Berbeda halnya jika volume pembelian kecil,
maka intensitas kegiatan transaksi pembelian dalam bentuk
tunai akan semakin kecil pula dan jumlah kas yang dikeluarkan
pun terbilang kecil pula.
2. Kondisi rivalitas para distributor (penyuplai) bahan mentah di
pasar
Kondisi rivalitas yang ketat antara kompetitor yang satu
(penyuplai yang satu) dengan kompetitor lainnya (penyuplai
lainnya) akan menuntut mereka untuk mengadakan transaksi
penjualan dalam bentuk kredit. Dengan begitu, jumlah kas yang
keluar akan berkurang sebab kondisi tersebut membuat pihak
yang menjadi pembeli mengurangi pembelian bahan mentah
secara tunai. Hal itu juga berlaku sebaliknya, dimana saat
kondisi rivalitas antar distributor (penyuplai) cenderung lemah,
maka para disributor tentunya akan mengurangi transaksi
penjualan secara kredit sehingga pihak perusahaan sebagai
pembeli akan mengalami peningkatan dalam melakukan
transaksi pembelian dalam bentuk tunai dan kas yang
dikeluarkan pun semakin tinggi.
3. Kedudukan perusahaan atau organisasi bisnis terhadap pihak
distributor (penyuplai) bahan mentah
Jika suatu organisasi bisnis memegang kedudukan yang cukup
kuat, maka organisasi bisnis yang bersangkutan dapat
melakukan optimalisasi pembelian bahan mentah secara kredit
yang nantinya dapat mengurangi pengeluaran kas yangterjadi.
Di sisi lain, jika suatu organisasi bisnis memegang
kedudukanyang lemah, maka organisasi bisnis yang
bersangkutan kemungkinan besar tidak dapat mengoptimalkan

8
pembelian bahan mentah secara kredit yang nantinya dapat
menambah pengeluaran kas yang terjadi
4. Ketentuan pembayaran atau Tern Of Payment yang diterapkan
oleh pihak penyuplai bahan mentah
Sebagai contoh, Term of Payment yang disuguhkan adalah
cash discount. Jika perusahaan tertarik akan pemberian diskon
tersebut, maka perusahaan tersebut akan terdorong untuk
mengadakan pembelian dalam bentuk tunai yang tentunya akan
berdampak pada pengeluaran kas yang lebih besar. Sedangkan
jika pemberian cash discount oleh pihak penyuplai dirasa
kurang menguntungkan bagi perusahaan dan perusahaan tidak
tertarik untuk mengambil diskon tersebut, maka perusahaan
akan terdorong untuk beralih ke pembelian secara kredit
sehingga dapat mengurangi pengeluaran kas.
5. Anggaran BTKL (Biaya Tenaga Kerja Langsung)
Dalam konteks ini, penggunaan tenaga kerja langsung yang
semakin banyak akan membuat pembayaran gaji tenaga kerja
langsung tersebut semakin tinggi sehingga menyebabkan kas
yang dikeluarkan semakin tinggi pula. Namun, semakin sedikit
tenaga kerja langsung yang dipekerjakan, maka pembayaran
gajinya pun akan semakin kecil dankas yang dikeluarkan juga
akan mengalami pengurangan.
6. Anggaran BOP (Biaya Overhead Pabrik)
Biaya overhead pabrikyang semakin tinggi akan berakibat pula
pada pengeluaran kas yang semakin besar pula. Begitu juga
sebaliknya, biaya overhead pabrik yang semakin kecil akan
berakibat pula pada pengeluaran kas yang semakin berkurang.
7. Biaya administrasi yang dianggarakan
Apabila biaya administrasi yang dikeluarkan semakin tinggi,
maka jumlah kas yang dikeluarkan juga bertambah besar. Hal
itu juga berlaku sebaliknya, dimana saat biaya administrasi

9
yang dikeluarkan semakin rendah, maka jumlah kasyang
dikeluarkan juga semakin berkurang.

8. Anggaran aset tetap yang mengalami perubahan


Faktor ini meliputi perencanaan yang disusun perusahaan akan
penambahan asettetap. Ketika perusahaan mengestimasikan
akan melaksanakan penambahan aset tetap, maka hal ini
tentunya akan menyebabkan kas yang dikeluarkan semakin
banyak. Sementara ketika perusahaan tidak mengestimasikan
adanya penambahan aset tetap, maka jumlah kasyang
dikeluarkan pun akan semakin berkurang.
9. Berbagai perencanaan yang disusun perusahaan mengenai kas
yang dikeluarkan guna kepentingan – kepentingan lain.
Sebagai contoh, biaya bunga, biaya sewa, dan sejenisnya.

D. Penyusunan Anggaran Kas


a. Pendekatan penyusunan anggaran kas
Dikutip dari buku Anggaran Perusahaan Suatu Pendekatan
Praktis (Ellen Christina, M, dkk) dinyatakan bahwa terdapat dua
pendekatan dalam menyusun anggaran kas yaitu :
1. Anggaran Kas Jangka Pendek
Anggaran ini adalah alat operasional yang digunakan sebagai dasar
pengendalian kas sehari-hari. Jangka waktu dari anggaran ini
disesuaikan dengan anggaran tahunan perusahaan. Selain itu,
anggaran ini digunakan sebagai alat pemberian otoritas kas keluar
yang secara terus-menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan
situasi keuangan secara umum.
2. Anggaran Kas Jangka Panjang
Anggaran ini berjangka waktu lima sampai sepuluh tahun yang
disesuaikan dengan perencanaan perusahaan yang telah disusun,

10
dimana anggaran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam upaya menambah dana dari sumber internal
perusahaan sekaligus memperkirakan saldo kas akhir di setiap
periode tahun anggaran.
b. Metode Penyusunan Anggaran Kas
Menurut M. Nafarin (2009:312) dipaparkan bahwa terdapat dua
metode dalam penyusunan anggaran kas yaitu :
1. Metode Langsung atau Metode Perkiraan Kas Masuk-Keluar
Metode yang didasarkan pada analisa peningkatan dan
pengurangan secara terperinci kepada rekening kas yang
dianggarkanyang nantinya akan menggambarkan semua arus kas
masuk dan keluardari anggaran, seperti penjualan, biaya dan
pengeluaran untuk tambahan modal. Secara umum, metode ini
digunakan untuk anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari
rencana laba tahunan.
Dalam menyusun anggaran dikatakan sebagai metode kas
masuk dan kas keluar, karena pada metode ini didahulukan untuk
memperkirakan sumber kas masuk kemudian sumber arus kas
keluar. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan terjadinya
kelebihan atau kekurangan kas. Metode langsung dimaksudkan
karena metode ini mengidentifikasi secara rinci transaksi sumber
kas atau arus kas masuk dan pengeluaran/belanja atau kas keluar.
2. Metode Tidak Langsung atau Metode Ikhtisar Laba Rugi
Hal yang menjadi dasar dalam metode ini adalah laba bersih
yang diperhitungkan terlihat pada ikhtisar rugi-laba yang
dianggarkan berdasarkan dengan dasar actual yang diubah menjadi
dasar kas atau disesuaikan dengan perubahan rekening penundaan
rekening bukankas seperti biaya yang terutang, biaya dibayar
dimuka, dan depresiasi/penghapusan /amortisasi. Metode ini
cenderung lebih cocok pada anggaran kas jangka panjang.

11
E. Langkah Menyusun Anggaran Kas
Adapun tahap-tahap dalam menyusun anggaran kas yaitu sebagai
berikut :
1. Menyusun anggaran piutang yang ditagihkan
2. Menyusun anggaran kas yang diterima baik dari penerimaan tunai,
piutang tertagih, dan penerimaan lainnya
3. Menyusun anggaran kas dikeluarkan meliputi segala pembelian yang
dilakukan.
4. Menyusun anggaran kas bersifat temporer atau mendapatkan kas
negatif atau pinjaman kepada pihak eksternal yang pinjamannya
beresiko dikenai bunga.
5. Memproyeksikan bunga yang dibayarkan secara lengkap guna
menutup defisit.
6. Menyusun anggaran kas di akhir.

F. Ilustri Penyusunan Anggaran Kas


Pada tahun 2016, PT Bintang Jaya merencanakan untuk menyusun
anggaran kas. Adapun data yang digunakan dalam penyusunan tersebut
antara lain :
1. Penjualan
a. Anggaran penjualan tahun 2016 tiap triwulan
TW I = Rp. 70.000.000 TW III = Rp. 50.000.000
TW II = Rp. 35.000.000 TW IV = Rp. 65.000.000
b. Rata-rata penjualan tiap triwulan 70 % dibayar secara kredit dan
sisanya merupakan penjualan secara tunai
c. Pembayaran piutang dilakukan pada :
1. Dibayarkan pada triwulan terjadinya transaksi sebesar 80% dari
total piutang
2. Sisanya dibayarkan pada triwulan setelahnya dari pembayaran
pertama.

12
d. Terdapat piutang pada tahun 2015 yang belum terbayar
sejumlahRp. 28.500.000 dibayarkan pada triwulan
e. Rata-rata piutang tak tertagih sebesar 4%
2. Pada triwulan III, terjadi penjualan aktiva tetap yang tak terpakai
sebesar Rp. 6.000.000
3. Pendapatan bunga tiap triwulan sebesar Rp. 3.300.000
4. Biaya operasional per-triwulan sebesar 65% dari nilai penjualannya.
5. Pada triwulan I, terjadi pembelian aktiva tetap untuk penggantianaktiva
yang rusak seharga Rp. 27.000.000
6. Biaya bunga setiap triwulan dalam setahun sebesar Rp. 1.550.000
7. Memiliki kas sebesar Rp. 30.000.000-Rp. 40.000.000
8. Saldo awal kas tahun 2016 sebesar Rp. 11.000.000
Dari data diatas maka susunlah :
1. Anggaran penjualan tunai dan kredit disertakan dengan
pengumpulan piutangnya
2. Anggaran penerimaan kas dan pengeluaran kas
3. Anggaran kas untuk perhitungan atas data tersebut

Penyelesaian
1. Anggaran Penjualan tunai dan kredit
Penjualan Tunai Penjualan Kredit Piutang Tak Tertagih
Periode Penjualan Neto
(30%) (70%) (4%)
TW I Rp 21.500.000,00 Rp 49.000.000 Rp 2.800.000 Rp 46.200.000
TW II Rp 10.500.000,00 Rp 24.500.000 Rp 1.400.000 Rp 23.100.000
TW III Rp 15.000.000,00 Rp 35.000.000 Rp 2.000.000 Rp 33.000.000
TW IV Rp 19.500.000,00 Rp 45.500.000 Rp 2.600.000 Rp 42.900.000

Anggaran pengumpulan piutang


1) Penjualan netto triwulan I
Dibayarkan pada triwulan I sebesar 80% :
80% x Rp. 46.200.000 = Rp. 36.960.000
Dibayarkan selanjutnya yaitu pada triwulan II
(Rp. 46.200.000 – Rp. 36.960.000) = Rp. 9.240.000

13
2) Penjualan netto triwulan II :
Dibayarkan pada triwulan II sebesar 80% :
80% x Rp. 23.100.000 = Rp. 18.480.000
Dibayarkan selanjutnya yaitu pada triwulan III
(Rp. 23.100.000-Rp. 18.480.000) = Rp. 4.620.000
3) Penjualan netto triwulan III
Dibayarkan pada triwulan III sebesar 80% :
80% x Rp. 33.000.000 = Rp. 26.400.000
Dibayarkan selanjutnya yaitu pada triwulan IV
(Rp. 33.000.000-Rp. 26.400.00) = Rp. 6.600.000
4) Penjualan netto triwulan IV :
Dibayarkan pada triwulan IV sebesar 80% :
80% x Rp. 42.900.000 = Rp. 34.320.000
Karena disusun untuk tahun 2016, maka pembayaran
selanjutnya padatriwulan IV diperhitungkan pada anggaran
selanjutnya.
Periode TW I TW II TW III TW IV
TW I Rp 36.960.000 Rp 9.240.000
TW II Rp 18.480.000 Rp 4.620.000
TW III Rp 26.400.000 Rp 6.600.000
TW IV Rp 34.320.000
Total Rp 36.960.000 Rp 27.720.000 Rp 31.020.000 Rp 40.920.000

2. Anggaran penerimaan kas dan pengeluaran kas


1) Anggaran penerimaan kas
Keterangan TW I TW II TW III TW IV
Piutang Rp 36.960.000 Rp 27.720.000 Rp 31.020.000 Rp 75.240.000
Penjualan tunai Rp 21.000.000 Rp 10.500.000 Rp 15.000.000 Rp 19.500.000
Piutang tahun 2015 Rp 28.500.000
Penjualan aktiva tetap Rp 6.000.000
Pendapatan bunga Rp 3.300.000 Rp 3.300.000 Rp 3.300.000 Rp 3.300.000
Total Rp 89.760.000 Rp 41.520.000 Rp 55.320.000 Rp 98.040.000

2) Anggaran pengeluaran kas

14
Keterangan TW I TW II TW III TW IV
Biaya Operasional 1 (65% dari nilai penjualan) Rp 45.500.000 Rp 22.750.000 Rp 32.500.000 Rp 42.250.000
Pembelian aktiva tetap Rp 27.000.000
Biaya bunga Rp 1.550.000 Rp 1.550.000 Rp 1.550.000 Rp 1.550.000
Total Rp 74.050.000 Rp 24.300.000 Rp 34.050.000 Rp 43.800.000

3) Anggaran kas tahun 2016


Keterangan TW I TW II TW III TW IV
Saldo awal Rp 11.000.000 Rp 26.710.000 Rp 43.930.000 Rp 65.200.000
Penerimaan kas Rp 89.760.000 Rp 41.520.000 Rp 55.320.000 Rp 98.040.000
Kas tersedia Rp 100.760.000 Rp 68.230.000 Rp 99.250.000 Rp 163.240.000
Pengeluaran kas Rp 74.050.000 Rp 24.300.000 Rp 34.050.000 Rp 43.800.000
Total Rp 26.710.000 Rp 43.930.000 Rp 65.200.000 Rp 119.440.000

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut IFRS, kas adalah salah satu bagian dari unsur financial
instrument (instrumen keuangan) yang meliputi bentuk uang tunai,
sertifikat, maupun dana yang disimpan di bank yang menyangkut tabungan
dan giro. Kas juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu dalam bentuk
tunai maupun bukan tunai yang tersedia dan dapat diterima sebagai alat
pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Secara garis besar
penggunaan anggaran kas memiliki3 (tiga) manfaat pokok yaitu : sebagai
pedoman kerja, sebagai fungsi pengontrol dalam kegiatan operasional
perusahaan dan sebagai fungsi pengawasan dalam kegiatan operasional
perusahaan. Dalam rangka mengoptimalkan penyusunan anggaran kas
oleh suatu perusahaan ataupun organisasi bisnis, maka pihak yang
berkepentingan dalam hal ini perlu mempertimbangkan berbagai perihal
yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran itu
sendiri
B. Saran
Saran yang kami sampaikan terutama kepada para pembaca
makalah ini adalah hendaknya kita mengetahui dan bersungguh-sungguh
dalam mempelajari materi terkait anggaran kas yang dimulai dari
pengertian dan manfaat anggaran kas hingga factor-faktor yang
mempengaruhi anggaran kas. Dengan adanya pengetahuan terkait
anggaran kas, maka hal tersebut akan dapat menambah wawasan dari para
pembaca sekaligus dapat mengimplementasikannya. Kami berharap
makalah yang kami buat ini akan dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu apabila para pembaca mendapatkan kesalahan dan kekurangan dari
makalah ini, kritik dan saran sangat kami nantikan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I Made. 2020. Penganggaran Perusahaan. Jakarta Selatan. Lembaga


Penerbitan Universitas Nasional.
Aziz, M. 2020. Anggaran Kas
[online]https://www.researchgate.net/publication/346396468_ANGGARA
N_KASdiakses pada tanggal 30 April 2022
Effendy, Aidil Amin & Nurhadi, Ahmad. 2020. Penganggaran
Perusahaan.Tangerang Selatan. Unpam Press
Herawati, Nyoman Trisna dan Ni Luh Asri Savitri. 2018. "BUKU AJAR
AKUNTANSI PENGANTAR 2". Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.
Siregar, J.F. 2022. Penyusunan Anggaran Kas. [online].https://stie-igi.ac.id/wp-
content/uploads/2020/07/modul-10-penggaran-perusahaan-1.pdf diakses
pada tanggal 30 April 2022

17

Anda mungkin juga menyukai