Anda di halaman 1dari 23

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

" Anggaran Kas dan Piutang "

Dosen Pengampu : Imam Abrori, S.E., M.M.

DI SUSUN OLEH

Kelompok 5

Elfina Damayanti (220123928)

Lensi Cuncum Pratanti (220123968)

Mardiyah (220123945)

Marisah Firdaus (220123970)

Siska Aprilia Arista (220123981)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS WIDYA GAMA LUMAJANG

( ITB WIDYA GAMA LUMAJANG )

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah kami yang berjudul “Anggaran Kas dan Piutang”
untuk memenuhi tugas mata kuliah Penganggaran Perusahaan.

Selain itu, kami pun mengucapkan terimakasih kepada para penulis yang tulisannya kami kutip
sebagai bahan rujukan. Tak lupa juga kami ucapkan maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kata
dan pembahasan yang keliru dari kami. Kami berharap kritik dan saran Anda. Semoga makalah
kami ini dapat menjadi pelajaran dan menambah wawasan Anda dalam mata kuliah
Penganggaran Perusahaan .

Kami sadar dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Akan tetapi kami yakin
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................................

B. Rumusan masalah .......................................................................................

C. Tujuan masalah ..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Anggaran Kas

1. Pengertian Anggaran Kas ...........................................................................

2. Tujuan Penyusunan Anggaran Kas ..............................................................

3. Pengaruh penjualan kredit terhadap arus Kas .............................................

4. Penyusunan Anggaran Kas ..........................................................................

B. Anggaran Piutang

1. Pengertian Anggaran Piutang.....................................................................

2. Manfaat Anggaran Piutang........................................................................

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Piutang ...........................................

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran Piutang ...........

5. Penyusunan anggaran Piutang....................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu perusahaan harus memiliki anggaran kas untuk menjaga posisi likuiditas dan mengetahui
debit atau surplus kas. Anggaran kas ialah estimasi posisi kas periode tertentu di masa
mendatang tentang penerimaan kas dan tentang pengeluaran kas. Penerimaaan kas itu pada
umumnya dari modal pemilik, hutang, penjualan tunai, penerimaan piutang, penjualan aktiva
tetap, dan lain-lain. Sedangkan pengeluaran kas itu pada umumnya untuk pembelian aktiva,
pembelian bahan baku, pembayaran upah tenaga kerja langsung, pembayaran biaya tidak
langsung pabrik, pembayaran biaya pemasaran, pembayaran biaya administrasi dan umum,
pembayaran bungan, pembayaran dividen, pembayaran jasa produksi, pembayaran premi
asuransi, pembayaran pajak, dan pengeluaran lain-lain.

Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari penjual kepada pembeli yang timbul
karena adanya suatu transaksi penjaualan kredit. Piutang termasuk dalam kelompok akun
aktiva lancar. Dalam setiap laporan keuangan sering kali dijumpai piutang dalam neraca suatu
entitas, baik berupa piutang dagang maupun piutang wesel. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya akun piutang bagi suatu entitas.

Piutang penting bagi para manajer dan investor karena beberapa sebab, sebab yang pertama
yaitu karena piutang merupakan aset dalam laporan keuangan yang harus mencermikan
nilainya. Kedua, persoalan menyangkut piutang adalah dasar untuk penentuan laba dan
pengukuran kinerja perusahaan. Ketiga, piutang dagang dapat menjadi aset yang tidak
produktif. Kas merupakan awal dari investasi dan operasi suatu perusahaan, kas terdiri dari
mata uang (currency), giro, dan rekening koran di bank (bank deposit). Perusahaan atau
perseorangan menyimpan uang tunai (kas) untuk motif transaksi, motif penegahan, motif
spekulatif.

B. Rumusan masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan secara umum mengenai anggaran kas!
2. Jelaskan secara umum mengenai anggaran piutang!

C. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tentang anggaran kas

2. Untuk mengetahui tentang anggaran piutang


BAB II PEMBAHASAN

A. Anggaran Kas

1. Pengertian Anggaran Kas

Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang kas
beserta perubahan-perubahannya dari waktukewaktu selama periode yang akan datang, baik
perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.
Penyusunan anggaran kas bagi suatu perusahaan sangatlah penting artinya bagi penjagaan
likuiditasnya. Dengan menyusun anggaran kas akan dapat diketahui kapan perusahaan dalam
keadaan defisit kas atau surplus kas karena operasi perusahaan. Dengan mengetahui adanya
defisit kas jauh sebelumnya, maka dapatlah direncanakan sebelumnya penentuan sumber dana
yang akan digunakan untuk menutupi defisit tersebut. Karena masih cukupnya waktu maka
terdapat lebih banyak alternatif sumber dana, dan makin banyaknya alternatif sumber dana
berarti, kita dapat mengadakan pemilihan sumber dana yang biayanya paling rendah.
Sebaliknya dengan mengetahui jauh sebelumnya bahwa akan terdapat surplus kas yang besar,
maka jauh sebelumnya sudah dapat direncanakan bagaimana menggunakan kelebihan dana
secara efisien.
Adapun pengertian anggaran kas menurut beberapa para ahli adalah sebagai berikut :
a. Menurut Bambang Riyanto menyatakan bahwa anggaran kas (cash budget) adalah estimasi
terhadap posisi kas untuk periode tertentu yang akan datang.
b. Menurut Erich A. Helfert menyatakan bahwa anggaran kas adalah sarana perencanaan bulan
demi bulan atau minggu demi minggu yang sangat spesifik, biasanya disusun oleh staf keuangan
suatu perusahaan.
c. Menurut M. Munandar menyatakan bahwa anggaran kas (cash budget) adalah anggaran yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya
dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa
pengeluaran kas, maupun yang berupa penerimaan kas.

Dari ketiga pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa cash budget adalah suatu
perencanaan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas untuk mengetahui kapan
akan terjadi surplus dan defisit untuk suatu periode yang akan datang.

2. Tujuan penyusunan anggaran kas

Tujuan utama penyusunan anggaran kas (cash budget) adalah untuk:


a. Memberikan taksiran posisi kas akhir setiap periode sebagai akibat dari operasional
perusahaan.
b. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya, sekaligus untuk menentukan
kebutuhan pembiayaan atas kelebihan kas mengangsur untuk investasi.

c. Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya, dan utang.
d. Dapat dipakai sebagai alat pemantau posisi kas secara terus-menerus.

Sedangkan menurut Ellen Christina, anggaran kas (cash budget) sebagai alat perencanaan
perusahaan mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang kas masuk
dengan uang kas keluar. Sehingga saldo kas pada akhir suatu periode akan sama dengan saldo
kas awal ditambah penerimaan-penerimaan kas pada suatu periode dan dikurangi pengeluaran-
pengeluaran kas pada waktu yang sama.
b. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus. Defisit terjadi bilamana
pemasukan ditambah saldo awal ternyata lebih kecil dari kebutuhan pengeluaran yang harus
dibayar. Sebaliknya, surplus akan terjadi bilamana pemasukan melebihi pengeluaran, sehingga
jumlah saldo akhir periode mengalami peningkatan. Terhadap kemungkinan defisit inilah
perusahaan perlu lebih waspada.
c. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang. Dimana bila
terjadi defisit, perusahaan perlu mencari dana tambahan baru dan sebaliknya bila perusahaan
mengalami surplus maka perusahaan harus memilih alternatif penggunaan yang paling
menguntungkan.

d. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit. Besar kecilnya kas yang tersedia juga
menunjukkan kemampuan perusahaan membelanjai modal kerjanya. Kemampuan
pembelanjaan modal kerja ini pada gilirannya juga merupakan dasar bagi perusahaan untuk
menggunakan kebijakan kredit sebagai upaya meningkatkan volume penjualan.
e. Sebagai dasar otoritas dana anggaran yang disediakan. Sesuatu jenis biaya yang sudah
dianggarkan perlu diatur penggunaannya lewat mekanisme otorisasi pengeluaran kas. Dengan
demikian plafon anggaran tidak akan terlampaui dan sekaligus disesuaikan dengan keadaan
likuiditas perusahaan.
f. Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya. Dengan demikian
varian dalam arus kas masuk maupun kas keluar dapat diketahui yang menjadi penyebabnya.

Anggaran kas yang dikelola dengan baik sangat diperlukan dalam perusahaan, karena anggaran
kas merupakan proyeksi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode tertentu.
Dalam hal ini anggaran kas memiliki tujuan pokok untuk merencanakan penganggaran kas yang
seoptimal mungkin, yaitu rencana untuk menyediakan kas yang cukup baik dalam jumlah
maupun waktunya.
Oleh sebab itu maka arus kas masuk dan arus kas keluar harus diupayakan seimbang, artinya
tidak terjadi saldo kas yang berlebihan ataupun kekurangan. Saldo kas yang berlebihan dari
kebutuhan akan mengorbankan kegiatan operasional perusahaan, karena tertanam jumlah
uang kas yang tidak produktif. Tetapi sebaliknya saldo kas yang defisit, akan menyebabkan
perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik dan akibat selanjutnya kegiatan perusahaan dapat
terganggu karena kurangnya pembiayaan. Dengan demikian diperlukan adanya penyusunan
anggaran penerimaan dan pengeluaran kas yang baik, sehingga menghasilkan jumlah saldo
yang optimal agar dapat menunjang aktivitas perusahaan. Jumlah kas yang optimal berarti
dapat membiayai operasi perusahaan sehari-hari dan kewajiban finansial perusahaan tetap siap
pada saat ditagih.

3. Pengaruh penjualan kredit terhadap arus Kas

Penjualan tunai berakibat arus kas masuk terjadi bersamaan dengan terjadinya transaksi
penjualan, tidak demikian dengan penjualan secara kredit. Pengaruh penjualan kredit terhadap
kas adalah sebagai berikut :
a. Jangka waktu kredit yang diberikan. Semakin panjang jangka waktu kredit, maka semakin
panjang jarak antara terjadinya transaksi penjualan dan penerimaan uang kas dari penjualan
itu.
b. Tingkat perputaran penagihan piutang. Semakin aktif petugas menagih piutang, maka
semakin cepat arus kas masuk ke dalam kas perusahaan.
c. Bonofiditas dari para debitur yang dipercaya membeli barang secara kredit.
d. Situasi usaha pada umumnya. Pada kondisi usaha yang normal, likuiditas perusahaan pada
umumnya baik, maka kemungkinan penundaan pembayaran adalah kecil. Sebaliknya bila
pasaran lesu, sulit memperoleh uang tunai, kemungkinan terjadinya penundaan menjadi
semakin besar.

4. Penyusunan Anggaran Kas

Penyusunan anggaran ini mencakup dua sektor yaitu :

a. Sektor penerimaan kas, yang pada umumnya berasal dari:

1. Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi

2. Penagihan piutang

3. Penjualan aktiva tetap

4. Penerimaan lain-lain (non operating), seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa,
penghasilan dividen, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas, antara lain:
a) Anggaran penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas)
barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Semakin besar
jumlah penjualan akan memperbesar penerimaan kas.
b) Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memperkecil pula
penerimaan kas. Persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan perusahaan memperbesar
pula penerimaan kas.
c) Posisi perusahaan dalam persaingan cukup kuat akan memperbesar penerimaan syarat
pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan.
d) Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan piutang yang lebih aktif
akan mempercepat penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya, penagihan piutang yang kurang
aktif akan memperlambat penerimaan kas.
e) Budget perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan (penjualan) aktiva
tetap.

f) Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumber lain-lain (non


operating), seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan dividen, dan
sebagainya.
b. Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk biaya-biaya, baik
biaya-biaya utama (operating), maupun biayabiaya bukan utama (non operating), seperti
misalnya :
1. Pembelian tunai bahan mentah
2. Pembayaran utang

3. Pembayaran upah tenaga kerja langsung


4. Pembayaran biaya pabrik tidak langsung
5. Pembayaran biaya administrasif
6. Pembayaran biaya penjualan
7. Pembelian aktiva tetap
8. Pembayaran lain-lain (non opearting), seperti misalnya pembayaran biaya bunga,
pembayaran biaya sewa, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas antara lain :
a) Budget pembelian bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah
(kuantitas) bahan mentah yang akan dibeli dari waktu ke waktu selama periode yang akan
datang.

b) Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar persaingan yang lebih keras akan
memperkecil pengeluaran kas.
c) Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. Bilamana posisi perusahaan cukup
kuat, maka perusahaan lebih dapat memaksakan pembelian secara kredit, sehingga akan
memperkecil pengeluaran kas.
d) Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier bahan mentah.
e) Budget upah tenaga kerja langsung. Semakin besar upah tenaga kerja langsung yang akan
dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.

f) Budget biaya pabrik tidak langsung. Semakin besar biaya pabrik tidak langsung yang harus
dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
g) Budget biaya administrasi. Semakin besar biaya administrasi yang harus dibayar, akan
semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
h) Budget perusahaan aktiva tetap, khususnya rencana tentang penambahan aktiva tetap.
Penambahan aktiva tetap memperbesar pengeluaran kas. Rencana-rencana perusahaan
tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain (non operating), seperti
misalnya untuk biaya bunga, biaya sewa, dan sebagainya.

Menurut Riyanto, tahap-tahap dalam penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut:
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan,
transaksi-transaksi disini merupakan operasi (operation transaction) pada tahun ini dapat
diketahui adanya defisit/surplus karena rencana operasi perusahaan.
2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-
sumber dana lainnya yang operasi perusahaan juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit
tersebut beserta waktu pembayaran kembali, transaksi-transaksi disini merupakan transaksi
finansial (financial transactions).
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya
transaksi finansial, dan anggaran kas yang final merupakan gabungan dari transaksi operasional
dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara
keseluruhan.
Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa apabila di dalam menyusun
transaksi operasi terjadi defisit maka untuk menutup defisit tersebut diperlukan suatu transaksi
keuangan.

5. Pendekatan Penyusunan Anggaran Kas

Menurut M. Nafarin terdapat dua pendekatan dalam penyusunan anggaran kas, yaitu sebagai
berikut:
a. Pendekatan kas masuk dan kas keluar

Metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang dianggarkan yang mencerminkan
semua arus kas masuk dan arus kas keluar dari anggaran penjualan, anggaran biaya/beban dan
anggaran tambahan produk modal. Metode ini sering digunakan untuk anggaran kas jangka
pendek sebagai bagian dari rencana tahunan.
b. Pendekatan akunting keuangan

Titik tolak dari pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasar akrual menjadi anggaran
kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening dan penundaan rekening bukan kas,
seperti: beban/biaya terutang, beban/biaya bayar dimuka,
depresiasi/penyusutan/penghapusan/amortisasi. Metode ini lebih cocok untuk anggaran kas
jangka panjang. Metode ini dikatakan pendekatan akunting keuangan karena cara penyusunan
anggaran kas berdasarkan ikhtisar laba rugi dan rencana yang dihasilkan akunting keuangan.

Sedangkan menurut Ellen Christina, ada dua pendekatan dalam menyusun anggaran kas, yaitu
sebagai berikut:
a. Anggaran kas jangka pendek

Anggaran ini merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari. Jangka waktunya
disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran ini juga berfungsi sebagai alat pemberian
otoritas kas keluar yang secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi
keuangan pada umumnya.
b. Anggaran kas jangka panjang

Anggaran ini meliputi jangka waktu lima sampai sepuluh tahun yang disesuaikan dengan
perencanaan perusahaan yang telah disusun. Anggaran ini juga berguna untuk mengetahui
kemampuan perusahaan menambah dana dari sumber-sumber internal dan sekaligus
memperkirakan saldo kas pada akhir periode tahun anggaran.

Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan dalam penyusunan
anggaran kas terkait dengan jangka waktu (periode) anggaran kas yang diperlukan oleh
perusahaan yaitu:
1. Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari.
Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran kas seperti ini berfungsi
sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas
masuk dan situasi keuangan pada umumnya. Perusahaan dapat menyusun anggaran kas jangka
pendek, bisa mingguan, bulanan atau kuartalan untuk tujuan pemenuhan kebutuhan kas.
2. Anggaran kas jangka panjang meliputi jangka waktu lima tahun sampai dengan jangka waktu
sepuluh tahun. Bilamana corporate plan, maka jangka waktu anggaran jenis ini harus
disesuaikan dengan waktu yang tercakup dalam corporate plan tersebut. Kegunaan dari
anggaran kas ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan di dalam menambah dana
dari sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo akhir tahun dari tiap-tiap
anggaran. Anggaran kas jangka panjang dapat dipakai untuk pengambilan keputusan
kebijaksanaan keuangan.
6. Sumber dan Penggunaan Kas

Sumber kas masuk yang utama adalah :

a. Hasil penjualan produk/jasa secara tunai

b. Hasil penagihan piutang perusahaan

c. Pendapatan lain seperti bunga bank, jasa giro, dividen

d. Adanya pengurangan pada aktiva tetap, seperti penjualan aktiva

e. Penerimaan diluar penghasilan seperti kredit bank, penjualan obligasi

f. Penambahan modal sendiri oleh pemilik

Penggunaan kas keluar yang utama adalah :

a. Berbagai pembayaran untuk operasional perusahaan seperti biaya tenaga kerja, biaya
penjualan, dan biaya administrasi.

b. Pembayaran pada kreditur, baik berupa bunga maupun angsurannya.

c. Penambahan berbagai aktiva tetap seperti pembelian aktiva tetap.

d. Pembayaran pada pemilik modal, seperti pembayaran dividen atau pengembalian modal.

B. Anggaran Piutang

1. Pengertian Anggaran Piutang

Piutang (receivable) adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor (pemberi pinjaman)
kepada debitor (penerima pinjaman) yang bersedia melunasinya pada waktu mendatang. Jadi
piutang itu ada karena terdapat dua pihak, yaitu kreditor dan debitor. Ada kesediaan debitor
untuk melunasi kewajibannya kepada kreditor, ada jarak waktu mulai timbul piutang sampai
saat pelunasannya, ada hak menagih yang dimiliki kreditor.

Ada beberapa jenis piutang, yaitu :


a. Piutang surat berharga (contoh: bilyet giro belum jatuh tempo, bilyet giro kosong, cek kosong
dan cek mundur), beban bayar dimuka (contoh: sewa dibayar dimuka, iklan dibayar dimuka,
dan bunga dibayar di muka), setoran jaminan (contoh: untuk keperluan garansi/jaminan bank
dan untuk keperluan menjalin hubungan bisnis lainnya), piutang pajak (contoh: angsuran pajak,
pajak masukan, kelebihan bayar pajak, dan lain-lain) pinjaman pekerja, piutang uang muka,
piutang wesel, piutang usaha, dan piutang lainnya.
b. Piutang wesel (notes receivable) adalah piutang yang didukung janji tertulis dalam bentuk
wesel. Piutang wesel dan piutang surat berharga dapat terjadi karena menjual barang secara
kredit atau pemberian pinjaman dalam bentuk uang. Piutang uang muka dapat terjadi setelah
uang muka beli barang atau uang muka kerja (seperti pasang iklan atau membuat baliho).
c. Piutang usaha (account receivable) adalah piutang yang timbul sebagai akibat menjual barang
dan jasa secara kredit dari usaha pokok perusahaan. Piutang usaha berbeda dengan piutang
dagang. Piutang usaha meliputi piutang dagang, sedangkan piutang dagang hanya terdapat
pada perusahaan dagang yang menjual barang dagangannya secara kredit. Piutang usaha ini
meliputi seluruh macam/jenis perusahaan yang menjual barang atau jasa dari usaha pokoknya
secara kredit.

Anggaran piutang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang
sejumlah piutang perusahaan beserta perubahanperubahanya dari waktu ke waktu selama
periode yang akan datang. Anggaran piutang menunjukan besarnya piutang dari transaksi-
transaksi penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan. Anggaran tersebut menerangkan
mengenai jumlah piutang yang tertagih dari waktu ke waktu, serta menunjukan pula sisa
piutang yang belum tertagih dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.

Penjualan secara kredit ini dilakukan perusahaan dalam rangka meningkatkan jumlah penjualan
hasil produksinya dipasar, mengingat keadaan persaingan yang semakin besar. Piutang dagang
memiliki berbagai jenis beban dan biaya yang timbul akibat menjual produk secara kredit,
diantaranya yaitu :
1. Biaya modal
2. Biaya administrasi piutang, seperti biaya penagihan piutang dan biaya organisasi perunit
kerja yang disertai tugas mengelola piutang
3. Piutang mungkin tidak seluruhnya dapat ditagih karena adanya resiko debitor tidak
bertanggung jawab (melarikan diri) atau bangkrut

Memberikan kredit memiliki beberapa resiko, diantaranya adalah resiko tertanamnya harta
dalam piutang dan resiko tidak tertagihnya sebagian atau seluruh piutang. Oleh karena itu perlu
ditentukan besarnya anggaran piutang tak tertagih dengan cara menyediakan cadangan
pengahapusan piutang sebagai akibat kemungkinan tidak tertagih. Dengan demikian, kerugian
piutang tidak tertagih tidak dianggap sebagai hal yang tidak terduga.

Selain itu juga piutang adalah salah satu bentuk investasi. Sebagai salah satu bentuk investasi
maka piutang :

a. Menyerap sejumlah dana modal kerja

b. Mempunyai usia tertentu sesuai dengan waktu keterikatannya


c. Mempengaruhi tingkat resiko perusahaan secara keseluruhan

2. Manfaat Anggaran Piutang

Secara umum, semua anggaran termasuk angaran piutang mempunyai tiga kegunaan pokok,
yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat perkoordinasian kerja, serta sebagai alat pengawasan
kerja, yang membantu manajemen dalam memimpin jalannnya perusahaan.

Sedangkan secara khusus, anggaran piutang berguna sebagai dasar untuk penyusunan
anggaran kas, karena penagihan-penagihan piutang tersebut merupakan pemasukan kas.
Adapun manfaat yang diperoleh perusahaan dengan menyusun anggaran piutang, antara
lain :
a. Dapat diperkirakannya posisi piutang pada berbagai waktu
b. Dapat diketahuinya jumlah piutang yang sudah waktunya untuk ditagih
c. Dapat diperkirakan arus kas yang berasal dari penjualan kredit

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Piutang

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya anggaran piutang, antara lain
volume barang yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian
potongan, pembatasan kredit, dan kebijakan penagihan piutang.

a. Volume barang yang dijual secara kredit.

Volume barang yang dijual secara kredit lebih besar dari pada tunai dapat semakin
memperbesar anggaran dalam piutang usaha, dan sebaliknya. Contoh: Sebulan dijual barang
Rp100.000 dengan syarat 10% dibayar tunai dan 90% dilakukan secara kredit. Dengan demikian,
piutang usaha yang tertanam 90% x Rp100.000 = Rp90.000. Volume barang yang dijual secara
kredit lebih kecil daripada tunai dapat memperkecil anggaran dalam piutang usaha. Contoh:
Sebulan dijual barang Rp100.000 dengan syarat 90% dibayar tunai dan 10% dilakukan secara
kredit. Dengan demikian, piutang usaha tertanam 10% x Rp100.000 = Rp10.000.
Kesimpulannya, semakin besar piutang usaha yang tertanam semakin besar risiko dalam
piutang.
b. Standar kredit
Penentuan standar kredit menentukan besar kecilnya piutang usaha yang tertanam. Semakin
longgar standar kredit yang diberikan maka semakin besar piutang yang tertanam dan semakin
besar risiko kerugian piutang. Standar kredit yang longgar dan ekstrim misalnya tidak perlu
jaminan kredit atas barang yang dibeli, semua orang boleh diberikan fasilitas kredit, tanpa batas
umur dan tanpa mempertimbangkan apakah calon debitur berpengalaman atau tidak dalam
bekerja. Dengan kata lain, analisis 5C dan 3S diabaikan. Sebaliknya, semakin ketat standar
kredit yang diberikan maka semakin kecil piutang yang dianggarkan dan semakin kecil risiko
kerugian piutang. Standar kredit yang ketat dan ekstrim artinya calon debitur diseleksi secara
ketat.

c. Jangka waktu kredit


Jangka waktu kredit mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang tertanam. Semakin
panjang jangka waktu kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam, dan sebaliknya.
Jangka waktu kredit yang panjang dapat meningkatkan volume barang atau jasa yang dijual, di
samping juga mengakibatkan piutang usaha semakin besar.

d. Pemberian potongan

Pemberian potongan harga juga dapat mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang.
Pemberian potongan yang besar akan memperkecil piutang usaha yang tertanam. Sebaliknya,
pemberian potongan yang kecil memperbesar piutang yang tertanam.

e. Pembatasan kredit
Pembatasan kredit yang dimaksudkan di sini adalah pembatasan kredit dalam arti kuantitatif,
yaitu berkenaan dengan batas (jumlah) kredit maksimal yang akan diberikan. Pembatasan
kredit juga dapat mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha. Semakin tinggi batasan (plafon)
kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam dan semakin rendah batasan kredit
maka semakin kecil piutang yang tertanam.
f. Kebijakan penagihan piutang
Kebijakan penagihan piutang mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang tertanam.
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan penagihan piutang secara aktif ataupun pasif.
Kebijakan penagihan piutang secara aktif dapat memperkecil piutang usaha yang tertanam,
sebaliknya kebijakan penagihan piutang secara pasif dapat memperbesar piutang usaha yang
tertanam. Kebijakan penagihan piutang usaha secara aktif memerlukan biaya (beban) yang
besar dibandingkan kebijakan penagihan secara aktif. Biaya yang dikeluarkan dalam kebijakan
penagihan piutang secara aktif meliputi biaya perjalanan, biaya telepon, biaya surat menyurat,
biaya administrasi piutang, dan lain-lain.

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Piutang

Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran piutang adalah
sebagai berikut:

a. Anggaran penjualan. Semakin besar jumlah penjualan akan cenderung semakin besar pula
transaksi penjualan secara kredit yang akan dilakukan, sehingga piutang perusahaan juga akan
bertambah.
b. Keadaan persaingan di pasar. Semakin tinggi tingkat persaingan di pasar, maka volume
penjualan secara kredit juga semakin meningkat.
c. Posisi perusahaan dalam persaingan. Semakin kuat posisi perusahaan di pasaran, maka
perusahaan cenderung untuk melakukan penjualan secara tunai, namun sebaliknya jika posisi
perusahaan cenderung lemah, maka perusahaan melakukan penjualan secara kredit.
d. Syarat pembayaran (term of payment). Semakin besar potongan penjualan secara tunai maka
piutang akan semakin sedikit, artinya konsumen cenderung membeli secara tunai, namun
sebaliknya jika potongan penjualan semakin besar maka kecenderungan konsumen untuk
melakukan pembelian secara kredit. Akibatnya piutang perusahaan juga akan semakin besar.
e. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang. Semakin intens perusahaan melakukan
penagihan piutang maka jumlah piutang perusahaan semakin berkurang, namun sebaliknya jika
perusahaan tidak aktif maka jumlah piutang juga akan semakin menumpuk.
f. Rencana perusahaan untuk melakukan penjualan secara kredit. Semakin besar rencana
penjualan secara kredit, berakibat jumlah piutang juga semakin besar, demikian juga sebaliknya
jika rencana penjualan secara kredit dikurangkan, maka piutang juga semakin kecil. Contohnya
adalah jika perusahaan menganggarkan akan menjual sebagian aktiva tetapnya secara kredit
maka hal ini akan menambah jumlah piutang usaha perusahaan.

5. Penyusunan Anggaran Piutang

Beberapa langkah-langkah didalam menyusun anggaran piutang, antara lain :

a. Menentukan besarnya jumlah penjualan tunai dan jumlah penjualan kredit yang dihasilkan
oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu satu bulan atau triwulan.
b. Menentukan besarnya bed debts atau besarnya piutang tak tertagih yang harus dicadangkan.

c. Mengetahui atau mengidentifikasi besarnya term of credit.

d. Perhatikan kemungkinan adanya bunga untuk penjualan kredit.

e. Menyusun di dalam bentuk tabel-tabel yang sistematis

Contoh Kasus Anggaran Piutang

1. Data yang diperlukan Anggaran penjualan PT. Wijaya Asem selama triwulan pertama tahun
2015 adalah sebagai berikut:
Realisasi anggaran :
Desember Rp. 70.000

Januari Rp. 75.000


Februari Rp. 80.000
Maret Rp. 85.000

Syarat pembayaran 50% tunai, 40% kredit sebulan, 10% kredit dua bulan, dan 1% ditaksir tidak
tertagih dari piutang usaha bulan yang bersangkutan.

2. Penyusunan anggaran piutang

Sebelum menyusun anggaran piutang perlu dilakukan perhitungan anggaran piutang usaha
bersih dan taksiran piutang usaha tak tertagih sebagai berikut:
a. Perhitungan anggaran piutang usaha bersih:

Januari = 9% x Rp. 70.000 + 49% x Rp. 75.000 = Rp. 43.050

Februari = 9% x Rp. 75.000 + 49% x Rp. 80.000 = Rp. 45.950

Maret = 9% x Rp. 80.000 + 49% x Rp. 85.000 = Rp. 48.850

b. Perhitungan taksiran piutang tak tertagih (penghapusan piutang):

Desember = 1% x Rp. 70.000 = Rp. 700

Januari = 1% x Rp. 75.000 = Rp. 750

Februari = 1% x Rp. 80.000 = Rp. 800

Maret = 1% x Rp. 85.000 = Rp. 850

Anggaran piutang usaha diperoleh dari piutang usaha bersih ditambah cadangan penghapusan
piutang usaha. Cadangan penghapusan piutang usaha dihitung dari penghapusan piutang usaha
periode (bulan) lalu ditambah penghapusan piutang usaha periode (bulan) ini.

a. Cadangan penghapusan piutang usaha perhitungannya sebagai berikut:

Januari = Rp. 700 (bulan Desember) + Rp. 750 = Rp. 1.450

Februari = Rp. 750 (bulan Januari) + Rp. 800 = Rp. 1.550

Maret = Rp. 800 (bulan Februari) + Rp. 850 = Rp. 1.650

b. Anggaran piutang usaha juga dapat dihitung sebagai berikut:

Januari = 10% x Rp. 70.000 + 50% x Rp. 75.000 = Rp. 44.500

Februari = 10% x Rp. 75.000 + 50% x Rp. 80.000 = Rp. 47.500


Maret = 10% x Rp. 80.000 + 50% x Rp. 85.000 = Rp. 50.500

(Keterangan: 9% + 1% = 10% , 49% + 1% = 50%)

Jadi, anggaran piutang usaha dapat disusun seperti tabel berikut:

PT Istaka Karya
Anggaran Piutang Usaha

Triwulan Pertama Tahun 2015


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anggaran piutang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang
sejumlah piutang perusahaan beserta perubahan-perubahanya dari waktu ke waktu selama
periode yang akan datang. Anggaran piutang menunjukan besarnya piutang dari transaksi-
transaksi penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan.
Adapun manfaat yang diperoleh perusahaan dengan menyusun anggaran piutang, antara lain
:
1. Dapat diperkirakannya posisi piutang pada berbagai waktu
2. Dapat diketahuinya jumlah piutang yang sudah waktunya untuk ditagih
3. Dapat diperkirakan arus kas yang berasal dari penjualan kredit
Pengaruh penjualan kredit terhadap kas adalah sebagai berikut :

1. Jangka waktu kredit yang diberikan

2. Tingkat perputaran penagihan piutang

3. Bonofiditas dari para debitur yang dipercaya membeli barang secara kredit

4. Situasi usaha pada umumnya

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya anggaran piutang, antara lain
volume barang yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian
potongan, pembatasan kredit, dan kebijakan penagihan piutang. Agar suatu budget dapat
berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang termuat didalamnya harus cukup akurat,
sehingga hasilnya tidak jauh berbeda dengan realisasinya.

Beberapa langkah-langkah didalam menyusun anggaran piutang, antara lain :

1. Menentukan besarnya jumlah penjualan tunai dan jumlah penjualan kredit yang dihasilkan
oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu satu bulan atau triwulan.

2. Menentukan besarnya bed debts atau besarnya piutang tak tertagih yang harus dicadangkan.
3. Mengetahui atau mengidentifikasi besarnya term of credit.

4. Perhatikan kemungkinan adanya bunga untuk penjualan kredit.

5. Menyusun di dalam bentuk tabel-tabel yang sistematis.


Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang kas
beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik
perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.
Dan dengan menyusun anggaran kas akan dapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan
defisit kas atau surplus kas karena operasi perusahaan.

Tujuan utama penyusunan anggaran kas (cash budget) adalah untuk:


1. Memberikan taksiran posisi kas akhir setiap periode sebagai akibat dari operasional
perusahaan.
2. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya, sekaligus untuk menentukan
kebutuhan pembiayaan atas kelebihan kas mengangsur untuk investasi.
3. Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya, dan utang.
4. Dapat dipakai sebagai alat pemantau posisi kas secara terus-menerus.

Penyusunan anggaran ini mencakup dua sektor yaitu :


1. Sektor penerimaan kas

2. Sektor pengeluaran kas

Menurut M. Nafarin terdapat dua pendekatan dalam penyusunan anggaran kas, yaitu sebagai
berikut:
1. Pendekatan kas masuk dan kas keluar
2. Pendekatan akunting keuangan

Perencanaan dan pengendalian kas terbagi tiga dimensi waktu, yaitu :

1. Budget kas jangka panjang

2. Budget kas jangka pendek

3. Budget kas untuk operasional

Sumber kas masuk yang utama adalah :


1. Hasil penjualan produk/jasa secara tunai

2. Hasil penagihan piutang perusahaan

3. Pendapatan lain seperti bunga bank, jasa giro, dividen

4. Adanya pengurangan pada aktiva tetap, seperti penjualan aktiva

5. Penerimaan diluar penghasilan seperti kredit bank, penjualan obligasi

6. Penambahan modal sendiri oleh pemilik

Penggunaan kas keluar yang utama adalah :

1. Berbagai pembayaran untuk operasional perusahaan seperti biaya tenaga kerja, biaya
penjualan, dan biaya administrasi.

2. Pembayaran pada kreditur, baik berupa bunga maupun angsurannya.

3. Penambahan berbagai aktiva tetap seperti pembelian aktiva tetap.


4. Pembayaran pada pemilik modal, seperti pembayaran dividen atau pengembalian modal.
5. Pembayaran pada pemerintah seperti membayar pajak, cukai, materai, restitusi dan lainnya.

B. Saran
Kami menyarankan untuk setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak di bidang
apapun haruslah memiliki anggaran, tujuannya supaya perusahaan tersebut mencapai efektif
dan efesiensi, dan dengan adanya anggaran perusahaan dapat memprediksikan segala apapun
yang menyangkut dengan suatu perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/370847992/Anggaran-Piutang-Dan-Kas-2

Di akses pada tanggal 8 mei 2023

https://www.academia.edu/7624352/MAKALAH_ANGGARAN_KAS_Oleh

Di akses pada tanggal 8 mei 2023

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-ganesha/penganggaran/
makalah-anggaran-kas/46445670

Di akses pada tanggal 8 mei 2023

Anda mungkin juga menyukai