Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA


Disusun untuk memenuhi tugas corporate finance

DISUSUN OLEH :
SALMA REGITA RAHANANDA (22101081060)
RIO FADHILAH (22101081315)
ADINDA PUTRI MANDASARI (22101081356)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat,
hidayah dan karunia-Nya makalah mengenai Manajemen Kas untuk memenuhi tugas mata
kuliah Corporate Finance dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tetap
tercurahakan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan
kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni agama islam.
Dalam makalah ini menjelaskan tentang Manajemen Kas dan Surat Berharga. Makalah ini
meliputi pengertian, aliran, beberapa faktor yang mempengaruhi persediaan kas dan masih
banyak lagi mengenai Manajemen Kas.
Saya juga mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Muhammad Bastomi SE,MM selaku dosen pengampu mata kuliah Corporate Finance yang
telah membantu membimbing untuk menyelesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat disampaikan, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Dan dalam penyusunan makalah ini saya sepenuhnya menyadari masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar
kedepannya dapat tersusun dengan baik. Mohon maaf apabila ada salah kata.

Malang, 03 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I........................................................................................................................................
PENDAHULUAN.....................................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan Masalah.................................................................................................................
BAB II.......................................................................................................................................
PEMBAHASAN.......................................................................................................................
A. Pengertian Manajemen Kas..............................................................................................
B. Aliran Kas.........................................................................................................................
C. Faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan Kas......................................................
D. Motif Penahanan Kas........................................................................................................
E. Tujuan Manajemen Kas....................................................................................................
F. Model Manajemen Kas.....................................................................................................
G. Definisi Surat Berharga..................................................................................................12
H. Alasan menyimpan surat berharga.................................................................................13
I. Kriteria pemilihan Surat Berharga...................................................................................13
J. Contoh jenis-jenis surat berharga yang diperjual belikan di pasar
uang…………………15

BAB III

PENUTUP...............................................................................................................................1
A. Kesimpulan.....................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada sebuah perusahaan, tentunya memiliki suatu tujuan tertentu yang mana tujuan
ini harus dapat menjamin kelanjutan dari perusahaan tersebut. Tentunya, suatu tujuan
dari setiap perusahaan tersebut berbeda-beda, tergantung dari perusahaan tersebut
berjenis dan berbentuk seperti apa. Untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
oleh perusahaan tersebut, perusahaan harus dapat memanfaatkan sumber yang ada.
Sumber yang dimaksud, salah satunya yaitu dengan bagaimana cara perusahaan dapat
mengelola Kas perusahaan dengan efisien, yang mana diharapkan dapat membantu
perusahaan dalam mencapai suatu tujuan dari perusahaan.
Hal inilah, yang membuat adanya Manajemen kas itu sangat penting. Karena, jika
tidak adanya manajemen kas tersebut, perusahaan akan sulit bertransaksi dengan pihak
lain. Oleh karena itulah, manajemen kas adalah suatu keharusan bagi setiap perusahaan,
baik dalam perusahaan dari pemerintah maupun perusahaan swasta. Sebuah perusahaan
yang dapat mengelola Kas dengan baik, mengelola pemasukan dan penarikan yang telah
diakukan dijamin akan lebih mudah mengembangkan perusahaannya. Karena dengan
adanya Manajemen Kas yang baik inilah, perusahaan dapat dengan mudah menyediakan
berbagai sumber daya lain yang dibutuhkan dengan tepat waktu tanpa harus menghadapi
masalah kekurangan Kas.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Kas?
2. Bagaimana Aliran Kas?
3. Apa sajakah Faktor yang mempengaruhi besarnya Persediaan Kas?
4. Bagaimana Motif Penahanan Kas?
5. Apakah Tujuan dari Manajemen Kas?
6. Bagaimana Model Manajemen Kas?
7. Apakah definisi dari Surat Berharga?

4
8. Alasan menyimpan surat berharga?
9. Kriteria pemilihan surat berharga?
10. Contoh jenis surat berharga yang diperjualbelikan di Pasar Uang?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Definisi dari Kas.
2. Untuk mengetahui Aliran Kas.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi besarnya Persediaan Kas.
4. Untuk mengetahui Motif Penahanan Kas.
5. Untuk mengetahui tujuan dari Manajemen Kas.
6. Untuk mengetahui Model Manajemen Kas.
7. Untuk mengetahui Definisi dari Surat Berharga.
8. Untuk mengetahui alasan menyimpan Surat Berharga.
9. Untuk mengetahui kriteria pemilihan Surat Berharga.
10. Untuk mengetahui contoh jenis Surat Berharga yang diperjualbelikan di Pasar Uang

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kas


Manajemen kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus
kas (cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan serta memanfaatkan kas
menganggur dan perencanaan kas. Manajer keuangan harus mampu mengelola uang
yang masuk ke perusahaan dan uang yangdikeluarkan. Dalam praktiknya selama
perusahaan beroperasi terdapat dua macam aliran kas. Pertamaaliran kas masuk (cash in
flow) dan aliran kas keluar (cash out flow). Aliran kas masuk merupakan uangkas yang
masuk ke perusahaan (penerimaan uang), misalnya perolehan baik berupa hasil
penjualan atau laba perusahaan. Uang kas masuk dapat pula diperoleh dari bunga yang
diperoleh dari hasil investasi atau pendapatan usaha serta dapat diperoleh dari kredit
pihak lain( bank)ataupun dana hibah. Adapun aliran kas keluar merupakan uang yang
dikeluarkan perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan seperti untuk membeli
bahan baku, membayar gaji, upah, pajak, ataubiaya operasional lainnya. Uang keluar
dapat berupa sejumlah uang yang digunakan untuk melakukaninvestasi baik yang
berkaitan dengan bidang usaha maupun tidak.

B. Aliran Kas
Pada sebuah perusahaan, terdapat yang namanya aliran kas, nah aliran kas tersebut
terbagi menjadi dua, yaitu: Aliran kas masuk dan juga Aliran kas keluar, kemudian
Aliran kas adapula yang bersifat continue dan intermittent. Berikut merupakan contoh
dari masing-masing Aliran Kas:
1. Aliran kas masuk continue, contohnya seperti hasil penjualan produk yang
dilakukan secara tunai, dan juga penerimaan piutang.
2. Aliran kas masuk intermittent, contohnya seperti pendapatan dari penyertaan
pemilik perusahaan, penjualan saham, dan penerimaan kredit yang berasal dari
Bank.

6
3. Aliran kas keluar continue, contohnya seperti untuk pembelian bahan belum jadi
atau bahan mentah, dan juga gaji karyawan.
4. Aliran kas keluar intermittent, contohnya seperti pengeluaran untuk pembayaran
dividen, pembayaran angsuran hutang untuk pembelian kembali saham.
C. Faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan Kas
Kas merupakan suatu unsur paling penting yang harus selalu ada pada seluruh
perusahaan, karena kas tersebut merupakan unsur modal kerja yang paling besar tingkat
likuiditasnya. Jika jumlah kas tinggi, maka perusahaan akan semakin likuid, dan
begitupun juga sebaliknya. Besarnya jumlah kas pun dapat dikaitkan dengan besarnya
penjualan, perbandingan penjualan dan jumlah kas rata-rata menunjukkan tingkat
perputaran kas.
Kas memiliki persediaan minimal atau juga disebut dengan persediaan bersih biasa
juga disebut dengan Safety Cash Balance yang merupakan jumlah kas minimal tertentu
yang harus di pertahankan oleh suatu perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan
finansial dari perusahaan tersebut setiap waktu jika dibutuhkan.
Faktor yang memenuhi besar dan kecilnya persediaan bersih kas, antara lain yaitu
sebagai berikut:
1. Keseimbangan antara aliran kas masuk dan aliran kas keluar.
2. Menjalin hubungan baik dengan pihak lain
3. Adanya penyimpangan aliran kas yang telah dipeerkirakan

D. Motif Penahanan Kas


1. Motif Transaksi
Kas sangat dibutuhkan perusahaan utnuk dapat memenuhi kebutuhan
transaksi dari perusahaan tersebut pun dipergunakan untuk membayar upah para
karyawan, membayar tagihan listrik, menyetok bahan baku dan lain-lain.
2. Motif Berjaga-jaga
Kas sangat dibutuhkan untuk mengatasi adanya ketidakpastian perusahaan
yang akan dialami di masa mendatang, jika terjadi sesuatu hal yang tidak
diinginkan nantinya.

7
3. Motif Spekulasi
Kas sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi jika terjadi kenaikan harga
surat berharga maupun investasi berharga, dengan begitu perusahaan dapat tetap
memperoleh keuntungan.

E. Tujuan Manajemen Kas


Manajemen kas merupakan suatu pengelolaan dari sumber daya kas yang ada dalam
sebuah perusahaan. Manajemen kas ini yakni sebagai manajemen alat untuk
berfungsinya perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya kas atau sumber daya
likuid yang telah dimiliki perusahaan secara efektif. Dalam hal ini, perusahaan harus
benar-benar dapat mengelola sumber daya kas ini dengan efektif dan efisien sebagai
strategi untuk mengembangkan perusahaan. Begitupula dalam dunia perbankan, hal
paling utama yang harus diperhatikan adalah sumber daya kas yang dimiliki, mengatur
pemasukan dan pengeluaran dari Bank tersebut, agar tidak sampai terjadinya kekurangan
dana kemudian menyebabkan masalah serius dalam perbankan tersebut.
Tujuan utama dari Manajemen kas yakni, pengelolaan manajemen kas yang baik
dalam suatu perusahaan akan membantu manajemen kas mendanai pengeluaran yang
telah dilakukan dengan baik tepat pada waktunya begitupun dalam memenuhi kewajiban
yang harus dibayar ketika terjadinya jatuh tempo. Adapun tujuan-tujuan lainnya yakni
sebagai berikut:
1. Penyediaan kas yang diharapkan cukup untuk memenuhi operasi dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang.
2. Penetapan tanggung jawab untuk pemasukan kas dan perlindungan dana yang
cukup hingga dana disimpan.
3. Pemeliharaan saldo Bank yang cukup, yang dapat berguna untuk mendukung
hubungan dengan bank komersil.
4. Penyelenggaraan mengenai pencatatan kas.
5. Penyelenggaraan pengendalian untuk menjamin suatu pembayaran yang hanya
dilakukan dengan tujuan yang benar atau sah.

8
F. Model Manajemen Kas
Model Manajemen kas ini akan menjadi jawaban dari permasalahan pembagian aset
likuid dalam sebuah perusahaan. Dalam sebuah perusahaan, jika perusahaan tersebut
memiliki kas terlalu rendah, maka perusahaan akan menjual surat berharga yang dimiliki
tersebut, ataupun membeli kembali surat berharga untuk menjadi pengganti dari surat
berharga yang telah dijual tersebut lebih sering daripada jika kasnya lebih tinggi.
Dengan begitu, trading cost yang dimiliki akan turun saat saldo dari kas tersebut
bertambah besar. Sedangkan opportunity cost, kas akan bertambah sejalan dengan
peningkatan dari saldo kas. Dibawah ini, merupakan model dari manajemen kas yaitu
sebagai berikut:

a. Model Boumel

Model manajemen kas yang dianjurkan oleh Baumol ini berasal dari manajemen
persediaan. Baumol mengakui adanya persamaan antara manajemen persediaan
dengan manajemen kas bila di lihat dari aspek keuangan. Biaya pesan berupa biaya
komisi pedagang efek yang dikeluarkan untuk merubah sekuritas menjadi uang kas.
Sedangkan biaya simpan berupa hasil bunga yang hilang karena perusahaan
menyimpan uang tunai yang besar. Oleh karena itu perlu ditentukan berapa surat
berharga yang harus dijadikan uang tunai pada setiap saldo kas mendekati nol.
Model Baumol mengasumsikan bahwa pemakaian kas selalu konstan setiap waktu,
model ini tidak cocok untuk kondisi ketidakpastian pemakaian kas.

Gambar 2.1 Pola aliran kas Model Baumol

Dari gambar tersebut bisa dilihat bahwa jumlah kas optimal sebesar C pada setiap
kali perusahaan akan kehabisan uang kas. Bila kas mendekati angka nol, maka
perusahaan harus mengubah sekuritas menjadi kas sehingga akan naik sebesar C,
demikian seterusnya bila habis segera mencairkan sekuritas lagi. C/2 menunjukkan
ratarata kas dan jika dikalikan dengan tingkat bunga maka sama dengan laba yang

9
hilang karena kita menahan uang kas. Semakun besar C, maka akan ratarata kas
juga besar, berarti investasi pada surat berharga menjadi kecil, yang akhirnya
pendapatan dari surat berharga menjadi semakin kecil Karena Baumol menganggap
manajemen kas seperti manajemen persediaan, maka untuk mencari berapa jumlah
kas yang optimal pada setiap mengubah sekuritas menjadi kas adalah:
2(𝐹)(𝑇)
=√
C* 𝑘

Di mana:

C* = Saldo sasaran

F = fixed cost atau transaction cost

T = Jumlah kas untuk mendanai transaksi sepanjang periode


k = opportunity cost
b. Model Miller Orr

Model miller orr mengasumsikan bahwa saldo kas berfluktuasi dari waktu ke
waktu secara random (acak). Model ini lebih cocok untuk diterapkan oleh banyak
perusahaan yang saldo kasnya berfluktuasi. Model ini pada dasarnya menentukan
batas atas dan batas bawah saldo kas, serta menentukan saldo kas yang optimal yang
perlu dimiliki oleh perusahaan. Jika saldo kas perusahaan mengalami penurunan
hingga mencapai batas bawah, maka perusahaan perlu menjual surat berharga agar
saldo kas kembali optimal. Demikian pula bila saldo kas perusahaan mengalami
peningkatan hingga pada batas atas, maka perusahaan perlu melakukan investasi
dengan mengkonversikannya ke dalam surat berharga sampai saldo kas kembali
optimal. Untuk menghitung saldo kas dengan menggunakan model MillerOrr,
berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:
a. Menentukan batas minimal, apakah 0 atau jumlah tertentu yang menjadi jumlah

minimal yang aman (minimum safety).

b. Menghitung standar deviasi aliran kas bulanan. Standat deviasi tersebut bisa

dihitung dengan menggunakan data histories aliran kas bersih bulanan.

c. Menentukan tingkat bunga bulanan.

d. Memperkirakan biaya transaksi pembelian atau penjualan surat berharga.

Model Miller Orr melakukan empat langkah tersebut untuk menguji model
dengan menggunakan data sembilan bulan untuk saldo kas perusahaan besar. Model
miller orr bisa menghasilkan ratarata kas harian yang jauh lebih kecil dibandingkan

10
dengan saldo kas sesungguhnya yang diperoleh oleh perusahaan, dengan kata lain,
model ini bisa menghasilkan saldo kas yang lebih optimal di bandingkan saldo kas
yang dipunyai oleh perusahaan.

Gambar 2.2 pola aliran kas Model Miller -Orr

Gambar di atas menyajikan pola aliran kas dalam model Millerorr dan
menunjukkan fluktuasi aliran kas bulanan. Garis h menunjukkan batas atas,
sedangkan garis z menunjukkan batas optimal. Jika saldo kas bulanan berfluktuasi
diantara h dan z, maka tidak ada tindakan apa-apa yang perlu dilakukan. Ketika
saldo kas menyentuh saldo nol, maka surat berharga senilai z dijual agar saldo kas
bertambah dengan z. Ketika saldo kas menyentuh batas atas h, maka surat berharga
senilai h-z dibeli, sehingga saldo kas yang baru menjadi sebesar z. Perhitungan
batas h dengan z akan dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, biayatransaksi
pengalihan kas dari dan ke surat berharga. Kedua, biaya simpan yang berupa biaya
kesempatan yang hilang karena dana tertanam di kas (pendapatan bunga yang
hilang karena dana tidak diinvestasikan di surat berharga). Ketiga, fluktuasi saldo
kas bulanan. Nilai z bisa dihitung melalui rumus berikut ini :
( 3 o𝜎2 )
𝑧=[ ] 1⁄3
4𝑖

h=3z

𝜎
𝑛

Keterangan :

z = nilai saldo kas yang optimal

h = Batas atas saldo kas optimal

11
o = Biaya Tetap untuk melakukan transaksi

𝜎2 = Varians Aliran Kas Bersih Bulanan

𝑖 = Bunga harian untuk investasi pada sekuritas


𝜎2 = Varians Aliran Kas Bersih Bulanan

𝑋𝑖 = Penerimaan Kas

𝑋 = Penerimaan Kas Rata – Rata


n = Periode yang digunakan
Menurut Murwanto (2006:57) Model Miller Orr mengasumsikan bahwa
arus kas bersih harian (arus kas masuk dikurangi dengan arus kas keluar)
terdistribusi secara normal. pada setiap hari, arus kas bersih dapat berupa nilai yang
diharapkan (expected value) ataupun nilai yang lebih tinggi atau nilai yang lebih
rendah.

G. Surat Berharga (Marketable Securities)


Surat berharga atau marketable securities merupakan investasi perusahaan jangka pe
ndek
dalam bentuk pembelian surat berharga. Dari investasi ini perusahaan akan memperoleh
keuntungan berupa bunga, deviden atau capital gain dalam waktu tertentu. Kemudian surat
berharga ini dapat diperjual belikan atau dicairkan pada saat perusahaan membutuhkan dan
segera. Contoh surat berharga adalah sertifikat deposito, surat berharga pasar uang atau obli
gasi. Di samping tujuan di atas, dalam strategi perusahaan, pembelian

H. Alasan menyimpan surat berharga:


1.Pengganti Kas
Sebagian perusahaan menyimpan portofolio surat-surat berharga sebagai
pengganti saldo kas yang berlebihan dan kemudian mencairkan sebagian
portofolio untuk menambah kas pada saat arus kas keluar melebihi arus kas
masuk. Kebanyakan perusahaan menaruh cadangan kas pada bank dan
meminjamnya pada saat-saat perusahaan kekurangan dana kas.

12
2. Investasi sementara
Selain penggunaan surat berharga sebagai penyangga untuk menghadapi
kekurangan kas, perusahaan-perusahaan juga memanfaatkannya secara sementara.
Misalnya perusahaa yang selalu menghadapi kegiatan musiman seringkali memiliki
surplus kas pada bulan tertentu dan deficit kas pada bulan lainnya. Perusahaan
semacam ini bias membeli surat berharga selama bulan-bulan surplus dan kemudian
mencairkannya pada saat mengalami deficit kas. Perusahaan juga menghimpun
aktiva liquid untuk memenuhi kebutuhan yang sudah direncanakan. Sebagian
perusahaan juga mengumpulkan sumber daya sebagai alat pelindung pada saat
darurat.

I. Kriteria Pemilihan Surat Berharga :


1. Resiko Keuangan
Makin besar fluktuasi harga dan hasil bunga suatu surat berharga, makin
besar resiko keuangannya. Perubahan harga surat berharga sangat dipengaruhi oleh
banyak factor
2. Resiko Suku Bunga
Perubahan yang terjadi pada tingkat bunga akan membuat nilai surat berharga
berfluktuasi. Hal ini berlaku terutama pada surat-surat berharga seperti wesel atau
obligasi yang mengandung tingkat bunga tetap. Pada umumnya, makin pendek waktu
jatuh tempo surat hutang, makin kecil fluktuasi harganya. Pada umumnya, dalam
suatu portofolio surat berharga yang dimiliki perusahaan, obligasi jangka pendek
mengandung resiko yang lebih besar daripada surat berharga jangka pendek. Akan
tetapi, keuntungan yang lebih besar sering diberikan oleh surat berharga jangka
panjang daripada yang berjangka pendek.
3. Resiko daya Beli
Perubahan harga-harga umum akan berpengaruh pada daya beli hutang pokok
maupun hasil bunga investasi dalam surat berharga. Total pengembalian yang
diperoleh dari surat berharga akan diukur dengan keuntungan atau kerugian modal
ditambah hasil bunganya. Berbagai kaitan antarvariabel pada berbagai jenis aktiva

13
telah banyak berkembang selama masa inflasi yang berkepanjangan. Obligasi yang
jumlah bunganya dan jumlah hutang pokoknya tetap, pada saat jatuh tempo akan
berkurang nilainya karena inflasi mengakibatkan melonjaknya tingkat suku bunga.
Namun, saham biasa yang secara teoritis jumlah dividennya tidak tetap, juga
berkurang nilainya karena kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
tampaknya terganggu oleh inflasi yang berkepanjangan.
4. Resiko Likuiditas (kemudahan pencairan) atau kemudahan untuk dijual kembali
Kemungkinan turunnya harga pasar surat berharga, bila surat tersebut dijual,
merupakan resiko kemudahan pencairan atau dijual kembali yang terkandung pada
surat berharga tersebut. Resiko kemudahan pencairan dikaitkan dengan luas atau
sempitnya pasar bagi surat berharga tersebut.
5. Beban Pajak
Pengenaan pajak atas portofolio surat berharga yang dimiliki perusahaan
sangat dipengaruhi oleh posisi keseluruhan perusahaan terhadap pengenaan pajak.
Perusahaan yang beberapa tahun sebelumnya mengalami kerugian dan kerugian ini
bisa terus terbawa dalam penentuan pajak, bisa menghindar dari pengenaan pajak.
Hasil pasar dari surat berharga akan mencerminkan seluruh permintaan dan
penawaran atas akibat-akibat pajak. Walaupun demikian, posisi satu perusahaan
tertentu mungkin berbeda dengan pola yang dihadapi secara umum. Sepanjang
perusahaan memerlukan perlindungan pajak yang berlainan dengan pola umum yang
ada, pertimbangan-pertimbangan pajak bisa saja menguntungkan atau merugikan.
6. Hasil Pengembalian dari Surat Berharga
Dalam penyusunan portofolio surat berharga perusahaan, untung rugi antara
resiko dan hasil haruslah dipertimbangkan, karena yang merupakan motif untuk
memiliki surat berharga adalah pengamanan terhadap arus kas yang masuk dan
keluar yang tak pasti dan berfluktuasi sehingga kebijakan pokok yang harus
dipegang adalah memilih alternative yang kurang mengandung resiko dengan
pengorbanan hasil bungan tertentu. Di samping itu, perusahaan akan lebih
memusatkan pilihan pada aktiva yang sangat likuid dan relative berjangka pendek
dalam penyusunan portofolionya.

14
J. Contoh jenis-jenis surat berharga yang diperjual belikan di pasar uang.
1. Treasury Bills (T-Bills)
T-Bills merupakan instrument utang yang diterbitkan oleh pemerintah
atau Bank Sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan
kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen ini
berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang Instrumen yg sangat
aman karena diterbitkan oleh pemerintah atau biasanya oleh Bank Sentral.
Oleh karena itu instrumen ini sangat mudah diperjualbelikan dan disukai oleh
perusahaan-perusahaan, terutama oleh lembaga-lembaga keuangan untuk
dijadikan sebagai cadangan likuiditas sekuner yg memberikan hasil.
2. Commercial Paper
Commercial Paper (CP) pada dasarnya merupakan promes yang tidak
disertai dengan jaminan (unsequred promissory notes), diterbitkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor
dalam pasar uang. Penerbit berjanji akan membayar sejumlah tertentu uang
pada saat jatuh tempo. Penerbit CP adalah perusahaan yang mempunyai
kredibilitas tinggi. Jangka waktu jatuh tempo CP ini berkisar mulai dari
beberapa hari sampai 270 hari. Penjualan CP dilakukan umumnya dengan
sistem diskonto, namun beberapa diantaranya menggunakan bunga
sebagaimana halnya dengan kredit.
3. Sertifikat Deposito atau negotiable certificate of deposit (CD)
Deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Jadi
mempunyai ciri pokok dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan
sebelum jangka waktu jatuh temponya. Di Indonesia, CD diterbitkan oleh

15
bank-bank umum atas dasar diskonto. Perhitungan diskonto CD tersebut
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
4. Banker's Acceptance (BA)
BA adalah time draft (wesel berjangka) yang ditarik oleh seorang
eksportir atau importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau
untuk membeli valuta asing. Apabila bank menyetujui wesel tersebut, bank
akan menstempel dengan kata "accepted" di atas wesel tersebut dan
memprosesnya. Dengan demikian bank yang menerima dan memproses
tersebut memiliki suatu janji atau jaminan tak bersyarat untuk membayar
sebesar nilai nominal aksep tersebut pada saat jatuh tempo. Hal tersebut
berarti bank yang bersangkutan menjamin eksportir dan investor dalam pasar
uang internasional dari kemungkinan adanya gagal bayar (default), Jangka
waktu akseptasi biasanya berkisar 30 sampai 270 hari, namun umumnya 90
hari. Aksep ini merupakan instrumen pasar uang yang berkualitas tinggi.
Akseptasi bank sangat aktif diperdagangkan antar lembaga-lembaga
keuangan, perusahaan industri, dealer surat-surat berharga sebagai investasi
yang berkualitas tinggi dan sangat mudah diuangkan. Aksep digunakan dalam
perdagangan ekspor impor karena banyak eksportir yang tidak pasti dan tidak
yakin betul terhadap credit standing importir yang dikirimi barang. Eksportir
sangat tergantung paa pembiayaan akseptasi oleh bank domestik atau suatu
bank asing.
5. Bill of Exchange
Bill of Exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat
yang ditujukan oleh seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar
sejumlah uang pada saat diperlihatkan atau pada tanggal tertentu kepada
penarik atau order atau pembawa.
Karena sifatnya yang likuid, artinya penjual boleh melakukan
pembayaran lebih awal sebelum wesel tersebut jatuh tempo dengan cara
mendiskontokannya kepada bank-bank atau lembaga-lembaga keuangan

16
lainnya sebagai investasi jangka pendek, maka instrumen ini sangat umum
digunakan dalam perdagangan.
6. Repurchase Agreement (Repo)
Repo adalah transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan
perjanjian bahwa penjual akan membeli kembah surat-surat berharga yang
dijual; tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih
dahulu.
Surat-surat berharga yang biasanya dijadikan sebagai instrumen dalam
transaksi Repo adalah surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan secara
diskonto, misalnya SBI, SBPU, CD, CP dan T-bills
7. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. SBI
sebagai instrumen kebijaksanaan operasi pasar terbuka, terutama untuk tujuan
kontraksi moneter. SBI yang ditebitkan dan diperdagangkan dengan sistem
lelang. pada dasarnya penggunaannya sama dengan penggunaan T-Bills di
pasar unng Amerika Serikat. Melalui penggunaan SBI tersebut, BI dapat
secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat bunga di pasar uang
dengan cara mengumumkan Stop Out Rate (SOR).
8. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat
diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga
diskonto yang ditunjuk oleh Bank Indonesia.
SBPU sama halnya dengan SBI merupakan instrumen operasi pasar
terbuka dalam rangka ekspansi moneter oleh Bl dengan menetapkan tingkat
diskonto SBPU

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat kata kunci bahwa anggaran kas adalah
gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan kontes uang-uang tunai yang
bertalian dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang
menyebabkan perubahan-perubahan pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas
pada periode tersebut.

Pada umumnya kelebihan saldo kas yang ditentukan digunakan untuk


investasi yang sangat singkat dan memiliki kepastian yang cukup tinggi. Kalau di
Negara-negara yang sudah maju perkembangan pasar modalnya, biasanya
perusahaannya pada surat-surat berharga. Untuk negara kita, pada titipan berjangka.

sejauh ini surat berharga yang beredar sudah berujud sertifikat, obligasi, dan
saham. Saham yang beredar termasuk antara lain saham dari perusahaan
KELELAWAR Indonesia, Unilever Indonesia, Sepatu bata, Sucaco, Tahun yang
baik Indonesia dan Bayer Indonesia. Sedangkan sertifikat yang beredar antara lain,
sertifikat untuk saham KELELAWAR Indonesia, Unilever, dan sertifikat Dan
reksaseri sebuah B.

B. Review jurnal

18
Judul Penerapan Model Miller - Orr untuk Penentuan
Persediaan Kas Optimal pada PT. Tuffiadi Semesta
di Surabaya
Jurnal Google Scholar
Download https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/67986

Penulis Rahayu, Emi Setyowati


Tanggal 2015-12-20
Review 1. SALMA REGITA RAHANANDA (22101081060)
2. RIO FADHILAH (22101081315)
er
3. ADINDA PUTRI MANDASARI (22101081356)

Tanggal 01 November 2022

Tujuan Penelitian tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan


saldo kas akhir pada anggaran kas bulanan
sementara, menentukan saldo kas akhir setelah
penerapan kas optimal berdasarkan model Miller
- Orr pada anggaran kas bulanan final,
menentukan waktu dan jumlah transfer antara
uang tunai dan investasi surat berharga dan
membandingkan laba perusahaan sebelum dan
sesudah penerapan kas optimal berdasarkan
model Miller - Orr.

Latar Belakang Penelitian Seiring perkembangan sistem perdagangan dalam


kondisi persaingan yang semakin tajam, akan
memaksa perusahaan untuk berlomba meningkatkan
kinerjanya agar tetap bertahan dan semakin
berkembang. Sedangkan penjualan kredit lebih

19
banyak dipilih oleh para pembeli karena pembayaran
untuk pembelian barang dapat ditunda. Pengendalian
piutang merupakan suatu upaya berkesinambungan
yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam
meningkatkan efektifitas kegiatan atau operasional
perusahaan.

Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis yang dilakukan maka


diperoleh hasil berupa anggaran kas bulanan
sementara dan batas-batas pengawasan kas
yaitu batas bawah kas, titik balik optimal dan
batas atas kas sehingga berdasarkan
anggaran kas bulanan sementara dan batas-
batas pengawasan kas tersebut dapat
disusun anggaran kas bulanan final. Dari
anggaran kas buianan final tersebut dapat
diperoleh informasi posisi saldo kas yang
optimal dan kelebihan kas yang dialokasikan
ke dalam bentuk sertifikat deposito yaitu
terjadi pada akhir bulan Januari, Pebruari,
April, Mei, Agustus, Oktober dan Nopember.
Laba setelah pajak (EAT) tahun 2001
sesudah penerapan persediaan kas optimal
berdasarkan model Miller-Orr mengalami
peningkatan. Hal ini disebabkan perusahaan
mendapatkan tambahan pendapatan bunga
sertifikat deposito dari pengalokasian
kelebihan kas ke dalam bentuk sertifikat
deposito. Dari hasil analisis yang diperoleh
maka sebaiknya perusahaan menerapkan
persediaan kas optimal berdasarkan model
Miller - Orr karena pada tingkat kas yang
optimal ini akan menekan biaya manajemen
kas menjadi minimum dan penggunaan kas
dapat lebih efektif dan efisien. Pada saat
saldo kas mencapai atau melebihi batas atas
kas sebaiknya kelebihan kas tersebut
dialokasikan untuk sertifikat deposito
sehingga perusahaan akan memperoleh

20
tambahan pendapatan berupa bunga atau
kelebihan kas tersebut dapat digunakan
untuk investasi lain yang lebih
menguntungkan. Pada saat saldo kas
mencapai atau di bawah batas bawah kas
perusahaan sebaiknya menjual atau
mencairkan surat berharga sehingga saldo
kas kembali optimal.

21
DAFTARV PUSTAKA

I Made Sudana. 2011 Manajemen keuangan perusahaan.Erlangga, Jakarta.


S. Wu et al. / North American Journal of Economics and Finance 35 (2016) 153 165
Weston, Bestey & Brigham. 1996. Essential of Managerial Financial, 11" ed. The Dyden
Press, Orlando, Florida
Weston & Copelan 1992, Managerial Finance, 9 ed. The Dyden Press, Orlando, Florida

22

Anda mungkin juga menyukai