Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANGGARAN PIUTANG

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Budgeting


Dosen Pengampu:
Citra Mulya Sari, M.E.

Disusun Oleh Kelompok 10 AKS 4B:

1. Rifqi Ahmad Romadhon (126403212070)


2. Nafidza Sulfa Pratiwi (126403212074)
3. Putri Nuraisyah Solekah (126403212076)
4. Faida Muhtar Tamami (126403213094)

JURUSAN EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
MEI 2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Budgeting.

Adapun makalah tentang “Anggaran Piutang” disusun untuk memenuhi


tugas mata kuliah Budgeting. Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman diri. Demi kesempurnaannya, penulis
selalu mengharapkan adanya saran masukan dari berbagai pihak. Pada kesempatan
ini, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag. Selaku Rektor UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kita
untuk menimba ilmu di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Ibu Citra Mulya Sari, M.E. selaku dosen pengampu mata kuliah Budgeting
3. Serta teman-teman AKS 4B yang telah bekerja sama membantu proses
pembuatan makalah.

Semoga makalah yang kami selesaikan bermanfaat bagi pembaca.

Tulungagung, 10 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

1.3. Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB II ..................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

2.1 Pengertian dan Manfaat Anggaran Piutang ................................................... 2

2.2 Klasifikasi Piutang ........................................................................................ 2

2.3 Data dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Piutang ............................. 3

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Piutang ................................. 4

2.5 Penyusunan Anggaran Piutang ...................................................................... 7

BAB III ................................................................................................................. 10

PENUTUP ............................................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10

3.2 Saran ............................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Piutang merupakan investasi. Piutang perusahaan terjadi apabila terjadi
transaksi penjualan secara kredit terhadap barang-barang yang dijual oleh
perusahaan. Piutang sendiri menunjukkan adanya klaim yang dilakukan oleh
perusahaan kepada pihak lain dalam bentuk uang, barang, jasa, dan non kas
lainnya yang harus ditagih dalam waktu jatuh tempo.1 Piutang termasuk
golongan aktiva lancar dianggap memiliki perputaran yang cepat yaitu kurang
dari satu tahun. Timbulnya piutang dapat mempengaruhi arus kas perusahaan.
Perusahaan perlu untuk menyusun anggaran piutang yang akan digunakan
untuk mengendalikan piutang.. Dengan dibuatkan anggaran piutang,
manajemen perusahaan dapat merencanakan kas masuk dan kas keluar dan
tentunya mencari solusi apabila terdapat masalah dalam hal arus kas yang
masuk dan keluar.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu anggaran piutang dan apa manfaatnya?
2. Apa saja jenis anggaran piutang?
3. Apa saja data dan informasi penyusunan budget piutang?
4. Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi anggaran piutang?
5. Bagaimana Penyusunan anggaran piutang itu?

1.3. Tujuan
1. Dapat mengetahui manfaat anggaran piutang
2. Mengetahui apa saja jenis anggaran piutang
3. Mengetahui data dan informasi penyusunan budget piutang
4. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi anggaran piutang
5. Dapat melakukan penyusunan anggaran piutang

1
Ryfan Racel, Inggriani Elim, dan I Gede Suwetja, “Analisis Pengelolaan Piutang dan
Kerugian Piutang Tak Tertagih Pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang”, dalam
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/download/20172/19779, diakses 20 Mei 2023
2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Manfaat Anggaran Piutang
Anggaran piutang merupakan anggaran yang direncanakan tentang jumlah
taksiran piutang perusahaan beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke
waktu selama periode yang akan datang.2 Adanya transaksi penjualan yang
dilakukan perusahaan secara kredit, yang di dalamnya menunjukan sisa piutang
belum tertagih dan jumlah piutang yang akan diproyeksikan tertagih selama
periode anggaran perusahaan.3 Secara khusus tujuan dari anggaran piutang
adalah sebagai dasar penyusunan anggaran kas, karena piutang yang tak tertagih
akan berakibat pada penambahan kas.4
Dengan disusunnya anggaran piutang ini, bermanfaat bagi perusahaan
diantaranya: (a) Dapat memperkirakan posisi piutang pada berbagai waktu, (b)
Dapat mengetahui jumlah piutang yang sudah masuk waktunya untuk ditagih,
dan (c) Dapat memperkirakan arus kas yang berasal dari penjualan kredit.5
2.2 Klasifikasi Piutang
Klasifikasi piutang untuk tujuan laporan pelaporan keuangan dibagi menjadi
dua yaitu sebagai berikut :6
1. Piutang lancar atau piutang jangka pendek
Piutang yang diharapkan akan tertagih atau diterima pelunasannya dalam
jangka waktu satu tahun.
2. Piutang tidak lancar atau piutang jangka panjang
Piutang yang akan tertagih atau jangka waktu pelunasannya lebih dari satu
tahun.
Klasifikasi piutang menurut sumber atau terjadinya piutang :

2
Musdalifah Azis, “Anggaran Piutang”, dalam
https://www.researchgate.net/publication/345308481, diakses tanggal 19 Mei 2023
3
Suhardi, Budgeting Perusahaan, Koperasi, dan Simulasinya, (Yogyakarta: Gava Media,
2019), hlm 144
4
Edi Yanto, Nurfitriana, dan Ijma, Konsep Dasar Penganggaran Perusahaan, (Bandung:
WIdina Bhakti Persada, 2022), hlm 67
5
I Made Adnyana, Penganggaran Perusahaan, (Jakarta: LPU-UNAS, 2020), hlm 132
6
Irwan Shabirin Putra, Analisis Akuntansi Usaha Terhadap Laporan Keuangan, Jurnal
Ilmu Ekonomi Bisnis, Jilid 6. No. 2 (Juli,2020), hlm 212
3

1. Piutang Usaha
Piutang yang timbul dari penjualan barang dan jasa yang dihasilkan
perusahaan. Piutang ini dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Piutang Usaha atau Piutang Dagang
Piutang usaha adalah janji lisan dari pembeli untuk melakukan
pembayaran atas barang yang telah terjual dan jasa yang diberikan yang
timbul dari piutang barang atau jasa yang merupakan usaha pokok
entitas. Piutang usaha biasanya diperkirakan akan dapat ditagih dalam
jangka waktu yang relatif pendek, biasanya dalam waktu 30 hari hingga
60 hari.
b. Wesel Tagih
Pemberian kredit kepada pelanggan dapat didukung oleh suatu
dokumen kredit yang resmi disebut wesel. Wesel tagih adalah
perusahaan kepada pembuat wesel janji tertulis untuk membayar
sejumlah uang usaha pada tanggal yang telah ditentukan dan tagihan
perusahaan kepada pembuat wesel. Pinjaman yang diberikan bias
berupa kontrak pinjaman jangka panjang atau jangka pendek. Wesel
biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari, seperti
dalam penjualan peralatan dalam sistem pencicilan dan untuk transaksi
yang menyangkut jumlah nilai yang cukup besar.
2. Piutang Bukan Usaha atau Piutang Lain-Lain
Piutang bukan usaha merupakan piutang yang timbul karena transaksi
penjualan dan sering juga disebut piutang lain-lain. Piutang ini meliputi
tuntunan atas suatu kerugian, setoran yang dibayarkan sebagai jaminan,
piutang deviden, piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari karyawan
perusahaan
2.3 Data dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Piutang
Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran taksiran
yang termuat di dalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda
realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih
akurat,diperlukan data, informasi dan pengalaman, faktor-faktor yang harus
4

dipertimbangkan dalam menyusun anggaran. Adapun data dan informasi yang


diperlukan untuk menyusun anggaran Piutang, antara lain: 7

1. Rencana penjualan yang tertuang dalam Budget penjualan, khususnya


rencana tentang jenis (kualitas), jumlah (kuantitas) serta harga barang yang
akan dijual dari waktu ke waktu selama periode tertentu yang akan datang.
Semakin banyak pula penjualan secara kredit, sehingga akan mendorong
semakin besar jumlah piutang perusahaan..
2. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih ketat akan memaksa
perusahaan untuk banyak melakukan melakukan transaksi penjualan
secara kredit, sehingga akan memperbesar jumlah piutangnya.
3. Posisi perusahaan dalam persaingan. Jika posisi perusahaan lebih kuat
dalam persaingan, maka penjualan tunai cenderung lebih besar
dibandingkan dengan penjualan kredit.
4. Syarat pembayaran (term of payment), yaitu syarat pembayaran yang
ditawarkan penjual kepada pembeli, yang menjadi minat para pembeli
disini adalah diskon
5. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Piutang


1. Besar volume barang yang dijual secara kredit
Volume barang yang dijual secara kredit lebih besar daripada tunai dapat
semakin memperbesar anggaran dalam piutang usaha, dan sebaliknya.
Contoh: sebulan dijual barang Rp100.000 dengan syarat 10% dibayar tunai
dan 90% dilakukan secara kredit. Dengan demikian, piutang usaha yang
tertanam 90% x Rp 100.000 Rp 90,000. Volume barang yang dijual secara
kredit lebih kecil daripada tunai dapat memperkecil anggaran dalam piutang
usaha. Contoh: sebulan dijual barang Rp100.000 dengan syarat 90% dibayar
tunai dan 10% dilakukan secara kredit. Dengan demikian, piutang usaha

7
M.Munandar, Budgeting perencanaan kerja pengkoordinasian pengkoordinasian kerja
pengawasan kerja pengawasan kerja, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2007), hal. 250
5

tertanam 10% x Rp100.000 Rp 10.000. Kesimpulannya, semakin besar


piutang usaha yang tertanam semakin besar risiko dalam piutang.
2. Standar kredit Semakin longgar standar kredit yang diberikan maka semakin
besar piutang yang tertanam dan resiko kerugian piutang. Sebaliknya
semakin ketat dan ekstrim standar kredit yang diberikan maka semakin kecil
piutang yang tertanam dan kerugiannya, dikarenakan pihak debitur diseleksi
secara ketat.8
3. Jangka waktu kredit
Jangka waktu kredit mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang
tertanam. Semakin panjang jangka waktu kredit maka semakin besar
piutang usaha yang tertanam, dan sebaliknya. Jangka waktu kredit yang
panjang dapat meningkatkan volume barang atau jasa yang dijual, di
samping juga mengakibatkan piutang usaha semakin besar. Contoh pada
syarat pembayaran 10% diangsur sebulan, 20% diangsur dua bulan, 20%
diangsur tiga bulan, 20% diangsur empat bulan, 15% diangsur lima bulan,
dan 15% diangsur enam bulan.9
Piutang bulan barang dijual= Rp 100.000
Piutang bulan pertama 90% x Rp 100.000
Piutang bulan kedua 70% x Rp100.000 = Rp 90.000 Rp 70.000 Piutang
bulan ketiga 50% x Rp 100.000
Piutang bulan keempat 30% x Rp100.000 Rp 50.000. Rp 30.000 - Rp 15.000
= Rp 0
Sebaliknya, dengan jangka waktu yang pendek, misalkan barang yang dijual
Piutang bulan kelima 15% x Rp100.000 Piutang bulan keenam 0% x Rp
100.000 secara kredit juga Rp 100.000 dengan syarat pembayaran 10%
diangsur sebelum, 90% diangsur dua bulan. Piutang bulan barang dijual =
Rp 100.000 Piutang bulan pertama 90% x Rp 100.000 = Rp 90.000 Piutang
bulan kedua 0% x Rp 100.000 = Rp 0

8
Ibrahim pinondang, “Materi Budgeting-Anggaran Piutang”, dalam
https://www.academia.edu, diakses 20 Mei 2023
9
Ibid.,
6

Dari contoh jangka waktu yang panjang masih terdapat piutang pada bulan
kedua (sebesar Rp70.000) sampai bulan kelima (sebesar Rp15.000),
sementara dengan jangka waktu yang pendek pada bulan kedua sampai
bulan kelima tidak terdapat piutang. Pengaruh kebijakan jangka waktu
kredit juga mempengaruhi terhadap kemampuan laba perusahaan (berupa
laba investasi), yaitu kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan
modal sendiri.
4. Pemberian potongan
Pemberian potongan harga yang besar akan memperkecil piutang usaha
yang tertanam, dan sebaliknya Pembelian tunai dengan Pemberian potongan
harga yang Kecil akan memperbesar piutang usaha yang tertanam. Contoh:
Barang yang dijual Rp100.000 Pembelian tunai mendapat potongan 10%
Rp 10.000 Uang yang harus dibayar pembeli Rp 90.000 Dengan demikian,
penjualan secara tunai tidak mengakibatkan timbulnya piutang, sedangkan
pembelian secara kredit (tanpa potongan) mengakibatkan piutang usaha
sebesar Rp100.000
5. Pembatasan kredit
Pembatasan Kredit Dalam arti kuantitatif, yaitu berkenaan dengan batas
(jumlah) kredit maksimal yang akan diberikan. Semakin tinggi batasan
(plafon) kredit, maka semakin besar piutang usaha yang tertanam, begitu
juga sebaliknya pembatasan kredit dengan Semakin rendah besaran batasan
(plafon) kredit semakin kecil piutang tertanam,
6. Kebijakan penagihan piutang
Kebijakan penagihan piutang semakin aktif kebijakan penagihan piutang
dapat memperkecil piutang usaha tertanam namun menambah biaya (beban)
dibandingkan dengan penagihan pasif. Kebijakan penagihan piutang secara
aktif dapat memperkecil piutang usaha yang tertanam, sebaliknya kebijakan
penagihan piutang secara pasif dapat memperbesar piutang usaha yang
tertanam. Kebijakan penagihan piutang usaha secara aktif memerlukan
biaya (beban) yang besar dibandingkan kebijakan penagihan secara aktif.
Biaya yang dikeluarkan dalam kebijakan penagihan piutang secara aktif
7

meliputi biaya perjalanan, biaya telepon, biaya surat-menyurat, biaya


administrasi piutang, dan lain-lain.10
2.5 Penyusunan Anggaran Piutang
Penyusunan anggaran piutang dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Menentukan besarnya jumlah penjualan tunai dan jumlah penjualan kredit
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu satu bulan atau
triwulanan.
2. Menentukan besarnya bad debts atau besarnya piutang tak tertagih yang
harus dicadangkan. Besarnya bad debts yang harus dicadangkan biasanya
dinyatakan dalam persentase.
3. Mengetahui atau mengidentifikasi term of credit. Misalnya, dalam
penjualan kredit ditentukan bahwa besarnya piutang yang diterima pada
bulan tersebut sebesar 80%, kemudian 10% pada satu bulan berikutnya dan
10% lagi pada dua bulan berikutnya.
Contoh Misalnya diketahui penjualan perusahaan pada bulan Januari
sebesar Rp100.000. Dari jumlah ini, diketahui bahwa besarnya penjualan tunai
adalah 50% dari total penjualan. Besarnya penjualan kredit adalah sebesar 50%
dari total penjualan. Term of credit adalah sebesar 70% pada bulan penjualan,
20% pada sebulan sesudahnya, dan 10% pada dua bulan sesudahnya. Adapun
besarnya bad debts adalah 5% dari penjualan kredit. Kondisi di atas dapat
ditunjukkan pada gambar-gambar sebagai berikut.

10
Ibid
8

Kemungkinan lain yang terjadi adalah apabila dikatakan bahwa 10% dari
penjualan kredit dianggap piutang tak tertagih, maka yang terjadi dapat
ditunjukkan pada gambar sebagai berikut dengan term of credit yang baru
dimisalkan:
1. 50% dibayar tunai;
2. 50% dari penjualan kredit dibayar 1 bulan sesudahnya;
3. 40% dari penjualan kredit dibayar 2 bulan sesudahnya; dan
4. 10% dari penjualan kredit dianggap piutang tak tertagih.

4. Perhatikan kemungkinan adanya bunga untuk penjualan kredit.


5. Menyusunnya ke dalam bentuk tabel-tabel yang sistematis.11
Contoh soal :
PT. Golden mempunyai rencana penjualan sebagai berikut (70% kredit).

Harga jual untuk bulan November 2000 Rp4.000/unit. Direncanakan mulai 1


Januari 2018, harga jual akan dinaikkan sebesar 25% dan mulai 1 April 2017 karena
krisis moneter dinaikkan lagi sebesar 10% dari harga jual bulan Januari 2018. Bad

11
I Made Adnyana, Penganggaran Perusahaan, (Jakarta: LPU-UNAS, 2020), hlm 137
9

debts dihitung sebesar 2% dari penjualan kredit. Syarat penjualan kredit adalah
dengan term of payment 3/25 n 30 (angka dibulatkan).
Pola pengumpulan piutang berdasarkan pengalaman sebelumnya dapat
diperkirakan sebagai berikut.
a. 50% dibayar dalam waktu 25 hari;
b. 30% dibayar dalam satu bulan berikutnya; dan
c. 20% dibayar dalam dua bulan berikutnya.
Instruksi
Susunlah skedul pengumpulan piutang untuk PT Golden tersebut untuk periode
Januari-Juni 2018!
Penyelesaian:
10

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anggaran piutang adalah perencanaan tentang jumlah taksiran piutang
perusahaan dan perubahan-perubahannya selama periode yang akan datang.
Anggaran piutang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran kas karena
piutang yang tidak tertagih dapat berdampak pada penambahan kas. Klasifikasi
piutang dapat dibagi berdasarkan jangka waktu pelunasannya, Selain itu,
piutang juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber atau terjadinya
piutang,
Penyusunan anggaran piutang dilakukan dengan langkah-langkah, seperti
menentukan besarnya penjualan tunai dan kredit, menentukan besarnya piutang
tak tertagih yang harus dicadangkan, mengetahui term of credit, menghitung
bad debts, dan menyusunnya dalam bentuk tabel-tabel yang sistematis. Dengan
menggunakan anggaran piutang yang baik, perusahaan dapat mengelola
piutangnya dengan lebih efektif, memperkirakan arus kas yang akan datang,
dan mengurangi risiko kerugian akibat piutang tidak tertagih
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat, kami sebagai penulis menyadari
bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Tentunya kami akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah di atas
11

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I. Made. 2020. Penganggaran Perusahaan. Jakarta Selatan: LPU-


UNAS.

Avriano, Yongkie. 2017. Proses Penyusunan Anggaran Komprehensif pada


PT. Tiara Kencana Untuk Periode Tahun 2018. Jakarta: Institut Bisnis
dan Informatika Kwik Kian Gie.

Azis, Musdalifah. 2020. Anggaran Piutang. Jakarta: Forum Pemuda Aswaja.

Munandar, M. 2007. Budgeting perencanaan kerja pengkoordinasian


pengkoordinasian kerja pengawasan kerja pengawasan kerja.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Putra, Irwan Sabhiring. 2020. “Analisis Akuntansi Usaha Terhadap Laporan


Keuangan”. Jurnal Ilmu Ekonomi Bisnis 6(2): 210–217

Rompas, Ryfan Racel, dkk. 2018. “Analisis Pengelolaan Piutang Dan


Kerugian Piutang Tak Tertagih Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia
Cabang”. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 13(3): 285–293.

Sudarmanto, Eko, dkk. 2021. Penganggaran Perusahaan. Bandung: Widina


Bhakti Persada.

Suhardi. 2019. Budgeting Perusahaan, Koperasi, dan Simulasinya.


Yogyakarta: Gava Media.

Yanto, Edi, Nurfitriana, dan Ijma. 2022. Konsep Dasar Penganggaran


Perusahaan. Bandung: Widina Bhakti Persada.

Anda mungkin juga menyukai