ANGGARAN HUTANG
Disusun oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana telah
melimpahkan rahmat dan hidayah nya kepada kita, serta salawat beriringan salam tak terlupa
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. , yang telah membawa umat-Nya dari
zaman jahiliyah kepada zaman islamiyah yang seperti kita rasakan saat sekarang ini, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANGGARAN HUTANG”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Anggaran Ibuk
Wiwik Adriani, S.E.,M.Si.,Ak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Terimakasih kepada kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan dan menyemangati penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa maklah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran agar dapat memotivasi penulis supaya dapat memperbaikinya
menuju lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
1.Latar Belakang......................................................................................................................................1
2.Rumusan Masalah................................................................................................................................1
3.Tujuan...................................................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................3
1.Pengertian Anggaran Hutang................................................................................................................3
2.Manfaat Dan Kegunaan Anggaran Hutang...........................................................................................3
3.Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Utang.......................................................................................4
a.Ekspansi............................................................................................................................................4
b.Struktur Modal.................................................................................................................................6
c.Anggaran Pembelian Material..........................................................................................................7
d.Syarat Pembayaran...........................................................................................................................7
e.Tersedianya modal kerja dan kebijakan perusahaan dalam pembayaran hutang............................7
f.Kepercayaan Suplier dan Bank..........................................................................................................8
4. Data Dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Utang......................................................................8
5.Ilustrasi Penyusunan Anggaran Utang..................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................................................14
1. Kesimpulan.......................................................................................................................................14
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman yang semakin pesat maka diikuti pula dengan perkebangan
dalam dunia usaha. Setiap perusahaan bersaing untuk meningakatkan kualitas dan eksistensinya
di pasar. Untuk mampu bersaing di pasar maka setiap perusahaan harus berusaha untuk
memperluas akses pasar dan berkembang untuk menjadi yang lebih besar. Sehingga manajemen
perusahaan harus mampu berpikir kedepan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan diawal yaitu untuk memperoleh laba dan mempertahankan kelangsungan perusahaan.
Oleh kerena itu harus adanya perencanaan dan pengawasan yang memadai.
Hutang yang timbul dalam suatu perusahaan perlu dikelola dengan baik agar
pemanfaatan dari hutang dapat dilakukan secara efisien dan efektif. Selain hal tersebut kita juga
perlu untuk merencanakan anggaran hutang. Menyusun anggaran hutang penting bagi
perusahaan untuk manajemen hutang yang dimiliki sehingga frekuensi penambahan hutang dan
pembayaran hutang dapat dilakukan dengan lancar dan mampu dan mampu memberikan
konstribusi kelancaran terhadap aktivitas perusahaan.
2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini terdiri dari:
1
c. Factor apakah yang mempengaruhi anggaran hutang?
d. Data dan informasi apa saja yang digunakan untuk menyusun anggaran hutang?
e. Bagaimanakah ilustrasi dalam menyusun anggatran hutang?
3.Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Anggaran Hutang
Yang dimaksud dengan anggaran hutang ialah anggaran yang direncanakan secara
sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah hutang beserta perubahannya dari waktu ke waktu
selama periode tertentu yang akan datang. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa
anggaran hutang selain menunjukkan jumlah hutang perusahaan pada suatu saat tertentu, juga
menunjukkan perubahannya, baik berupa tambahan utang baru, maupun pengurangan utang
sebagai akibat adanya pelunasan oleh perusahaan(sebagai pihak debitur).(Munandar,1985)
Anggaran hutang adalah anggaran untuk memperoleh dan membayar hutang. Hutang
kebalikan dari piutang. Hutang adalah kewajiban debitur (peminjam) untuk melaksanakan
sesuatu kepada kreditur (pemberi pinjaman) selama jangka waktu tertentu.(M.Nafarin,2007)
Pada umumnya hutang perusahaan timbul dari terjadinya transaksi pembelian bahan
mentah dan bahan pembantu secara kredit untuk keperluan proses produksi. Pembelian-
pembelian secara kredit ini dilakukan karena dapat mengurangi kebutuhan modal kerja
perusahaan. Biasanya pembelian kredit semacam ini dilakukan dengan para pedagang pemasok
(supplier) yang memang sudah menjadi langganan tempat membeli.
Anggaran hutang sangat berguna untuk kemajuan perusahaan bila hutang tersebut
dikelola dengan baik. Cara mengelola hutang yang baik antara lain dengan cara membuat
anggaran hutang. Dengan anggaran hutang dapat diketahui saat utang tersebut diterima dan saat
utang dibayar.
Menurut Munandar, kegunaan pokok anggaran hutang secara umum adalah sebagai
berikut:
3
a. Sebagai pedoman kerja
Anggaran hutang memberikan arah dalam menentukan berapa jumlah hutang dan
perubahannya (mutasinya), baik berupa tambahan hutang baru, maupun pengurangan
hutang sebagai akibat adanya pelunasan oleh perusahaan untuk jangka waktu yang akan
datang.
b. Sebagai alat manajemen untuk koordinasi kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat manajemen untuk mengkoordinasikan kerja seluruh
bagian dalam perusahaan berkaitan dengan perencanaan jumlah hutang sehingga dapat
mengurangi kebutuhan modal kerja perusahaan demi kelancaraan jalannya perusahaan
menjadi lebih terjamin.
c. Sebagai alat manejemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja.
Anggaran berfungsi tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi)
realisasi jumlah utang perusahaan nanti. Dengan demikian perusahaan dapat
membandingkan antara apa yang terutang dalam anggaran, dengan apa yang telah dicapai
sehingga dapatlah dinilai dari analisis perbandingan tersebut akan dapat diketahui
penyimpangan-penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya.
a.Ekspansi
Setiap perusahaan yang ingin menerapkan going concern atau tetap berjalan dan
sukses maka haruslah berusaha untuk dapat selalu berkembang. Berkembangnya
suatu perusahaan selalu menyangkut masalah pembelanjaan. Perusahaan yang
mengadakan ekspansi selalu membutuhkan tambahan modal. Kebutuhan modal untuk
keperluan ekspansi semakin lama semakin besar karena sifat ekspansi perusahaan
yang dilakukan scara berangsur-angsur.
Pada umumnya ekspansi hanya membutuhkan tambahan modal kerja karena
perusahaan bekerja pada kapasitas produksi yang sudah ada. Namun apabila
kemudian perusahaan harus menambah alat produksi atau membangun pabrik baru
maka kebutuhan modalnya akan bertambah. Pada ekspansi ini selain dibutuhkan
4
tambahan modal kerja juga dibutuhkan tambahan modal tetap. Dengan demikin
pengertian ekspansi itu dimaksudkan sebagai perluasan modal, baik perluasan modal
kerja saja maupun modal kerja dan modal tetap, yang digunakan secara tetap dan
terus menerus di dalam perusahaan. Perluasan modal ini dapat memperbesar utang.
Disamping motif ekonomi atau motif rasional yang diuraikan diatas, terdapat motif
lainnya yaitu motif fsikologis. Motif psikologis adalah motif yang berdasarkan atas
ambisi personal dari pemilik atau pemimpin perusahaan untuk memperoleh prestise
dan kekuasaan yang lebih besar.
Masalah yang penting dalam ekspansi ialah masalah penentuan besarnya optimal
perusahaan. Besarnya optimal perusahaan berbeda disetiap perusahaan bahkan dalam
satu perusahaanpun efisien maksimal dari tenaga kerja, modal dan manajemen dapat
berubah pada tingkat pertumbuhan yang berbeda. Besarnya optimal perusahaan
mungkin tercapai sebelum tercapainya efisiensi maksimal dari tenaga kerja, tetapi
sesudah tenaga kerja itu mencapai imbangan yang optimal dengan modal. Imbangan
yang paling baik antara pekerja ahli dengan pekerja kasar mungkin terdapat pada luas
produksi yang berbeda – beda. Besarnya optimal perusahaan selalu berubah dan hal
ini dipengaruhi oleh banyak factor, misalnya besarya dari watak persaingan,
berubahnya selera konsumen, serta kemajuan teknologi atau konjungtur.
5
b.Struktur Modal
Dalam hubungan dengan struktur keuangan dan struktur kekayaan, dikenal dengan
adanya pedoman atau aturan struktur keuangan yang konservatif, baik vertikal maupun
horizontal. Aturan struktur financial (struktur keuangan ) konservatif yang vertical
memberi batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahan mengenai
besarnya modal asing (utang) dengan modal sendiri. Berdasarkan anggapan bahwa
pembelajaan yang sehat itu pertama – tama itu harus dibangun atas dasar atas dasar modal
sendiri, modal yang tahan resiko, maka aturan financial tersebut menetapkan bahwa
besarnya modal asing (hutang) dalam keadaan bagaimanpun juga tidak melebihi besarnya
modal sendiri. Koefisien utang, yaitu angka perbandingan antara jumlah modal dengan
modal sendiri tidak melebihi 1:1. Setiap perluasan basis modal akan memperbesar
kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko yang akan dibelanjainya. Pandangan ini
terutama didasarkan pada “prinsip keamanan”, hal ini akan memberikan pengaruh yang
baik terhadap kreditor maupun terhadap perusahaan sendiri.
Aturan struktur financial konservatif yang horizontal memberikan batas imbangan antara
besarnya modal sendiri di satu pihak dengan besarnya aset tetapplus sediaan dilain
pihak.aturan tersebut menyatakan bahwa secara keseluruhan “aset tetap”dan “sediaan”
harus sepenuhnya ditutup atau dibelanjai dengan modal sendiri, yaitu modal yang tetap
tertanam di dalam prusahaan. Dengan kata lain, besarnya modal sendiri tidak boleh kurang
atau lebih kecil dari jumlah aset tetap plus sediaan. Dengan demikian, keadaan yang
dianggap normal oleh aturan tersebut ialah keadaan besarnya modal sendiri sama besarnya
dengan jumlah aset tetap plus sediaan.
Apabila jumlah modal sendiri lebih kecil atau kurang dari besarnya aset tetap plus
sediaan, berarti aset tetap tersebut “kurang tertutup” oleh modal sendiri, sehingga besarnya
modal sendiri tidak cukup untuk menjamin atau menutup aset tetap tersebut. Aset tetap dan
sediaan merupakan aset yang akan tetap terikat dalam perusahaan untuk jangka waktu yang
lama sehingga untuk mempelajari aset tersebut juga diperlukan modal yang akan tetap
tertanam dalam perusahaan, yaitu dalam bentuk modal sendiri. Apabila besarnya modal
6
sendiri lebih kecil dari aset tetap plus sediaan, berarti bahwa sebagian dari aset tersebut
dibelanjai dengan modal asing. Apabila jangka waktu modal asing tersebut lebih pendek
dari jangka waktu terikatnya dana dalam aset tersebut, hal ini akan menganggu likuiditas
perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya, apabila jumlah modal sendiri lebih besar dari
jumlah aset tetap tersebut, sehingga kelebihannya itu dapat digunakan untuk menutup
sebgian aset lancar.
Jadi, modal sendiri kecil maka besarnya utang (modal asing) juga kecil,sebaliknya bila
modal sendiri besar maka utang (modal asing) juga dapat besar, tetapi tidak melebihi
besarnya modal sendiri.
Sebagai contoh, perusahaan X mempunyai modal sendiri Rp. 100.000, aset lancar Rp.
20.000 dan aset tak lancar Rp.80.000; sementara perusahaan Y mempunyai modal sendiri
Rp.60.000, aset lancar Rp. 10.000, aset tak lancar Rp. 50.000. Perusahaan X dapat
menambah utang maksimal Rp. 100.000, sedangkan perusahaan Y dapat menambah utang
maksimal Rp. 60.000
Selain itu ada factor lain yang mempengaruhin besar kecilnya anggaran utang akan tergantung
pada :
d.Syarat Pembayaran
Syarat pembayaran yang semakin lunak biasanya akan menjadikan nilai utangyang akan
diambil semakin besar. Syarat pembayaran akan meliputi tingkat bunga, jangka waktu
dan denda serta jatuh tempo pembayaran pada setiap bulan.
7
f.Kepercayaan Suplier dan Bank
Bila perusahaan cukup mendapatkan kepercayaan dari para suplier dan pihak pemberi
kredit karena selama ini reputasinya cukup baik, maka akan lebih mudahuntuk
mendapatkan fasilitas kredit baik dari para suplier dan pihak bank untuk masa-masa yang
akan datang
1. Rencana pembelian bahan mentah atau bahan pembantu yang tertuang dalam budget
pembelian bahan mentah.
2. Keadaan persaingan para pemasok bahan di pasar.
3. Posisi perusahaan terhadap pihak pemasok bahan.
4. Syarat pembayaran yang ditawarkan oleh pihak penjual.
5. Tersedianya modal kerja perusahaan.
8
masing perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya
sesuai dengan keadaan perusahaan masing-masing.
Berdasarkan syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh pemasok
(supplier) Bahan Mentah untuk tahun 2012 yang akan datang, yaitu sebesar 8/15, n/30,
Perusahaan Adi Jaya menetapkan kebijakan pembayaran dalam pembelian-pembelian
Bahan Mentahnya, adalah sebagai berikut:
1. Sebanyak 50% dari transaksi pembelian dilakukan secara tunai sehingga perusahaan akan
menerima potongan pembelian.
2. Sebanyak 20% dari transaksi pembelian, dilakukan secara kredit (utang), kurang dari
batas waktu 15 hari, dengan pelunasan pembayaran dilakukan pada bulan yang sama
dengan bulan terjadinya transaksi tersebut. Dengan demikian perusahaan akan menerima
potongan pembelian.
3. Sebanyak 10% dari transaksi pembelian, dilakukan secara kredit (utang), lebih dari batas
waktu 10 hari dengan pelunasan pembayaran dilakukan pada bulan yang sama dengan
bulan terjadinya transaksi tersebut. dengan demikian perusahaan tidak akan menerima
potongan pembelian.
4. Sebanyak 20% dari transaksi pembelian, dilakukan secara kredit (utang), lebih dari batas
waktu 10 hari dengan pelunasan pembayaran dilakukan pada bulan berikutnya setelah
terjadinya transaksi tersebut. Dengan demikian perusahaan tidak akan menerima
potongan pembelian.
Ditentukan Budget Pembelian Bahan Mentah memiliki data sebagai berikut:
Jumlah bahan Jenis (A) Jenis (B) Jenis (C) Jumlah
yang akan
dibeli
Januari Rp 8.200.000 Rp 1.500.000 Rp 4.500.000 Rp 14.200.000
Februari Rp 7.900.000 Rp 1.800.000 Rp 3.750.000 Rp 13.450.000
Maret Rp 8.300.000 Rp 1.200.000 Rp 5.100.000 Rp 14.600.000
April Rp 8.100.000 Rp 2.100.000 Rp 4.000.000 Rp 14.200.000
Mei Rp 7.800.000 Rp 2.300.000 Rp 4.800.000 Rp 14.900.000
Juni Rp 8.500.000 Rp 2.200.000 Rp 4.700.000 Rp 15.400.000
Juli Rp 9.000.000 Rp 1.900.000 Rp 3.600.000 Rp 14.500.000
9
Agustus Rp 8.800.000 Rp 1.700.000 Rp 4.800.000 Rp 15.300.000
September Rp 8.800.00 Rp 2.300.000 Rp 3.800.000 Rp 14.900.000
Oktober Rp 7.900.000 Rp 2.100.000 Rp 4.000.000 Rp 14.000.000
November Rp 8.100.000 Rp 2.200.000 Rp 3.900.000 Rp 14.200.000
Desember Rp 8.400.000 Rp 1.200.000 Rp 3.500.000 Rp 13.100.000
Dari data tersebut kebijakan perusahaan dalam melakukan pembayaran pembelian Bahan
Mentah untuk bulan Januari 2012 ditetapkan sebagai berikut:
10
Dibayar pembelian tunai bulan Januari 2012 dengan potongan
1. Sebanyak 50% x Rp 14.200.000 = Rp 7.100.000
Potongan : 8% x Rp 7.100.000 = (Rp 568.0000)
Pada bulan Januari utang yang akan dibayar sebesar = (b) Rp 2.612.800 + (c) Rp
1.420.000 = Rp 4.032.800 dan sisanya sebesar Rp 2.840.000 akan dibayar bulan Februari.
Demikian pula bulan-bulan berikutnya akan dibuat perhitungan yang sama sehingga
dapat timbul suatu “Skedul Pembayaran Pelunasan Utang (Payable Schedule)”. Skedul ini
merencanakan secara sistematis dan terperinci mengenai jumlah utang atas pembelian kredit
dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
Berikut ini akan disajikan Skedul Pembayaran Pelunasan Utang Perusahaan Adi Jaya
11
Bulan Jumlah Pembayaran Pelunasan Utang
Transaksi Utang (Rp) Januari Februari Maret (Rp) April (Rp)
(Rp) (Rp)
Desember 7.850.000 2.990.000 - - -
Januari 6.872.800 4.032.800 2.840.000 - -
Februari 6.509.800 - 3.819.800 2.690.000 -
Maret 7.066.400 - - 4.146.400 2.920.000
April 6.872.800 - - - 4.032.800
Jumlah - 7.022.800 6.659.800 6.836.400 6.952.800
12
Dari skedul pembayaran pelunasan utang tersebut, dapat diketahui besarnya utang yang terjadi
dari bulan ke bulan sebagai akibat transaksi penjualan kredit, selanjutnya Perusahaan Adi Jaya
dapat menyusun Budget Utang untuk tahun 2012 sebagai berikut:
Bulan Utang Awal Tambahan Jumlah Pembayaran Utang Akhir
(Rp) Utang (Rp) Utang (Rp) Utang (Rp) (Rp)
13
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Utang merupakan kewajiban/utang sebagai hutang sekarang perusahaan yang timbul dari
kejadian masa lalu, dengan persetujuan dimana hasilnya akan berguna bagi perusahaan, dan
dapat menjadi sumber daya perusahaan. Karakteristik dari hutang meliputi; pengorbanan manfaat
ekonomi masa mendatang,menjadi keharusan sekarang untuk mentransfer asset,timbul akibat
transaksi masa lalu.
Anggaran Utang adalah anggaran untuk memperoleh dan membayar utang. Utang
kebalikan dari piutang. Pada umumnya utang perusahaan timbul dari terjadinya transaksi
pembelian bahan mentah dan bahan pembantu secara kredit untuk keperluan proses produksi.
Anggaran utang sangat berguna untuk kemajuan perusahaan bila utang tersebut dikelola dengan
baik. Cara mengelola utang yang baik antara lain dengan cara membuat anggaran utang.
Faktor yang mempengaruhi anggaran utang yaitu ekspansi dan struktur modal.Selain itu
ada factor lain yang mempengaruhin besar kecilnya anggaran utang akan tergantung pada : Anggaran
Pembelian Material, Syarat Pembayaran, Tersedianya modal kerja dan kebijakan perusahaan
dalam pembayaran utang, Kepercayaan Suplier dan Bank. Informasi yang diperlukan untuk
menyusun budget utang antara lain: Rencana pembelian bahan mentah atau bahan pembantu
yang tertuang dalam budget pembelian bahan mentah, Keadaan persaingan para pemasok bahan
di pasar, Posisi perusahaan terhadap pihak pemasok bahan, Syarat pembayaran yang ditawarkan
oleh pihak penjual, Tersedianya modal kerja perusahaan.
Penyusunan anggaran utang merupakan tanggung jawab departemen keuangan. Langkah
pertama, departemen keuangan bekerja sama dengan departemen pembelian rutin untuk
mengumpulkan data belian dan syaratnya. Langkah kedua, menghitung anggaran utang usaha
pada periode tertentu. Langkah ketiga, menyusun anggaran utang usaha.
14
Daftar Pustaka
15