Anda di halaman 1dari 19

MODUL

PENYUSUNAN ANGGARAN HUTANG

Diajukan untuk:

Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan

Disusun Oleh:

1. Muhammad Relvin Winaldi ( C1C017062)


2. Eka Fitriani ( C1C015020)
3. Ardan Reyvaldi ( C1C017148)
4. Siska Puji Restuti ( C1C017005)

S1 AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
2.1 Pengertian Anggaran Utang ........................................................................................... 5
2.2 Kegunaan Anggaran Hutang .......................................................................................... 5
2.2 Jenis-JenisHutang .......................................................................................................... 6
2.3 Manfaat anggaran hutang ............................................................................................... 9
2.4 Faktor yang mempengaruhi anggaran utang ................................................................ 10
2.5 Data Dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Utang ............................................. 13
2.6 Ilustrasi Penyusunan Anggaran Utang ......................................................................... 13
BAB III .................................................................................................................................... 18
PENUTUP................................................................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring perkembangan zaman yang semakin pesat maka diikuti pula dengan
perkembangan dalam dunia usaha. Setiap perusahaan bersaing untuk meningkatkan kualitas
dan eksistensinya di pasar. Untuk mampu bersaing di pasar maka setiap perusahaan harus
berusaha untuk memperluas akses pasar dan berkembang untuk menjadi perusahaan yang
lebih besar. Sehingga manajemen perusahaan harus mampu berpikir kedepan untuk mencapai
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan diawal yaitu untuk memperoleh laba dan
mempertahankan kelangsungan perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan dan
pengawasan yang memadai.
Salah satu usaha perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya adalah
dengan perluasan pasar yang menyebabkan peningkatan pada seluruh kegiatan perusahaan,
baik dalam bidang produksi, pemasaran maupun pengembangan yang lainnya. Meningkatkan
aktivitas perusahaan akan menyebabkan kebutuhan modal kerja yang meningkat. Modal kerja
dapat diperoleh salah satunya melalui hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka
panjang.
Hutang yang timbul dalam suatu perusahaan perlu dikelola dengan baik agar
pemanfaatan dari hutang dapat dilakukan secara efisien dan efektif. Selain hal tersebut kita
juga perlu untuk merencanakan anggaran hutang. Menyusun angaran hutang penting bagi
perusahaan untuk memanajemen hutang yang dimiliki sehingga frekuensi penambahan
hutang dan pembayaran hutang dapat dilakukan dengan lancar dan mampu memberikan
kontribusi kelancaran terhapad aktivitas perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini terdiri
dari :
a. Apakah pengertian anggaran hutang?
b. Apakah manfaat dari penyusunan anggaran hutang?
c. Faktor apakah yang mempengaruhi anggaran hutang ?

3
d. Data dan informasi apa saja yang digunakan untuk menyusun anggaran
hutang?
e. Bagaimanakah ilustrasi dalam menyusun anggaran hutang ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apa itu anggaran hutang.
b. Untuk mengetahui manfaat dari penyusunan anggaran hutang.
c. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi anggaran hutang.
d. Untuk mengetahui data dan informasi yang digunakan menyusun anggaran
hutang.
e. Untuk mengetahui ilustrasi dalam menyusun anggaran utang .
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anggaran Utang


Yang di maksud dengan anggaran hutang (payable budget) ialah Anggaran yang
direncanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah hutang beserta
perubahannya dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang akan
datang. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa anggaran hutang selain menunjukan
jumlah utang perusahaan pada suatu saat tertentu, juga menunjukan perubahanya
(mutasinya), baik berupa tambahan utang baru, maupun pengurangan utang sebagai akibat
adanya pelunasan oleh perusahaan (sebagai pihak debitur). (Munandar 1985)
Anggaran hutang adalah anggaran untuk memperoleh dan membayar hutang. Hutang
kebalikan dari piutang. Hutang adalah kewajiban debitor (peminjam) untuk melaksanakan
sesuatu kepada kreditor (pemberi pinjaman) selama jangka waktu tertentu. ( M.Nafarin,
2007)
Pada umumnya hutang perusahaan timbul dari terjadinya transaksi pembelian bahan
mentah dan bahan pembantu secara kredit untuk keperluan proses produksi. Pembelian–
pembelian secara kredit ini dilakukan karena dapat mengurangi kebutuhan modal kerja
perusahaan. Biasanya pembelian kredit semacam ini dilakukan dengan para pedagang
pemasok (suplier) yang memang sudah menjadi langganan tempat membeli.

2.2 Kegunaan Anggaran Hutang


Menurut Munandar, kegunaan pokok anggaran hutang secara umum adalah sebagai
berikut:
a. Sebagai pedoman kerja
Anggaran utang memberikan arah dalam menentukan berapa jumlah hutang dan
perubahannya (mutasinya), baik berupa tambahan hutang baru, maupun
pengurangan hutang sebagai akibat adanya pelunasan oleh perusahaan untuk
jangka waktu tertentu yang akan datang.

5
b. Sebagai alat manajemen untuk koordinasi kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat manajemen untuk mengkoordinasikan kerja
seluruh bagian dalam perusahaan berkaitan dengan perencanaan jumlah utang
sehingga dapat mengurangi kebutuhan modal kerja perusahaan demi kelancaran
jalannya perusahaan menjadi lebih terjamin.
c. Sebagai alat menajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja.
Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai
(evaluasi) realisasi jumlah utang perusahaan nanti. Dengan demikian perusahaan
dapat membandingkan antara apa yang tertuang dalam anggaran, dengan apa
yang telah dicapai sehingga dapatlah dinilai. Dari analisis perbandingan tersebut
akan dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan antara anggaran dengan
realisasinya.
Seringkali kegunaan umum semacam ini disebut sebagai kegunaan manejerial, karena
berkaitan erat dengan fungsi manajemen, terutama di bidang perencanaan (planning),
pengkoordinasian (coordinating), dan pengawasan (controlling). Sedangkan secara khusus,
anggaran utang berguna sebagai dasar untuk menyusun anggaran Kas, karena pelunasan
utang tersebut akan merupakan pembayaran atau pengeluaran yang mengurangi kas.

2.2 Jenis-JenisHutang
Hutang terdiri atas hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang tidak lancar
(hutang jangka panjang).
1) Hutang lancar (hutang jangka pendek)
Menurut Warren, Reeve danVeses (2005:125), “ such liatibilitas that are to be paid out
of urrent and are within a short time, usually one year, are called liabilities”. Artinya hutang
jangka pendek ini hanya dapat digunakan untuk pembiayaan investasi jangka pendek pula,
misalnya pembiayaan aktiva lancer atau modal kerja. Adapun jenis-jenis dari hutang jangka
pendek adalah :
a. Hutang dagang
Hutang dagang adalah hutang jangka pendek yang timbul karena adanya suatu
transaksi.
b. Hutang Wesel
Hutang wesel adalah surat perjanjian pembayaran hutang jangka pendek, ada yang
berbunga, ada juga yang tidak.
c. Deviden
Deviden adalah keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham yang
didapatkan atas hasil keuntungan perusahaan yang diputus kan dalam rapat umum
pemegang saham (RUPS). Ketika kita menjadi pemilik saham perusahaan,
perusahaan dapat membayar kembali dalam bentuk deviden.
d. Pendapatan diterima di muka
Pendapatan yang telah kita terima di awal transaksi namun barang/jasa yang kita
transaksikan belum kita serahkan kepada pembeli barang/jasa tersebut.
e. Hutang jangka panjang yang telah jatuh tempo
f. Pajak penjualan
g. Kewajiban kepada karyawan (hutang gaji)
h. Iuran-iuran lainnya
i. Kewajiban kontigensi
Kewajiban kontigensi adalah kondisi yang tidak pasti yang mungkin terjadi di masa
yang akan datang, kemungkinan ini bias menguntungkan biasa disebut gain
contigenciens ataupun merugikan (lost contigenciens).

2) Hutang Tidak lancar (hutang jangka panjang)


Menurut Herianto (2001:238) hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka
wktunya panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada
umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau
rekomendasi diri perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi
jumlah yang besar, hutang jangka panjang ini umumnya dibutuhkan oleh perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan dana dalam merealisasikan rencana-rencana strategis
perusahaan, misalnya penambahan modal kerja permanen, pembelian mesin-mesin atau
aktiva tetap baru, perluasan pabrik, akuisisi, afiliasi, pelunasan hutang jangka panjang
lain yang segera jatuh tempo,dll.
Utangjangkapanjang, dapat berupa :
1) Obligasi (Bond Payable)
Hutang obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka panjang yang mana debitur
mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nilai nominal tertentu. Jangka
waktu pinjaman obligasi hendaknya didasarkan pada pertimabangan-pertimbangan
sebagaiberikut :
7
a. Jangka waktu pinjaman kredit hendaknya disesuaikan dengan jangka waktu
penggunaannya di dalam perusahaan.
b. Jumlah angsuran seharusnya disesuaikan dengan jumlah penyusutan dari aktiva tetap
yang akan di belanjai dengan kredit obligasi tersebut, ada beberapa jenis obligasi yaitu
antara lain :
a) Obligasi biasa
b) Obligasi pendapatan
c) Obligasi yang dapat ditukarkan

2) Hutang Hipotik
Hutang hipotik adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang (kreditur)
diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, agar supaya bila diberi debitur
tidak memenuhi kewajibannya barang itu dapat dijual dan dari hasil penjualan tersebut
dapat digunakan untuk menutup tagihannya .
Hipotik berbeda dengan obligasi yang tidak menyebutkan jaminannya dalam hutang
jangka panjang tersebut. Hipotik menyatakan dengan jelas aktiva yang dipakai sebagai
jaminan aktiva tersebut dijual dan hasilnya dibayar terlebih dahulu kepada pihak yang
memberikan hipotik tersebut. Apabila hasil penjualan hipotik tersebut masih kurang,
maka kekurangannya itu menjadi kreditur umum sifatnya.
Hutang jangka panjang memiliki keuntungan dan kerugiaan, adapun keuntungan
dari hutang jangka panjang yaitu :
a. Pemegang obligasi tidak meniknati keuntungan perusahaan yang besar
b. Biaya hutang bersifat mengurangi pembayaranpajak (tax saving)
c. Tidak harus membagi control perusahaan
Sedangkan kerugian dari hutang jangka panjang adalah :
a. Dapat menyebabkan kebangkrutan jika bunga dan pokok pinjaman tidak dapat
dibayar
b. Hutang meningkat resiko perusahaan biaya hutang maupun modal sendiri ikut
meningkat
c. Harus membiayai pokok pinjaman dimasa yang akan datang
d. Menimbulkan pembatasan-pembatasan dan convenans dari kreditur
e. Kewajiban menyissihkan dana pelunasan obligasi (sinking fund)
2.3 Manfaat anggaran hutang
Anggaran hutang sangat berguna untuk kemajuan perusahaan bila hutang tersebut
dikelola dengan baik. Cara mengelola hutang yang baik antara lain dengan cara membuat
anggaran hutang. Dengan anggaran utang dapat diketahui saat utang tersebut diterima dan
saat utang dibayar.
Menambah hutang jangka pendek maupun jangka panjang dimaksudkan untuk
ekspansi, yaitu memperluas kegiatan perusahaan, memperluas kegiatan produksi,
memperluas kegiatan pemasaran dengan tujuan memperoleh laba yang sebesar-besarnya.
Hutang jangka pendek digunakan sebagai modal kerja, yaitu untuk membiayai
kegiatan rutin sehari-hari seperti membeli bahan baku serta membayar gaji dan upah. Dengan
bertambahnya hutang jangka pendek berarti bertambah pula bahan baku yang dibeli atau
barang dagangan yang dibeli.
Hutang jangka panjang digunakan untuk membiayai asset tidak lancar seperti
memperoleh bangunan, mesin dan peralatan lainnya. Hutang jangka panjang diperlukan
sebagai akibat bertambahnya kebutuhan Hutang jangka pendek untuk modal kerja. Bahan
baku bertambah berarti kegiatan produksi meningkat dan harus diimbangi dengan menambah
bangunan dan peralatan yang diperlukan dalam proses produksi dimana ekspansi ini
pembiayaannya bersumber dari utang jangka panjang. Bila keperluan investasi seperti
menambah bangunan adan alat produksi dibelanjai dari utang jangka pendek, hal ini dapat
mengganggu likuiditas dan mengganggu kelancaran membayar kewajiban yang segera harus
dibayar.
Dengan peningkatan kegiatan produksi dan pemasaran sebagai akibat peningkatan
pembelanjaan dengan utang dapat memperbesar laba. Dari segi pemasaran hal ini dapat
merebut peluang pasar, sedangkan dari segi produksi dapat menurunkan harga pokok produk
sehingga harga jual menjadi lebihrendah. Semakin tinggi tingkat produksi maka semakin
rendah biaya tetap per unit. Artinya semakin tinggi tingkat produksi maka semakin banyak
bahan baku yang dibeli dan semakin banyak bahan baku yang dibeli maka semakin banyak
kesempatan untuk mendapatkan harga bahan baku per unit yang lebih murah. Oleh karena
itu, dapat menurunkan biaya variable per unit, karena bahan baku adalah salah satu unsur
biaya variable yang pokok. Hal tersebut akan memperbesar volume barang yang dijual dan
dapat memperbesar laba, yang pada akhirnya dapat meningkatkan rentabilitas ekonomis.

9
2.4 Faktor yang mempengaruhi anggaran utang
Faktor yang mempengaruhi anggaran hutang adalah :
a. Ekspansi
b. Struktur Modal
A. Ekspansi
Setiap perusahaan yang ingin menerapkan going concern atau tetap berjalan dan
sukses maka haruslah berusaha untuk dapat selalu berkembang. Berkembangnya suatu
perusahaan selalu menyangkut masalah pembelanjaan. Perusahaan yang mengadakan
ekspansi selalu membutuhkan tambahan modal. Kebutuhan modal untuk keperluan
ekspansi semakin lama semakin besar karena sifat ekspansi perusahaan yang
dilakukan scara berangsur-angsur.
Pada umumnya ekspansi hanya membutuhkan tambahan modal kerja karena
perusahaan bekerja pada kapasitas produksi yang sudah ada. Namun apabila
kemudian perusahaan harus menambah alat produksi atau membangun pabrik baru
maka kebutuhan modalnya akan bertambah. Pada ekspansi ini selain dibutuhkan
tambahan modal kerja juga dibutuhkan tambahan modal tetap. Dengan demikin
pengertian ekspansi itu dimaksudkan sebagai perluasan modal, baik perluasan modal
kerja saja maupun modal kerja dan modal tetap, yang digunakan secara tetap dan terus
menerus di dalam perusahaan. Perluasan modal ini dapat memperbesar utang.
Apabila ekspansi perusahaan berdasarkan atas pertimbangan untuk memperbesar
atau menstabilisasi laba yang diperoleh, maka ekspansi tersebut Karena motif
ekonomi. Hal ini terjadi misalnya karena semakin besarnya permintaan terhadap
barang atau jasa yang dibuat oleh suatu perusahaan. Makin luas pasar bagi produknya
mendorong perusahaan tersebut untuk memperbanyak produksinya guna
mengimbangi tambahan permintaan atau tambahan luas pasar. Makin besar jumlah
produk yang dijual berarti makin besar kemungkinan perusahaan untuk mendaat laba,
sehingga setiap pemimpin perusahaan mempunyai harapan untuk dapat selalu
mengembangkan dan memperluas perusahaannya.
Disamping motif ekonomi atau motif rasional yang diuraikan diatas, terdapat
motif lainnya yaitu motif fsikologis. Motif psikologis adalah motif yang berdasarkan
atas ambisi personal dari pemilik atau pemimpin perusahaan untuk memperoleh
prestise dan kekuasaan yang lebih besar. Masalah yang penting dalam ekspansi ialah
masalah penentuanbesarnya optimal perusahaan. Besarnya optimal perusahaan
berbeda disetiap perusahaan bahkan dalam satu perusahaanpun efisien maksimal dari
tenaga kerja, modal dan manajemen dapat berubah pada tingkat pertumbuhan yang
berbeda. Besarnya optimal perusahaan mungkin tercapai sebelum tercapainya
efisiensi maksimal dari tenaga kerja, tetapi sesudah tenaga kerja itu mencapai
imbangan yang optimal dengan modal. Imbangan yang paling baik antara pekerja ahli
dengan pekerja kasar mungkin terdapat pada luas produksi yang berbeda – beda.
Besarnya optimal perusahaan selalu berubah dan hal ini dipengaruhi oleh banyak
factor, misalnya besarya dari watak persaingan, berubahnya selera konsumen, serta
kemajuan teknologi atau konjungtur.

B. Struktur Modal
Dalam hubungan dengan struktur keuangan dan struktur kekayaan, dikenal
dengan adanya pedoman atau aturan struktur keuangan yang konservatif, baik vertikal
maupun horizontal. Aturan struktur financial (struktur keuangan ) konservatif yang
vertical memberi batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahan
mengenai besarnya modal asing (utang) dengan modal sendiri. Berdasarkan anggapan
bahwa pembelajaan yang sehat itu pertama – tama itu harus dibangun atas dasar atas
dasar modal sendiri, modal yang tahan resiko, maka aturan financial tersebut
menetapkan bahwa besarnya modal asing (hutang) dalam keadaan bagaimanpun juga
tidak melebihi besarnya modal sendiri. Koefisien utang, yaitu angka perbandingan
antara jumlah modal dengan modal sendiri tidak melebihi 1:1. Setiap perluasan basis
modal akan memperbesar kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko yang
akan dibelanjainya. Pandangan ini terutama didasarkan pada “prinsip keamanan”, hal
ini akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kreditor maupun terhadap
perusahaan sendiri.
Aturan struktur financial konservatif yang horizontal memberikan batas
imbangan antara besarnya modal sendiri di satu pihak dengan besarnya aset tetapplus
sediaan dilain pihak.aturan tersebut menyatakan bahwa secara keseluruhan “aset
tetap”dan “sediaan” harus sepenuhnya ditutup atau dibelanjai dengan modal sendiri,
yaitu modal yang tetap tertanam di dalam prusahaan. Dengan kata lain, besarnya
modal sendiri tidak boleh kurang atau lebih kecil dari jumlah aset tetap plus sediaan.
Dengan demikian, keadaan yang dianggap normal oleh aturan tersebut ialah keadaan
besarnya modal sendiri sama besarnya dengan jumlah aset tetap plus sediaan.
Apabila jumlah modal sendiri lebih kecil atau kurang dari besarnya aset tetap
plus sediaan, berarti aset tetap tersebut “kurang tertutup” oleh modal sendiri, sehingga
11
besarnya modal sendiri tidak cukup untuk menjamin atau menutup aset tetap tersebut.
Aset tetap dan sediaan merupakan aset yang akan tetap terikat dalam perusahaan
untuk jangka waktu yang lama sehingga untuk mempelajari aset tersebut juga
diperlukan modal yang akan tetap tertanam dalam perusahaan, yaitu dalam bentuk
modal sendiri. Apabila besarnya modal sendiri lebih kecil dari aset tetap plus sediaan,
berarti bahwa sebagian dari aset tersebut dibelanjai dengan modal asing. Apabila
jangka waktu modal asing tersebut lebih pendek dari jangka waktu terikatnya dana
dalam aset tersebut, hal ini akan menganggu likuiditas perusahaan yang bersangkutan.
Sebaliknya, apabila jumlah modal sendiri lebih besar dari jumlah aset tetap tersebut,
sehingga kelebihannya itu dapat digunakan untuk menutup sebgian aset lancar.
Jadi, modal sendiri kecil maka besarnya utang (modal asing) juga
kecil,sebaliknya bila modal sendiri besar maka utang (modal asing) juga dapat besar,
tetapi tidak melebihi besarnya modal sendiri.
Sebagai contoh, perusahaan X mempunyai modal sendiri Rp. 100.000, aset
lancar Rp. 20.000 dan aset tak lancar Rp.80.000; sementara perusahaan Y mempunyai
modal sendiri Rp.60.000, aset lancar Rp. 10.000, aset tak lancar Rp. 50.000.
Perusahaan X dapat menambah utang maksimal Rp. 100.000, sedangkan perusahaan
Y dapat menambah utang maksimal Rp. 60.000

C. Anggaran Pembelian Material


Semakin besar kebutuhan material pada satu periode berarti
memerlukan pembelian material yang semakin besar sehingga kemungkinan untuk
tidak membayar dengan tunai akan semakin besar, karena kondisi keuangan yang
terbatas.

D. Syarat Pembayaran
Syarat pembayaran yang semakin lunak biasanya akan menjadikan nilai
utangyang akan diambil semakin besar. Syarat pembayaran akan meliputi tingkat
bunga, jangka waktu dan denda serta jatuh tempo pembayaran pada setiap bulan.
E. Tersedianya modal kerja dan kebijakan perusahaan dalam pembayaran
hutang
Bila modal kerja yang tersedia relatif besar maka sebagian besar
pembelianmaterial dan keperluan yang lain dilakukan secara tunai, sehingga akan
meminimkan hutang yang akan diambil.

F. Kepercayaan Suplier dan Bank


Bila perusahaan cukup mendapatkan kepercayaan dari para suplier dan
pihak pemberi kredit karena selama ini reputasinya cukup baik, maka akan lebih
mudahuntuk mendapatkan fasilitas kredit baik dari para suplier dan pihak bank untuk
masa-masa yang akan datang

2.5 Data Dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Utang


Adapun Data Dan Informasi yang diperlukan untuk menyusun budget utang antara
lain:
1. Rencana pembelian bahan mentah atau bahan pembantu yang tertuang dalam budget
pembelian bahan mentah.
2. Keadaan persaingan para pemasok bahan di pasar.
3. Posisi perusahaan terhadap pihak pemasok bahan.
4. Syarat pembayaran yang ditawarkan oleh pihak penjual.
5. Tersedianya modal kerja perusahaan.

2.6 Ilustrasi Penyusunan Anggaran Utang


Penyusunan anggaran utang merupakan tanggung jawab departemen keuangan.
Langkah pertama, departemen keuangan bekerja sama dengan departemen pembelian rutin
untuk mengumpulkan data belian dan syaratnya. Langkah kedua, menghitung anggaran utang
usaha pada periode tertentu. Langkah ketiga, menyusun anggaran utang usaha.
Untuk menyusun anggaran utang jangka panjang untuk keperluan investasi,
departemen keuangan bekerja dengan departemen produksi untuk mengumulkan data alat
produksi yang dibeli sebagai langkah pertama. Langkh kedua mengumpulkan data jangka
waktu kredit dan bunga serta pembayarannya, langkah ketiga, menghitung dan menentukan
besarnya anggaran utang.

13
Dalam hal penyusunan anggaran utang dibuat ilustrasi penyusunan anggaran utang
jangka pendek dan utang jangka panjang untuk kredit investasi.
A. Bentuk Anggran Utang
Sebagaimana halnya dengan anggaran-anggaran yang lain untuk anggaran utang
juga tidak mempunyai suatu bentuk standar yang harus dipergunakan ini berarti
masing-masing perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta
formatnya sesuai dengan keadaan perusahaan masing-masing.
Berdasarkan syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh
pemasok (supplier) Bahan Mentah untuk tahun 2012 yang akan datang, yaitu sebesar
8/15, n/30, Perusahaan Adi Jaya menetapkan kebijakan pembayaran dalam
pembelian-pembelian Bahan Mentahnya, adalah sebagai berikut:
1. Sebanyak 50% dari transaksi pembelian dilakukan secara tunai sehingga perusahaan
akan menerima potongan pembelian.
2. Sebanyak 20% dari transaksi pembelian, dilakukan secara kredit (utang), kurang dari
batas waktu 15 hari, dengan pelunasan pembayaran dilakukan pada bulan yang sama
dengan bulan terjadinya transaksi tersebut. Dengan demikian perusahaan akan
menerima potongan pembelian.
3. Sebanyak 10% dari transaksi pembelian, dilakukan secara kredit (utang), lebih dari
batas waktu 10 hari dengan pelunasan pembayaran dilakukan pada bulan yang sama
dengan bulan terjadinya transaksi tersebut. dengan demikian perusahaan tidak akan
menerima potongan pembelian.
4. Sebanyak 20% dari transaksi pembelian, dilakukan secara kredit (utang), lebih dari
batas waktu 10 hari dengan pelunasan pembayaran dilakukan pada bulan berikutnya
setelah terjadinya transaksi tersebut. Dengan demikian perusahaan tidak akan
menerima potongan pembelian.
Ditentukan Budget Pembelian Bahan Mentah memiliki data sebagai berikut:
Tabel 2.1
Budget Pembelian Bahan Mentah
Jumlah bahan Jenis (A) Jenis (B) Jenis (C) Jumlah
yang akan
dibeli
Januari Rp 8.200.000 Rp 1.500.000 Rp 4.500.000 Rp 14.200.000
Februari Rp 7.900.000 Rp 1.800.000 Rp 3.750.000 Rp 13.450.000
Maret Rp 8.300.000 Rp 1.200.000 Rp 5.100.000 Rp 14.600.000
April Rp 8.100.000 Rp 2.100.000 Rp 4.000.000 Rp 14.200.000
Mei Rp 7.800.000 Rp 2.300.000 Rp 4.800.000 Rp 14.900.000
Juni Rp 8.500.000 Rp 2.200.000 Rp 4.700.000 Rp 15.400.000
Juli Rp 9.000.000 Rp 1.900.000 Rp 3.600.000 Rp 14.500.000
Agustus Rp 8.800.000 Rp 1.700.000 Rp 4.800.000 Rp 15.300.000
September Rp 8.800.00 Rp 2.300.000 Rp 3.800.000 Rp 14.900.000
Oktober Rp 7.900.000 Rp 2.100.000 Rp 4.000.000 Rp 14.000.000
November Rp 8.100.000 Rp 2.200.000 Rp 3.900.000 Rp 14.200.000
Desember Rp 8.400.000 Rp 1.200.000 Rp 3.500.000 Rp 13.100.000

Dari data tersebut kebijakan perusahaan dalam melakukan pembayaran pembelian


Bahan Mentah untuk bulan Januari 2012 ditetapkan sebagai berikut:
➢ Dibayar pembelian tunai bulan Januari 2012 dengan potongan
1. Sebanyak 50% x Rp 14.200.000 = Rp 7.100.000
Potongan : 8% x Rp 7.100.000 = (Rp 568.0000)
Dibayar tunai bulan Januari 2012 Rp 6.532.000 (a)
➢ Dibayar utang bulan Januari 2012 dengan potongan
1. Sebanyak 20% x Rp 14.200.000 = Rp 2.840.000
Potongan : 8% x Rp 2.690.000 = (Rp 227.200)
Dibayar utang bulan Januari 2012 Rp 2.612.800 (b)
➢ Dibayar utang bulan Januari 2012 tanpa potongan
1. Sebanyak 10% x Rp 14.200.000 = Rp 1.420.000 (c)
➢ Dibayar utang bulan Januari 2012 yang dibayar pada bulan Februari sehingga
tidak mendapat potongan
1. Sebanyak 20% x Rp 14.200.000 = Rp 2.840.000 (d)
Apabila dibuat rekapitulasi, maka rencana pembelian Bahan Mentah bulan Januari
2012 sebesar Rp 14.200.000 dengan utang sebesar = (b) Rp 2.612.800 + (c) Rp 1.420.000
+ (d) Rp 2.840.000 = Rp 6.872.800
Pada bulan Januari utang yang akan dibayar sebesar = (b) Rp 2.612.800 + (c) Rp
1.420.000 = Rp 4.032.800 dan sisanya sebesar Rp 2.840.000 akan dibayar bulan Februari.
Demikian pula bulan-bulan berikutnya akan dibuat perhitungan yang sama sehingga
dapat timbul suatu “Skedul Pembayaran Pelunasan Utang (Payable Schedule)”. Skedul ini

15
merencanakan secara sistematis dan terperinci mengenai jumlah utang atas pembelian
kredit dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
Berikut ini akan disajikan Skedul Pembayaran Pelunasan Utang Perusahaan Adi Jaya
Tabel 2.2
Skedul Pembayaran Utang Perusahaan Adi Jaya
Keterangan: Transaksi bulan Desember merupakan budget bulan Desember 2011

Bulan Jumlah Pembayaran Pelunasan Utang


Transaksi Utang September Oktober November Desember
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Agustus 7.405.200 3.060.000 - - -
September 7.211.600 4.231.600 2.980.000 - -
Oktober 6.776.000 - 3.976.000 2.800.000 -
November 6.872.800 - - 4.032.800 2.840.000
Desember 6.340.400 - - - 3.720.400
Jumlah 7.291.600 6.956.000 6.832.800 6.560.400
Tabel 2.3
Skedul Pembayaran Utang Perusahaan Adi Jaya

Bulan Jumlah Pembayaran Pelunasan Utang


Transaksi Utang (Rp) Mei (Rp) Juni (Rp) Juli (Rp) Agustus
April 6.872.800 2.840.000 - - -

Mei 7.211.600 4.231.600 2.980.000 - -


Juni 7.453.600 - 4.373.600 3.080.000 -

Juli 7.018.000 - - 4.118.000 2.900.000

Agustus 7.405.200 - - - 4.345.200

Jumlah 7.071.600 7.353.600 7.198.000 7.245.200

Dari skedul pembayaran pelunasan utang tersebut, dapat diketahui besarnya utang
yang terjadi dari bulan ke bulan sebagai akibat transaksi penjualan kredit, selanjutnya
Perusahaan Adi Jaya dapat menyusun Budget Utang untuk tahun 2012 sebagai berikut:
Tabel 2.4
Budget Utang Tahun 2012

Bulan Utang Awal Tambahan Jumlah Pembayaran Utang Akhir


(Rp) Utang (Rp) Utang (Rp) Utang (Rp) (Rp)

Januari 2.990.000 6.872.800 9.862.800 7.022.800 2.840.000

Februari 2.840.000 6.509.800 9.349.800 6.659.800 2.690.000

Maret 2.690.000 7.066.400 9.756.400 6.836.400 2.920.000


April 2.920.000 6.872.800 9.792.800 6.952.800 2.840.000

Mei 2.840.000 7.211.600 10.051.600 7.071.600 2.980.000

Juni 2.980.000 7.453.600 10.433.600 7.353.600 3.080.000

Juli 3.080.000 7.018.000 10.098.000 7.198.000 2.900.000

Agustus 2.900.000 7.405.200 10.305.200 7.245.200 3.060.000

September 3.060.000 7.211.600 10.271.600 7.291.600 2.980.000

Oktober 2.980.000 6.776.000 9.756.000 6.956.000 2..800.000

November 2..800.000 6.872.800 9.672.800 6.832.800 2.840.000

Desember 2.840.000 6.340.400 9.180.400 6.560.400 2.620.000

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Utang merupakan kewajiban/utang sebagai hutang sekarang perusahaan yang timbul
dari kejadian masa lalu, dengan persetujuan dimana hasilnya akan berguna bagi perusahaan,
dan dapat menjadi sumber daya perusahaan. Karakteristik dari hutang meliputi; pengorbanan
manfaat ekonomi masa mendatang,menjadi keharusan sekarang untuk mentransfer
asset,timbul akibat transaksi masa lalu.
Anggaran Utang adalah anggaran untuk memperoleh dan membayar utang. Utang
kebalikan dari piutang. Pada umumnya utang perusahaan timbul dari terjadinya transaksi
pembelian bahan mentah dan bahan pembantu secara kredit untuk keperluan proses produksi.
Anggaran utang sangat berguna untuk kemajuan perusahaan bila utang tersebut dikelola
dengan baik. Cara mengelola utang yang baik antara lain dengan cara membuat anggaran
utang.
Faktor yang mempengaruhi anggaran utang yaitu ekspansi dan struktur modal.Selain
itu ada factor lain yang mempengaruhin besar kecilnya anggaran utang akan tergantung pada :
Anggaran Pembelian Material, Syarat Pembayaran, Tersedianya modal kerja dan kebijakan
perusahaan dalam pembayaran utang, Kepercayaan Suplier dan Bank. Informasi yang
diperlukan untuk menyusun budget utang antara lain: Rencana pembelian bahan mentah atau
bahan pembantu yang tertuang dalam budget pembelian bahan mentah, Keadaan persaingan
para pemasok bahan di pasar, Posisi perusahaan terhadap pihak pemasok bahan, Syarat
pembayaran yang ditawarkan oleh pihak penjual, Tersedianya modal kerja perusahaan.
Penyusunan anggaran utang merupakan tanggung jawab departemen keuangan.
Langkah pertama, departemen keuangan bekerja sama dengan departemen pembelian rutin
untuk mengumpulkan data belian dan syaratnya. Langkah kedua, menghitung anggaran utang
usaha pada periode tertentu. Langkah ketiga, menyusun anggaran utang usaha.
DAFTAR PUSTAKA

Nafarin, M. 2013. Pengangaran Perusahaan Edisi 3. Salemba Empat: Jakarta


https://indahnovitasari2233.wordpress.com/tugas-kuliah/.../budget-utang/
wi-chuichi.blogspot.com/2014/01/anggaran-utang.html
http://www.academia.edu/11660662/PENYUSUNAN_ANGGARAN_UTANG_DAN_MOD
AL
http://akupersit.blogspot.co.id/2012/12/anggaran-utang.html
http://dokumen.tips/documents/anggaran-utang-dan-modal.html

19

Anda mungkin juga menyukai