Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ANALISIS KREDIT

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan)


Dosen pengampuh:
Nurlaela Mapparessa, SE., M.Si.

Disusun oleh kelompok 4:


Reinward F. Habel C30120073
Nurul Fajriati C30120074
Melan C30120076
Reynaldi Adrianto C30120077
Perniati Tumba Liling C30120078

KELAS AK2
PROGRAM STUDI S1 EKONOMI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Analisis
Laporan Keuangan yang berjudul “ANALISIS KREDIT”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Nurlaela
Mapparessa, SE., M.Si., yang mengajar dan membimbing kami dan kepada teman-
teman sekalian yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
sehingga penulis meminta masukkan dan kritik serta saran yang membangun dari
para pembaca demi perbaikan dalam penyusunan makalah ini di masa mendatang.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan
terimakasih.

Palu, 2 November 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pentingnya Likuiditas dan Menguraikan Ukuran Modal Kerja dari
Likuiditas dan komponen-komponennya
2.2. Rasio Lancar dan Ukuran Likuiditas Berbasis Kas
2.3. Ukuran Likuiditas Terkait Siklus Operasi dan Perputarannya serta
Interpretasinya
2.4. Analisis Untuk Mengevaluasi Perubahan Terkait Kondisi dan
Kebijakan Perusahaan
2.5. Struktur Modal dan Hubungannya dengan Solvabilitas
2.6. Leverage Keuangan dan Implikasinya Terhadap Kinerja dan Analisis
Perusahaan

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan
3.2. Saran

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum kita tahu bahwa Fungsi Bank pemerintah adalah untuk
memberikan pelayanan kepada pemerintah, dunia usaha dan perorangan.
Kegiatan yang penting adalah membiayai proyek pembangunan yang bertujuan
menggairahkan industri baru maupun yang sedang berkembang, dalam wujud
menyediakan dana atau pemberian kredit.

Pemberian kredit ini megandung suatu tingkat resiko (degree of risk)


tertentu. Untuk menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang
mungkin terjadi, maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar
syarat bank teknis.

Analisis kredit mengandung pengertian penilaian kredit dalam segala aspek,


baik keuangan maupun non-keuangan. Menurut Lukman Dendawijaya
(2005:88) Analisis kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk
menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon
debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa
proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible). Dari
pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa Analisis kredit adalah suatu proses
analisis kredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio
keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar. tujuan analisis
kredit untuk melihat / menilai suatu usaha atas dasar kelayakan usaha, menilai
risiko usaha dan bagaimana mengelolanya, dan memberikan kredit atas dasar
kelayakan usaha.

Pada dasarnya analisis kredit digunakan untuk meneliti atau menilai


pemohon kredit secara mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon
kredit agar pelaksanaan kredit yang akan dilakukan dapat berjalan dengan
lancar sehingga tidak menimbulkan kredit macet.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana uraian dari Ukuran modal kerja dan komponen-
komponennya?
2. Apa itu rasio lancar dan bagaimana ukuran likuiditas yang berbasis kas?
3. Bagaimana ukuran likuiditas terkait siklus opersai?
4. Bagaimana hubungan struktur modal dengan solvabilitas
5. Apa itu leverage keuangan dan bagaimana implikasinya terhadap kinerja
perusahaan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kami beserta para
pembaca dapat lebih mengetahui tentang bagaimana itu analisis kredit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Likuiditas dan Menguraikan Ukuran Modal Kerja dari


Likuiditas dan komponen-komponennya.

A. Pengertian Likuiditas
Likuiditas (liquidity) adalah kemampuan untuk mengonversikan
aset menjadi kas atau untuk memperoleh kas untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek. Jangka pendek biasanya dipandang sebagai
periode hingga satu tahun, atau diidentifikasi sebagai siklus operasi
normal perusahaan (periode waktu yang mencakup siklus pembelian,
produksi, penjualan dan penagihan).

B. Prntingnya Likuiditas
Pentingnya likuiditas sebaiknya dipandang dengan
mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas
merupakan permasalahan terkait tingkatan. Kurangnya likuiditas
menyebabkan perusahaan tidak dapat memperoleh potongan harga atau
kesempatan yang menguntungkan. Masalah likuiditas yang lebih
ekstrem mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban lancarnya. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan harus
menjual investasi atau aset lainnya pada harga yang berkurang, dan
dampak yang paling parah adalah insolvabilitas dan kebangkrutan.

Pada dasarnya, rasio ini sangat penting untuk mengetahui kondisi


perusahaan. Pasalnya, rasio tersebut mampu memberi gambaran posisi
keuangan jangka pendek sehingga membantu perusahaan mengevaluasi
dan memantau seberapa besar efisiensi modal kerja yang dilakukan
dalam kurun waktu tertentu.

Para pemilik bisnis, akuntan, investor dan pelaku ekonomi lain


menggunakan rasio likuiditas itu untuk menghitung modal kerja atau
aset keuangan yang tersedia dalam sebuah perusahaan

C. Ukuran modal kerja


Modal kerja merupakan dana yang digunakan selama periode
akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan current income yang

3
sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Modal
kerja yang cukup akan memungkinkan suatu perusahaan untuk
beroperasi dengan seekonomis mungkin, akan tetapi modal kerja yang
berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini
akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, dan sebaliknya adanya
ketidak-cukupan modal kerja merupakan indikator utama kegagalan
suatu perusahaan.

Perjanjian pinjaman dan indenture obligasi atau kontrak obligasi


sering kali berisi ketentuan untuk mengelola tingkat modal kerja
minimum. Analisis keuangan menilai besaran modal kerja untuk
keputusan dan rekomendasi investasi. Instansi pemerintah menghitung
jumlah modal kerja keseluruhan untuk tindakan kebijakan dan
peraturan. Selain itu, laporan keuangan yang dipublikasikan
membedakan antara aset lancar dan tidak lancar dengan liabilitas
jangka panjang pendek ataupun jangka panjang sebagai respons atau
kebutuhan pengguna lainnya.

Berikut ini adalah 2 perusahaan yang memiliki jumlah modal


kerja yang sama. Namun dapat melakukan perbandingan secara cepat
terkait hubungan antara aset lancar dengan liabilitas jangka pendek
menunjukkan bahwa posisi modal kerja PT A lebih unggul
dibandingkan PT B.
PT A PT B
Aset Lancar…................................. $ 300.000 $ 1.200.000
Liabilitas Jangka Pendek….............. 100.000 1.000.000
Modal Kerja…................................ $ 200.000 $ 200.000

D. Komponen-komponennya
Menurut Riyanto (2010), modal kerja terdiri dari tiga komponen
atau elemen, yaitu kas, piutang dagang, dan persediaan. Adapun
penjelasan dari ketiga komponen modal kerja tersebut adalah sebagai
berikut :

1) Kas.
Kas merupakan bagian dari harta perusahaan yang paling
likuid dan dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban finansial
perusahaan. Selain itu merupakan alat tukar yang memungkinkan
manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya. Oleh karena
itu, diperlukan manajemen pada kas perusahaan. Tujuannya adalah

4
untuk menentukan kas minimum yang selalu harus tersedia, agar
selalu dapat memenuhi kewajiban pembayaran yang sudah sampai
waktunya.

2) Piutang dagang.
Piutang yang diterapkan pada perusahaan dapat menaikkan
hasil penjualan, menaikkan laba, dan memenangkan persaingan.
Pengelolaan piutang yang efisien dapat dilihat pada neraca yaitu
besar kecilnya piutang terutama dalam menetapkan jangka waktu
kredit yang akan mempengaruhi perputaran kerja. Sebaliknya bila
terlalu ketat maka penjualan akan menurun sehingga keuntungan
akan menurun juga.

3) Persediaan.
Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab
dilihat dari jumlahnya biasanya persediaan inilah unsur modal
kerja yang paling besar. Hal ini dapat dipahami karena persediaan
merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi
perusahaan, tanpa ada persediaan yang memadai kemungkinan
besar perusahaan tidak bisa memperoleh keuntungan yang
diinginkan, disebabkan proses produksi akan terganggu.

2.2 Rasio Lancar dan Ukuran Likuiditas Berbasis Kas

A. Pengertian rasio lancar


Current ratio atau rasio lancar adalah salah satu Rasio Likuiditas
yang digunakan untuk menilai posisi likuiditas suatu entitas dengan
menggunakan hubungan antara Aktiva Lancar dan Liabilitas Lancar.
Dengan kata lain, ini adalah alat yang digunakan untuk menilai apakah
aset lancar dapat melunasi kewajiban lancar atau tidak. Rasio ini tidak
hanya dimaksudkan untuk menilai masalah likuiditas tetapi juga
menilai penggunaan modal kerja entitas. Posisi likuiditas entitas
mungkin secara implisit terlihat sehat jika rasio lancar lebih tinggi dari
satu dan tidak sehat jika rasionya kurang dari satu.

Rasio lancar memberikan petunjuk kepada pengguna atau pembaca


apakah entitas mungkin mengalami masalah atau tidak untuk melunasi
kewajiban lancarnya dengan menggunakan kas yang tersedia, dan aset
lancar lainnya menjadi kas.

5
Current ratio juga membantu manajemen untuk memikirkan
bagaimana strategi arus kas selanjutnya untuk mengatasi masalah
likuiditas saat ini. Mungkin, negosiasi dengan bank untuk keringanan
bunga atau duduk dengan pemasok untuk menunda beberapa
pembayaran. Namun, hanya karena rasionya kurang dari satu, bukan
berarti perusahaan bermasalah dengan likuiditasnya.

B. Ukuran likuiditas berbasis kas


Ilustrasi pada ukuran likuiditas modal kerja menekankan perlunya
mempertimbangkan modal kerja relatif. Artinya, kelebihan modal kerja
sebesar $ 200.000 menghasilkan kesimpulan berbeda untuk perusahaan
dengan aset lancar sebesar $ 300.000 dengan perusahaan yang memiliki
aset lancar sebesar $ 1.200.000. Ukuran relatif yang umumnya
digunakan dalam praktik adalah rasio lancar . Rasio lancar (current
ratio) ditentuka sebagai berikut :

Pada ilustrasi likuiditas modal kerja, rasio lancar adalah 3:1 untuk
PT A dan 1,2:1 untuk PT B. Rasio ini mengungkapkan gambaran yang
berbeda antara PT A dan PT B, kemampuan untuk membedakan
perusahaan berdasarkan likuiditasnya membantu memperhitungkan
luasnya penggunaan rasio lancar.

2.3 Ukuran Likuiditas Terkait Siklus Operasi dan Perputarannya serta


Interpretasinya

A. Ukuran likuiditas piutang usaha


Dalam menilai likuiditas, termasuk kualitas modal kerja dan rasio
lancar, sangat penting utnuk mengukur kualitas dan lkuidtas piutang.
Kualitas dan likuiditas piutang usaha dipengaruhi oleh tingkat
perputarannya. Kualitas merujuk pada kemungkinan tertagihnya
piutang tanpa menimbulkan kerugian. Likuiditas merujuk pada
kecepatan dalam mengonversi piutang usaha menjadi kas. Tingkat
perputaran kas merupakan ukuran dari percepatan ini.

B. Perputara piutang usaha

6
Rasio perputaran piutang usaha (account receivable turnover)
dihitung sebagai berikut:

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑡𝑜 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎

Wesel tagih dari penjualan normal harus disertakan ketika


menghitung perputaran piutag usaha . perhitungan ini hanya
memasukkan penjualan kredit ketika menghitung rasio ini karena
penjualan tunai tidak menghasilkan piutang. Oleh karena laporan
keuangan jarang secara terpisah mengungkapkan penjualan tunai dan
kredit, analisis sering kali harus menghitung raasio ini dengan
menggunakan total penjualan neto (yaitu dengan mengasumsikan
penjualan tunaitidak signifikan). Jika pnjualan tunai signifikan, maka
rasio ini menjadi kurang bermanfaat. Namun, jika proporsi penjualan
tunai terhadap total penjualan relative stabil, maka perbandingan atas
perubahan rasio perputaran piutang antar tahun menjadi relibel/dapat
diandalkan. Cara langsung untuk menentukan rata-rata piutang usaha
adalah menambahkan saldo awal dan sldo akhir piutang usaha pada
periode tersebut dan membaginya dengan dua. Berikut contoh
perhitungan rasio perputaran piutang usaha.

C. Jumlah hari prnjualan dalam piutang

Jumlah hari penjualan dalam piutang (days sales receivables) mengukur


jumlah hari yang dibutuhkan, secara rata-rata untuk mengih piutang
usaha berdasarkan saldo akhir tahun pada piutang usaha. Rasio dihitung
dengan membagi piutang usaha dengan rata-rata penjualan harian
sebagai berikut.

Jumlah hari penjualan dalam piutang = piutang usaha/ penjualan

360

Dengan menggunakan data dari consumer electronic, perhitungannya


adalah sebagai berikut.

piutang usaha $250.000


= =
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 ($1.200.000/360)

$250.000
=75hari
$3.333

7
D. Menginterpretasikan perputaran persediaan

Kita dapat menilai tingkat pelanggan yang membayar tepat waktu.


Misalnya jika persyaratan kredit biasa adalah 40 hari, maka rata-rata
periode penagihan adalah 75 hari mencerminkan satu atau lebih kondisi
berikut ini
 Upaya penagihan yang buruk
 Penundaan dalam pembayaran pelanggan
 Pelanggan dalam kesulitan keuangan

Kondisi pertama menuntut tindakan korektif manajerial,


sedangkan dua kondisi lainya mencerminkan pada kualitas dan
likuiditas piutang usaha dan menuntut tindakan manajerial yang
bijaksana. Langkah awal adalah untuk menentukan apakah piutang
uaha mencerminkan efektivitas penjualan perusahaan. Kesulitan lain
yang berkaitan dengan apakah rasio perputaran piutang dihitung
berdasarkan piutang usaha bruto atau neto. Jika dihitung menggunakan
piutang usaha neto, hasil perhitungannya dipengaruhi oleh tingkat
koservatisme perusahaan dalam mengestimasi piutang tak tertagih.
Secara umum perhitungan rasio perputaran berdasarkan piutang usaha
bruto lebih disukai untuk menghindari masalah tersebut.

Tren lain yang perlu diamati adalah hubunganantara penyisihan


piutang tak tertagih dengan piutang usaha bruto yang dihitung sebagai
berikut:
Penyisihan pitang tak tertagih /Piutang usaha bruto

E. Ukuran perputaran persediaan


Persediaan merupakan investasi yang dibuat untuk tujuan
memperoleh imbal hasil melalui penjualan kepada pelanggan.
persediaan yang berlebihan juga menahan dana yang sebenarnya dapat
digunakan secara lebih menguntungkan pada hal lainnya. Oleh karena
resiko dalam menyimpan persediaan dan fakta bahwa persediaan lebih
lambat diubah menjadi kas dibandingkan piutang usaha, persediaan
umumnya dianggap sebagai asset lancar yang paling tidak likuid.

F. Perputaran persediaan
Rasio perputaran persediaan, mengukur rata-rata tingkat kecepatan
persediaan bergerak masuk dan keluar perusahaan. Perputaraan
perusahaan dihitung sebagai berikut:

Beban produk penjualan/Rata-rata persediaan

Komsistensi menggunakan beban pokok penjualan sebagai pembilang


karena seperti pesediaan, beban pokok penjualan dilaporkan pada biaya
perolehan. Sebaliknya, penjualan mencakup margin laba. Rata-rata

8
persediaan dihitung dengan menambahkan saldo persediaan awal dan
saldo persediaan akhir.

G. Hari penjualan dalam persediaan


Hari penjualan dalam persediaan dihitung dengan cara sebagai berikut:
Persediaan/beban pokok penjualan/ 360.

H. Menginterpretasikan perputaran persediaan


Kualitas persediaan merujuk pada kemampuan perusahaan untuk
menggunakan dan melepaskan persediaan. Namun demikian, harus
diakui bahwa perusahaan yang terus berlanjut tidak menggunakan
persediaan untuk membayar liabilitas jangka pendek, karena setiap
penurunan yang serius pada tingkat persediaan normal kemungkinan
akan menguragi volume penjualan.

Ukuran likuiditas persediaan yang berguna adlah periode konversi


atau siklus operasi. Ukuran ini mengombinasikan periode penagihan
piutsng dengan jumlah hari untuk menjual persediaan untuk
memperoleh interval waktu dalam mengonversikan persediaan utnuk
menggunakan hasil perhitungan.

Dalam mengevaluasi perputaran persediaan, analisis harus


waspada akan pengaruh prinsip akuntansi alternative dalam menilai
komponen rasio.

I. Likuiditas liabilitas jangka pendek


Liabiitas jangka pendek sangat penting dalam menghitung mpdel
kerja manapun rasio lancar untuk dua alasan yang saling yerkait berikut
ini.

Liabilitas jangka pendek digunakan dalam menentukan apakah


kelebihan asset lancar atas iabiitas jangka pendek.

Liabilitas jangka pendek dikurangi dari asset lancar untuk


menghitung modal kerja.

J. Kualitias liabilitas jangka pendek


Kualitas liabilitas jangka pendek harus dinilai berdasarkan tingkat
urgensi dalam pembayaran. Jika arus dana masuk dari pendapatan saat
ini dipandang sebagai dana yang tersedia untuk memayar liabilitas
jangka pendek, maka beban tenaga kerja dan beban serupa yang
membutuhkan pembayaran segera memiliki hak pertama atas
pendapatan tersebut. Untang usaha dan liabilitas lainnya dibayar hanya
setelah pengeluaran tersebut terpenuhi.

9
Analisis juga harus memperhatikan liabilitas yang tidak tercatat,
tetapi memilii klaim atas dana saat ini. Contohnya adalah komitmen
pembelian dan kewajiban pascapesiun serta kontrak sewa tertentu.

K. Jumlah hari pembelian dalam utang usaha


Suatu ukuran utnuk mengukur sejauh mana perusahaan bersandar
pada utang adalah rata-rata jumlah hari utang yang beredar. Cara
perhitungannya sebagai berikut:
Rata-rata jumlh hari utang yang beredar = utang usaha /Beban pokok
penjualan.

2.4 Analisis Untuk Mengevaluasi Perubahan Terkait Kondisi dan Kebijakan


Perusahaan

A. Komposisi lancar
Merupakan indicator likuiditas modal kerja. Penggunaan perbandingan
persentase common-size mempermudah evaluasi likuiditas komperatif
tanpa memperhatikan jumlahnya.

B. Rasio cepat
Rasio ini memasukkan asset yang paling tepat dikonversi menjadi kas
dan dihitung sebagai berikut.
Kas+ setara kas+efek yang dapat diperdagangkan + piutang usaha/
liabilitas jangka pendek.

C. Ukuran arus kas


Rasio yang membandingkan arus kas operasi dengan liabilitas jangka
pendek dapat mengatasi sifat statis rasio lancar karena pembilangnya
mecerminkan variable yang mengalir, rasio arus kas yang dihitung sebagai
berikut.
Arus kas operasi/ liabilitas jangka pendek

D. Fleksibilitas keuangan
Merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mengambil langkah-
langkah melawn gangguan tak terduga dalam arus dana. Hal tersebut dapat
berarti kemampuan untuk meminjam dari berbagai sumber untuk
meningkatkan modal ekuitas, menjual dan menarik kembali asset, atau
untuk menyesuaikan tingkat dan arah operasi untuk memenuhi perubahan
keadaan.

10
2.5 Struktur Modal dan Hubungannya dengan Solvabilitas

A. Dasar-dasar Solvabilitas
Analisis solvabilitas melibatkan beberapa elemen utama. Analisis
struktur modal adalah salah satunya. Struktur modal merujuk pada sumber
pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat berasal dari modal ekuitas yang
relatif permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek yang lebih
temporer dan berisiko. Setelah perusahaan memperoleh pendanaan, maka
perusahaan akan menginvestasikannya pada berbagainaset. Aset
merepresentasikan sumber keamanan sekunder bagi pemberi pinjaman dan
dapat berasal dari pinjaman yang dijamin oleh aset tertentu hingga aset yang
tersedia sebagai pengamanan umum untuk kreditor tidak terjamin. Faktor
ini dan lainnya menghasilkan perbedaan risiko yang berkaitan dengan
berbagai aset dan sumber pendanaan.

Elemen kunci solvabilitas jangka panjang lainnya adalah laba atau


kemampuan menghasilkan laba (earnings or earning power)-yang
menunjukkan kemampuan berulang untuk menghasilkan kas dari operasi.
Ukuran berbasis laba merupakan indikator penting dan dapat diandalkan
terkait kekuatan keuangan. Laba merupakan sumber kas yang paling
diinginkan dan diandalkan untuk pembayaran jangka panjang atas bunga
dan pokok utang. Sebagai ukuran arus kas masuk dari operasi, laba sangat
krusial untuk menutupi bunga jangka panjang dan beban tetap lainnya. Arus
laba yang stabil merupakan ukuran penting atas kemampuan perusahaan
untuk meminjam pada saat kekurangan kas. Hal ini juga merupakan ukuran
dari kemungkinan perusahaan untuk bangkit setelah menghadapi kesulitan
keuangan.

Pemberi pinjaman melindungi diri mereka dari keadaan insolvensi


perusahaan dan kesulitan keuangan dengan memasukkan beberapa
persyaratan pinjaman dalam perjanjian pinjaman. Persyaratan pinjaman
mengatur kondisi gagal bayar, biasanya berdasarkan ukuran akuntansi, pada
tingkat yang memungkinkan pemberi pinjaman memiliki kesempatan untuk
menagih pinjamanan mereka sebelum kesulitan keuangan memburuk.
Perjanjian biasanya dirancang untuk (1) menekankan ukuran utama dari
kekuatan keuangan seperti rasio lancar dan rasio utang terhadap ekuitas, (2)
melarang penerbitan utang tambahan, (3) menjamin tidak ada pengeluaran
sumber daya perusahaan melalui dividen yang berlebihan atau akuisisi.
Perjanjian tidak tidak dapat menjamin kepada pemberi pinjaman dari
kerugian operasi-walaupun merupakan sumber kesulitan keuangan.

11
Perjanjian dan ketentuan perlindungan juga tidak dapat menggantikan
kewaspadaan dan pemantuan terhadap hasil hasil operasi dan kondisi
keuangan perusahaan.

B. Pentingnya struktur modal


Struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada
perusahaan yang sering diukur dalam hal besaran relatif berbagai sumber
pendanaan. Stabilitas keuangan perusahaan dan risiko kebangkrutan
tergantung pada sumber pendanaan dan jenis maupun jumlah berbagai aset
yang dimilikinya. Pentingnya menganalisis struktur modal diambil dari
berbagai perspektif, salah satunya adalah perbedaan antara utang dan
ekuitas. Ekuitas (equity) merujuk pada modal risiko (risk capital) suatu
perusahaan. Karakteristik modal ekuitas mencakup imbal hasil yang tidak
pasti atau tidak ditentukan dan tidak memiliki pola pembayaran kembali.
Modal ekuitas berkontribusi terhadap stabilitas dan solvabilitas
perusahaan.Modal ekuitas ini biasanya bersifat permanen, kegigihan dalam
masa kesulitan, dan tidak memiliki persyaratan dividen yang bersifat wajib.
Perusahaan dapat menginvestasikan pendanaan ekuitas pada aset jangka
panjang dan membuka kemungkinan pada usaha yang berisiko tanpa
hambatan atas penarikan kembali.

Berbeda dengan modal ekuitas, modal utang (debt) jangka pendek


maupun jangka panjang harus dilunasi. Semakin lama jangka waktu
pelunasan (repayment period) utang dan semakin kecil tuntutan ketentuan
pelunasannya, maka semakin mudah bagi perusahaan untuk melunasi modal
utang. Namun, utang harus dilunasi pada waktu yang telah ditentukan
terlepas dari kondisi keuangan perusahaan, dan juga bunga periodik yang
terdapat pada kebanyakan utang. Kegagalan membayar pokok pinjaman dan
bunga biasanya berujung pada proses hukum, di mana pemegang saham
biasa dapat kehilangan kendali terhadap perusahaan dan sebagian atau
seluruh investasi mereka. Semakin besar proporsi utang dalam struktur total
modal perusahaan, semakin tinggi beban tetap dan komitmen pembayaran
kembalin(pelunasan) yang ditimbulkan. Kemungkinan ketidakmampuan
perusahaan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman saat jatuh tempo
serta potensi kreditor mengalami kerugian juga meningkat.

Bagi investor saham biasa, utang mencerminkan risiko kerugian


investasi mereka, dengan diimbangi potensi laba dari leverage keuangan.
Leverage keuangan (financial leverage) adalah penggunaan utang untuk
meningkatkan laba. Leverage memperbesar kesuksesan (laba) maupun

12
kegagalan (rugi) manajerial. Batas utang yang berlebihan menghambat
inisiatif dan fleksibilitas manajemen untuk mengejar peluang yang
menguntungkan. Bagi kreditor, meningkatnya modal ekuitas lebih
diutamakan sebagai perlindungan terhadap kerugian pada saat kesulitan.
Penurunan modal ekuitas sebagai bagian proporsional dari pendanaan
perusahaan menurunkan perlindungan kreditor terhadap kerugian dan
berdampak pada meningkatnya risiko kredit. Tugas analisis ini adalah
mengukur tingkat risiko yang diakibatkan adanya struktur modal
perusahaan. Bagian lain bab ini akan melihat motivasi untuk modal utang
dan mengukur dampaknya.

2.6 Leverage Keuangan dan Implikasinya terhdap Kinerja dan Analisis


Perusahaan

A. Konsep leverage keuangan


Perusahaan biasanya menggunakan pendanaan utang dan ekuitas.
Kreditor biasanya tidak bersedia memberikan pendanaan tanpa
perlindungan yang diberikan oleh pendanaan ekuitas. Leverage keuangan
merujuk pada jumlah pendanaan utang dalam struktur modal perusahaan.
Perusahaan dengan leverage keuangan disebut dengan perdagangan pada
ekuitas (trading on the equity). Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan
menggunakan modal ekuitas sebagai dasar peminjaman dalam keinginan
untuk memperoleh kelebihan imbal hasil.

B. Dampak leverage keuangan


Selain keuntungan dari kelebihan imbal hasil untuk leverage keuangan
dan pengurangan pajak bunga, posisi utang jangka panjang dapat
menghasilkan manfaat lainnya bagi pemegang ekuitas. Sebagai contoh,
perusahaan yang sedang tumbuh dapat menghindari dilusi laba per saham
melalui penerbitan utang. Selain itu, jika tingkat suku bunga meningkat,
perusahaan dengan leverage yang membayar dengan tingkat suku bunga
tetap yang lebih rendah akan lebih menguntungkan dibandingkan
pesaingnya yang tanpa leverage. Namun, ini juga berlaku sebaliknya. Pada
akhirnya, saat masa inflasi, liabilitas moneter (seperti kebanyakan modal
utang) menghasilkan keuntungan dari tingkat harga.

C. Penyesuaian untuk analisis struktur modal


Pengukuran dan pengungkapan akun liabilitas (utang) dan ekuitas pada
laporan keuangan diatur berdasarkan penerapan prinsip akuntansi yang

13
berlaku umum. Analisis harus mengingat prinsip ini ketika menganalisis
struktur modal dan implikasinya terhadap solvabilitas.

 Penyesuaian terhadap nilai buku dari liabilitas


Hubungan antara liabilitas dan modal ekuitas, dua sumber utama
dari pendanaan perusahaan, merupakan faktor penting dalam menilai
solvabilitas jangka panjang, Pemahaman terhadap hubungan ini
menjadi penting dalam analisis. Keberadaan liabilitas tidak sepenuhnya
dicerminkan pada laporan posisi keuangan, dan terdapat pos yang
terkait dengan pendanaan yang klasifikasi akuntansi sebagai utang atau
ekuitas tidak harus diterima begitu saja dalam analisis. Identifikasi dan
klasifikasi pos ini tergantung pada pemahaman menyeluruh atas
substansi ekonomi dan kondisi yang memengaruhinya.

 Pajak penghasilan tangguhan


Salah satu pertanyaan penting adalah apakah pajak tangguhan
diperlakukan sebagai liabilitas, ekuitas, atau sebagai bagian utang dan
bagian ekuitas. Jawabannya tergantung dari sifat tangguhan,
pengalaman di masa lalu dari akun tersebut (seperti pola
pertumbuhannya), dan kemungkinan pembalikan di masa depan. Dalam
mencapai keputusan tersebut, perlu mengakui bahwa, dalam situasi
normal, pajak tangguhan akan membalik dan menjadi utang ketika
ukuran perusahaan menurun. Jika pembalikan di masa depan memiliki
kemungkinan sangat kecil, seperti yang mungkin terjadi dengan
perbedaan waktu dari penyusutan dipercepat, maka pajak tangguhan
harus dianggap seperti pendanaan jangka panjang dan diperlakukan
seperti ekuitas. Namun, jika kemungkinan pelunasan pajak tangguhan
di masa mendatang cukup tinggi, maka pajak tangguhan (atau sebagian
jumlahnya) harus diperlakukan seperti liabilitas jangka panjang.

 Sewa operasi
Praktik akuntansi saat ini mensyaratkan bahwa sebagian besar
pendanaan sewa jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan disajikan
sebagai utang Namun demikian, perusahaan memiliki peluang tertentu
untuk struktur sewa dengan tujuan menghindari pelaporan mereka
sebagai utang. Sewa operasi seharusnya diakui pada laporan posisi
keuangan untuk tujuan analitis.

14
 Pendanaan di luar laporan posisi keuagan
Untuk menentukan utang pada suatu perusahaan, analisis harus
memperhatikan bahwa beberapa manajer berusaha menurunkan nilai
utang yang dilaporkan, sering kali dengan cara yang baru dan terkadang
kompleks.

 Liabilitas kontijensi
Kontinjensi seperti garansi dan jaminan produk mencerminkan
kewajiban untuk menawarkan jasa dan produk di masa depan yang
diklasifikasikan sebagai liabilitas. Umumnya, cadangan yang
menimbulkan beban terhadap laba juga dianggap sebagai liabilitas.
Analisis harus membuat penilaianbmengenai kemungkinan komitmen
atau kontinjensi menjadi liabilitas aktual, dan memperlakukan pos
tersebut dengan semestinya. Sebagai contoh, jaminan atas utang entitas
anak atau lainnya yang mungkin menjadi liabilitas harus diperlakukan
sebagai liabilitas,

 Kepentingan non-pengendali
Kepentingan nonpengendali pada laporan keuangan konsolidasian
merepresentasikan nilai buku atas kepentingan kepemilikan pemegang
saham minoritas pada entitas anak dalam kelompok konsolidasi. Akun
ini bukan liabilitas yang serupa dengan utang, karena tidak memiliki
pembayaran dividen yangbbersifat wajib maupun pembayaran kembali
pokok. Pengukuran struktur modalbmemusatkan pada aspek
pembayaran wajib atas liabilitas. Dari sudut pandang ini, kepentingan
nonpengendali cenderung lebih menyerupai klaim pihak luar
kepadanbagian ekuitas atau saling hapus (offset) yang merupakan
kepemilikan proporsional dari aset mereka.

 Utang yang dapat dikonversi


Utang yang dapat dikonversi biasanya dilaporkan di antara
liabilitas (atau sebagai pos yang terpisah dari daftar utang maupun

15
ekuitas). Jika hal konversi menunjukkan utang ini akan dikonversi
menjadi saham biasa, maka utang tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai ekuitas untuk tujuan analisis struktur modal.

 Saham prefen
Kebanyakan saham preferen tidak mensyaratkan kewajiban untuk
membayar dividen atau pembayaran kembali pokok. Karakteristik ini
mirip dengan ekuitas. Saham preferen dengan persyaratan penebusan
wajib mirip degan utang dan harus dianggap sebagai utang dalam
analisis.

16
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Likuiditas (liquidity) merujuk pada ketersediaan sumber daya perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek. Risiko Likuiditas jangka
pendek suatu perusahaan dipengaruhi oleh penentuan waktu arus kas masuk
dan arus kas keluar bersamaan dengan prospek untuk kinerja masa depan.
Analisis likuiditas ditunjukkan pada aktivitas operasi perusahaan, kemampuan
untuk menghasilkan laba dari penjualan produk dan jasa, serta kebutuhan dan
ukuran modal kerja.

Solvabilitas (solvency) merujuk pada viabilitas keuangan jangka panjang dan


kemampuan perusahan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang. Semua
aktivitas bisnis suatu perusahaan-pendanaan, investasi, dan operasi-akan
mempengaruhi solvabilitas perusahaan. Salah satu komponen yang paling
penting dalam analisis solvabilitas adalah komposisi struktur modal suatu
perusahaan. Struktur modal (capital structure) merujuk pada sumber-sumber
pendanaan dan atribut ekonomi suatu perusahaan.

3.2 Saran
Sekian isi dari makalah kelompok 4. Semoga dengan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar bisa menjadi acuan untuk kedepannya.
Terimakasih

17

Anda mungkin juga menyukai